Anda di halaman 1dari 18

I Gusti Ngurah Mahardika

Materi Kuliah Imunologi FKH UNUD 2020


VAKSIN
Laboratorium Biomedika dan Biologi Molekuler Hewan Universitas Udayana
Indonesia Biodiversity Research Center Udayana
Email: gnmahardika@gmail.com
VAKSIN, VAKSINASI, IMUNISASI

• Vaksin adalah bahan yang mengandung


– agen penyakit (bakteri, virus, parasit, toksoid)
– yang hidup (aktif) atau mati (inaktif)
– bagian protein (antigen) , sub-unit
– gen (DNA/RNA) dari agen penyakit ,
– dapat dicampur dengan bahan tertentu (adjuvant)
yang bila disuntikkan kedalam tubuh hewan dan manusia akan memicu kekebalan aktif terhadap
agen penyakit tersebut.
• Vaksinasi: Proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh hewan/manusia
• Imunisasi: proses untuk membuat hewan dan manusia kebal terhadap suatu penyakit
– Imunisasi pasif
• Pemberian serum yang mengandung antibodi terhadap agen penyakit
• Kekebalan segera, jangka pendek
• Contoh: Anti Tetanus Serum (ATS), Rabies Imunoglobulin (RIG)
– Imunisasi Aktif
• Vaksinasi
Imunitas Perolehan/dapatan

• Pasif • Aktif
– Serum kebal
–Infeksi alam
• Imunoprofilaksis
• Imunoterapi –Vaksinasi
– Kolostrum/Air
Susu
Induk/Antibodi
maternal
Ragam Vaksin: Aktif/hidup/live vaccine

• Agen alami yang virulen


– Cara yang tak alami:
• Cacar ayam diberikan dengan scratch di bawah sayap
– Spesies yang berbeda
• Herpesvirus kalkun untuk ayam
• Agen alami yang avirulen
• ND Lasota untuk ayam
• Bibit penyakit yang dilemahkan (atenuasi)
• Virus/bakteri rekombinan (GMO/geneticallly modified
organism)
• Misal virus cacar dengan protein influenza
Vaksin Inaktif, subunit, dan DNA

• Organisme mati
– Inaktivasi dengan formaldehid, betapropiolakton
• Bagian (protein/antigen) dari agen penyakit (Vaksin sub-
unit)
– Rekombinan protein
– Sintetik protein
– Toksoid
• Vaksin DNA/RNA
– Plasmid yang ditambah dengan gen protein agen penyakit, yang
bila disuntikkan, hewan atau manusia itu sendiri yang membuat
antigen
• Edible vaccine
Imunisasi pasif dan aktif

• Pasif
– Kekebalan segera
– Tidak bisa dibooster
– Masa kerja singkat (paling lama 2
minggu)
– Mahal
– Reaksi serum sickness yang dapat fatal
• Aktif (vaksin)
– Kekebalan lama muncul (1-2 minggu)
– Bisa dibooster
– Masa kerja lama
– Reaksi serum sickness tidak ada
– Murah
Keunggulan vaksin aktif dan inaktif

• Vaksin Aktif • Vaksin inaktif


– Dosis rendah – Tidak mudah rusak
– Tidak perlu adjuvan dalam penyimpanan
– Reaksi hipersensitifitas – Tidak menyebabkan
kurang penyakit
– Induksi interferon – Tidak ada kontaminasi
– Induksi kekebalan mukosa organisme hidup
(IgA)
– Murah
– Cara pemberian mudah
Inaktivasi

• Formaldehid dosis rendah


– 0,01%
– Dicampur dalam bejana terbuka dan dihomogenkan semalam
(formaldehid menguap)
– Uji residu formaldehid
• Aseton
• Alkohol
• Etilen oksida, betapropiokaton
– Hanya merusak asam nukleat
– Sangat baik
– Mahal
Melemahkan agen penyakit (atenuasi)

