Anda di halaman 1dari 36

BIOAVAILABILITAS

Mariadi, S.Farm., M.Si., Apt.


DEFENISI
 Bioavailabilitas adalah sebagai suatu istilah
farmakokinetik yang menggambarkan laju dan
banyaknya absorpsi zat aktif dari suatu bentuk
sediaan ke sirkulasi darah sistemik.

 Karena sirkulasi darah sistemik memberikan obat


aktif ke jaringan dan ke tempat kerja obat,
perubahan bioavailabilitas mempengaruhi
perubahan efek terapi dan toksisitas obat.
DEFENISI
► Tujuan Biopharmaceutics adalah menyesuaikan
penyampaian obat dari bentuk sediaan sedemikian
rupa, untuk menyediakan aktivitas terapeutik yang
optimal dan keamanan bagi pasien.
PARAMETER PENILAIAN BIOAVAILABILITAS

Parameter Penilaian
Bioavailabilitas (laju
dan banyaknya
absorpsi obat) ada tiga:
- AUC
- Cmaks
- Tmaks
PARAMETER PENILAIAN BIOAVAILABILITAS

AUC, merupakan area di


bawah kurva kadar obat
dalam plasma – waktu.

AUC sebanding dengan


jumlah total obat aktif yang
mencapai sirkulasi
sistemik, dengan demikian
menjadi ciri banyaknya
tingkat penyerapan.
PARAMETER PENILAIAN BIOAVAILABILITAS

Cmaks, Konsentrasi plasma


puncak menunjukkan
konsentrasi obat maksimum
dalam plasma.
- Konsentrasi maksimum obat
dalam plasma adalah fungsi
dari laju dan banyaknya
penyerapan.
- Cmaks akan meningkat
dengan kenaikan dosis,
serta dengan kenaikan laju
penyerapan.
PARAMETER PENILAIAN BIOAVAILABILITAS

Tmaks adalah waktu


yang diperlukan untuk
mencapai konsentrasi obat
maksimum setelah
pemberian obat.
- Tmaks mencerminkan
laju penyerapan obat,
dan menurun seiring
meningkatnya laju
penyerapan.
BIOAVAILABILITAS
ABSOLUT DAN RELATIF

Bioavailabilitas Absolut
• Bioavailabilitas absolut,F, adalah fraksi dari dosis pemberian
yang benar-benar mencapai sirkulasi sistemik, dan berkisar
dari F = 0 (tidak ada penyerapan obat) sampai F = 1
(penyerapan obat sempurna).
• Availabilitas absolut adalah ketersediaan obat secara sistemik
setelah pemberian ekstravaskular (misalnya oral, rektal,
transdermal, subkutan) dibandingkan dengan dosis Intravena
(IV).
Absolute availability is sometimes expressed as a percent, ie, F = 1, or
100%. For drugs given intravascularly, such as by IV bolus injection, F =
1 because all of the drug is completely absorbed
BIOAVAILABILITAS
ABSOLUT DAN RELATIF

Bioavailabilitas Absolut

Availabilitas absolut umumnya diukur dengan membandingkan


AUC setelah pemberian ekstravaskuler dan IV.

Absolute availability, F, dapat dinyatakan sebagai fraksi atau sebagai


persen dengan mengalikan F x 100.
BIOAVAILABILITAS
ABSOLUT DAN RELATIF

Bioavailabilitas Relatif

"Bioavailabilitas "Relatif" atau "Comparatif"


adalah availabilitas dari suatu produk obat
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain atau
perbandingan produk dari obat yang sama yang
diberikan dalam dosis yang sama.

