Anda di halaman 1dari 14

ARTI PENTING AGAMA BAGI MANUSIA

Nama Anggota kelompok

1. Achmad Dega Aunal (22001011137)


2. Achmad Barir M.N (22001011112)
3. Atika Durrotun. N (22001011111)
 

FAKULTAS AGAMA ISLAM


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
Apakah pengertian Agama?

Bagaimana Hubungan Manusia


dengan Agama?

Bahasan
Bagaimana Latar Belakang
Kebutuhan Manusia Terhadap
Agama?

Apa Fungsi Agama Bagi


Kehidupan?
Pengertian Agama

Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil


renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci yang
turun menurun diwariskan oleh suatu generasi ke generasi
dengan tujuan untuk memberi tuntutan dan pedoman hidup
bagi manusia agar mencapai kebahagiaan di Dunia dan
Akhirat
Hubungan Manusia
dengan Agama

1. Ruh dan Jiwa (Al-Ruh dan Al-Nafs)

Ruh di dalam diri manusia berfungsi sebagai sumber moral yang baik dan
mulia. Jika ruh merupakan sumber akhlak yang mulia dan terpuji, maka lain
hal nya dengan jiwa. Jiwa adalah sumber akhlak tercela, al-Farabi, IbnSina
dan al-Ghazali membagi jiwa pada : jiwa nabati (tumbuh-tumbuhan), jiwa
hewani (binatang) dan jiwa insan.
Hubungan Manusia
dengan Agama

2. Akal

Menurut para filsuf Islam, akal yang telah menca


pai tingkatan tertinggi akal perolehan (akal mustafad) ia dapat mengetahui
kebahagiaan dan berusaha memperolehnya. Akal yang demikian akan menjadikan
jiwanya kekal dalam kebahagiaan (Jannah). Namun ,jika akal yang telah mengenal
kebahagiaan itu berpaling, berarti ia tidak berusaha memperolehnya. Jiwa yang
demikian akan kekal dalam kesengsaraan (neraka).
Hubungan Manusia
dengan Agama

3. Hati (Al-Qalb)

Adapun yang dimaksud hati di sini adalah hati dalam arti yang halus,
hati nurani daya pikir jiwa (daya nafs nathiqah) yang ada pada hati,
dirongga dada. Dan daya berfikir itulah yang disebut dengan rasa (dzauq),
yang memperoleh sumber pengetahuan hati (ma'rifat qalbiyah). Dalam
kaitan ini Allah berfirman, "Mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakan memahaminya. "(QS.7:1-79)
Latar Belakang Perlunya
Manusia terhadap Agama

1. Latar Belakang Fitrah Manusia


Bukti bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi
beragama ini dapat dilihat melalui bukti historis dan antropologis.
Melalui bukti-bukti historis dan antropologis kita mengetahui bahwa
pada manusia primitif yang kepadanya tidak pernah datang informasi
mengenai Tuhan, ternyata mereka mempercayai adanya Tuhan,
sungguh pun Tuhan yang mereka percayai itu terbatas pada daya
khayalnya.
Latar Belakang Perlunya
Manusia terhadap Agama

2. Kelemahan dan Kekurangan Manusia


Faktor lain yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah
karena di samping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki
kekurangan. Hal ini antara lain diungkapkan oleh kata an-nafs. Menurut Quraish
Shihab, bahwa dalam pandangan al-qur’an, nafs diciptakan Allah dalam keadaan
sempurna yang  berfungsi menampung serta mendorong manusia berbuat
kebaikan dan keburukan, dan karena itu sisi dalam manusia inilah yang oleh al-
qur’an dianjurkan untuk diberi perhatian lebih besar. Seperti yang tertera dalam
al-qur’an surat Al-Syams ayat 7-8 yang artinya: “Demi nafs serta
penyempurnaan ciptaan, Allah mengilhamkan kepadanya kefasikan dan
ketakwaan.”
Latar Belakang Perlunya
Manusia terhadap Agama

3. Tantangan Manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena
manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang
datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan
hawa nafsu dan bisikan setan, sedangkan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa
dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin
memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga,
dan pikiran yang  dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang di
dalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari Tuhan. Seperti yang tertera
dalam al-qur’an surat Al-anfal ayat 36 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang
yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan
Allah.”
Fungsi Agama

1. Sebagai Pembimbing dalam Hidup


Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadian nya yang mencakup segala
unsur pengalaman pendidikan dan keyakinan yang didapatnya sejak kecil. Apabila
dalam pertumbuhan seseorang terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, dimana
segala unsur pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka
dalam menghadapi dorongan baik yang bersifat biologis ataupun rohani dan sosial
akan mampu menghadapi dengan tenang.
Fungsi Agama

2. Penolong dalam Kesukaran


Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah iman nya) akan menghadapi cobaan /
kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup dengan
berlebihan dan menyalahkan semua orang. Beda halnya dengan orang yang beragama
dan teguh iman nya, orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan lapang
dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian
dari tuhan (Allah) yang harus dihadapi dengan kesabaran karena Allah memberikan
cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang
mampu menghadapi ujian dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia itu.
Fungsi Agama

3. Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya
apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan
kehilangan harta kekayaan nya yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang
yang miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri
hidup. Lain halnya dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal
tidak akan gelisah memikirkan harta kekayaan nya.
Fungsi Agama

4. Pengendali Moral
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan setiap ajaran agamanya.
Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat sangat diperhatikan dan di junjung tinggi
dalam Islam. Pelajaran moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan untuk
menghormati orang lain, akan tetapi sama sekali tidak diperintah untuk meminta
dihormati.
TERIMAKASIH

WASSALAMUALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai