Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN PERAWATAN LUK

A MENGGUNAKAN MADU
Disusun Oleh :

1. CARUNIA PUTRI AYUNI (18021318)


2. DARIA (18021319)
3. DESY FATMA (18021320)
4. DIAN NUR HASANAH (18021321)
5. DITA NUR RAHMAWATI (18021322)
6. DITA SULISTYOWATI (18021323)
7. DWI NUR INDRIASTUTI (18021324)
8. EGA DWI ANGGRAINI (18021325)
9. DIFKI CANDRA (18021355)
Proses penyembuhan luka menggunakan madu

Salah satu bakteri yang dapat menimbulkan infeksi pada luka


diabetik adalah bakteri Staphylococcus aureus. Perawatan luka
diabetik dapat Transkulturasi
Pengertian dilakukan dengan pemberian madu.

Penggunaan madu sebagai obat telah dikenal sejak puluhan ribu


tahun yanglalu, dan digunakan sebagai pengobatan untuk
penyakit lambung, batuk, dan mata (Subrahmanyam et al., 2001).
Selain itu madu juga dapat digunakan sebagai terapi topikal untuk
luka bakar, infeksi, dan luka ulkus

Ada beberapa hasil penelitian yang melaporkan bahwa madu


sangat efektif digunakan sebagai terapi topikal pada luka, yang
menghasilkan terjadinya peningkatan jaringan granulasi dan
kolagen serta periode epitelisasi secara signifikan
(Suguna et al., 1992;1993; Aljady et al.,2000).
Sifat yang terkandung pada madu

Kandungan dan sifat madu dapat berbeda tergantung dari


sumber madu (Gheldof et al., 2002; Gheldof and Engeseth,
2002).
Pengertian Transkulturasi
Kandungan yang ada di dalam madu antara lain:
1. Osmolaritas yang tinggi
2. Hidrogen peroksida
3. Aktivitas limfosit dan fagosit
4. Sifat asam dari madu

Madu memiliki sifat sebagai berikut :


5. Antibakterial
6. Autolitik
7. Anti inflamasi
8. Penyembuhan luka
Manfaat madu untuk luka

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa madu bermanfaat sebagai


antiseptic dan antibakteri (mengatasi infeksi pada daerah luka dan
memperlancar proses sirkulasi yang berpengaruh pada proses
penyembuhan luka). Madu dapat merangsang pertumbuhan jaringan baru
sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya
jaringan parut atau bekas luka pada kulit. Serta cirri khas madu yang
bersifat asam dengan PH 3,2-4 cukup rendah untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang berkembangbiak rata-rata pada PH 7,2-7,4.
Cara menggunakan madu saat perawatan luka
Ada beberapa tips yang dapat digunakan saat merawat luka mengguna
kan madu menurut Molan (2001)
1 2 3 4 5

3. Untuk mendapatkan
2. Frekuensi penggantian hasil yang terbaik, 5. Pada cairan luka
1. Gunakan jumlah balutan tergantung 4. Gunakan balutan yang sedang,
madu sesuai dengan sebaiknya menggunakan yang bersifat “oklusif”
pada cepatnya second dressing yang sebaiknya gunakan
jumlah cairan atau maduterlarut dengan yaitu menutup semua transparan film
eksudatyang keluar bersifat Absorbent. Jika permukaan luka untuk
eksudat luka. Jika tidak madu digunakanlangsung sebagai second
dari luka. ada cairan luka, mencegah madu dressing.
pada luka, madu akan meleleh keluar dari
balutan dapat di ganti 2 meleleh sehingga keluar
kali seminggu supaya area luka.
area luka. Hal ini tidak
komponen antibakteri akan efektif untuk
yangterkandung di dalam merangsang proses
madu dapat terserap ke penyembuhan luka.
dalam jaringan luka.
6 7

Untuk memasukan madu


Pada abses (nanah) dan pada luka berkantong
undermining (luka berkantong) sebaiknya gunakankasa atau
perlu lebih banyak madu untuk dressing pad sehingga kerja
mencapai jaringan kandungan madu lebih
didalamnya. Dasar luka efektif.
harusdiisi dengan madu
sebelum ditutup dengan
second dressing seperti kasa
atau dressing pad lainnya.
ANALISA PICO
NO KRITERIA PEMBENARAN/ CRITICAL THINKING
1 P (Problem) Masalah dari jurnal ini adalah untuk mengetahui pengaruh perawatan luka dengan
madu terhadap kolonisasi bakteri staphylococcus Aureus pada luka diabetik.
2 I (Intervention) Desain penelitian yang digunakan adalah pre eksperiment dengan rancangan one
group pretest and posttest. Teknik pengambilan sempel dengan menggunakan
consecutive sampling.
3 C (Comparation) Rancangan ini di maksudkan untuk mengetahui pengaruh perawatan luka dengan
madu terhadap kolonisasi bakteri Staphylococcus Aureus pada luka diabetik pada
pasien Diabetes mellitus diwilayah kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember.
4 O (Outcome) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perawatan luka
menggunakan madu terhadap kolonisasi bakteri Staphylococcus Aureus pada luka
diabetik pasien Diabetes mellitus dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) dan rata-rata
penurunan jumlah kolonisasi bakteri Staphylococcus Aureus sebesar 127,286
cfu/ml.
KESIMPULAN
Madu sangat efektif digunakan sebagai terapi topikal pada luka, yang menghasilkan
terjadinya peningkatan jaringan granulasi dan kolagen serta periode epitelisasi
secara signifikan (Suguna et al., 1992;1993; Aljady et al.,2000). Menurut Lusby PE
(2006) madu juga dapat meningkatkan waktu kontraksi pada luka. Madu efektif
sebagai terapi topikal, ini dikarenakan kandungan nutrisi yang terdapat di dalam
madu dan hal ini sudah di ketahui secara luas. Bergman etal. (1983) menyatakan
secara umum madu mengandung 40% glukosa, 40% fruktosa, 20% air dan asam
amino, vitamin Biotin, asam Nikotinin, asam Folit,asam Pentenoik, Proksidin,
Tiamin, Kalsium, zat besi, Magnesium, Fosfor dan Kalium. Madu juga
mengandung zat antioksidan dan H₂O₂ (Hidrogen Peroksida) sebagai penetral
radikal bebas. Madu lebih efektif digunakan sebagai terapi topikal dikarenakan
kandungan nutrisi dan sifat dari madu. Kandungan yang ada di dalam madu antara
lain: osmolaritas yang tinggi, hydrogen peroksida, ativitas limfosit dan fagosit, sifat
asam. Madu memiliki beberapa sifat yaitu antibakteri, anti inflamasi, autolitik,
penyembuhan luka.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai