Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 1

1. Aswandari, AMK
2. Nesi La Yanes, AMG
3. Lili Sudarce, Amd. Kep
4. Jusmaniar, A.Md. Gz
5. Nining Aprianti, Amd.Kep
6. Ismi Suharindah, Amd.Kep
7. Ruslan, AMK
8. LM Al Musawir Sadi, A.Md.RMIK
9. La Ode Ardi,A.Md.Kep
10. Reza Aditya Warman, Amd
“peningkatan mutu dalam
pencegahan infeksi nosokomial
di Puskesmas Tikep”
1. Latar Belakang
Banyak faktor yang berperan dalam ketidakpatuhan cuci tangan
bagi petugas kesehatan di ruang Perawatan Rawat Inap
Puskesmas Tikep, diantaranya kurangnya kesadaran petugas
kesehatan pentingnya pelaksanaan cuci tangan 6 langkah
dikarenakan belum sempurnanya SOP cuci tangan, belum
meratanya penataan handrub di ruang rawat inap , handscrub/
handrub kadang kosong. Sehingga pelaksanaan cuci tangan
oleh petugas belum optimal yang dapat berdampak pada
kualitas pelayanan kesehatan dan status kesehatan petugas
maupun pasien. Oleh karena itu diperlukan adanya inovasi atau
pembaharuan, perbaikan guna mencapai pelayanan yang bermutu,
berkualitas, sehat, efeketif dan efisien.
2. Tujuan
a. Umum
Mencegah penularan infeksi silang yang bisa terjadi di
Lingkungan Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat
b. Khusus
 Teraktualisasinya nilai – nilai konsepsi dasar

(ANEKA) dan kedudukan serta peran ASN dalam


pelaksanaan tugas pokok penulis sebagai perawat
terampil di Puskesmas Tikep Kabupaten Muna Barat
 Meningkatkan kesadaran perawat dalam mencuci

tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.


3. Manfaat
a. Manfaat untuk diri sendiri

Dapat Mengaktualisasikan nilai –nilai dasar ditempat kerja dalam merubah mindset
dalam diri untuk lebih professional, berkomitmen, beretika dan berintegritas.
 

b. Manfaat Untuk Unit Kerja

 Meningkatkan kesadaran perawat dalam melakukan cuci tangan di Puskesmas


Tikep Kabupaten Muna Barat
 Mewujudkan Puskesmas Tikep bebas dari kejadian infeksi silang yang bias
terjadi di Lingkungan Puskesmas Tikep

c. Manfaat Untuk Masyarakat


Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas Tikep tanpa ada
kejadian yang tidak diinginkan.
4. Dasar Hukum
Sesuai dengan Permenkes RI No 3 Tahun
2014 tentang sanitasi berbasis masyarakat yang
bertujuan untuk mewujudkan perilaku
masyarakat yang higienis dan saniter secara
mandiri dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
dengan salah satu pilar yaitu cuci tangan
menggunakan sabun.
Gambaran Umum Organisasi
1. Profil Puskesmas
Puskesmas Tikep berada sejak sebelum
pemekaran dibawah naungan kabupaten
muna, tetapi setelah Kabupaten Muna Barat
Berdiri tahun 2014 tepatnya tanggal 23 Juli
2014 Muna Barat resmi sebagai Kabupaten
Baru oleh karena itu Puskesmas Tikep berada
dalam naungan Kabupaten Muna Barat.
a. Peta wilayah kerja serta fasilitas pelayanan
Puskesmas Tikep.
b. Letak Geografis.

Puskesmas Tikep terletak atau berada di Kawasan Kota Laworo


dengan jarak tempuh wilayahnya ± 30 Menit ke Ibu Kota
Kabupaten Muna Barat. Wilayah Kerja Puskesmas Tikep terbagi
menjadi 7 desa dan 2 kelurahan. 1 desa berada di kepulauan
yang menjadi desa sangat terpencil dan 8 desa berada di daratan,
namun masih ada desa yang masih sulit dijangkau.
Puskesmas Tikep terletak dalam wilayah Kecamatan Tikep
dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut :
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tiworo
Tengah
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sawerigadi
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kab. Konawe Selatan
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tiworo
Utara
Visi, Misi dan Tata Nilai Puskesmas Tikep

