Anda di halaman 1dari 12

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Koefisiensi

Predictive Validity

a) Semakin lama jumlah waktu antara pengukuran yang


diperoleh dari prediktor dan kriteria, semakin rendah validitas
prediktif.
b) Reabilitas menempatkan batasan pada validitas. Validitas
maksimum sama dengan akar kuadrat dari koefisien
reliabilitas.
c) Meningkatkan jumlah item dalam prediktor memiliki efek
yang lebih besar pada keandalan daripada validitas.
2

Efek Reability
Validitas maksimum berhubungan langsung dengan reliabilitas.
Dengan rumus ;
Validitas Maksimum = √reabilitas
Dengan kata lain, jika reliabilitas dari seperangkat pengukuran adalah
0,7 maka validitasnya tidak bisa lebih tinggi dari √0,7 atau 0,837.
Mungkin saja suatu tes akan berkorelasi lebih tinggi dengan kriteria
eksternal (validitas) daripada dengan dirinya sendiri (reliabilitas).
3

Validitas Kelompok
✖ Korelasi akan meningkat dengan meningkatnya heterogenitas kelompok, dan
seseorang mungkin mengharapkan hubungan ini, untuk memperoleh
keduanya, baik validitas maupun reliabilitas, karena mereka diekspresikan
sebagai hubungan-hubungan.
✖ Tetapi karena reliabilitas adalah perbandingan antara varians yang
sebenarnya dan varians yang diperoleh, dan varians yang diperoleh adalah
jumlah dari varians sebenarnya ditambah varians error, maka reliabilitas
mungkin bisa didefinisikan sebagai varians sebenarnya dibagi varians
sebenarnya plus varians error.
4

✖ Peningkatan varians diperoleh (Menambahkan item-item pada tes atau dengan


memberikan tes tersebut kepada sampel yang lebih homogen) mempengaruhi reliabilitas,
tergantung apakah peningkatan variabilitas berhubungan dengan true variance/ error
variance.
✖ Jika peningkatan varians yang diperoleh terjadi karena true varians, maka reliabilitas akan
meningkat.
✖ Jika itu karena error variance, reliabilitas akan menurun.
✖ Jika seseorang mampu menentukan setiap true score siswa, true score- true score tersebut
akan reliable sempurna.
✖ Jika sebuah angka yang berbeda dan diseleksi secara acak ditambahkan ke setiap true
score, maka variabilitas skor mentah akan meningkat, tetapi reliabilitas akan menurun,
karena errornya meningkat.
✖ Peningkatan variabilitas kelompok, akan meningkatkan semua korelasi, termasuk koefisien
reliabilitas dan validitas, jika peningkatan variabilitas tersebut disebabkan oleh
peningkatan varians true score dan penurunan varians error.
5

Reliabilitas Kriteria
✖ Kriteria, seperti predictor-prediktor, adalah pengukuran yang bisa salah, tapi harus menjadi standar
yang sempurna terhadap pengukuran prediktor yang dievaluasi
✖ Karena kesalahan-kesalahan pengukuran ini adalah acak (karena kesempatan), tak ada variabel yang
berkorelasi dengan mereka. Korelasi berasumsi konsistensi dari satu variabel ke variabel berikutnya,
dan kesalahan-kesalahan pengukuran, pada dasarnya, tidak konsisten.
✖ Koefisien yang tidak dikoreksi selalu ditentukan oleh hubungan sebuah predictor yang bisa salah,
dengan sebuah criteria yang bisa salah.
✖ Kenyataannya, sebuah predictor tidak bebas dari error dan kekurangan reliabilitasnya harus
dicerminkan dalam koefisien validitas. Kriteria di sisi lain, haruslah reliable sempurna dan sangat
beralasan untuk mengoreksi criteria atas atenuasi, sepanjang itu jelas bahwa korelasi adalah nilai
teoritis dan dikoreksi, daripada koefisien yang tidak dikoreksi. Rumus untuk koreksi atenuasi untuk
criteria adalah :
6

