Anda di halaman 1dari 42

BELAJAR

Manzahri,M.Kes
Program Study S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Tahun 2019/2020
Arti Belajar
• Belajar adalah proses aktif dimana terjadi penggabungan
informasi dari satu individu dengan individu lainnya dan
informasi tersebut dapat merubah sikap (Sue & Praticia, 2010).
• Belajar adalah proses interaktif yang terdiri dari kesadaran aksi
yang dapat membantu individu-individu mendapatkan ilmu
baru, perubahan tingkah laku, mengadopsi sifat-sifat baru
atau menampilkan keterampilan baru (Bastable, 2003;
Redman, 2001 dalam Potter, 2004).
• belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.
Gagne (1984 ).
• Sudjana,1989 Belajar juga merupakan proses
melihat, mengamati dan memahami sesuatu.
• Witherington, 1952 menyebutkan bahwa
“Belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai
suatu pola-pola respon yang berupa
keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan
atau pemahaman”.
• Dari definisi yanng dikemukakan oleh para ahli di atas ada
beberapa elemen penting tentang belajar yaitu:
a.   Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih
baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada yang lebih
buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yanng terjadi melalui latihan
atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang di
sebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak di anggap
sebagai hasil belajar seperti perubahan-perubahan yanng terjadi
pada diri bayi.
c.  Untuk dapat di sebut belajar, maka perubahan harus relatif
mantap.
d. Tingakah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut beberapa aspek kepribadian, baik fisik maupun psiskis.
Lingkup Belajar
Ciri-Ciri Belajar
1. Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada
diri individu yang sedang belajar, baik aktual maupun
potensial.
2. Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan karena
kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif
lama.
3. Perubahan-perubahan itu terjadi karena usaha, bukan
karena proses kematangan.
 
Perubahan yang menjadi ciri khas dalam
proses belajar
• Perubahan yang disadari dan disengaja
(intensional).
• Perubahan yang berkesinambungan
(kontinyu).
• Perubahan yang fungsional
• Perubahan yang bersifat positif dan aktif
• Perubahan yang bersifat pemanen.
• Perubahan yang bertujuan dan terarah.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses
Belajar
• masukan (input),
• proses,
• keluaran (output).

Masukan menyangkut subjek atau sasaran belajar itu sendiri


dengan berbagai latar belakangnya.
Proses adalah mekanisme atau proses terjadinya perubahan
kemampuan pada diri subjek belajar.
Keluaran merupakan hasil belajar itu sendiri, yang terdiri dari
kemampuan baru atau perubahan baru pada diri subjek
belajar.
• J.Guilbert,
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ke dalam empat kelompok
besar :
1. Materi.
2. Lingkungan.
3. Instrumental.
4. Individual subjek belajar.

Materibelajar pengetahuan.
Lingkungan lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik diantaranya suhu,kelembaban udara, dan kondisi tempat
belajar.
lingkungan sosial adalah manusia dengan segala interaksinya.
Instrumental perangkat keras (hardware), dan perangkat lunak (software).
kondisi individual subjek belajar  kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi.
Prinsip-Prinsip Belajar
• adalah landasan berpikir, landasan berpijak,
dan sumber motivasi agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik antara
pendidik dengan peserta didik.
• Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran, baik peserta didik
maupaun bagi pendidik dalam upaya
mencapai hasil yang diinginkan.
Prinsip-Prinsip Belajar
Secara umum, prinsip-prinsip belajar berkaitan
dengan:
• Perhatian dan Motivasi
• Keaktifan
• Keterlibatan langsung atau pengalaman
• Pengulangan
• Tantangan
• Balikan dan Penguatan (law of effect)
• Perbedaan individual
Prinsip-prinsip belajar
•   Prinsip Kesiapan (Readinees)
•   Prinsip Motivasi (Motivation)
•   Prinsip Persepsi
•   Prinsip Tujuan
•   Prinsip Perbedaan Individual
•   Prinsip Transfer dan Retensi
•   Prinsip Belajar Kognitif
•   Prinsip Belajar Afektif
•   Prinsip Belajar Evaluasi
•   Prinsip Belajar Psikomotor
PERHATIAN DAN MOTIVASI
• Perhatian mempunyai peranan sangat penting
dalam kegiatan belajar. Perhatian dalam proses
belajar akan timbul apabila bahan pelajaran sesuai
dengan kebutuhannya.
• perhatian digunakan sebagai pemusatan energi
psikis (fikiran dan perasaan) terhadap suatu
terhadap suatu objek. Makin terpusat perhatian
pada pelajaran, proses belajar tersebuat akan
semakin baik dan hasilnya akan semakin baik juga.
• Motivasi yaitu tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang.
• Motivasi juga mempunyai tujuan yang
merupakan salah satu tujuan dari proses belajar.
• Motivasi merupakan salah satu faktor seperti
halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya
yang dapat menentukan keberhasilan belajar
dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai, dan
keterampilan.
KEAKTIFAN BELAJAR
• Dalam setiap proses belajar, siswa selalu
menampakkan keaktifan. Keaktifan itu
beraneka ragam bentuknya. Mulai dari
kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai
kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan
fisik bisa berupa membaca, mendengar,
menulis, berlatih keterampilan-keterampilan,
dan sebagainya.
KETERLIBATAN LANGSUNG
DALAM BELAJAR
• Dalam belajar melalui pengalaman langsung
tidak sekadar mengamati secara langsung
tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
tehadap hasilnya.
PENGULANGAN BELAJAR
• Prinsip belajar yang menekankan perlunya
pengulangan mempunyai maksud untuk
melatih daya-daya yang ada pada manusia
yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat. mengkhayal, merasakan. berpikir.
dan sebagainya.
• Dengan mengadakan pengulangan maka daya-
daya tersebut akan berkembang.
TANTANGAN
• Dalam situasi belajar menghadapi suatu tujuan
yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan
yang mempelajari bahan belajar, maka timbullah
motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan
mempelajari bahasa belajar tersebut.
• Apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan
belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam
medan baru dan tujuan baru, demikian seterusnya.
BALIKAN DAN PENGUATAN

