Anda di halaman 1dari 26

NAMA KELOMPOK 3

• Astri Annisa Fitri(0432950119016)


• Aniisa Salsabila (0432950119002)
• Joana Asmara (0432950119014)
• Eni Ilmiani (0432950119026)
• Dicky Ahmad (0432950119004)
• Helena Melisa (0432950119028)
PENGERTIAN INFARK MIOKARD

 Infark miokard akut adalah nekrosis sebagian otot jantung


akibat berkurangnya suplai darah ke bagian otot tersebut
karena oklusi atau trombosis arteria koronaria atau dapat
juga akibat keadaan syok/anemia akut (Krisanty dkk 2009,
h. 49).

 Infark Miokard Akut adalah nekrosis miokard akibat


gangguan aliran darah ke otot jantung (Mansjoer A 2002).
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya
jaringan jantung akibat suplai darah yang tidak adekuat
sehingga aliran darah koroner berkurang (Smetzler
Suzanne C & Brenda G. Bare 2002, h.768).

Dari ketiga pengertian AMI di atas dapat disimpulkan bahwa


infark miokard akut adalah proses rusaknya jaringan jantung
akibat suplai darah yang tidak adekuat karena oklusi atau
trombosis arteria koronaria atau dapat juga akibat keadaan
syok/anemia akut
PATOFISIOLOGI

Dua jenis kelainan yang terjadi pada IMA adalah komplikasi


hemodinamik dan aritmia. Segera setelah terjadi IMA daerah
miokard setempat akan memperlihatkan penonjolan sistolik
(diskinesia) dengan akibat penurunan ejection fraction, isi
sekuncup (stroke volume) dan peningkatan volume akhir
distolik ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri naik
dengan akibat tekanan atrium kiri juga naik. Peningkatan
tekanan atrium kiri di atas 25 mmHg yang lama akan
menyebabkan transudasi cairan ke jaringan interstisium paru
(gagal jantung).
MANIFESTASI KLINES
a. Nyeri dada yang menetap > 30 menit. Nyeri bisa berupa seperti diremas-
remas, ditekan, ditusuk, panas atau seperti ditindih benda berat.
b. Nyeri yang tidak hilang dengan istirahat ataupun dengan pemberian
nitroglyserin dan dapat menjalar ke lengan, bahu, leher, rahang bahkan ke
punggung dan epigastrium.
c. Disertai mual, berkeringat,muka pucat. Disebabkan oleh vasokonstriksi
sistemik akibat penurunan curah jantung
d. Tachikardi.
e. Bunyi jantung III dan IV ( S3 dan S4 ) menunjukkan adanya komplikasi
gagal jantung kongestif juga merupakan tanda awal gagal ventrikel kiri.
f. Distensi vena jugularis, menunjukkan adanya tahanan aliran darah juga
menunjukkan gagal ventrikel kiri.
KOMPLIKASI

1. Aritmia. 11. Fibrilasi atrium.


2. Bradikardia sinus. 12. Takikardia atrium multifocal.
3. Irama nodal. 13. Kontraksi prematur ventrikel.
4. Gangguan hantaran 14. Takikardia ventrikel.
atrioventrikular. 15. Takikardia idioventrikel.
5. Gangguan hantaran 16. Flutter dan Fibrilasi ventrikel.
intraventrikel. 17. Renjatan kardiogenik
6. Asistolik. 18. Tromboembolisme.
7. Takikardia sinus. 19. Perikarditis.
8. Kontraksi 20. Aneurisme ventrikel.
9. Takikardia supraventrikel. 21. Regurgitasi mitral akut.
10. Flutter atrium. 22. Ruptur jantung dan septum
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Darah :
• a. Leukositosis ringan
• b. Peninggian LED
• c. Hiperglikemi ringan

• 2. Pemeriksaan Enzim jantung :


• a. CPK-MB/CPK
• Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6
• jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
• b. LDH/HBDH
• Meningkat dalam 12-24 jam dam memakan waktu lama untuk
• kembali normal
• c. AST/SGOT
• Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak
• dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari
LANJUTAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

