Anda di halaman 1dari 31

LEMBEK,

TITIK NYALA, TITIK


BAKAR
DAN BERAT JENIS ASPAL
Kelompok 1 :

Fenia Eva Saputri 180521629019


Fitrotin Ainiah 180521629011
Gusti Ratu Wali 180521629098
Jupriadi 180521600148
Maharani Firjatullah Q. 180521629074
M. Khafid Akbar 180521629066
Uji Titik
A.Lembek Aspal

B.
Sifat visiko elastis aspal dapat maksimal jika
penentuan titik lembek dilakukan dengan tepat,
apabila dilakukan kurang tepat atau asal-asalan
maka aspal menjad encer dan sifat viskos nya
akan luntur, maka perlu dilakukan uji titik
lembek. Titik lembek yaitu keadaan dimana aspal
melunak akibat kenaikan temperatur pada
perkerasan jalan.
Ringkasan Pengujian
-tuang Aspal secara merata pada kedua cincin yang
terbuat dari bahan kuningan

-lalu kedua cincin dipanaskan dengan kenaikan


temperatur tertentu di dalam bejana peredam

-sebelumnya beri beban bola baja di atas lapisan aspal

-titik lembek dicatat sebagai rata-rata temperatur ketika


kedua lapisan aspal pada cincin melunak dan bola baja
yang diselimuti aspal jatuh ke pelat dasar pada jarak 25
cm
Peralatan uji
1. Cincin, dua cincin terbuat dari bahan kuningan
2. Pelat persiapan benda uji 50mm x 75mm
3. Bola baja, diameter 9,5mm dengan berat ±0,05g
4. Pengarah bola
5. Bejana peredam
6. Dudukan benda uji
7. Termometer,
a. skala 2o – 80o untuk temperatur rendah
(sesuai syarat SNI 19-6421-2000)
b. skala 30o – 200o unutuk temperatur tinggi
(sesuai syarat SNI 19-6421-2000)
Bahan Dan Media
1. Cairan peredam :
- air suling yang sudah dididihkan
- gliserin, titik nyala 160 °
- Ethyline glycol, titik didih antara 193 ° sampai dengan 204
°

2. Aspal

3. Media persiapan benda uji


Uji Titik
B. Nyala Aspal
Uji Titik Nyala Aspal

Titik nyala dan bakar aspal dapat digunakan untuk


mengukur kecenderungan aspal dapat terbakar panas dan
api pada kondisi terkontrol di laboratorium. Hasil tersebut
dapat digunakan sebagai informasi bahaya kebakaran
yang sesungguhnya di lapangan.
Penelitian Djoko Sarwono, dkk Pembuatan Semarbut Aspal Tipe 4
digunakan metode pencampuran panas-panas, yaitu memanaskan aspal
penetrasi 60/70 hingga 100°C terlebih dahulu kemudian dicampurdengan
ekstrak asbuton yang sudah dipanaskan sehingga kandungan air
didalamnya hilang. Pada tahap ini dilakukan beberapa variasi komposisi
antara kadar asbuton emulsi dan kadar aspal penetrasi 60/70 yang dapat
dilihat pada Tabel 1.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan terdiri dari:
-cawan Cleveland
-pelat pemanas
-nyala api penguji
-thermometer
-pemanas dan penyangga.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah :


-aspal
-pelarut pembersih yang terdiri dari aseton, toluen, xylene
dan minyak tanah.
Langkah Kerja Pengujian Titik
Nyala
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan dipersiapkan.

2. Aspal dimasukkan ke dalam cleveland open cup sampai


batas yang terdapat pada cleveland open cup.

3. Cleveland open cup diletakkan di atas kompor.

4. Termometer dipasang sedemikian rupa sehingga dapat


mengukur suhu aspal dengan baik. Kira-kira dipasang pada
seperempat diameter cawan cleveland open cup.

5. Suhu awal aspal diukur sebelum dipanaskan.

6. Kompor listrik dinyalakan untuk memanaskan aspal.


Lanjutan
7. Suhu aspal diamati ketika dipanaskan dan mencatat
waktunya setiap kenaikan suhu 5ºC.

8. Api dan minyak tanah disiapkan untuk menyalakan


tongkat sumbu yang akan digunakan untuk menguji titik
nyala dan titik bakar aspal.

9. Ketika suhu aspal telah mencapai kira-kira 200ºC, maka


aspal sudah dapat diuji titik nyala maupun titik bakarnya.

