Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN

PEMBERIAN PAKAN
:
Menyusun Pakan Lokal :

Pelajari potensi daerah dalam hal :


Ketersediaan bahan baku
Murah dan mudah diperoleh

 
Setelah bahan baku didapat:
• Ketahui kandungan nutrisinya (dgn analisa Lab atau dari
pustaka hasil penelitian)
• Pelajari batas penggunaannya
• Formulasikan ransum sesuai kebutuhan
• Uji palatabilitas thd sampel ternak
• Perubahan genetik & perbaikan manajemen dpt merubah
penyusunan pakan.
Proses mencampur bahan pakan

• Timbang setiap bahan baku sesuai formulasi dgn tepat.


• Campur mulai dr butiran kemudian tepung sampai
tercampur baik.
• Bahan jenis minyak ditambahkan
• Proses mengaduk dpt dilakukan manual di lantai kering atau
dgn mesin pengaduk.
• Pencampuran pakan harus homogen spy tdk defisiensi zat
pakan.
• Pakan segar dpt langsung diberikan pada unggas.
• Sisa pakan disimpan di tempat kering & tertutup rapat
Daya tahan pakan
Dipengaruhi oleh :
1. Suhu & kelembaban lingkungan
2. Tehnik penyimpanan
3. Alat tempat menyimpan
4. Kebersihan lingkungan
5. Binatang pengerat dan serangga
6. Formulasi ransum
Pakan mudah rusak dan tengik jika tdk
memperhatikan faktor diatas.
Proses ketengikan pakan
1.Proses ketonik. Pakan asal tumbuhan yg disimpan pada ruang
penyimpanan bersuhu tinggi dan lembab akan cepat menimbulkan
jamur, seperti Aspergilus niger, Penisilium glaukum dan kapang.
2.Proses oksidasi. Terjadi pd ikatan rangkap pd asam lemak tdk
jenuh, dan reaksi ini dapat terjadi lebih cepat apabila pakan
terkena cahaya matahari..

3.Hidrolisis. Terjadi krn reaksi kimia antara gliserol & asam bebas
dari pakan unggas.

untuk menghambat proses ketengikan :antioksidan, mis. vitamin E


Cara Pemberian Pakan pada Tempatnya

• Hari pertama tempat pakan dpt diisi penuh,


tp jangan berhamburan.
• Selanjutnya tempat pakan tidak terlalu
penuh dan juga tidak terlalu sedikit (yg baik
2/3 dari tempat pakan).
• Mudah dicapai oleh ayam. Ketinggian tempat
pakan disesuaikan dengan besar ayam.
• Pengisian dilakukan beberapa kali/hr.
Modifikasi Pakan di Iklim Tropis

• Suhu lingkungan >21oC menurunkan


kebutuhan energi sekitar 30 kcal/hari selama
stres panas, shg konsumsi pakan menurun
5% untuk setiap kenaikan 1oC dari suhu
antara 32oC - 38oC.
• Suhu ideal untuk mencapai berat badan
optimum pada broiler yaitu 20-22oC dan 15-
27oC untuk efisiensi pakan.
• Walaupun program breeding komersial
sekarang ini telah difokuskan pd performans
produksi yg membuat ayam lebih tahan
terhadap cekaman panas namun, masih
diperlukan beberapa strategi utk mengurangi
cekaman panas pd unggas, diantaranya
dengan modifikasi pakan.
Contoh Modifikasi Pakan di Iklim Tropis :

1. Formulasi ransum dgn energi & protein


seimbang.
2. Penambahan lemak
3. Keseimbangan asam amino
4. Suplementasi vitamin dan mineral
5. Memperbaiki metabolisma air
6. Penambahan zat aditif
7. Pemberian elektrolit pada pakan
1. Energi dan protein seimbang

• Pd periode pertumbuhan ayam cenderung


mengkonsumsi pakan dgn energi rendah, shg protein
pakan harus ditingkatkan yakni 20-22% agar tidak
terjadi defisiensi protein. Energi 2900 kkal/kg

