By:
Apt. Fajrian Aulia Putra, S. Farm, M.Farm
Untuk dapat
terabsorbsi, obat
harus berada dalam
bentuk larutan
1. Ukuran partikel
2. Kelarutan zat aktif
a. Modifikasi keadaan kimiawi obat (pembentukan
garam, ester).
b. Modifikasi keadaan fisik obat (bentuk kristal
atau
amorf, polimorfisa, solvat dan hidrat).
c. Formulasi dan teknologi (pembentukan eutektik
dan larutan padat, pembentukan kompleks,
bahan yang dapat mengubah ketetapan
dielektrik cairan, bahan pelarut miselar,
penyalutan dengan senyawa hidrofil).
1. UKURAN PARTIKEL
A. Pembentukan Garam
B. Pembentukan Ester
Daya larut serta kecepatan melarut obat dapat dimodifikasi dengan
membentuk ester; secara umum pembentukan ester
memperlambat kelarutan obat.
Keuntungan :
a. Menghindari penguraian zat aktif di lambung, contoh : ester dari
Erythromycine atau Leucomycine memungkinkan obat tidak
rusak di suasana asam di lambung.
b. Menghambat atau memperpanjang aksi berbagai zat aktif,
contoh : esterifikasi dari hormon steroid.
c. Menutupi rasa tidak enak, contoh : ester Chloramphenicol
palmitat dan Chloramphenicol stearat baru dihidrolisis di usus
halus dimana terbebaskan Chloramphenicol.
2. KELARUTAN ZAT AKTIF
2.2 Modifikasi keadaan fisik obat
B. Pengaruh Polimorfisme
Fenomena polimorfisme terjadi bila suatu bahan/zat
menghablur dalam berbagai bentuk kristal yang
berbeda, sebagai akibat dari : suhu, tekanan, dan
kondisi penyimpanan. Contoh : Steroid, Sulfanilamide,
Barbiturat, Chloramphenicol, Chloramphenicol
palmitat merupakan contoh yang klasik karena
terdapat dalam bentuk polimorf A, B, dan C,
disamping juga dalam bentuk amorf : dari empat
bentuk itu hanya bentuk polimorf B dan bentuk
amorf yang dapat dihidrolisasi oleh esterase usus.
Jambhekar, S.S. & Breen, P.J., 2009, Basic
Pharmacokinetics, Pharmaceutical Press,
available as PDF file
2. KELARUTAN ZAT AKTIF
2.2 Modifikasi keadaan fisik obat
Manitol
Urea (dengan kloramfenikol), atau (dengan
sulfatiasol)
Asam suksinat (dengan griseofulvin)
Polivinilpirolidon (dengan griseofulvin atau
dengan reserpin)
Asam askorbat (dengan sulfatiasol)
Asam deoksikholin
2. KELARUTAN ZAT AKTIF
2.3 Formulasi dan teknologi
B. Pembentukan kompleks