1. Pemeriksaan Darah :
• a. Leukositosis ringan
• b. Peninggian LED
• c. Hiperglikemi ringan
3. EKG
• EKG terdapat gelombang Q yang patologik dengan amplitude
melebihi ¼
• amplitude R serta saat permulaan Q sampai puncak R lebih dari 0,02
detik
FARMAKOLOGI
• 2. Beta Blocker (Obat-obatan ini menurunkan beban kerja jantung. Bisa di gunakan
untuk mengurangi nyeri dada.)
• _x0000_Contoh obat
• a. Inderal
• b. Bisoprolol
LANJUTAN
• 3. ACE (Angiotensin Converting Enzyme) Inhibitor (Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot jantung.)
• Contoh obat :
•
• a. Kaptopriltab.scored 12,5 mg
• b. Lisinopril tab. 5 mg
• c. Ramipril tab 1,25 mg
• d. Enalapril
• 4. Antikoagulan (Obat-obatan ini dapat mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan darah pada arteri.)
• Contoh obat :
•
• a. Heparin
• b. Enoksaparin
• c. Aspirin
• d. Bivalirudin
• 5. Angiotensin Antagonis II
• Contoh obat :
•
• a. Valsartan tab-NI 80 mg_x0000_
• b. Losartan_x0000_
• c. Candesartan
LANJUTAN
• 6. Anti angina
• Contoh obat :
•
• a. Gliseril Trinitrat, tab.2,5 mg
• b. Diltiazem HCL, tab.30 mg
• c. Fedipin
• d. Ficor
• e. Glyceryltrinitrate_x0000_
• f. Sorbidin
• g. Idola
• h. Vasoner
• i. Zendatzenith
2. Sirkulasi
• Gejala : Riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit arteri
koroner,gagal ginjal kronik, masalah tekanan darah, diabetes militus.
• Tanda : Tekanan darah dapat normal atau naik turun (perubahan
postural dicatat dari tidur sampai duduk / berdiri).
LANJUTAN
3. Integritas Ego
Gejala : Menyangkal gejala penting / adanya kondisi. Takut
mati,perasaan ajal sudah dekat. Marah pada penyakit / perawatan
yang “tidakperlu”. Kuatir tentang keluarga, kerja, keuangan.
Tanda : Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata.
Gelisah,marah, prilaku menyerang. Fokus pada diri sendiri / nyeri.
4. Eliminasi
Tanda : Normal atau bunyi usus menurun.
LANJUTAN
• 5. Makanan/ Cairan
• Gejala : Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu hati /
• terbakar.
• Tanda : Perubahan mental. Kelemahan.
• 6. Hygiene
• Gejala / Tanda : Kesulitan melakukan tugas perawatan.
LANJUTAN
• 7. Neurosensori
• Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atauistirahat)
• Tanda : Perubahan mental. Kelemahan.
• 8. Nyeri / Ketidaknyamanan
• Gejala : Nyeri dada timbul mendadak (dapat / tak berhubungan dengan
• aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin. Lokasi tipikal
• pada dada anterior, substernal, prekordia (dapat menyebar ketangan,
• ranhang, wajah). Tidak tertentu lokasinya seperti epigastrium, siku,
• rahang, abdomen, punggung, leher. Kualitas chrusing, menyempit, berat,
• menetap, tertekan, seperti dapat dilihat. Intensitas biasanya 10 pada skala
• 1 – 10 (pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami. Nyeri
• mungkin tidak ada pada pasien pasca operasi, dengan diabetes militus atau
• hipertensi atau lansia
• Tanda : Penurunan turgor kulit (kulit kering / berkeringat). Muntah.
• Perubahan berat badan.
LANJUTAN
• 9. Pernafasan
• Gejala : Dispnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nuktural. Batuk dengan
/ tanpa produksi sputum. Riwayat merokok, penyalit pernafasan kronik.
• Tanda : Peningkatan frekuensi pernafasan, nagas sesak / kuat. Pucat /
• cyanosis. Bunyi nafas bersih atau krekles / mengi. Sputum bersih, merah
• muda kental.
• Intervensi :
• a. Catat nadi, irama dan tekanan darah sebelum, saat dan setelah
• beraktivitas.
• b. Anjurkan dan jelaskan bahwa pasien harus istirahat (bed rest) sampai
• keadaa
• c. Jelaskan / anjurkan klien supaya tidak mengedan jika buang air besar
• d. Hindarkan pasien kelelahan ditempat duduk.
• e. Rencanakan aktivitas bertahap jika telah bebas nyeri; duduk ditempat
• tidur, berdiri, duduk dikursi satu jam sebelum makan.
• f. Ukur TTV sebelum dan sesudah aktivitas.
• g. Kolaborasi : merujuk ke ASAS untuk program tindak lanjut dan
• rehabilitasi.
• 3. Rasa cemas berhubungan dengan perubahan status menjadi sakit,
ancaman kematian yang ditandai dengan tekanan darah meningkat, wajah
tyampak cemas, perhatian hanya pada diri sendiri.
Intervensi :
• a. Lakukan komunikasi terapeutik dengan cara membina hubungan saling
• percaya dan dengarkan keluhan pasien dengan sabar.
• b. Dampingi pasien, cegah tindakan destruktif dan konfrontatif.
• c. Jelaskan tindakan – tindakan keperawatan yang dilakukan.
• d. Bantu dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari.
• e. Kolaborasi pemberian sedative misalnya diazepam, flurozepam
• hidrochloride, lorazepam
•
• 4. Perubahan volume cairan berhubungan dengan penurunan perfusi
organ renal, peningkatan retensi sodium dan air, serta peningkatan
tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma.
• Intervensi :
• a. Kaji JVD (distensi vena jugularis) dan oedem ada atau tidak.
• b. Pantau input dan output cairan klien
• c. Timbang berat badan setiap hari
• d. Kolaborasi pemberian garamn atau minum dan diuretik misalnya
• furosemide
• e. Gizi : berikan makanan cair atau lunak 1300 kalori rendah garam
dan
• rendah lemak setelah puasa 8 jam kemudian diulang setelah 24 jam.
• 5. Potensial penurunan kardiak output berhubungan dengan
perubahan nadi,aliran konduksi, dan penurunan preload atau
peningkatan SVR
• Intervensi :
• a. Ukur tekanan darah, evaluasi kualitas nadi.
• b. Kaji adanya murmur S3 dan S4.
• c. Hindarkan aktivitas dan anjurkan klien untuk istirahat.
• d. Siapkan alat – alat atau obat – obatan imergensi.
• e. Kolaborasi : pemberian oksigen tambahan, pemasangan infus,
rekam
• EKG, pemeriksaan rontgen thorak ulang
• 6. Potensial penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan vasokontriksi hipovolemia.
Intervensi :
• a. Awasi perubahan emosi secara mendadak misalnya bingung, cemas,
• lemah/letargi, dan penurunan kesadaran (stupor).
• b. Awasi adanya sianosis dan kulit dingin.
• c. Kaji adanya tanda – tanda Homan’s (Homan’s sign) ; nyeri pada
• pergerakan lutut, eritema dan edema.
• d. Monitor pernafasan.
• e. Kaji fungsi pencernaan (ada tidaknya mual, penurunan bising usus,
• muntah, distensi abdomen dan konstipasi
• f. Monitor pemasukan cairan (ada tidaknya perubahan dalam produksi
• urine)
• g. Kolaborasi : pemeriksaan laboratorium (astrup, creatinin, dan
• elektrolit).