PROSTAT
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) Kelainan neoplasma prostat yang
tersering, Menimbulkan gangguan
Prostate Adenocarcinoma sistem saluran kemih.
EMBRIOLOGI
• Prostat = Organ yang kompleks. Memiliki elemen asinar, stromal dan
muskular
• Berkembang sejak minggu ke-12 kehamilan (dibawah pengaruh
hormon androgenik dari testis fetus)
• Walaupun keseluruhan prostate diperkirakan berasal dari sinus
urogenital embrionik, namun beberapa bagiannya (duktus ejakulatorius,
sebagian verumontanum dan bagian tengah kelenjar asinar) mungkin
berasal dari Wolffian duct.
ANATOMI KELENJAR PROSTAT
Bentuk : compressed inverted cone
• Panjang : 4-6cm Lebar : 3-4 cm Tebal : 2-3cm
• Terletak di pelvis, di bawah batas inferior simfisis pubis
• Terletak di depan ampulla rektum
• Bagian atas prostat berhubungan dengan leher kandung kemih
• Apex prostat terletak di atas dari fascia diafragma urogenital.
• Uretra melewati prostat mulai dari basis hingga apex dengan sudut angulasi 35’
pada bagian veromontanum
• Ukuran prostat membesar bervariasi, namun 100-200% lebih besar pada BPH.
Prostat diselubungi oleh kapsul yang terdiri dari jaringan ikat dan otot halus
(bagian anterior dan lateral)
1970 Mc.Neal KONSEP “Zonal Anatomy”
Nodul stromal terdiri dari jaringan ikat dan sel otot polos, dapat di-infiltrasi
oleh limfosit. Dapat juga terdiri dari jaringan ikat bercampur dengan
hiperplasia glandular.
Hiperplasia glandular dapat timbul dengan dominan nodul asinar atau
bercampur dengan hiperplasia stromal.
Kelenjar membesar, dengan komposisi sel kolumner yang tinggi.
Namun inti sel kelenjar tidak menunjukkan perubahan ke arah ganas.
Pada hiperplasia asinar terdapat beberapa variasi perubahan epitel :
1. Perubahan kistik sebagai akibat dari obstruksi distal
2. Sel asinar kecil dibatasi oleh sel kuboid
3. Perubahan epitel di zona transisi
4. Pola kribiformis
Sel epitel pada BPH serupa dengan sel epitel prostat normal :
Sel yang aktif men-sekresi.
Efek patofisiologis dari BPH adalah interaksi kompleks antara hal sbb :
1. Resistensi uretra prostatika (akibat spastik atau efek mekanik BPH)
2. Perubahan fungsional otot detrusor vesica urinaria
EFEK PATOLOGIS TERHADAP SISTEM URINARIA
Volume urine residu yang banyak tonus sfingter yang lemah dan
komplians vesica urinaria yang rendah overflow inkontinensia