• Manusia selalu membutuhkan suatu kepastian dari


kegiatan yang dilakukan, apakah benar atau salah?
Dengan demikian manusia akan selalu memiliki
pengetahuan tentang hasil (knowledge of result), yang
sekaligus merupakan penguat (reinforce) bagi
penguatan bentuk-bentuk perilaku yang memungkinkan
diantaranya adalah dengan segera mencocokkan
jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan
terhadap skor atau nilai yang dicapai, atau menerima
teguran dari lain karena hasil belajar yang jelek.
Teori Proses Belajar
• Pada dasarnya belajar merupakan proses manusia untuk
mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan
sikap.
• Belajar dimulai sejak manusia itu lahir sampai akhir hayat.
• Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang
untuk mendapat perubahan dalam dirinya melalui
pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman atau
dengan kata lain, belajar dapat membawa perubahan bagi
si pelaku baik perubahan pengetahuan, sikap maupun
keterampilan.
Teori Proses Belajar
• Menurut Bigge dan Hunt (1980 : 226) dikutip
dari Sukmadinata (1987) ada tiga keluarga
atau rumpun besar teori belajar menurut
pandangan psikologi:
1. Disiplin mental.
2. Behaviorysme.
3. Cognitive Gestalt Field.
1. Teori disiplin mental
• Menurut rumpun teori disiplin mental dari
kelahirannya atau secara herediter, anak telah
memiliki potensi-potensi tertentu.
• Belajar merupakan upaya untuk
mengembankan potensi-potensi tersebut.
• Ada beberapa teori yang termasuk rumpun
disiplin mental, yaitu: disiplin mental theistik,
disiplin mental humanistik, naturalisme dan
apersepsi.
Teori disiplin mental theistik
• Teori mental theistik berasal dari psikologi daya
(phsycology faculty).
• Menurut teori ini individu atau anak mempunyai
sejumlah daya mental seperti daya untuk mengamati,
menanggap, mengingat, berpikir, memecahkan
masalah, dan sebagainya.
• Belajar merupakan proses melatih daya-daya tersebut.
Kalau daya-daya tersebut terlatih maka dengan mudah
dapat digunakan untuk menghadapi atau
memecahkan berbagai masalah.
Teori disiplin mental humanistik
• Teori disiplin mental humanistik berasal dari psikologi humanisme klasik
dari Plato dan Aristoteles.
• Menurut rumpun psikologi teori disiplin mental ini individu
mengembangkan diri dari kekuatan, kemampuan, dan potensi-potensi
tertentu, dan potensi-potensi individu.
• Potensi-potensi itu perlu dikembangkan.
• Perbedaan dengan teori disiplin mental theitik, teori tersebut
menekankan bagian-bagian, latihan bagian, atau aspek tertentu.
• Teori disiplin mental humanistik lebih menekakan keseluruhan,
keutuhan.
• Pendidikannya menekankan pendidikan umum (general education).
Kalau seseorang menguasai hal-hal yang bersifat umum akan mudah
ditransfer atau diaplikasikan kepada hal-hal lain yang bersifat khusus.
Teori naturalisme atau natural
unfoldment atau self actualization
• Teori ini berpangkal dari Psikologi Naturalisme Romantik dengan
tokoh utamanya Jean Jacques Rousseau.
• Sama dengan kedua teori sebelumnya potensi atau kemampuan.
• Kelebihan teori ini adalah mereka berasumsi bahwa individu bukan
saja mempunyai potensi dan kemampuan untuk berbuat atau
melakukan berbagai tugas, tetapi juga memiliki kemampuan dan
kemampuan untuk belajar dan berkembang sendiri.
• Agar anak dapat berkembang dan mengaktualisasikan segala
potensi yang dimilikinya pendidik atau guru perlu menciptakan
situasi yang permisif yang jelas. Melalui situasi demikian, ia dapat
belajar sendiri dan mencapai perkembangan secara optimal.
Teori apersepsi
• Teori apersepsi disebut juga Herbatisme, bersumber pasa
Psikologi Strukturalisme dengan tokoh utama Herbart.
• Menurut aliran ini belajar adalah membentuk massa
apersepsi.
• Anak mempunyai kemampuan untuk memperlajari sesuatu.
• Hasil dari suatu perbuatan belajar disimpan dan membentuk
suatu massa apersepsi,dan massa apersepsi ini digunakan
untuk mempelajari atau menguasai pengetahuan selanjutnya.
• Demikian seterusnya semakin tinggi perkembangan anak,
semakin tinggi pula massa apersepsinya.
2. Teori Behaviorisme
• Rumpun teori ini disebut behaviorme karena sangat menekankan
perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati dan diukur.
• Teori-teori dalam dalam rumpun ini bersifat molekular, karena
memandang kehidupan individu terdiri dari unsur-unsur tersebut
seperti halnya molekul-molekul. Ada beberapa ciri dari rumpun
teori ini yaitu:
(1) mengutamakan unsur-unsur atau bagian-bagian kecil;
(2) bersifat mekanistis;
(3) menekankan pada peranan lingkungan;
(4) mementingkan pembentukan reaksi atau respon;
(5) menekankan pentingnya latihan
(Sukmadinata, 2003:168).
Teori Behaviorisme

