KELOMPOK 8 KELAS A 2012 KELOMPOK 8 1. ADEK SAPUTRA AMRI 1211011009
2. HASANATUL KHAIRIYAH 1211011012
3. FITRI 1211012003
4. FUJI AGLARIAT 1211012025
5. WIDYA PUTRI 1211012027
6. RATU AULIA TILQA 1211013017
PENDAHULUAN Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh dan merupakan kumpulan limfosit berukuran sebesar kacang yang tersebar diseluruh tubuh
Tubuh memiliki kurang lebih sekitar
600 kelenjar getah bening, namun hanya di daerah submandibular (bagian bawah rahang), ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat. Definisi Limfoma Limfoma merupakan istilah umum untuk kelainan pada sistem limfatik ( kelenjar getah bening, limpa, kelenjar timus dileher, dan sumsum tulang belakang). Sistem limfatik bagian penting sistem kekebalan tubuh,pertahanan alamiah tubuh. Cairan limfatik sendiri adalah cairan putih mengandung protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik Cairan limfatik sendiri adalah cairan putih mengandung protein lemak dan limfosit yang semuanya mengalir ke seluruh tubuh lewat pembuluh limfatik Limfosit sel darah putih, sel B (humoral) dan sel T (selular) Pembagian limfoma berdasarkan histologi sel : 1. Limfoma hodgkin 2. Limfoma non hodgkin Limfoma hodgkin Penyakit Hodgkin adalah keganasan system limforetikuler dan jaringan pendukungnya yang sering menyerang kelenjar getah bening dan disertai gambaran histopatologi yang khas. Ciri histopatologis yang dianggap khas adalah adanya sel Reed – Steinberg atau variannya yang disebut sel Hodgkin dan gambaran pleimorfik kelenjar getah bening Beda HL dan NHL KARAKTERISTIK HODGKIN NON HODGKIN
WHO membagi Limfoma hogkin menjadi 2 tipe: 1. Nodular Lymphobcyte predominance Hodhkin Lymphoma (Nodular LPHL) : Tipe ini mempunyai sel limfosit dan histiosit, dipisahkan karena dari imunofenotipe yang berbeda yaitu: CD15- , CD20 + , CD30- , dan CD45 + ( kebalikan dari penyakit Hodgkin klasik ). 2. Classic Hodgkin Lymphom (CLH), ini di bagi lagi menjadi 4 sub tipe Perbedaan Classical LH Perjalanan Jenis Gambaran Mikroskopik Kejadian Penyakit Limfosit Sel Reed-Stenberg sangat sedikit Predominan tapi ada banyak limfosit 3% dari kasus Lambat
Sklerosis Noduler Sejumlah kecil sel Reed-
Stenberg & campuran sel darah putih lainnya. 67% dari kasus Sedang daerah jaringan ikat fibrosa
Selularitas Sel Reed-Stenberg dalam jumlah
Campuran yang sedang & campuran sel darah putih lainnya 25% dari kasus Agak cepat
Deplesi Limfosit Banyak sel Reed-Stenberg &
sedikit limfosit 5% dari kasus Cepat jaringan ikat fibrosa yang berlebihan Epidemiologi
Dilaporkan Sekitar 8190 kasus limfoma hodgkins di
US tahun 2007 Dan 1070 kematian pada tahun yang sama Tahun 2014 versi nccn 9190 kasus LH di US dan 1.180 kematian Kurang dari 1% dari seluruh kanker Cendrung terjadi pada laki-laki daripada wanita Paling banyak terjadi pada umur 20-29 dan pada usia diatas 55 tahun Etiologi Etiologi limfoma hodgkins masih belum di ketahui pasti. Namun para peneliti dari study masing-masing , menyebutkan faktor resiko penyebab yang sangat pontensial menyebabkan limfoma hodgkins adalah terpapar virus, nfeksi virus onkogenik diduga berperan dalam menimbulkan lesi genetik, virus memperkenalkan gen asing ke dalam sel target. Virus- virus tersebut adalah Epstein-Barr, Sitomegalovirus, HIV, Faktor yang lain adalah defisiensi imun, misalnya pada pasien transplantasi organ dengan pemberian obat imunosupresif 6 fungsi imun HIV Patofisiologi Limfoma hodgkin (LH)ini bentuk keganasan sistem limfatik dimana terjadi transformasi sel limfosit. Bentuk transformasil sel tersebut menjadi Sel malignan (kanker) yaitu sel reed-sternberg. Sel ini spesifik hanya ditemuakan pada LH dengan presentase sekitar 1-2% sel reed-sternberg ini bersifat overexpress nuclear factor-kb, yang meyebabkan sel ini berproliferasi berlebihan dan memiliki sinyal anti -apoptosis Gejala klinis Gejala utama pembesaran kelenjar, mudah di deteksi di sekitar leher. Pemebsaran di abdomen adtau dada sulit di deteksi Gejala sistemik: demam, pruritus Banjir keringat malam hari penurunan Berat badan lebih dari 10 persen dalam 6 bulan kurang tanpa sebab yang jelas B symptoms (Demam) Kelenjar getah bening yang membesar, mudah di gerakan dan biasanya tidak nyeri bila ditekan Batuk kering dan nafas pendek akibat limfadenopati(sudah menyebar) Diagnosis Anamnesa gejala klinis pasien Biopsi (excisional biopsy) kelenjar CT scan pd dada, perut, pelvis Biopsi sumsum tulang (bone marrow) Clinical Non invasif (histori, tes fisik, tes laboratorium, radiologi) secara patologi berdasarkan pada biopsi (otot,tulang,kulit,limfa,dll) Invasif (laparoskopi, laparotomi)sudah jarang karna sudah ggunakan USG PET (positron emisi tomorgrapy) lebih sensitiv dari CT scan Staging Stage I : Penyakit menyerang satu regio nodus limfa atau satu struktur limfoid (ekstra limfatik) (missal : limpa, timus, cincin Waldeyer). Stage II : sudah terlibat nya dua atau lebih regio kelenjar pada satu sisi diafragma misal bagian atas atau bawah, jumlah regio yang diserang dinyatakan dengan subskrip angka, misal : II2, II3, dsb. Stage III : Penyakit menyerang regio atau struktur limfoid di atas dan di bawah diafragma. III1 : menyerang kelenjar splenikus hiler, seliakal, dan portal III2 : menyerang kelenjar para-aortal, mesenterial dan iliakal Stage IV : keterlibatan meluas dari satu atau lebih oragan atau jaringan ekstra limfatik dengan atau tanpa pembesaran nodus limfa
A : bila tanpa gejala sistemik
B : bila disertai gejala sistemik yaitu: panas badan ≥ 38˚C yang tak jelas sebabnya; penurunan berat badan 10 % atau berkeringat malam atau setiap kombinasi dari 3 gejala itu selama 6 bulan terakhir penyakit ini. X : bila ada bulky mass (meruah)(≥ 1/3 lebar thorax dan ≥ 10 cm untuk ukuran kelenjar). S : bila ada kerlibatan limpa (spleen) Gambar 4. Penentuan Stadium Limfoma berdasarkan Klasifikasi Ann Arbor Treatment Tujuan terapi penanganan limfoma hogkin untuk memaksimalkan tingkat kesembuhan dengan meminimalkan kompikasi yang terjadi selama masa treatment Berdasarkan rekomendasi NCCN mengunakan model terapi kombinasi kemo dengan radio terapy Radio terapi (RT) ada 2 macam yaitu 1. Radiation to a single field that contains Hodgkin’s lymphoma is called involved-field radiation terapy (IFRT) namaun sekarang sudah mulai beralih ke (ISRT )called involved-site radiation terapy yang mana daerah yang di radiasis lebih spesifik dibandingkan IFRT 2. extended-field radiation or subtotal nodal irradiation; and radiation of all areas is called total nodal irradiation Treatment 1. TREATMENT OF EARLY-STAGE FAVORABLE DISEASE Terdiri dari stadium IA atau IIA , favorable maksud nya tidak ada faktor risiko yang merugikan { seperti penyakit ekstranodal, gejala menyebar (bulk), atau sendimentasi eritrosinyanya ≥50} Terapi yang disarankan untuk satdium IA dan IIA yaitu radioterapi, dulu hanya dengan terapi extend field radio terapy tapi karena efek kompikasi toksisitas nya tinggi maka sekarang di kombinasi dengan kemoterapi jangka pendek (short duration) Jadi NCCN merekomendasikan model terapi kombinasi, 2 siklus dengan Stanford V (doxorubicin, vinblastine, mechlorethamine, etoposide, vincristine, bleomycin, dan