• Untuk mencegah penurunan konsumsi pakan, maka


energi pakan pada periode awal pertumbuhan
sebaiknya diturunkan, terutama pakan yang
bersumber karbohidrat (KH) karena Energi (E) yg
berasal dr KH dpt meningkatkan cekaman panas.
Penambahan Lemak

• meningkatkan palatabilitas pakan


• memberikan tambahan kalori
• meningkatkan penggunaan nutrisi pd kondisi
stres panas.
Keseimbangan asam amino

• terutama metionin dan lisin dpt memperkecil deposisi


lemak dlm hati, shg unggas lebih tahan terhadap suhu
panas. Pakan rendah protein dgn asam amino kritis yg
seimbang lebih menguntungkan dibandingkan pakan
dgn kandungan protein yg tinggi, tp kandungan asam
amino kritisnya tdk seimbang. Pada suhu yg lebih
tinggi lagi, tdk terlalu menguntungkan untuk
meningkatkan kadar protein dalam pakan. Oksidasi
atas kelebihan protein atau asam amino akan
menghasilkan panas metabolik.
Suplementasi vitamin & mineral

• Suplementasi vitamin C, A, Thiamin, E, D3


• Vit E mengurangi infeksi E.colli, Vit C memperbaiki
pertumbuhan, produksi telur, jumlah telur yg
menetas.
• Aktivitas vitamin dlm pakan hilang apabila pakan
disimpan pd suhu tinggi & lembab. Aktivitas vitamin
dipertahankan dengan antioksidan + kondisi
penyimpanan yg tepat .
• Sifat tengik dari lemak dapat mempercepat
denaturasi vitamin
Suplementasi kalsium
• Kebutuhan Ca utk petelur meningkat pd lingkungan
bersuhu tinggi. Stres panas mengurangi penyerapan Ca
dan vitamin D3 yang esensial untuk penggunaan dan
penyerapan kalsium.
• Penambahan grit, kulit kerang atau limestone 1
gram/ekor akan sangat membantu.
• Kelebihan Ca dpt mengurangi konsumsi pakan, karena
reaksi fisiologis yang dapat mempengaruhi selera makan.
Kalsium dapat disajikan terpisah sebagai pilihan bagi
unggas. Ukuran minimum sumber Ca yg mampu
memperbaiki retensi gizzard adalah sekitar 1 mm.
Memperbaiki metabolisma air

• Air minum dingin 5, 10 &15oC meningkatkan


produksi telur & kualitas kulit telur pada saat
stres panas krn air dingin meningkatkan
pembuangan panas dr dalam tubuh, dan
menurunkan kecepatan respirasi. Cara lain
pemberian potasium klorida pada air minum
pada suhu 10-27oC dapat memperbaiki
konsumsi pakan dan pertambahan bobot
badan (Balnave, 2004).
Suplementasi zat aditif
• Performans unggas yang kurang baik karena
stres panas dapat ditingkatkan dengan
penambahan enzim atau probiotik dalam
pakan atau beberapa jenis antibiotik yang
dapat mengatasi stres.
Pemberian elektrolit atau unsur penyangga

• Selama stres panas, unggas mempertahankan suhu tubuh dengan


meningkatkan pernapasan, di antaranya evaporasi air metabolik yang
akan meningkatkan kebutuhan air. Penambahan elektrolit 1,5% seperti
sodium, potassium dan chloride ke dalam air dingin membantu
meningkatkan konsumsi makan pada unggas yang mengalami stres
panas.
• Alkalosis yang disebabkan oleh stres panas dapat diatasi dengan
penambahan 0,5% sodium bikarbonat atau 0,3-1,0% ammonium chloride
atau sodium zeolite ke dalam pakan. Pengeluaran potassium melalui
urine secara nyata lebih banyak pada suhu tinggi (35oC) dibandingkan
pada suhu 24oC, sehingga kebutuhannya meningkat 0,4-0,6% pada
kisaran suhu 25oC sampai 38oC.
• Tetapi, kelebihan elektrolit dapat menyebabkan kotoran basah, dan
dapat menurunkan konsentrasi bikarbonat darah.

Anda mungkin juga menyukai