• Menumbuhkan agen dalam kondisi tidak normal


– BCG dibuat dengan menumbuhkan kuman TBC dalam media
yang jenuh garam empedu selama puluhan tahun
– Antrax dibuat dengan menumbuhkan kuman pada udara yang
kaya CO2 dan mengandung serum 50% …. Tidak bisa berspora
– Brucella dibuat dengan media yang miskin nutrien
– Bakteri yang perlu streptomisin (rekombinan)
– Spesies tidak lazim
• Virus sapi ditumbuhkan pada kelinci
• Virus distemper ditumbuhkan pada ferret
• Virus mamalia ditumbuhkan pada telur ayam bertunas
• Penanaman berulang sampai puluhan-ratusan kali (pasase)
Adjuvan: bahan yang ditambahkan pada
vaksin inaktif untuk meningkatkan imunitas
Tipe Adjuvan Mekanisme kerja
Depot adjuvan Aluminium fosfat Pengeluaran antigen lambat
Aluminium hidroksida SDA
Alum SDA
Minyak mineral SDA
Imunostimulatori Anaerobik corynobacteria, Menstimulasi makrofag
propionibacteria acne, BCG
Lipopolisakarida SDA
Saponin SDA
Pembentukan partikel Liposom Menstimulasi APC
Imunostimulatory Complex SDA
(ISCOM)
Adjuvan campuran Adjuvan Freund
(Minyak mineral+BCG)
Cara Pemberian

• Vaksin aktif
– Suntikan intramuskuler/sub-kutan
– Tetes mata/hidung/mulut
– Sprying
– Air minum
• Vaksin inaktif/sub-unit
– Suntikan intramuskuler/sub-kutan
Pertimbangan dalam vaksinasi

• Kondisi hewan baik --- sehat dan tidak dalam


imunosupresif
• Maternal antibodi bertahan 3-4 minggu pada
unggas, 2-3 bulan pada mamalia
– Vaksinasi tetes mata/hidung/mulut, air minum, spraying
– Antibodi maternal sangat minim pada mukosa
• Revaksinasi (booster vaksinasi)
– Unggas: 4 minggu----4 bulan (tergantung vaksin)
– Mamalia: 3 bulan – 6 bulan (tergantung vaksin)
Booster
Keberhasilan vaksinasi

• Kandungan agen bereaksi silang baik dengan agen


penyakit di kandang
• Cara produksi baik
• Rantai dingin terjamin
• Cara vaksinasi benar
• Umur hewan tepat
• Kondisi hewan sehat dan tidak sedang infeksi
subklinis atau masa inkubasi
• Hindari stress saat vaksinasi
Kegagalan vaksinasi

• Hewan sehat • Masalah dalam vaksin


– Vaksinasi terlambat, hewan
dalam masa inkubasi
dan vaksinasi
– Galur vaksin tidak tepat – Cara pemberian salah
– Antigen yang dipakai tidak tepat – Vaksin rusak (rantai-
• Hewan tidak memberikan dingin/cold chain)
respon – Antibodi maternal
– Antibodi maternal/pasif
– Tidak divaksinasi ulang
– Imunosupresi
– Variasi agen di lapang
– Vaksin tidak sesuai
Prinsip Produksi Vaksin Hewan (FAO/OIE)

• Jaminan kualitas (quality assurance)


• Fasilitas produksi
• Dokumentasi proses produksi
• Proses produksi
• Proses validasi
• Uji stabilitas
• Pengujian keamanan dan daya-guna (efficacy)
Pengujian Keamanan dan Daya-Guna Vaksin

• Uji keamanan
– Pada hewan target
– Pengujian virulensi (vaksin hidup)
– Risiko pada lingkungan
• Uji Efikasi
– Pengujian laboratorium
– Pengujian hambatan (dengan vaksin lain)
• Pengujian lapangan
Quality Controls
• Purity test (kemurnian)
• Keamanan
• Uji potensi
• Pengujian lain??
– Deteksi agen prion
– Deteksi residu formalin

Anda mungkin juga menyukai