prednisone) atau 4 siklus dengan ABVD (doxorubicin [Adriamycin], bleomycin, vinblastine, anddacarbazine) diikuti dengan involved- fieldradiation terapy Nccn menyarakan untuk restaging setalah 4 siklus dengan ABVD atau 8 minggu setealah menggunakan stanford V dengan PET , jika PET dengan skore 3-4 (positive) maka dilanjutkan ke involved-fieldradiation terapy atau biopsi Tidak ada future treatment bila final skore PET 1-3 Treatment 2. TREATMENT OF EARLY-STAGE UNFAVORABLE DISEASE (bulky) Penderita dengan stadium awal namun prognosis lebih buruk karena ada faktor resiko yang merugikan merugikan { seperti penyakit ekstranodal, gejala menyebar (bulk), atau sendimentasi eritrosinyanya ≥50} Jadi rekomendasi nccn unfavorable bulk disease yaitu A BVD 4 siklus dikuti involved-field radiation terapy , atau stanford V 12 minggu (3siklus) atau BEACOPP 2 siklus diikuti ABVD 2 siklus dan involved-field radiationterapy
Dilakukan restaging setelah 4 siklus ABVD dengan PET jika
skore 1-3 di lanjutkan involved-field radiation terapy atau kombinasi 2 siklus ABVD tambahan jadi total 6 siklus, Biopsi disarankan Jika PET score ny 5 setelah 4 siklus ABVD Begitu pula dengan BEACOPP dan stanvord v diperlukan restaging 3. TREATMENT OF EARLY-STAGE UNFAVORABLE DISEASE (non bulky) Treatment 3.TREATMENT OF ADVANCED-STAGE DISEASE Penyakit stadium lanjut terdiri dari tahap III dan IV dalam beberapa studi, stadium IIB dengan massa mediastinum besar atau penyakit ekstranodal juga dianggap penyakit stadium lanjut . definisi tahap III dan IV pasien memiliki tumor di kedua sisi diafragma,Kombinasi kemoterapi intensif andalan pengobatan, meskipun beberapa pasien akan mendapatkan keuntungan dari kemoterapi setelah radiasi Treatment NLPHD Prognosisnya : Kemungkin untuk sembuh (angka harapan hidup Stadium Penyebaran penyakit selama 15 tahun tanpa penyakit lebih lanjut)
Terbatas ke kelenjar getah bening dari satu
I Lebih dari 95% bagian tubuh (misalnya leher bagian kanan)
Mengenai kelenjar getah bening dari 2 atau
lebih daerah pada sisi yang sama dari II diafragma, diatas atau dibawahnya (misalnya 90% pembesaran kelenjar getah bening di leher dan ketiak)
Mengenai kelenjar getah bening diatas &
dibawah diafragma (misalnya pembesaran III 80% kelenjar getah bening di leher dan selangkangan)
Mengenai kelenjar getah bening dan bagian
IV tubuh lainnya (misalnya sumsum tulang, 60-70% paru-paru atau hati Komplikasi Jangka Panjang Secondary cancaer setalah 10 tahun selesai tearpi bisa jadi karena radiasi saat radioterapi Cardiovaskular disease bisa akibat iridiasi di bagian mediastinal juga penggunaan obat ex antracycline Myoelosuprsi efeksamping kemoterapi Pulmunary toksisity bleomycin Terapi slavage Tujuan dari terapi penyelamatan adalah menyembuhkan dari kekambuhan atau terapi utama. Pasien dengan poor prognosis ketika diobati dengan kemoterapi penyelamatan, biasanya kemoterapi dosis tinggi dan autologous HSCT (hemopoetik stem cell transplant) Respon terhadap terapi penyelamatan tergantung pada sejauh mana dan lokasi kekambuhan, terapi sebelumnya, dan durasi remisi awal. Pasien yang memiliki kekambuhan dini (kurang dari 1 tahun setelah pengobatan) umumnya respon kemoterapi penyelamatan dengan dosis standar buruk Dosis tinggi kemoterapi dan autologous HSCT lebih efektif, tetapi jug menghasilkan risiko kematian yang lebih tinggi terkait pengobatan. Pilihan pengobatan penyelamatan karena itu harus mempertimbangkan toleransi pasien untuk satu set tertentu agen kemoterapi dan pengobatanPendekatan (dosis standar kemoterapi vs dosis tinggi kemoterapidan autologous HSCT