Anda di halaman 1dari 18

PERISTIWA SEPUTAR

KEMERDEKAAN
INDONESIA
Strategi AS untuk
mengalahkan Jepang
di Perang Pasifik.
AWAL KEKALAHAN JEPANG
Peristiwa pertama yang memiliki dampak besar pada kemerdekaan bangsa Indonesia adalah
Perang Dunia Kedua. Sekalipun Indonesia tidak terlibat dalam Perang Dunia Kedua, tapi
Jepang yang saat itu menjajah Indonesia, memiliki peranan yang sangat penting dalam perang
tersebut, khususnya di medan Asia Pasifik. Di medan tersebut, Jepang sangat agresif dalam
melawan kekuatan Amerika Serikat.
Namun, lama-kelamaan keagresifan Jepang tersebut mulai berkurang karena Jepang perlahan
tidak mampu melawan kecanggihan senjata Amerika Serikat. Hingga pada puncaknya, pada
tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, Hiroshima dan Nagasaki, dua kota penting di Jepang, dibom
oleh Amerika Serikat. Akibatnya Jepang akhirnya mengalami kehancuran karena Hiroshima
merupakan tempat berkumpulnya tentara Jepang sekaligus pusat pemberangkatan kapal-kapal
perang Jepang.
Sebenernya waktu itu Amerika Serikat tidak memilih
Nagasaki sebagai kota yang akan dijatuhi bom atom. Kota
yang seharusnya dijatuhi bom atom pada waktu itu adalah
kota Kokura, yang menjadi pusat persenjataan Jepang.
Namun, pada saat kota Kokura mau dijatuhi bom atom,
kota tersebut malah tertutup awan. Hal ini membuat pilot
Amerika Serikat kesulitan melihat kota tersebut. Akhirnya
kota Nagasaki menjadi pilihan terakhir untuk dijatuhi bom
atom oleh Amerika Serikat, karena kota tersebut terletak
tidak jauh dari kota Kokura.
Jepang semakin terpojok di Perang Dunia Kedua, Jepang
akhirnya mengeluarkan janji kemerdekaan untuk
Indonesia. Janji tersebut sengaja dikeluarkan oleh Jepang
untuk meredam keinginan bangsa Indonesia untuk
merdeka. Jepang tidak ingin Indonesia melakukan
perlawanan karena Jepang sudah cukup pusing dengan
kekalahannya di Perang Dunia Kedua
PEMBENTUKAN BPUPKI
Janji kemerdekaan yang dikeluarkan Jepang pada saat itu, bukan janji mereka yang
pertama. Soalnya pada bulan September 1944, Perdana Menteri Jepang, PM Koiso
sudah pernah mengeluarkan janji kemerdekaan untuk Indonesia.
PM Koiso mengeluarkan janji tersebut agar rakyat Indonesia tidak melakukan
perlawanan kepada Jepang.
Lebih jauh lagi, Jepang mewujudkan janji kemerdekaan bangsa Indonesia dengan
membentuk suatu badan yang ditujukan untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 1 Maret 1945. Badan bentukan Jepang tersebut kemudian diberi nama
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau
yang dalam bahasa Jepangnya disebut sebagai Dokuritsu Junbi Cosakai. BPUPKI ini
diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat.
Dalam persiapannya, BPUPKI melakukan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama dilakukan
pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Sidang pertama ini menghasilkan rumusan dasar
negara Indonesia atau Pancasila yang dikemukakan oleh Soekarno, Mohammad Yamin, dan
Soepomo. Oleh karena itulah setiap tanggal 1 Juni kita memperingati hari lahirnya Pancasila.
Kemudian tanggal 22 Juni 1945, BPUPKI menindaklanjuti sidang pertama mereka dengan
membentuk Panitia Kecil dengan anggota sebanyak sembilan orang, yang disebut juga sebagai
Panitia Sembilan. Tugas dari Panitia Sembilan ini adalah mematangkan konsep Pancasila yang
sudah dirancang pada sidang pertama BPUPKI. Hasil kerja dari Panitia Sembilan ini kemudian
dikenal dengan nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
Sidang kedua BPUPKI dilakukan pada tanggal 10 sampai 14 Juli 1945. Sidang kedua ini
menghasilkan rumusan Undang-Undang Dasar lengkap dengan pembukaannya (preambule).
Setelah Jepang menganggap tugas BPUPKI selesai menjalankan tugasnya, Jepang pun
membubarkan badan tersebut.