3. EKG
• EKG terdapat gelombang Q yang patologik dengan amplitude
melebihi ¼
• amplitude R serta saat permulaan Q sampai puncak R lebih dari 0,02
detik
FARMAKOLOGI

• 1. Trombolitik (Obat-obat antrom bolitik di tujukan untuk memperbiki kembali


aliran darah pembuluh darah coroner, sehingga dapat mencegah kerusakan miokard
lebih lanjut. Obat-obatan ini di gunakan untuk melarutkan bekuan darah yang
menyumbat arteri coroner. Waktu paling efektif pemberiannya adalah 1 jam setelah
timbul gejala perrtama dan tidak boleh lebih dari 12 jam setelah serangan.)
• Contoh obat :
• a. Sreptokinase_x0000_
• b. Ateplase

• 2. Beta Blocker (Obat-obatan ini menurunkan beban kerja jantung. Bisa di gunakan
untuk mengurangi nyeri dada.)
• _x0000_Contoh obat
• a. Inderal
• b. Bisoprolol
LANJUTAN
• 3. ACE (Angiotensin Converting Enzyme) Inhibitor (Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot jantung.)
• Contoh obat :

• a. Kaptopriltab.scored 12,5 mg
• b. Lisinopril tab. 5 mg
• c. Ramipril tab 1,25 mg
• d. Enalapril

• 4. Antikoagulan (Obat-obatan ini dapat mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan darah pada arteri.)
• Contoh obat :

• a. Heparin
• b. Enoksaparin
• c. Aspirin
• d. Bivalirudin

• 5. Angiotensin Antagonis II
• Contoh obat :

• a. Valsartan tab-NI 80 mg_x0000_
• b. Losartan_x0000_
• c. Candesartan
LANJUTAN
• 6. Anti angina
• Contoh obat :

• a. Gliseril Trinitrat, tab.2,5 mg
• b. Diltiazem HCL, tab.30 mg
• c. Fedipin
• d. Ficor
• e. Glyceryltrinitrate_x0000_
• f. Sorbidin
• g. Idola
• h. Vasoner
• i. Zendatzenith

• 7. Anti Hipertensi (ACE inhibitor)


• _x0000_Contoh obat :

• a. Cardace
• b. Inhitril_x0000_
• c. Linoxal
• d. Metropil
• e. Redutens
• f. Tenapril
• g. Triatec
LANJUTAN
• 8. Anti disritmia
• Contoh obat :
• _x0000_
• a. Mixited
• b. Rytmilen
• 9. Untuk syok (inotropic)
• Contoh obat :

• a. Debutamin Glulini
• b. Pro Infark

• 10. Vasokonstriktor
• Contoh obat :

• a. Levophed

• 11. Penurun koleserol
• Contoh obat :

• a. Cholespar
• b.Pravinat
• c. Zovast
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Aktivitas
• Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur. Pola hidup
menetap,jadwal olahraga tidak teratur.
• Tanda : Takikardi, dipsnea pada istirahat / aktivitas.

2. Sirkulasi
• Gejala : Riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit arteri
koroner,gagal ginjal kronik, masalah tekanan darah, diabetes militus.
• Tanda : Tekanan darah dapat normal atau naik turun (perubahan
postural dicatat dari tidur sampai duduk / berdiri).
LANJUTAN

3. Integritas Ego
Gejala : Menyangkal gejala penting / adanya kondisi. Takut
mati,perasaan ajal sudah dekat. Marah pada penyakit / perawatan
yang “tidakperlu”. Kuatir tentang keluarga, kerja, keuangan.
Tanda : Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata.
Gelisah,marah, prilaku menyerang. Fokus pada diri sendiri / nyeri.

4. Eliminasi
Tanda : Normal atau bunyi usus menurun.
LANJUTAN

• 5. Makanan/ Cairan
• Gejala : Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati /
• terbakar.
• Tanda : Perubahan mental. Kelemahan.

