Anda di halaman 1dari 13

Oleh :

TIM KMB
Pengertian
1. Lesi yg biasanya terdapat
dilambung, duodenum
kadang dijejenum yg terjadi
karena adanya daya cerna
cairan lambung.(Kapita, edisi
II)
2. Erosi mukosa saluran GI yg
disebabkan terlalu banyak
HCl dan pepsin, meskipun
ulkus dapat tjd pd esofagus,
lokasi paling umum adl
duodenum dan lambung.
(Wardell, 1990)
3. Ekskavasi (area lambung ) yg
terbentuk dlm dinding mukosa
lambung, pilorus duodenum
atau esofagus.(KMB edisi-8)
Ulkus peptikum sering disebut
sbg ulkus lambung, duodenal
atau esofageal tergantung pd
lokasinya
Etiologi
• Etiologi kurang dipahami,
meskipun bakteri gram negatif
H pilori diyakini sebagai
penyebab.
• Hipersekresi asam pepsin
• Kelemahan barier mukosa
lambung
Manifestasi klinik
1.Nyeri.
Lokasi pd epigastrium tengah atau di
punggung. Terjadi bl kandungan as
lambung dan duodenum meningkat
menimbulkan erosi dan merangsang
ujung saraf.
2.Pirosis (nyeri ulu hati)
Sensasi luka bakar pd esofagus dan
lambung yg naik ke mulut kadang
disertai sekresi asam
3.Mual dan muntah
Berhub dg obstruksi jln keluar
lambung o/ spasme mukosa pilorus
or obstruksi mekanis yg dpt
dihubkan dgn p’bentukn jar parut or
p’bengkakn akut dr membran
mukosa yg m’alami inflamasi
4.Konstipasi
Kmgkn sbg akibat dr diet &
obat-obatan.
5.P’darahan
Didapati hematomeses &
melena. Bag yg plg srg t’kena
adl distal duodenum, sbg akibat
pro/ oksidasi hemoglobin mjd
methehemoglobin dlm lambung
Komplikasi
.Perdarahan
Didapati hematemesis & melena.
Bnyknya p’drhan ditentukan dg
anamnesis dan melihat data spt
syok, kadar Hb & Ht.
2.Perforasi
Ulkus yg dlm, merusak sma lap
dinding lambung duodenum kmdn
tembus shg timbul peritonitis lokal,
bl tdk segera diketahui timbul
peritonitis umum.
3.Obstruksi
Obs mungkin parsial dimana
p’ksongan lambung terlambat atau
total, suatu saat akan muntah timbul
gejala defisiensi. Byknya cairan
lambung yg keluar akan timbul
alkalosis, pbtkan jar dikanalis pilorik
krn edema dan spasme.
Masalah Keperawatan
1. Nyeri b.d iritasi mukosa dan
spasme otot, Efek sekresi asam
lambung pd jar yg rusak.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dr kebuh tbh b.d anoreksia, Nyeri
yg berkaitan dg makan
3. Ansieta b.d koping dg penyakit
akut, Perubahan status keseh.
4. Konstipasi b.d Efek samping obat,
Perubahan pola/kebiasaan makan.
5. Gangguan pola tidur b.d nyeri,
mual muntah
6. Resti defikasi vol cairan b.d
resiko perdarahan, mual muntah.
Intervensi MK 1

• Lakukan pengkajian nyeri scr


menyeluruh
• Manajemen nyeri
• Kontrol lingkungan & faktor yg
meningkatkan nyeri
• Kolaborasi pemberian analgetik
• Monitor TTV sebelum dan
sesudah penggunaan analgetik.

Intervensi MK 2
• Beri informasi mengenai nutrisi
yg sesuai
• Lakukan kolaborasi dg ahli gizi
ttg nutrisi yg ssi kebuth.
• Monitor intake kalori dan
nutrisi.
• Monitor mual muntah

Intervensi MK 3
• Beri informasi aktual mengenai
diagnosa, tindakan dan
prognosis.
• Dengarkan pembicaraan dg
empati
• Fasilitasi dlm mengekspresikan
bahaya dg konstruktif.

Intervensi MK 4
• Monitor tanda gejala konstipasi
• Identifikasi faktor yg dpt
mempengaruhi konstipasi
• Beri Suppositoria jika perlu
• Instruksikan untuk
mengkonsumsi makanan tinggi
serat ssi kondisi pasien.
• Anjurkan untuk mengurangi
makanan yg mengandung gas.
Intervensi MK 5
• Terangkan pentingnya istirahat
tidur yg cukup slm sakit
• Monitor pola tidur dan jml jam
tidur ps
• Monitor hal yg m’gganggu tidur
• Bantu ps m’hlgkan nyeri sbl
tidur
• Anjurkan u/ m’gunak’ wkt sbl
tidur dg k’giat yg menyenangk’.
Intervensi MK 6
• Evaluasi respon fisiologis ps thd
perdarahan
• Monitor tanda gejala p’drhan
hebat
• Periksa sma darah yg keluar
• Monitor waktu p’bekuan drh
• Hindarri obat yg m’pengaruhi
PH lambung ( antasid dan
histamin)
Pemeriksaan Diagnostik

• Endoskopi dg biopsi dan


sitologi
• Pemeriksaan Barium
• Pemeriksaan radiologis
abdomen
• Analisis lambung
• Kadar Hb,Ht, pepsinogen
lambung
• Melena pd feses

Anda mungkin juga menyukai