Bioavailabilitas Relatif : Bila dibandingkan dengan


sediaan selain intravena
BIOAVAILABILITAS
ABSOLUT DAN RELATIF

Bioavailabilitas Relatif

Bioavailabilitas relatif dari produk A dibandingkan


dengan produk B, kedua produk mengandung dosis
yang sama dari obat yang sama, availabilitas relatif
diperoleh dengan membandingkan AUC masing-
masing.
BIOAVAILABILITAS
ABSOLUT DAN RELATIF

Bioavailabilitas Relatif

Bila dosis yang diberikan berbeda, koreksi untuk ukuran


dosis dibuat, seperti pada persamaan berikut:

[AUC]A / dose A
Relative Bioavailabilty =
[AUC]B / dose B
Perbedaan antara bioavailabilitas absolut dan relatif
diilustrasikan melalui contoh berikut:

all containing the same dose of the same drug, are given to a group of
subjects in a crossover study.
• Absolute availability using urinary drug
excretion data can be determined by the
following:

Cumulative amount of drug excreted in the urine (Du)


• Urinary drug excretion data may also be used
to measure relative availability.
• The percent relative availability using urinary
excretion data can be determined as follows:
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS
Faktor-faktor Bioavailabilitas terkait dg bentuk sediaan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS
Faktor-faktor Bioavailabilitas terkait dg bentuk sediaan
A. SIFAT FISIKA KIMIA OBAT
1. Ukuran Partikel
Semakin kecil ukuran partikel zat aktif semakin luas
permukaan yang kontak dengan medium disolusi
sehingga semakin cepat zat aktif tersebut melarut untuk
diabsorpsi.

2. Bentuk kristal/amorf
Bentuk kristal tersusun secara teratur, sedangkan bentuk
amorf tersusun secara acak dan tidak beraturan. Zat
Aktif dalam bentuk amorf lebih mudah larut dibanding
bentuk kristal.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS
Faktor-faktor Bioavailabilitas terkait dg bentuk sediaan
3. Bentuk Garam
Laju disolusi dan absorpsi dari garam-garam monovalen dari
obat-obat asam lemah dan obat- obat basa lemah biasanya
akan lebih cepat dari pada asam atau basa bebasnya.
4. Bentuk Ester
Bentuk ester merupakan bentuk yang lebih stabil apabila
diberikan secara oral. Contoh: Erytromycin ester sebagai
stearat.
5. Bentuk Ion/molekul
Zat dalam bentuk ion sukar diabsorpsi di lambung
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS
Faktor-faktor Bioavailabilitas terkait dg bentuk sediaan
B. Bahan –bahan tambahan dalam Formulasi
1. Bahan Pelicin
Bahan pelicin yang sering digunakan Magnesium stearat atau asam
stearat yang bersifat hidrofob (sukar dibasahi) sehingga apabila
digunakan dalam jumlah yang banyak dapat menghambat proses
pelarutan obat
2. Bahan Pengikat
Bahan pengikat sering memperlambat dibebaskannya zat aktif
3. Bahan penghancur, bertujuan untuk mempercepat waktu larut sediaan
4. Basis Supositoria
Penggunaan basis supositoria yang bersifat hidrofil mudah melepaskan
zat aktif, sehingga absorpsi pada mukosa lebih baik.
5. Bahan Surfaktan, Surfaktan dalam konsentrasi rendah dpt menurunkan
tegangan permukaan, sehingga dpt meningkatkan laju pelarutan obat.
Sedangkan pd konsentrasi lebih tinggi surfaktan cenderung membentuk
misel dg obat, sehingga menurunkan laju pelarutan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BIOAVAILABILITAS
Faktor-faktor Bioavailabilitas terkait dg bentuk sediaan
C. Cara Pemberian Obat/Rute Pemberian obat

Obat yg diberikan secara oral akan mengalami proses lebih


panjang dan kompleks untuk diabsorpsi ke sirkulasi
sistemik.