• 6. Hygiene
• Gejala / Tanda : Kesulitan melakukan tugas perawatan.
LANJUTAN

• 7. Neurosensori
• Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atauistirahat)
• Tanda : Perubahan mental. Kelemahan.

• 8. Nyeri / Ketidaknyamanan
• Gejala : Nyeri dada timbul mendadak (dapat / tak berhubungan dengan
• aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin. Lokasi tipikal
• pada dada anterior, substernal, prekordia (dapat menyebar ketangan,
• ranhang, wajah). Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku,
• rahang, abdomen, punggung, leher. Kualitas chrusing, menyempit, berat,
• menetap, tertekan, seperti dapat dilihat. Intensitas biasanya 10 pada skala
• 1 – 10 (pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami. Nyeri
• mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, dengan diabetes militus atau
• hipertensi atau lansia
• Tanda : Penurunan turgor kulit (kulit kering / berkeringat). Muntah.
• Perubahan berat badan.
LANJUTAN

• 9. Pernafasan
• Gejala : Dispnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nuktural. Batuk dengan
/ tanpa produksi sputum. Riwayat merokok, penyalit pernafasan kronik.
• Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan, nagas sesak / kuat. Pucat /
• cyanosis. Bunyi nafas bersih atau krekles / mengi. Sputum bersih, merah
• muda kental.

• 10. Interaksi Sosial


• Gejala : Stres saai ini seperti kerja, keluarga. Kesulitan koping dengan
• stressor yang ada, contoh penyakit, perawatan di rumah sakit.
• Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi (marah
• terus menerus, takut). Menarik diri dari keluarga.
LANJUTAN

• 11. Penyuluhan / Pembelajaran


• Gejala : Riwayat keluarga penyakit jantung / infark miokard, diabetes,
• stroke, hipertensi, penyakit vaskuler perifer. Penggunaan tembakau
ASUHAN KEPERAWATAN
• Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
• 1. Gangguan rasa tidak nyaman dan nyeri akut berhubungan dengan kurangnya suplai oksigen
ke otot sekunder karena oklusi arteri koronaria yang ditandai dengan rasa nyeri dada hebat yang
menjalar ke lengan kiri, leher, punggung belakang dan epigastrium.
• Tujuan :
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa nyaman klien meningkatdengan kriteria hasil : nyeri
berkurang hingga menghilang.
• Intervensi :
• a. Monitor dan catat karakteristik nyeri (lokasi nyeri, intensitas nyeri,
• durasi atau lamanya nyeri, kwalitas dan penyebaran nyeri)
• b. Kaji apakah pernah ada riwayat nyeri dada sebelumnya.
• c. Atur lingkungan tenang dan nyaman, jelaskan bahwa klien harus
• istirahat
• d. Ajarkan tehnik relaksasi seperti nafas dalam atau tehnik menejemen
• nyari lainnya.
• e. Ukur atau periksa TTV sebelum dan sesudah pengobatan analgetik.
• f. Kolaborasi :
1) Pemberian tambahan oksigen dengan nasal kanul atau masker
2) Pemberian obat – obatan sesuai indikasi seperti anti
angina(nitrogliserin), beta blokers, propanolol (indera), pindolol
(vitlen),atenolol (tenormin), analgesik
(morphine/mepheridine/demoral),Ca-antagonis (nifedipine/adalat)

2. Keterbatasan / ketidakmampuan aktivitas fisik berhubungan dengan


suplai
oksigen dan keburukan oksigen yang tidak seimbang, iskemik /
kematian otot jantung yang ditandai dengan kelelahan, perubahan nadi
dan tekanan darah saat aktivitas, perubahan warna kulit, disritmia.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu
beraktivitas secara mandiri dengan kriteria hasil klien tidak mengalami
kelelahan,perubahan nadi, perubahan tekanan darah dan perubahan
warna kulit saat beraktivitas dan setelah beraktivitas.
LANJUTAN

