EPILEPSI
Dosen Pengampu :
Apt. Dra. Syilfia Hasti, M.Farm.
Kelompok 4 S1-6C
Nimas Wulan Asih 1801105
Nurhayati 1801106
Rahul Octarizal 1801111
Sarah Gusci Priskila 1801115
Suci Bettiza Oktarisma 1801116
Wewi Alfarezi 1801121
Manifestasi
01 Definisi klinis 04
Etiologi OPENING
02 Epidemiologi
Diagnosis 05
03 Patofisiologi Ta t a l a k s a n a 06
• Penyakit epilepsi atau ayan adalah gangguan
01
sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik
otak yang tidak normal, atau aktivitas yang
berlebihan dari sekelompok sel neuron pada
otak sehingga menyebabkan berbagai reaksi
Definisi
pada tubuh manusia mulai dar bengong sesaat,
kesemutan, gangguan kesadaran, kejang-
kejang dan atau kontraksi otot.
Secara umum patofisiologi epilepsi diakibatkan oleh tidak seimbangnya neuron eksitasi dan inhibisi. Eksitasi
adalah alat atau proses tapi bukan substansi signaling (perangkat pensignalan), hanya sebagai respon sel
postsinaptik (sel penerima neurotransmitter) terhadap substansi pensignalan tersebut sedangkan Inhibisi adalah
aktivitas hiperpolarisasi (menjadi lebih polar) secara ionik untuk merubah potensial transmembran dari keadaan
ledakan treshold (ambang pembuka untuk eksitasi)
Eksitasi (berlebihan)
•Ion masuk - Na+, Ca2+
•Neurotransmitter yang berpengaruh glutamat, aspartat, asetilkolin
Inhibisi (kurang)
•Ion masuk - CI-, arus K+ keluar
•Neurotransmitter yang berpengaruh - GABA
Berikut terdapat
beberapa teori
patofisiologi epilepsi,
adalah sebagai berikut:
Eksitasi berlebihan mengakibatkan letupan Excitatory Postsynaptic Potentials (EPSPs) dihasilkan oleh ikatan molekul
neuronal yang cepat saat kejang. Sinyal yang pada reseptor yang menyebabkan terbukanya saluran ion Na atau ion Ca
dikeluarkan dari neuron yang meletup cepat dan tertutupnya saluran ion K yang mengakibatkan terjadinya
merekrut sistem neuronal yang depolarisasi. Berlawanan dengan Inhibitory Postsynatic Potentials (IPSs)
berhubungan melalui sinap, sehingga terjadi disebabkan karena meningkatnya permeabilitas membran terhadap Cl
pelepasan yang berlebihan. Sistem inhibisi dan K, yang akhirnya menyebabkan hiperpolarisasi membran. Eksitasi
juga diaktifkan saat kejang, tetapi tidak terjadi melalui beberapa neurotransmitter dan neuromedulator, akan
dapat untuk mengontrol eksitasi yang tetapi reseptor glutamate yang paling penting dan paling banyak diteliti
berlebihan, sehingga tejadi kejang. untuk eksitasi epilepsy.
• Fenitoin • Primidon
• Karbamazepin • Okskarbazepin
• •
w w w . u n ti t l e d a d r e s s . c o m