Anda di halaman 1dari 10

BUT dan Konsep Dasar Pajak Penghasilan

Badan yang dihubungkan dengan hukum


perdata
RIFANI JULIANA SALSABILA
NIM 1193020105
Hukum pajak mempunyai hubungan yang erat dengan
hukum perdata, karena hukum pajak mengambil sasaran
LATAR BELAKANG PENELITIAN pada peristiwa, keadaan dan perbuatan, yang berada
dalam lapangan hukum perdata baik sebagai subjek pajak
Permasalahan judul penelitian ini yaitu: Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, badan adalah sekumpulan orang atau
maupun sebagai objek pajak. Pengenaan pajak terhadap
modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak Bentuk Usaha Tetap disingkat (BUT), karena BUT
melakukan usaha, yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah dengan nama dan
sebagai sasaran yang dikenakan pajak
dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, organisasi lainnya,
lembaga, dan bentuk badan lainnya, termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
Your Logo or Name Here 2
usaha tetap.
IDENTIFIKASI MASALAH

2. Bagaimanakah konsep subjek


pajak dalam undang-undang
1. Bagaimanakah konsep BUT
bidang perpajakan di Indonesia
dalam UU Nomor 36 Tahun 2008
yang sesuai dengan konsep subjek
Pasal 2 ayat 5
hukum dalam bidang ilmu hukum

Your Logo or Name Here 3


Tujuan Penelitian

1. Untuk memastikan konsep subjek hukum dalam Undang-Undang perpajakan

2. Untuk memastikan konsep BUT dalam UU Nomor 36 tahun 2008 Pasal 5


ayat

Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan manfaat berupa sumbangan pemikiran
dalam Pengembangan Ilmu Hukum, khususnya hukum perdata yang ada kaitannya dengan
hukum Perpajakan di Indonesia .
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak yang
berwenang untuk membuat kebijakan dalam hal ini yakni DPR dan Presiden dalam
merumuskan subjek pajak dalam undang-undang bidang perpajakan yang sesuai dengan
Konsep subjek hukum.

Your Logo or Name Here 4


Kerangka Pemikiran

Grand Theory : Teori Hukum Pembangunan


Middle Range Theory : Teori subjek hukum
dalam ilmu hukum
Applied Theory : Teori Badan Hukum

Your Logo or Name Here 5


Metode Penelitian
Spesifikasi : bersifat deskriftif analitis
Pendekatan Jenis penelitian : yuridis normative
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data : Data sekunder,
dilengkapi dgn data primer melalui studi lapangan dan Teknik
Pengumpulan Data Lapangan : Wawancara
Analisis Data : Analisis Yuridis Kualitatif

Your Logo or Name Here 6


Pembahasan ke-1
Pengertian BUT menurut UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, Pasal 2 ayat (5) berbunyi : Yang dimaksud dengan bentuk usaha
tetap adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih
dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua betas) bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat berupa :
a. Tempat kedudukan manajemen
b. Cabang perusahaan
c. Kantor perwakilan
d. Gedung kantor
e. Pabrik
f. Bengkel
g. Pertambangan dan penggalian sumber alam, wilayah kerja pengeboran yang digunakan untuk eksplorasi pertambangan.
h. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau kehutanan.
i. Proyek konstruksi, instalansi atau proyek perakitan.
j. Pemberian jasa dalam bentuk apapun oleh pegawai atau oleh orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan.
k. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas.
l. Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi
asuransi atau menanggung risiko di Indonesia.
Your Logo or Name Here 7
Pembahasan ke-2

1. Subjek Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Yang menjadi subjek pajak sebagai berikut. a. Badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia Badan ini didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang
memenuhi kriteria: 1. pembentukannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. pembiayaannya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggara pendapatan dan belanja daerah;
3. penerimaannya dimasukkan dalam anggaran pemerintah pusat atau pemerintah daerah; dan
4. pembukuannya diperiksa oleh aparat pengawasan fungsional negara. b. Bentuk Usaha Tetap Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008 Pasal
2 ayat 5

Your Logo or Name Here 8


Subjek pajak badan dalam negeri menjadi wajib pajak sejak saat didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia. Subjek pajak luar negeri, baik
orang pribadi maupun badan sekaligus, menjadi wajib pajak karena
menerima atau memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesia

Kesimpulan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. Dengan perkataan lain, wajib
pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah memenuhi kewajiban
subjektif dan objektif

Cara Perpajakan, badan adalah sekumpulan orang atau modal yang


merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha, yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara, atau badan
usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial politik, organisasi lainnya, lembaga, Your Logo or Name Here 9
dan bentuk badan lainnya, termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai