Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG

 Perhatian scr intensif thd kasus ESO bermula pd th 1960-an:


 kasus lahirnya bayi2 malformasi di Australia & Jerman Barat  ESO

MONITORING EFEK SAMPING


thalidomid selama ibu hamil
 10.000 bayi lahir cacat

OBAT • Keamanan penggunaan obat hrs terus dipantau, meskipun obat tsb sdh
mempunyai ijin edar.
• Mengapa?  uji yg dilakukan sblm obat beredar belum sepenuhnya
dpt mengungkapkan ESO yg belum tjd ataupun ESO yg tjd stl
pemakaian jangka panjang. Terutama penggunaan obat u/ anak2,
lansia, wanita hamil.

DIAN OKTIANTI, S.Far.,Apt, M.Sc

• Kasus Benoxaprofen: TUJUAN MONITORING OBAT


- obat NSAID
- di pasarkan th 1980-an di negara Eropa Barat
EFECTIVENESS
- ada laporan dr dokter Skotlandia  kasus toksisitas hati ENSURE ENSURING
DAN
DRUG PATIENT
terutama pd lansia KEAMANAN
SAFETY SAFETY
OBAT
- 12 bln stl dipasarkan  ditarik dr peredaran
• S/ obat dpt memberikan efek yg berbeda pd berbagai
Tujuan utama pelaksanaan program MESO adl:
bangsa krn bbrp faktor  faktor penyebab blm diketahui.
-u/ mengetahui sedini mungkin setiap kemungkinan timbulnya
efek obat yg tdk diinginkan, shg bisa mencegah kejadian ES
serupa scr luas
-dpt diperoleh informasi baru mengenai MESO, tingkat
kegawatan serta frekuensi/angka kejadiannya

Pharmacovigilance 1. Spontaneous – Reporting System

• collecting, monitoring, researching, assessing and • Tujuan:


evaluating information from healthcare providers and - mendeteksi ESO baru
patients on the adverse effects of drugs - warning u/ ESO yg mungkin tjd
- hipotesis u/ penelitian
Major goal of pharmacovigilance is to detect a
• Sifat: sukarela
signal on an unknown serious adverse drug reaction
• Organisator:
as soon as possible
- pusat MESO nasional (BPOM)
- pusat MESO internasional (WHO)

1
• Sistem pelaporan: • Hasil: sangat beragam, di Indonesia: <10/juta penduduk,
- tenaga kesehatan mengisi kartu kuning Inggris: >200/ juta penduduk atau 100 lap/1000 dokter
- kemudian dievaluasi BPOM (pusat MESO nasional) • Kelebihan:
- kemudian dievalusi tim khusus (pusat MESO - pengelolaan sederhana & murah
internasional) - bisa meliputi seluruh obat & meliputi seluruh populasi
- hslnya disebarluaskan & diumpan balikkan ke tenaga - tdk terganggu dgn pola peresepan
kesehatan, baik lsg (telepon, diskusi, seminar) atau tdk • Kelemahan:
lsg(majalah, buletin)
- jumlah informasi klinis terbatas
- angka pelaporan labil
- angka kejadian tidak ada

• Organisator:
2. Intensive Hospital – Based Cohort Studies - Tim RS (dokter, apoteker, perawat)
- Sistem pelaporan: metode uji Cohort
• Tujuan: menetapkan frekuensi pasien yg mengalami • Kelebihan:
ESO selama rawat inap di RS - hsl uji validitas lebih tinggi
• Sifat: laporan penelitian dari suatu tim  yg terlatih - dpt disajikan angka kejadian ESO
membuat rancangan u/ memonitor reaksi2 yg diduga • Kelemahan:
disebabkan o/ obat pd populasi tertentu. Kemudian hasil - biaya mahal
yg didapat dievaluasi o/ s/ tim ahli, biasanya melibatkan - Penderita & jenis obat terbatas
ahli farmakologi klinik, epidemiologi,
- Hasil tdk dpt diekstrapolasikan ke populasi yg lebih luas
farmakoepidemiologi, komputer. dari RS tersebut & reaksi yg tjd stl penderita pulang tidak
termonitor

3. Mandatory Compulsory Monitoring 4. Record Linkage


• Tujuan: monitoring ESO
• Banyak dikembangkan o/ s/ negara dimana sistem
• Sifat: wajib  mengharuskan dokter berdasarkan UU & peraturan pelayanannya sdh mapan.
yg berlaku • Monitoring dikerjakan dgn cara mengumpulkan total
• Organisator: tim RS (dokter, apoteker, perawat) catatan medik dr setiap pasien yg ada pd dokter keluarga,
• Sistem Pelaporan: RS (pasien rawat inap maupun rawat jalan) & klinik.
- sangat ketat • Keuntungan: terliputnya keanekargaman ESO, baik yg
- ada kewajiban dokter, apoteker, perawat di RS kronis, maupun keganasan.
- laporan ditujukan kepada pusat MESO nasional • Kelemahan: berlimpahnya data ESO, yg terkadang tdk
seragam pengungkapannya atau istilah yg digunakan shg
• Kelebihan: angka pelaporannya sgt tinggi
menyulitkan informasi umpan balik.
• Kekurangan: data yg dilaporkan kadang meragukan  bersifat
wajib

2
PROGRAM MESO DI INDONESIA • MESO oleh tenaga kesehatan di Indonesia masih bersifat
sukarela (voluntary reporting) dengan menggunakan
 Program MESO nasional dimulai sejak th 1975 sbg pilot formulir pelaporan ESO berwarna kuning, yang dikenal
project slm 3 th & baru dilaksanakan scr nasional th 1981 dgn sebagai Form Kuning
kebijakan sbg berikut: • Monitoring tersebut dilakukan thd seluruh obat beredar dan
a. Hrs ada Pusat MESO Nasional yg bertindak sbg koordinator digunakan dlm pelayanan kesehatan di Indonesia.
dlm pengumpulan data serta pelaksanaan evaluasi & analisa
data yg terkumpul • Aktifitas monitoring ESO dan juga pelaporannya oleh
b. Kegiatan MESO hrs diintegrasikan ke dlm sistem kesehatan & sejawat tenaga kesehatan sebagai healthcare provider
pelaksanaannya dilakukan o/ aparat kesehatan yg merupakan suatu tool yang dapat digunakan untuk
mempunyai wewenang sesuai dgn fungsinya mendeteksi kemungkinan tjdnya ESO yang serius dan
c. Scr fungsional Pusat MESO Nasional berada di Badan POM, jarang tjd (rare).
berdsrkan tugasnya dlm pengaturan, pengendalian &
pengawasan obat & makanan

• Pelapor ESO: semua tenakes di seluruh Indonesia ( dokter,


• Program MESO nasional dilakukan dgn cara pelaporan dokter gigi, apoteker, bidan & tenakes yg lain)
sukarela, krn:
• Keberhasilan program ini sangat tgt pd peran serta tenakes
- sistem ini relatif sdkt membutuhkan biaya tsb  perlu kesadaran dr masing2 profesi kesehatan
- jika terlaksana dengan baik, hasilnya cukup efektif • Walaupun hsl pelaporan ESO scr sukarela  tdk dpt
- mampu menemukan ESO yg jarang tjd menentukan AK ESO s/ obat, tapi bermanfaat sbg early
- kualitas lap cukup obyektif krn tidak dikaitkan dgn suatu warning system s/ kejadian ESO.
kewajiban / biaya • U/ pelaksanaan pelaporan ESO digunakan formulir
pelaporan khusus yg sederhana & mudah mengisinya.

Apa yang perlu dilaporkan? • U/ memudahkan pelapor, formulir diterima dlm bentuk siap
u/ dikirim kembali stl diisi  telah dilengkapi alamat Pusat
MESO Nasional & berperangko.
• Setiap kejadian yang dicurigai sebagai efek samping • Penyebaran formulir dilakukan melaui Kanwil Depkes RI &
obat perlu dilaporkan, baik efek samping yang belum BPOM propinsi setempat maupun langsung ke RS/ dokter,
diketahui hubungan kausalnya maupun yang sudah pasti dokter gigi, apoteker APA, serta puskesmas diseluruh
Indonesia.
merupakan suatu ESO (ADR).
• Sbg upaya penyebaran informasi ESO, telah diterbitkan
berita MESO yg berisi pembahasan laporan ESO &
informasi lain yg berhubungan dgn ESO.
• Berita MESO ini dikirimkan kpd semua pelapor sebagai
umpan balik.

Anda mungkin juga menyukai