PEMERIKSAAN TELINGA
Kesan: didapatkan lateralisasi ke AD
TES PENALA
PEMERIKSAAN HIDUNG & SINUS
PARANASAL
discharge
PEMERIKSAAN HIDUNG & SINUS
PARANASAL
Pemeriksaan orofaring
PEMERIKSAAN DARAH
LENGKAP
Fraktur corpus mandibula dextra
Fraktur Zygomatic dextra (rongga orbita)
Fraktur Maxilla billateral
Non farmakoterapi :
Wound and dressing care pada luka di wajah
muka pada bagian yang mengalami fraktur terlihat lebih cekung. Pada fraktur hidung
juga terlihat displacement dengan jelas berupa perubahan kontur dari hidung.
Pergerakan yang tidak normal dari hidung
Krepitasi
Rasa sakit
Pembengkakan, hematoma.
Gangguan fungsi (function laesa), misalnya trismus, gangguan saat menelan, ataupun bicara
Maloklusi
Parastesi, misalnya pada daerah persyarafan n.alveolaris inferior pada fraktur mandibula dan
pada daerah persyarafan n.orbitalis pada fraktur wajah.
Pemeriksaan Penunjang
X-ray skull AP/Lateral, water’s view
Patah tulang direk yang diidentifikasi sebagai garis fraktur, fraktur gap,
dan dislokasi fragmen tengkorak.
Fraktur tidak langsung yang diidentifikasi sebagai opasitas dari sinus
paranasal dan emfisema jaringan lunak
fraktur maksila didapatkan beberapa penampakan, diantaranya: opasitas
pada sinus maksila, pemisahan pada rima orbita inferior, sutura
zygomaticofrontal, dan daerah nasofrontal. Dari penampakan lateral, juga
didapatkan fraktur pada lempeng pterigoid
CT-Scan
Pada Le Fort I, margin anterolateral nasal fossa mengalami fraktur, struktur
ini tetap utuh pada Le Fort II dan III.
Pada Le Fort II , rima orbita inferior yang mengalami fraktur, tapi utuh pada
Le Fort I dan III.
Pada Le Fort III, yang mengalami fraktur yaitu zygomatic arch, namun
struktur ini utuh pada Le Fort I dan II
Terapi
Awal
Pembedahan
Komplikasi pembedahan
Farmako
Cefazolin digunakkan untuk mayoritas
pembedahan, dosisnya yaitu Injeksi intramuskular
atau injeksi intravena atau infus, 0,5 g-1 g setiap 6-
12 jam + metronidazol dengan dosis IV 500 mg
tiap 8 jam dengan kecepatan 5 mL/menit
ketorolac IV memiliki onset yang lebih cepat
dibandingkan asam mefenamat. Dosis ketorolac
yang dapat diberikan yaitu 60 mg atau 30 mg
secara IM maupun IV
Non-farmako
Nutrisi -> pemberian diet berupa bubur
Manajemen pasca luka -> metode primary vacum
dressings (bersih terkontaminasi)
Higienitas oral
Komplikasi fraktur
Awal -> perdarahan ekstensif, gangguan pada jalan nafas akibat
pergeseran fragmen fraktur, edema, dan pembengkakan soft tissue
Infeksi lebih sering pada fraktur mandibula
Pada Le Fort II dan III, daerah kribiform dapat mengalami fraktur,
sehingga terjadi rhinorhea cairan serebrospinal
kebutaan juga dapat terjadi akibat pendarahan dalam selubung dural
nervus optikus
Akhir -> kegagalan penyatuan tulang yang mengalami fraktur, penyatuan
yang salah, obstruksi sistem lakrimal, anestesia infraorbita, devitalisasi
gigi, ketidakseimbangan otot ekstraokuler, diplopia, dan enoftalmus
TERIMA KASIH