10. Api dinyalakan pada tongkat sumbu dan menguji titik


nyala aspal dengan cara api tersebut dilewatkan pada sisi atas
aspal dengan jarak ± 1 cm dari permukaan atas aspal
Lanjutan
11. Apabila masih belum terdapat percikan api, maka
langkah 10 dilakukan berulang-ulang sampai terdapat
percikan api pada aspal ketika api dilewatkan di atas aspal
dengan tetap mengamati kenaikan suhu dan mencatat waktu
setiap kenaikan suhu aspal sebesar 5ºC.

12. Setelah langkah 10 terus diulangi dan timbul percikan api


pada permukaan atas aspal, maka pada saat itulah titik nyala
aspal.

13. Kemudian suhu yang terukur pada termometer ketika


titik nyala aspal telah tercapai dan waktu yang dibutuhkan
dicatat.
Lanjutan
14. Setelah itu, aspal masih terus dipanaskan dan suhu aspal
masih terus diamati dengan mencatat waktu setiap kenaikan
5ºC.

15. Setelah terdapat nyala api pada permukaan aspal selama


± 5 detik, maka saat itulah titik bakar aspal telah tercapai.

Kemudian suhu yang tertera pada termometer diamati dan


waktu yang dibutuhkan dicatat ketika titik bakar aspal telah
tercapai.

NB: Proses melewatkan api di atas permukaan aspal, perlu


diperhatikan jangan sampai nyala api mati, karena akan
menyebabkan suhu aspal dapat turun kembali, jadi perlu
Uji Titik
Bakar
Aspal .C
MENURUT SNI

Titik bakar merupakan salah satu cara untuk menentukan kecendrungan


aspal dapat terbakar akibat panas dan api, pada kondisi di laboraturium
yang terkontrol. Temperatur terendah titik bakar ketika uap benda uji
terbakar selama minimum 5 detik apabila dilewatkan api penguji.
Temperatur titik bakar tersebut harus dikoreksi pada tekanan barometer
udara 101,3 kPa (760 mm Hg)
Alat
1. Cleveland open cup. Alat ini berfungsi untuk
memperkirakan suhu maksimum pemanasan.

2. Thermometer . Thermometer berfungsi untuk mengukur


suhu aspal.

3.Kompor listrik , berfungsi untuk memanaskan aspal.

4. Pelat pemanas, berfungsi untuk meletakkan cawan


cleveland.

5. Nyala penguji, berupa korek api gas dan kawat baja


yang berfungsi untuk memberikan nyala sebagai
pemanas.

6. Stopwatch, berfungsi untuk mencatat waktu


Bahan
a. Aspal

b. Pelarut pembersih, umumnya adalah


bahan yang mudah terbakar terdiri dari
aceton, toluol, xylol dan minyak tanah
Langkah Pengujian Titik Bakar
1. Alat dan bahan yang dibutuhkan dipersiapkan.

2. Aspal dimasukkan ke dalam cleveland open cup sampai


batas yang terdapat pada cleveland open cup.

3. Cleveland open cup diletakkan di atas kompor.

4. Termometer dipasang sedemikian rupa sehingga dapat


mengukur suhu aspal dengan baik. Kira-kira dipasang pada
seperempat diameter cawan cleveland open cup.

5. Suhu awal aspal diukur sebelum dipanaskan.

6. Kompor listrik dinyalakan untuk memanaskan aspal.


Lanjutan
7. Suhu aspal diamati ketika dipanaskan dan mencatat
waktunya setiap kenaikan suhu 5ºC.

8. Api dan minyak tanah disiapkan untuk menyalakan


tongkat sumbu yang akan digunakan untuk menguji titik
nyala dan titik bakar aspal.

9. Ketika suhu aspal telah mencapai kirakira 200ºC, maka


aspal sudah dapat diuji titik nyala maupun titik bakarnya.

10. Api dinyalakan pada tongkat sumbu dan menguji titik


nyala aspal dengan cara api tersebut dilewatkan pada sisi atas
aspal dengan jarak ± 1 cm dari permukaan atas aspal
Lanjutan
11. Apabila masih belum terdapat percikan api, maka
langkah 10 dilakukan berulang-ulang sampai terdapat
percikan api pada aspal ketika api dilewatkan di atas aspal
dengan tetap mengamati kenaikan suhu dan mencatat waktu
setiap kenaikan suhu aspal sebesar 5ºC.

