Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN
A. Bioavaibilitas
Bioavaibilitas adalah presentase dan kecepatan zat aktif dalam suatu produk obat
yang mencapai atau tersedia dalam sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh atau aktif setelah
pemberian produk obat tersebut, diukur dari kadarnya dalam darah terhadap waktu atau
dari ekskresinya dalam urin.

Bioavaibilitas terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Bioavaibilitas absolut
Bioavaibiltas zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik dari suatu sediaan obat
dibandingkan dengan bioavaibilitas zar aktif tersebut dengan pemberian intravena.
2. Biovaibilitas relatfif
Bioavaibilitas zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik dari suatu sediaan obat
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain selain intravena.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bioavaibilitas :
1. Obat : sifat fisiko – kimia zat aktif, formulasi, dan teknik pembuatan
2. Subjek : karakteristik subjek ( umur, bobot badan), kondoso patologis, posisi, dan
aktivitas tubuh ( pada subjek yang sama )
3. Rute pemberian
4. Interaksi obat atau makanan

B. Bioekivalensi
Dua produk obat disebut bioekivalensi jika keduanya mempunyai ekivalensi farmaseutik
atau merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis molar yang
sama akan menghasilkan bioavaibilitas yang sebanding sehingga efeknya akan sama,
dalam hal efikasi maupun keamanan.
Dua sediaan obat yang berekivalensi kimia tetapi tidak ekivalensi biologik dikatakan
memperlihatkan bioinekivalensi. Terutama terjadi pada obat – obat yang absoprsinya
lambat karena sukar larut dalam cairan saluran cerna dan obat yang mengalami
metabolisme selama absorosinya. Jika sampai dengan 10% umumnya tidak menimbulkan
perbedaan berarti efek kliniknya artinya tidak menimbulkan perbedaan berarti dalam efek
kliniknya artinya memperlihatkan ekivalensi terapi. Jika lebih dari 10% dapat
menimbulkan inekivalensi terapi.

Anda mungkin juga menyukai