Kecepatan zat aktif yang diabsorpsi masuk ke dalam


sirkulasi sistemik berdasarkan rute sbb:
IV > IM > per oral (larutan) > per rectal> per oral (tablet)
FACTORS INFLUENCING BIOAVAILABILITY

Bioavailability Factors Related to the patient


FACTORS INFLUENCING BIOAVAILABILITY
Bioavailability and oral Dosage Forms
FACTORS INFLUENCING BIOAVAILABILITY
Bioavailability and oral Dosage Forms

Bioavailability studies with pentobarbital from various


dosage forms show the absorption rate of pentobarbital
after administration in various oral dosage forms decreased
in the following order:

aqueous solution > aqueous suspension of the free acid >


capsule of the sodium salt > tablet of the free acid.
PENGARUH Makanan Terhadap Absorpsi
• Secara umum absorpsi obat lebih disukai atau
berhasil dalam kondisi lambung kosong.

• Kadang-kadang tak bisa diberikan dalam kondisi


lambung kosong karena obat dapat mengiritasi
lambung.
Ex : Asetosal ( dapat menyebabkan iritasi karena
bersifat asam).

• Kecepatan absorpsi kebanyakan obat akan berkurang


bila diberikan bersama makanan.
Ex : Digoksin, Paracetamol, Phenobarbital (obat sukar
larut)
• Pemakaian antibiotika setelah makan
seringkali → penurunan bioavailabilitasnya
maka harus diberikan sebelum makan.
Ex : Tetraciklin, Penisilin, Rifampisin,
Erytromycin strearat

• Beberapa makanan dapat membentuk kompleks


dengan obat

• Absorpsi griseofulvin meningkat bila makanan


mengandung lemak
FACTORS INFLUENCING BIOAVAILABILITY

Effect of Food on Drug Absorption


BIOEQUIVALENSI
• Bioequivalence is a comparison of the
bioavailability of two or more drug products.
• Thus, two products or formulations containing
the same active ingredient are bioequivalent if
their rates and extents of absorption are the
same.
In 1973 the Ad Hoc Committee on Drug Product Selection of the American
Pharmaceutical Association published a list of drugs with a potential for
therapeutic inequivalence based on reported evidence of bioinequivalence
BIOEQUIVALENCE
• There are certain critical therapeutic categories in
which minor fluctuations in blood levels may have a
substantial impact on therapeutic outcome or
toxicity.
BIOEQUIVALENSI
• Implicit in the FDA guidelines is the assumption
that a -20%/ +25% change in mean serum
concentration of drugs can be safely tolerated.

• However, there is little documentation


demonstrating whether 20% variation in
bioavailabilities does or does not affect the
safety and efficacy of drugs.
BIOEQUIVALENSI
Bioequivalent: Jika perbandingan ke 3 (tiga) parameter
bioavailabilitas memenuhi syarat, sbb:
[AUC]generic / dose generic
0.80 < < 1.25
[AUC]brand / dose brand

[Cmax]generic / dose generic


0.80 < < 1.25
[Cmax]brand / dose brand

[Tmax]generic / dose generic


0.80 < < 1.25
[Tmax]brand / dose brand
Contoh:
This study deals with the pharmacokinetics of caffeine. Caffeine doses of
2.5 mg/kg were administered both intravenously and orally to horses with
an average weight of about 500 kg. A summary of the some of data
obtained from this experiment is given below. Fill in the empty cells.
Penyelesaian:

[AUC]generic 57 ug/ml.hr
0.80 < < 1.25 = = 0,95 = yes
[AUC]brand 60 ug/ml.hr

Kesimpulan : Produk generik dan brand Tidak Bioeqivalen


Cefixime is a broad-spectrum cephalosporin which is active against a variety
of gram positive and gram negative bacteria. In this study, sixteen subjects
each received a 200 mg intravenous dose and then a 200 mg capsule with a
washout period between the administration of each dosage form. A summary
of the some of data obtained from this experiment is given below.

Dari data di atas tentukan nilai F, Relative Bioavailability, and Generic


Equivalent?

Anda mungkin juga menyukai