12. Setelah langkah 10 terus diulangi dan timbul percikan api


pada permukaan atas aspal, maka pada saat itulah titik nyala
aspal.

13. Kemudian suhu yang terukur pada termometer ketika


titik nyala aspal telah tercapai dan waktu yang dibutuhkan
dicatat.
Lanjutan
15. Ketika titik nyala aspal telah tercapai, maka aspal harus
sering diuji dengan cara api dilewatkan di atas aspal dengan
cara serupa pada langkah 10.

16. Setelah terdapat nyala api pada permukaan aspal selama


± 5 detik, maka saat itulah titik bakar aspal telah tercapai.
Kemudian suhu yang tertera pada termometer diamati dan
waktu yang dibutuhkan dicatat ketika titik bakar aspal telah
tercapai.
Uji Berat
Jenis
D. Aspal
Berat jenis aspal yaitu perbandingan antara berat jenis aspal padat dan
berat air suling dengan isi yang sama pada suhu 25° C atau 15,5° C.

Berat jenis aspal dapat dipengaruhi dari sifat-sifat physis aspal itu sendiri,
antara lain : titik leleh, titik nyala, ductility, uji kelarutan, dan lain-lain.
Berat jenis diperlukan sebagai data konversi di lapangan, yaitu
mengkonversikan dari berat ke volume atau dari volume ke berat.
Menentukan berat
jenis aspal dapat
dihitung dengan:

Keterangan:
A = Berat Piknometer + Tutup (gr)
B = Berat Piknometer + Tutup + Air (gr)
C = Berat Piknometer + Tutup + Aspal (gr)
D = Berat Piknometer + Tutup + Aspal + Air (gr)
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan berat jenis aspal dan
mutu aspal sesuai dengan prosedur pengujian yang digunakan.
1. Piknometer, digunakan untuk menampung air suling
Alat
dan aspal yang sudah dipanaskan pada saat pengujian
berlangsung

2. Oven, alat yang digunakan untuk mengeringkan benda


uji dan memanaskan aspal hingga mencair

3. Timbangan elektrik, digunakan untuk menimbang


benda uji

4. Bejana Gelas, Terbuat dari plastic, digunakan untuk


menampung air suling sebelum dimasukan kedalam
piknometer

5. Corong kaca. Terbuat dari kaca, digunakan untuk


membantu memasukan aspal cair ke dalam piknometer

6. Kawat. Digunakan untuk membantu membersihkan/


mengeringkan piknometer
Bahan :
1. Aspal Padat ± 25 - 30 gr.

2. Aquades
Langkah Pengujian Berat Jenis
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Timbang Piknometer + Tutup ( A gr )

3. Masukan air aquades kedalam piknometer sampai tidak


ada gelembung udara. Bila terdapat gelembung udara dalam
piknometer, gunakan kawat untuk menghiangkan gelembung
tersebut.

4. Tutup piknometer tersebut tanpa ditekan dan patikan


piknometer+tutup terisi dengan air aquades agar volumenya
terukur, jika permukaan luar basah bersihkan dengan tisu
lalu masukan kedalam ruang terkondisi dengan suhu 25oC
selama ± 15 menit.
Lanjutan
5. Timbang Piknometer + Tutup + Air aquades tersebut ( B gr
).

6. Setelah itu tuangkan air aquades tersebut kedalam bejana


gelas.

7. Bersihkan piknometer menggunakan tissue kemudian oven


piknometer tanpa air selama ± 2-3 menit dengan suhu
110±5oC.

8. Membuat bola-bola aspal kemudian timbang aspal ± 25 -


30 gr.

9. Pasangkan corong gelas pada piknometer kemudian


Lanjutan
10. Setelah aspal mencair, keluarkan piknometer kemudian
dinginkan dengan menggunakan kipas angin.

11. Timbang Piknometer + Tutup + Aspal ( C gr )

12. Masukan air aquades kedalam piknometer yang berisi


aspal. Bila terdapat gelembung udara dalam piknometer,
gunakan kawat untuk menghiangkan gelembung tersebut.

13. Timbang piknometer + tutup + aspal + air ( D gr ).

14. Hitung berat jenis aspal berdasarkan data yang


didapatkan dari hasil pengujian tersebut.
THAN
KS!

Anda mungkin juga menyukai