RUMUSAN PANCASILA
Soekarno Soepomo
1.Kebangsaan Indonesia (nasionalisme) 1.Persatuan
2.Internasionalisme (peri-kemanusiaan) 2.Kekeluargaan
3.Mufakat (demokrasi) 3.Keseimbangan lahir dan batin
4.Kesejahteraan sosial 4.Musyawarah
5.Ketuhanan yang berkebudayaan 5.Keadilan rakyat

Moh. Yamin
1.Peri Kebangsaan
2.Peri Kemanusiaan
3.Peri ke-Tuhanan
4.Peri Kerakyatan
5.Kesejahteraan Rakyat
PEMBENTUKAN PPKI
Setelah Jepang membubarkan BPUPKI, Jepang kemudian membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau yang dalam bahasa Jepangnya
disebut sebagai Dokuritsu Junbi Inkai pada tanggal 7 Agustus 1945. Panitia PPKI ini
memiliki dua puluh satu orang dan diketuai oleh Soekarno. Tugas PPKI pada saat itu
adalah melanjutkan tugas BPUPKI untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia.
Setelah itu, Jepang kemudian memanggil Soekarno, Hatta, dan Radjiman untuk pergi
ke Dalat di Saigon, Vietnam. Saigon ini merupakan pusat tentara Jepang untuk
wilayah Asia Tenggara. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jenderal Terauchi
mengucapkan selamat pada Sukarno dan Hatta sebagai ketua dan wakil ketua PPKI.
Jenderal Terauchi juga menegaskan kalau Jepang akan memberikan kemerdekaan
untuk Indonesia. Setelah bertemu dengan Jenderal Terauchi, Soekarno, Hatta, dan
Radjiman pun kembali ke Indonesia.
KEKALAHAN JEPANG
Namun, dibalik semua janji Jepang tersebut, ada sesuatu yang disembunyikan oleh Jepang.
Jepang berusaha menyembunyikan fakta kalau mereka sudah resmi menyerah pada pihak
Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
Rakyat Indonesia tidak mengetahui informasi penting ini karena semua alat komunikasi di
Indonesia dikuasai oleh Jepang. Makanya, informasi-informasi yang tersebar di rakyat
Indonesia pada masa itu hanyalah informasi-informasi propaganda kekuatan Jepang saja.
Untungnya beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia, khususnya dari golongan muda,
berhasil mengetahui info mengenai kekalahan Jepang ini. 
Para pemuda seperti Amir Syarifuddin dan Sutan Sjahrir berpendapat kalau kekalahan Jepang
ini merupakan kesempatan besar Indonesia untuk mempercepat kemerdekaannya. Mereka
berpikir kalau Jepang sudah menyerah pada Sekutu, itu artinya Indonesia sedang mengalami
kekosongan kekuasaan atau vacum of power. Makanya menurut mereka, kemerdekaan
Indonesia harus cepat-cepat diproklamasikan.
Sjahrir, sebagai perwakilan golongan muda, langsung menemui Soekarno dan
Mohammad Hatta untuk mendesak mereka segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Namun, ternyata Soekarno dan Hatta menolak karena mereka ingin
mengecek kebenaran informasi kekalahan Jepang terlebih dahulu.  Selain itu, mereka
berpendapat kalau proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dibicarakan dulu
dengan PPKI. Tentu saja golongan muda menolak pendapat Soekarno dan Hatta
karena mereka ingin tetap memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan
kekuatan bangsa Indonesia sendiri, bukan melalui PPKI yang merupakan bentukan
Jepang. 
PERISTIWA
RENGASDENGKLOK
Golongan muda tetap bersikeras memaksa Soekarno dan Hatta untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia selambat-lambatnya tanggal 16 Agustus 1945. Golongan muda yang
dipimpin oleh Wikana, Sukarni, dan Darwis pergi ke rumah Soekarno di jalan Pegangsaan Timur
No. 56.  Namun, ternyata Soekarno justru marah besar pada mereka.
Karena perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda ini, maka golongan muda
sepakat untuk menculik Soekarno dan Hatta ke luar kota. Tujuan rencana penculikan ini adalah
untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta dari pengaruh Jepang dan mempercepat proklamasi
kemerdekaan.
Golongan muda pada saat itu memilih Rengasdengklok, Karawang, sebagai tempat penculikan
tersebut. Mereka memilih Rengasdengklok karena tempat itu berada tidak jauh dari Jakarta dan
keamanannya juga terjamin oleh tentara PETA. Soekarno pun setuju untuk ikut golongan muda,
dengan syarat, Fatmawati, Guntur, dan Hatta juga ikut. Syarat dari Soekarno tersebut disetujui oleh
golongan muda dan akhirnya rombongan tersebut berangkat pada tanggal 16 Agustus 1945, pukul
04.00 WIB.
Ahmad Soebardjo, dari golongan tua, yang
waktu itu mencari keberadaan Soekarno dan
Hatta pun berangkat ke Rengasdengklok untuk
bertemu dan berunding dengan Soekarno dan
Hatta. Akhirnya Soebardjo berjanji, dengan
jaminan nyawanya, ke golongan muda kalau
proklamasi kemerdekaan Indonesia akan
diumumkan keesokan harinya, pada tanggal 17
Agustus 1945, selambat-lambatnya pada pukul
12.00 WIB. Dengan jaminan tersebut, akhirnya
Soekarno dan Hatta dilepaskan oleh golongan
muda dan sore harinya rombongan tersebut
kembali ke Jakarta untuk segera merumuskan
naskah proklamasi.