• Teori S-R Bond (Stimulus Respond)


• Teori Conditioning
• Teori penguatan (reinforcement)
Teori S-R Bond (Stimulus Respond)
• Menurut konsep mereka, kehidupan ini tunduk kepada hukum stimulus-
respons atau aksi reaksi.
• Belajar adalah upaya untuk membentuk hubungan stimulus respons sebanyak-
banyaknya.
• Tokoh yang sangat terkenal mengembangkan teori ini adalah Thorndike (1874-
1949), dengan eksperimennya belajar pada binatang yang juga berlaku bagi
manusia yang disebut Thorndike dengan ”trial and eror”. Thorndike
menghasilkan teori belajar ”connectionism” karena belajar merupakan proses
pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respons.
• Thorndike mengemukakan tiga prinsip atau hukum dalam belajar yaitu: (1) law
of readiness, belajar akan berhasil apabila inividu memiliki kesiapan untuk
melakukan perbuatan tersebut; (2) law of exercise yaitu belajar akan berhasil
apabila banyak latihan dan ulangan; dan (3) law of effect yaitu belajar akan
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
Teori Conditioning
• Teoriconditioning atau stimulus response with conditioning.
• Teori ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari teori
koneksionisme.
• Tokoh utama teori ini adalah Watson dan Plavlov, mereka percaya
bahwa belajar pada hewan memiliki prinsip yang sama dengan
manusia.
• Belajar atau pembentukan perilaku perlu dibantu kondisi tertentu.
• Dari eksperimen itu dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk
membentuk tingkah laku tertentu harus dilakukan harus dilakukan
secara berulang-ulang dengan melakukan pengkondisian tertentu.
Pengkondisian itu dengan melakukan pancingan dengan sesuatu 
yang dapat menumbuhkan tingkah laku itu.
Teori penguatan (reinforcement)
• Teori penguatan
atau reinforcement merupakan
pengembangan lebih lanjut dari teori
koneksionisme. Kalau pada pengkondisian
(conditioning) yang diberi kondisi adalah
perangsangannya (stimulus), maka pada teori
penguatan yang dikondisikan atau diperkuat
adalah responsnya.
3. Teori Cognitive Gestalt-Field
• Teori belajar Gestalt (Gestal Theory) lahir di
Jerman pada tahun 1912 dipelopori  dan
dikembangkan oleh Max Wertheimer (1880-
1943) yang meneliti tentang pengamatan dan
problem solving, dari pengamatannya ia
menyesalkan penggunaan metode menghapal
di sekolah, dan menghendaki agar murid
belajar dengan pengertian bukan hapalan
akademis.
Teori Cognitive Gestalt-Field
• Teori  Pemahaman (insight)
• Teori belajar Goal Insight
• Teori belajar Cognitive Field
Teori  Pemahaman (insight)
• Suatu konsep yang penting dalam psikologi Gestalt adalah
tentang insight yaitu pengamatan dan pemahaman
mendadak tentang hubungan-hubungan antar bagian-
bagiandalam suatu situasi permasalahan.
• Menurut teori Gestalt ini pengamatan manusia pada
awalnya bersifat global terhadap objek-objek yang dilihat,
karena itu belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru
kemudian berproses kepada bagian-bagian. Pengamatan
artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti
rangsangan yang masuk melalui indera seperti mata dan
telinga.
Teori belajar Goal Insight
• Teori belajar Goal Insight menurut para ahli ialah individu selalu
berinteraksi dengan lingkungan.
• Perbuatan individu selalu bertujuan, diarahkan kepada perbuatan
hubungan dengan lingkungan.
• Belajar adalah usaha untuk mengembangkan pemahaman tingkat
tinggi.
• Pemahaman yang bermutu tingkat tinggi adalah pemahaman
yang telah teruji, yang berisi kecakapan menggunakan suatu
objek, fakta, proses, ataupun ide dalam berbagai situasi.
Pemahaman tingkat tinggi memungkinkan seseorang bertindak
inteligen, berwawasan luas, mampu memecahkan berbagai
masalah.
Teori belajar Cognitive Field
