ENI MASRURIATI
MATERI
Pendahuluan
Membran biologis
Disolusi
Bioavailabilitas Bioekivalensi
Evaluasi ketersediaan hayati
PUSTAKA
Biofarmasetika adalah ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisikokimia formulasi obat
terhadap bioavailabilitas obat.
Bioavailabilitas menyatakan kecepatan dan jumlah obat aktif yang mencapai sirkulasi
sistemik.
Biofarmasetika bertujuan untuk mengatur pelepasan obat sedemikian rupa ke sirkulasi
sistemik agar diperoleh pengobatan yang optimal pada kondisi klinik tertentu.
FASE BIOFARMASETIK
Sebelum absorpsi terjadi, suatu produk obat padat harus mengalami disintegrasi ke dalam
partikel-partikel kecil dan melepaskan obat.
LIBERASI (PELEPASAN)
Suatu obat mulanya merupakan zat aktif yang jika mencapai tempat penyerapannya akan
segera diserap. Proses pelepasan zat aktif dari sediaannya cukup rumit dan tergantung pada
jalur pemberian dan bentuk sediaan, serta dapat terjadi secara cepat dan lengkap. Pelepasan zat
aktif di pengaruhi oleh keadaan lingkungan biologis mekanis pada tempat pemasukan obat,
misalnya gerakan peristaltic usus, hal ini penting untuk bentuk sediaan yang keras atau yang
kenyal.
DISOLUSI
Setelah terjadi pelepasan yang bersifat setempat, maka tahap kedua
adalah pelarutan zat aktif yang terjadi secara progresif, yaitu
pembentukan dispersi molekuler dalam air.
ABSORPSI
Tahap ini merupakan tahap akhir dari biofarmasetik dan awal farmakokinetik jadi fase ini
merupakan masuknya zat aktif dalam tubuh yang yang aturannya ditenggarai oleh pemahaman
ketersediyaan hayati (bioavailibilitas). Penyerapan zat aktif tergantung pada berbagai
parameter terutama sifat fisiko-kimia molekul obat. Dengan demikian proses penyerapan zat
aktif terjadi apabila sebelumnya sudah dibebaskan dari sediaan dan sudah melarut dalam
cairan biologi setempat. Tahap pelepasanm dan pelarutan zat aktif merupakan tahap penentu
pada proses penyerapan zat aktif baik dalam hal jumlah