PENYUSUNAN NASKAH
PROKLAMASI
Teks proklamasi menjadi sejarah penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Ini karena naskah
tersebut menjadi bukti peristiwa proklamasi yang dilangsungkan pada 17 Agustus 1945. Selain itu,
teks tersebut juga memuat keinginan dan pernyataan tegas bangsa Indonesia untuk menjadi negara
merdeka.
Teks proklamasi yang dibacakan Soekarno disusun oleh sejumlah tokoh penting nasional, yakni
Soekarno, Moh. Hatta, dan Achmad Soebardjo. Naskah ini ditulis tangan oleh Soekarno sendiri,
kemudian diketik oleh Sayuti Melik. Perumusan naskah proklamasi dilakukan setelah peristiwa
Rengasdengklok, di mana para pemuda menculik Soekarno-Hatta untuk mempercepat proklamasi.
Dengan berbagai pertimbangan, kedua pihak akhirnya setuju untuk melangsungkan proklamasi pada
17 Agustus 1945.
Setelah peristiwa Rengasdengklok, Soekarno-Hatta dijemput untuk kembali ke Jakarta. Di sana
mereka menetap di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jl. Imam Bonjol No.1. Kala itu, Laksamana
Maeda bersedia menyediakan rumahnya dan menjamin keselamatan Soekarno-Hatta dan lainnya.
Soekarno, Hatta, dan Maeda sempat menemui Mayor Jenderal Nishimura untuk
membicarakan proklamasi. Sayangnya, Nishimura melarang Soekarno-Hatta untuk
menggelar rapat PPKI terkait kemerdekaan. Menyadari hal tersebut, kedua tokoh
penting tersebut sadar bahwa mereka harus melaksanakan proklamasi tanpa campur
tangan Jepang.
Perumusan naskah proklamasi dilakukan di ruang makan Laksamana Maeda.
Sementara Maeda sendiri memisahkan diri dan naik ke lantai dua. Penyusunan naskah
proklamasi melibatkan tiga tokoh nasional, yakni Soekarno, Hatta dan Ahmad
Soebardjo. Juga disaksikan oleh Miyoshi, Sukarni, Sudiro, dan B.M. Diah.
Teks proklamasi tersebut memuat pernyataan tegas dan keinginan bangsa Indonesia
untuk menjadi negara merdeka yang menentukan nasibnya sendiri. Kalimat pertama
dalam naskah dicetuskan oleh Ahmad Soebardjo, sedangkan kalimat terakhir
disumbang oleh Moh. Hatta.
Setelah perumusan naskah, teks proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Melik dan
ditandatangani oleh Soekarno-Hatta. Kemudian, teks itu digandakan dan
disebarluaskan kepada masyarakat.
Pada 17 Agustus 1945, Soekarno pun membacakan teks proklamasi di hadapan rakyat
Indonesia. Pembacaan teks itu dibarengi dengan pengibaran Bendera Pusaka serta lagu
Indonesia Raya. Melalui peristiwa bersejarah ini, Indonesia resmi menjadi negara
berdaulat yang merdeka.
MAKNA PENTING
PROKLAMASI
Proklamasi merupakan titik puncak perjuangan bangsa Indonesia yang dapat
menghantarkan ke pintu gerbang kebebasan. Proklamasi merupakan seruan yang
bersifat legal dan resmi. Dengan pernyataan itu, bangsa Indonesia terbebas dari
segala bentuk penjajahan bangsa lain. Makna proklamasi antara lain:
1. Lahirnya negara dan bangsa Indonesia
2. Sebagai puncak perjuangan pergerakan anti penjajahan
3. Adanya perpindahan kekuasaan dari kolonial ke nasional
4. Sebagai sumber hukum lahirnya hukum nasional
5. Menjadi bukti kedaulatan bangsa Indonesia sehingga diakui oleh negara negara di dunia
TUGAS
1. Jelaskan kronologi perumusan naskah Proklamasi!
2. Sebutkan hasil sidang BPUPKI!
3. Jelaskan bagaimana caranya berita proklamasi disebarkan oleh rakyat Indonesia!
4. Apa makna proklamasi kemerdekaan menurut kalian!
5. Amerika Serikat menargetkan beberapa kota untuk dijatuhkan bom atom.
Mengapa kota Tokyo tidak jadi dijatuhi bom atom?

Anda mungkin juga menyukai