a. Visi
Terwujudnya masyarakatnya kecamatan tikep sehat sejahtera, mandiri tahun 2023 di dukung dengan
tenaga kesehatan yang profesional.
b. Misi
 Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menciptakan pelayanan yang bermutu
,cepat, tepat, serta terjangkau oleh masyarakat.
 Meningkatkan SDM, sarana dan prasarana medis dan Non medis agar tercipta kondisi yang aman
dan nyaman bagi petugas, pasien serta masyarakat pada umumnya.
 Mengajak masyarakat untuk memanfaatkan puskesmas Tikep sebagai pusat pelayanan dan mitra
keluarga.
c. Tata Nilai
S : Santun (santun, sopan dan ramah dalam bertutur kata dan berperilaku pada setiap pasien)
E : Empati (melayani dengan sepenuh hati)
H : Handal (pelayanan yang dilakukan oleh tenaga profesional dan layanan dilakukan secara
paripurna
A : Adil (pelayanan yang diberikan tanpa membeda-bedakan ras, agama dan golongan
T : teladan (petugas kesehatan dapat menjadi contoh dan panutan bagi masyarakat untuk
hidup sehat)
Tupoksi Puskesmas Tikep
 Tugas Pokok
Melaksanakan pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara paripurna
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
 Fungsi
1. Pelayanan Upaya Kesehatan, Kesejahteraan Ibu dan Anak, KB, Perbaikan Gizi, Perawatan
Kesehatan Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, Imunisasi, Penyehatan
Lingkungan, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Sekolah, Pengobatan
termasuk Pelayanan Darurat karena kecelakaan, Kesehatan Gigi dan Mulut, Laboratorium,
Upaya Kesehatan Kerja, Usia Lanjut, Upaya Kesehatan Jiwa, Mata, Upaya Kesehatan Lainnya
dan Pencatatan dan Pelaporan Lanjut, Upaya Kesehatan Jiwa, Mata, Upaya Kesehatan Lainnya
dan Pencatatan dan Pelaporan
2. Pembianaan Upaya Kesehatan, Peran serta Masyarakat, Koordinasi semua upaya Kesehatan,
sarana Pelayanan Kesehatan, Pelaksanaan Pelayanan Rujukan Medik dan Rujukan Kesehatan,
Pembinaan Teknis kepada PUSTU, Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya dan Kader
Pembangunan Kesehatan
3. Pengembangan Upaya Kesehatan dalam hal Pembangunan Kader Pembangunan Bidang
Kesehatan di wilayah dan pengembangan kegiatan Swadaya Masyarakat.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Uraian Tugas Sesuai SK Jabatan
 Tupoksi Perawat Terampil
 Uraian tugas dan fungsi sebagai Perawat Terampil menurut Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
nomor 35 tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka
Kreditnya sebagai berikut:
 Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
 melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
 melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif;
 memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya
preventif;
 memberikan oksigenasi sederhana;
 Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/
kritikal;
 Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko
penularan infeksi;
 Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area medikal
bedah;
Identifikasi Masalah dan Dampaknya
1. Kurangnya kesadaran perawat dalam menjalankan
SOP cuci tangan
2. Kurangnya ketegasan pemimpin dalam penguatan
komitmen mutu
Susunan komitmen mutu sesuai
SOP

1. kepala dinas kesehatan memberikan


wewenang kepada Puskesmas
2. SK kepala Puskesmas tentang pencegahan
infeksi pada penanggung jawab program
3. Komitmen mutu oleh semua pelaksan
program dan seluruh jajaran Puskesmas
Strategi menyelesaikan Masalah
 Melakukan konsultasi dengan kepala
puskesmas.
 Melihat kembali SOP cuci tangan yang telah
ada.
 Perbaikan SOP cuci tangan bersama Tim Mutu
 Menyiapkan media poster dan lefleat
 Berkoordinasi dengan tim Promosi
Kesehatan(Promkes) dalam sosialisasi
Analisis Dampak Dari Hasil Kegiatan
1. kesadaran perawat dalam menjalankan SOP cuci
tangan menjadi meningkat
2. Meningkatnya ketegasan pemimpin dalam
penguatan komitmen mutu
Demikian Hasil Kerja Kelompok Satu
Lebih dan Kurangnya Mohon Di
Maklumi

“Saran Yang Sifatnya Membangun


Sangat Kami Harapkan”

TERIMAKASIH.........................................
.

Anda mungkin juga menyukai