Peranan Farmasis Di
Puskesmas
Oleh Kel 3 (S1-VIB) :
Alfionny De Valin 1801044
E. Kalilah Dzakira Falindy 1801052
Mutiara Septiani 1801062
Riza Dwi Oktaviani 1801071
Yanto 1801079
Winda Oktavia Raisa 1901126
Dosen Pengampu :
apt. Ricka Octaviani, M. Sc.
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pokok Bahasan
01 Kegiatan Manegerial
a. Perencanaan Kebutuhan f. Pengendalian
b. Permintaan g. Pencatatan, Pelaporan, dan
c. Penerimaan Pengarsipan
d. Penyimpanan h. Pemantauan dan Evaluasi
e. Pendistribusian Pengelolaan
Meliputi pemilihan,
Dapat dilakukan Meliputi
pengumpulan data,
dengan dua cara pemeriksaan label,
memperkirakan kebutuhan
yaitu: melakukan kemasan dan jika
periode yang akan datang
permintaan ke diperlukan bentuk
ditambah stok penyangga
Dinkes fisik obat. obat yang
(buffer stock), Menyusun
Kabupaten/Kota dan diterima= dicatat
dan menghitung rencana
pengadaan mandiri jenis, jumlah, ED
kebutuhan obat
(pembelian).
menggunakan metode
yang sesuai
Menurut Departemen Kesehatan RI Tahun 2007,
kegiatan pengadaan obat di Puskesmas meliputi
Pengadaan Obat penyusunan daftar permintaan obat yang sesuai
kebutuhan, pengajuan kebutuhan permintaan obat
kepada Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II/ Gudang
Obat dengan menggunakan formulir daftar permintaan
obat serta penerimaan dan pengecekan jumlah obat.
d. Penyimpanan
Tujuan penyimpanan adalah untuk memelihara mutu
sediaan farmasi, menghindari penggunaan yang tidak
bertanggungjawab, menjaga ketersediaan, serta memudahkan 0
pencarian dan pengawasan.
e. Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan
sediaan farmasi dan BMHP dari puskesmas induk untuk
memenuhi kebutuhan pada jaringan pelayanan puskesmas
(Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan bidan desa).
f. Pengendalian
• Pengendalian ketersediaan;
• Pengendalian penggunaan;
• Penanganan ketika terjadi kehilangan, kerusakan, dan
kedaluwarsa.
g. Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan 0
Pengarsipan
Merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang a.Memeriksa Obat pasien.
dilakukan secara mandiri atau bersama tim profesi b.Memberikan rekomendasi kepada
dokter dalam pemilihan Obat dengan
kesehatan lainnya terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan
mempertimbangkan diagnosis dan kondisi
lain-lain.
klinis pasien.
Kegiatan: c.Memantau perkembangan klinis pasien
yang terkait dengan penggunaan Obat.
a.Persiapan
d.Berperan aktif dalam pengambilan
b.Pelaksanaan
keputusan tim profesi kesehatan dalam
c.Pembuatan dokumentasi
terapi pasien.
d.Rekomendasi
Kegiatan Visite Mandiri
a.Untuk Pasien Baru
• Apoteker memperkenalkan diri dan menerangkan tujuan dari kunjungan.
• Memberikan informasi mengenai sistem pelayanan farmasi dan jadwal pemberian Obat.
• Menanyakan Obat yang sedang digunakan atau dibawa dari rumah, mencatat jenisnya dan melihat instruksi
dokter pada catatan pengobatan pasien.
• Mengkaji terapi Obat lama dan baru untuk memperkirakan masalah terkait Obat yang mungkin terjadi.
Tujuan:
Tujuan:
a.Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus tertentu.
b.Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat
tertentu.
Pelayanan Obat
5. Sarana pengelolaan obat yang 4. Tidak tepatnya permintaan obat 3. Usia pekerja
belum lengkap seperti tempat oleh Apoteker, dapat terjadi Pekerja yang lebih muda lebih
penyimpanan obat sehingga overstock ataupun kekurangan obat. mudah beradaptasi, fleksibel,
kegiatan pengelolaan tidak (Satibi et al., 2018) mudah menerima teknologi baru
tercapai dengan baik. (Waluyo. serta memiliki kepuasan yang
2015) lebih tinggi. (Satibi et al., 2018)
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2007. Keputusan Mentri Kesehatan RI No:
900/MENKES/VII/2007. Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta
Depkes RI. Direktorat Jenderal Pelayanan Kefarmasian dan Alat
Kesehatan. 2004. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta : Depkes RI.
Kementerian Kesehatan, 2016. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas,Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kemenkes.
Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Peraturan
Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden NOMOR 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesianomor 74 Tahun
2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas.
Rantucci, M. 2006. Pharmacists Talking With Their Patients: A Guide to Patient
Satini, Eliza Hanum Daulay., Gusti Ayu Oviani., Karina Erlianti., Achmad Fudholi., Dyah
Ayu Puspandari. 2018. Kinerja Apoteker dan Faktor Yang Mempengaruhi Pada Era Jaminan
Kesehatan Nasional di Puskesmas. JMPF Vol 8(1), 2018JMPF Vol. 8 No. 1 : 32–38
Supardi, Sudibyo., Andi Leny Susyanti dan Max J. Herman. 2012. Evaluasi Peran
Supardi, Sudibyo., Andi Leny Susyanti, Raharni dan Max J. Herman. 2012. Kebijakan
Waluyo, Yohanes Wahyu., Umi Athiyah., Thinni Nurul Rochmah. 2015. Faktor yang
Wilayah Selatan). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, April 2015, Hlm. 94-101
THANK YOU