• Kurt Lewin ( 1892-1947) yang mengembangkan teori ini, dengan
menaruh perhatian kepada kepribadian dan psikologi sosial.
• Lewin berpendapat bahwa tingkah laku merupakan hasil
interaksi antar kekuatan-kekuatan, baik yang dari diri individu
seperti tujuan, kebutuhan, takanan kejiwaan, maupun dari luar
diri individu seperti tantangan dan permasalahan.
• Medan kekuatan psikologis dimana individu bereaksi disebut life
space yang mencakup perwujudan lingkungan dimana individu
bereaksi, misalnya orang-orang yang mereka temui, objek
materiil yang ia hadapi dan fungsi-fungsi kejiwaan yang mereka
miliki
Proses Belajar
• Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang
terjadi pada pusat syaraf indivdu yang belajar.
• Proses belajar terjadi secara abstrak, karena
terjadi secara mental dan tidak dapat diamati.
Oleh karena itu, proses belajar hanya dapat
diamati jika ada perubahan perilaku dari
seseorang yang berbeda dengan sebelummnya .
• Perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal
pengetahuan, afektif, maupun psikomioriknya.
• Menurut Gagne (1984) belajar sebagai suatu
proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Tiori Proses Belajar
• Jerome S. Bruner (Informasi,
Tranformasi,Evaluasi)
• Robert M. Gagne ( Stimulus-Respon)
1. Jerome S. Bruner
• proses belajar dapat dibedakan menjadi tiga fase yaitu:
(1) informasi, dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada
yang menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang
memperhalus dan memperdalamnya ada pula informasi yang
bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya, mislnya
ada energi yang lenyap;
(2) transformasi, informasi itu harus dianalisis, diubah atau
ditransformasikan kedalam yang lebih abstrak, atau konseptual agar
dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas dalam hal ini bantuan
guru sangat diperlukan;
(3) Evaluasi kemudian kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita
peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami
gejala-gejala lain.
• inti dari belajar adalah bagaimana cara orang
memilih, mempertahankan, mentransformasi
kan informasi secara efektif.
• yang menjadi masalah ialah berapa banyak
informasi diperlukan agar dapat ditrasformasi
• Lama tiap episode tidak selalu sama, tergantung
pada hasil yang diharapkan, motivasi murid
belajar, minat, keinginan untuk mengetahui, dan
dorongan untuk menemukan sendiri.
2. Robert M. Gagne
• Belajar adalah proses yang kompleks
• Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar berupa
kapabilitas
• timbulnya kapabilitas disebabkan;
(1) stimulusi yang berasal dari lingkungan.
(2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar.
Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan
nilai.
belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat
stimuli ligkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi
kapabilitas baru. Belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat
dipelihatkan
• Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dalam
diri dan faktor luar diri dimana keduanya saling berinteraksi.
• Komponen-komponen dalam proses belajar menurut Gagne dapat di
gambarkan sebagai (S) stimulus——– (R) respons.
• S yaitu situasi yang memberi stimulus, sedangkan R adalah respons
dan garis diantaranya adalah hubungan antara stimulus dan respon
yang terjadi dalam diri seseorang yang tidak dapat kita amati, yang
bertalian dengan sistem syaraf dimana terjadi transformasi
perangsang yang dierima melalui alat indra.
• Stimulus itu merupakan input yang berada diluar individu, sedangkan
respons adalah outputnya, yang juga berada diluar individu sebagai
hasil belajar yang dapat diamati (Nasution, 2000:136)

Anda mungkin juga menyukai