hal.3-10
A.Pengertian Budaya Politik
Berikut ini merupakan pengertian budaya politik menurut beberapa ahli ilmu politik
:
1. Gabriel Almond & Sidney Verba
Budaya politik adalah sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka
ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem itu.
2.Kay Lawson
Budaya politik adalah terdapatnya satu perangkat yang meliputi seluruh nilai
politik yang terdapat diseluruh bangsa.
3.Larry Diamond
Budaya politik adalah keyakinan,sikap,nilai,ide-ide,sentiment,dan evaluasi suatu
masyarakat tentang sistem politik negeri mereka dan peran individu masing-masing.
4.Austin Ranney
Budaya politik adlah seperangkat pandangan tentang politik dan pemerintahan
yang dipegang secara bersama,sebuah orientasi terhadap objek-objek politik.
5.Alan R. Ball
Budaya politik adalah susunan yang terdiri atas sikap,kepercayaan,emosi,dan
nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik.
Dari pengertian budaya politik tersebut dapat disimpulkan :
a. Warga menyadari akan hak dan tanggung jawabnya dan mampu mempergunakan hak
itu serta menanggung kewajibannya.
b. Warga negara aktif dan berperan sebagai aktivis.
c. Anggota masyarakat sangat partisipatif terhadap semua objek politik,baik menerima
maupun menolak suatu objek politik.
Didalam buku Rusadi Kartaprawira,sistem politik di Indonesia mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Sifat ikatan primodial masih kuat yang dikenali melalui indikator yang berupa
sentimen kedaerahan,kesukuan,dan keagamaan.
b. Kecenderungan budaya politik Indonesia masih mengukuhi sifat paternalisme
dan sifat patrimonial.Sebagai indikatir,misalnya adalah perilaku menyenangkan
atasan.
Didalam buku Affan Gaffar mengatakan bahwa budaya politik Indonesia memiliki 3
ciri dominan yaitu :
a. Penguasa politik sering kali mengaburkan antara kepentingan umum dan publik
b. Rule of law lebih bersifat sekunder apabila dibandingkan dengan kekuasaan
penguasa.
c. Kebijakan seringkali bersifat partikularistik dari pada bersifat universalistik.
d. Kecenderungan untuk mempertukarkan sumber daya yang dimiliki seorang
penguasa kepada teman-temannya lebih besar.