Kelompok 6
Anggota Kelompok
Bahasa Prancis
Biophamacie Bahasa Indonesia
Biogalenika
Biofarmaseutika
Bahasa Inggris
Biopharmeutics
(G. Levy, John G. Wagner)
Rute
Pemberian Obat
Rute Pemberian Obat
Rute Pemberian obat adalah cara atau jalur masuknya obat ke
dalam tubuh dengan efek tertentu yang dikehendaki.
Intravaskular Ekstravaskular
1. Intravena
Melalui pembuluh darah balik (vena)
2. Transdermal
Melalui kulit.
3. Subkutan
Disuntikkan melalui kulit.
4. Intramuskular
Disuntikkan menembus otot daging.
Rute Pemberian Obat
5. Sublingual
Di bawah lidah, penyerapan melalui membran mukosa.
6. Oral
Melalui mulut masuk saluran intestinal (lambung), penyerapan
obat melalui membran mukosa pada lambung dan usus.
7. Inhalasi
Melalui mulut harus dikabutkan menjadi tetesan lebih kecil
dibanding pada rute hidung, sehingga dapat melewati
tenggorokan ke paru-paru.
8. Rektal
Melalui dubur.
Fase
Biofarmaseutikal
Fase Biofarmaseutikal
Fase ini meliputi waktu mulai dari penggunaan obat
hingga pelepasan zat aktifnya ke dalam cairan tubuh.
LIBERASI
03
ABSORPSI 01
Pelepasan
Penyerapan
DISOLUSI
Pelarutan
02
Proses pelepasan zat aktif dari bentuk sediaan cukup rumit tergantung pada
jalur pemberian dan bentuk sediaan, serta dapat terjadi secara cepat dan
lengkap. Pelepasan zat aktif dipengruhi oleh keadaaan lingkungan biologis
dan mekanis pada tempat pemasukan obat, misalnya gerak peristaltic usus,
dan hal ini penting untuk bentuk sediaan yang keras atau kenyal (tablet,
suppositoria dll). Sebagaimana diketahui, tahap pelepasan ini dapat dibagi
dalam dua tahap yaitu tahap pemecahan dan peluruhan, misalnya untuk
i b er asi sebuah tablet. Dari tahap pertama ini diperoleh suatu disperse halus padatan
L zat aktif dalam cairan di tempat obat masuk ke dalam tubuh.
Setelah terjadi pelepasan yang bersifat setempat, maka tahap kedua adalah
pelarutan zat aktif yang terjadi secara progresif, yaitu pembentukan disperse
molekuler dalam air. Tahap kedua ini merupakan keharusan agar selanjutnya
terjadi penyerapan. Tahap ini juga diterapkan pada obat-obtan yang dibuat
dalam bentuk larutan zat aktif dalam minyak, tetapi yang terjadi adalah proses
ekstraksi. Setelah pemberian sediaan larutan, secara in situ dapat timbul
Disolusi
endapan zat aktif yang biasanya berbentuk amorf sebagai akibat perubahan pH
dan endapan tersebut selanjutnya akan melarut lagi.
Tahap ini merupakan bagian dari fase biofarmasetik dan awal fase
farmakokinetik, jadi tahap ini benar-benar merupakan masuknya zat aktif
dalam tubuh yang aturan-aturannya ditengarai oleh pemahaman ketersediaan
hayati (bioavabilitas). Penyerapan zat aktif tergantung pada bagian parameter,
terutama sifat fisika-kimia molekul obat. Absorpsi ini tergantung juga pada
tahap sebelumnya yaitu saat zat aktifnya berada dalam fase biofarmasetik.
Dengan demikian proses penyerapan zat aktif terjadi apabila sebelumnya
sudah dibebaskan dari sediaan dan sudah melarut dalam cairan biologi
b sor p si setempat. Tahap pelepasan dan pelarutan zat aktif merupakan tahap penentu
A pada proses penyerapan zat aktif, baik dalam hal jumlah yang diserap maupun
laju penyerapannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi 1. Fakt
or
L.D.A (Liberasi, Disolusi, Absorpsi) 2. Fakt Fisiokimia
or
3. Fakt Fisiologi
or Pato
logi
Faktor Fisikokimia
Faktor Fisika Faktor Kimia
1. Suatu obat dianggap sangat larut 3. Suatu produk obat dianggap cepat
ketika kekuatan dosis tertinggi yang melarut ketika ≥ 85% dari jumlah
larut dalam ≤ 250 ml air pada rentang berlabel bahan obat larut dalam waktu
pH 1 sampai 7,5 30 menit menggunakan alat disolusi I
atau II dalam volume ≤ 900 ml larutan
buffer.
2. Suatu obat dianggap sangat permeabel
ketika tingkat penyerapan pada manusia ≥
90% dari dosis yang diberikan,
berdasarkan pada keseimbangan massa
atau dibandingkan dengan dosis
pembanding intravena.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi 1. Laju
2. Kela disolusi
Biopharmaceutical Classification rut
3. Perm an
eabilita
System (BCS s
Terima kasih^^
Any questions?