• Intervensi :
• a. Catat nadi, irama dan tekanan darah sebelum, saat dan setelah
• beraktivitas.
• b. Anjurkan dan jelaskan bahwa pasien harus istirahat (bed rest) sampai
• keadaa
• c. Jelaskan / anjurkan klien supaya tidak mengedan jika buang air besar
• d. Hindarkan pasien kelelahan ditempat duduk.
• e. Rencanakan aktivitas bertahap jika telah bebas nyeri; duduk ditempat
• tidur, berdiri, duduk dikursi satu jam sebelum makan.
• f. Ukur TTV sebelum dan sesudah aktivitas.
• g. Kolaborasi : merujuk ke ASAS untuk program tindak lanjut dan
• rehabilitasi.
• 3. Rasa cemas berhubungan dengan perubahan status menjadi sakit,
ancaman kematian yang ditandai dengan tekanan darah meningkat, wajah
tyampak cemas, perhatian hanya pada diri sendiri.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa cemas klien berkurang


bahkan hilang dengan kriteria hasil : klien nampak rileks danTTV normal

Intervensi :
• a. Lakukan komunikasi terapeutik dengan cara membina hubungan saling
• percaya dan dengarkan keluhan pasien dengan sabar.
• b. Dampingi pasien, cegah tindakan destruktif dan konfrontatif.
• c. Jelaskan tindakan – tindakan keperawatan yang dilakukan.
• d. Bantu dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari.
• e. Kolaborasi pemberian sedative misalnya diazepam, flurozepam
• hidrochloride, lorazepam

• 4. Perubahan volume cairan berhubungan dengan penurunan perfusi
organ renal, peningkatan retensi sodium dan air, serta peningkatan
tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan keseimbangan volume


cairan klien dapat dipertahankan.

• Intervensi :
• a. Kaji JVD (distensi vena jugularis) dan oedem ada atau tidak.
• b. Pantau input dan output cairan klien
• c. Timbang berat badan setiap hari
• d. Kolaborasi pemberian garamn atau minum dan diuretik misalnya
• furosemide
• e. Gizi : berikan makanan cair atau lunak 1300 kalori rendah garam
dan
• rendah lemak setelah puasa 8 jam kemudian diulang setelah 24 jam.
• 5. Potensial penurunan kardiak output berhubungan dengan
perubahan nadi,aliran konduksi, dan penurunan preload atau
peningkatan SVR

• Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan penurunan cardiak


output pada klien tidak terjadi dengan kriteria hasil TTV klien normal.

• Intervensi :
• a. Ukur tekanan darah, evaluasi kualitas nadi.
• b. Kaji adanya murmur S3 dan S4.
• c. Hindarkan aktivitas dan anjurkan klien untuk istirahat.
• d. Siapkan alat – alat atau obat – obatan imergensi.
• e. Kolaborasi : pemberian oksigen tambahan, pemasangan infus,
rekam
• EKG, pemeriksaan rontgen thorak ulang
• 6. Potensial penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan vasokontriksi hipovolemia.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi penurunan


perfusi jaringan dengan kriteria hasil : tidak terjadi sianosis, kesadaran composmentis

Intervensi :
• a. Awasi perubahan emosi secara mendadak misalnya bingung, cemas,
• lemah/letargi, dan penurunan kesadaran (stupor).
• b. Awasi adanya sianosis dan kulit dingin.
• c. Kaji adanya tanda – tanda Homan’s (Homan’s sign) ; nyeri pada
• pergerakan lutut, eritema dan edema.
• d. Monitor pernafasan.
• e. Kaji fungsi pencernaan (ada tidaknya mual, penurunan bising usus,
• muntah, distensi abdomen dan konstipasi
• f. Monitor pemasukan cairan (ada tidaknya perubahan dalam produksi
• urine)
• g. Kolaborasi : pemeriksaan laboratorium (astrup, creatinin, dan
• elektrolit).

• Pengobatan : heparin, cemitidine, panitidine, dan antasida.

Anda mungkin juga menyukai