✖ Juga memungkinkan untuk mengoreksi predictor maupun criteria dari atenuasi,


akan menghasilkan sebuah koefisien validitas prediktif yang maksimum, karena
efek dari kesalahan pengukuran akan dieliminasi dari keduanya.
✖ Tetapi koefisien-koefisien sebaiknya tidak digunakan dalam membuat keputusan-
keputusan prediksi praktis berkenaan dengan individu-individu karena mereka
mengeliminasi kesalahan pada apa yang sebenarnya diukur. Rumus untuk koreksi
atenuasi bagi keduanya (skor predictor dan criteria) adalah :
7

Rumus untuk mengoreksi kriteria dan skor


prediktor untuk redaman adalah:
 

Anggap koefisien validitas prediktif adalah 0,40, reliabilitas


prediktor 0,70, dan kriteria reliabilitas 0,80. Maka korelasi
maksimum antara prediktor dan kriteria adalah:
= 0.53
Nilai 53 berarti korelasi reliabilitas sempurna (tanpa
kesalahan) sehingga prediktor dan kriteria tersebut sangat
andal
8

Perlu diingat bahwa kedua tindakan masing-masing mungkin dapat


diandalkan atau belum berhubungan satu sama lain karena terdapat beberapa
atribut yang berbeda atau bisa dikatakan bahwa tidak dapat diandalkan antara
satu dengan yang lain.
Contoh, jika koefisien validitas prediktif adalah 30 dan reliabilitas
prediktor serta kriteria reliabilitas adalah .20 dan .90, maka dapat
mengkorelasikan kedua langkah artenuasi jauh mengarah pada estimasi
validitas (.70 | .30 / V.20 x 90 = .70). Jika hanya kriteria yang hanya diperbaiki
maka estimasi validitas akan menjadi .30 / V90, atau .31.
9

JUMLAH ITEM DALAM PREDIKTOR


Untuk meningkatkan panjang ujian biasanya dengan meningkatkan keandalan dan
validitas, karena apabila validitas maksimum meningkat itu berfungsi sebagai
keandalan. Peningkatan validitas ini hanya akan terjadi apabila ditambahkan item
sebanding dengan yang ada dalam tes asli. Hal ini untuk mengamsumsikan bahwa
kriteria dan individu yang diuji tidak berubah.

Nomor Item Reliabilitas Prediktor Validitas


30 .700 .400
60 .824 .433
90 .875 .447
120 .903 .454
150 .921 .459
180 .933 .462
210 .942 .464
10

Validitas Silang
Misal Kepala Sekolah ingin memprediksi putus sekolah. Prosedur kas yang akan
membangun item yang didiskriminasi antara lulus dan belum lulus untuk
menghilangkan item yang membedakan antara dua kelompok tersebut. Misalkan tes
dibuat oleh konselor terdiri dari sepuluh item benar-salah sehingga sulit bagi siswa
untuk menebak semuanya.
Untuk menyederhanakan masalah asumsikan bahwa konselor hanya
menggunakan satu lulusan dan satu putus sekolah. Skor mereka mengikuti.
(+) berarti jawaban benar, dan (–) jawaban salah:
Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
Lulusan - + + + + - + - - - 5
Keluar + - -+ - +- - +- 4

Butir 1, 6, dan 9 tidak termasuk dalam edisi final tes karena anak yang
dikeluarkan lebih baik dari anak yang lulus, dan butir 4, 8, 10 gagal membedakan atau
mengukur perbedaan dari kedua individu tersebut.
11

Kriteria Kontaminasi

Kriteria kontaminasi adalah prosedur yang tidak dapat dibenarkan


untuk memungkinkan individu yag penilaiannya digunakan sebagai kriteria
untuk memeriksa skor prediktor. Dengan demikian, mencemari penilaian
mereka dengan pengetahuan sebelumnya tentan prediktor ini.
Jika penilaian mereka lebih sesuai dengan hasil tes, maka akan
meningkatkan korelasi antara skor tes eksperimental dan tindakan atau
penilaian kriteria “terkontaminasi” sekarang.
12

Validitas Wajah
Menghadapi tes validitas adalah untuk mengukur sejauh mana tes
tersebut tampak relevan, penting, dan menarik bagi peserta ujian. Guru
menginginkan siswanya untuk merasa bahwa mereka tidak membuang
waktu mereka.

Anda mungkin juga menyukai