Disusun oleh :
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
PENDAHULUAN
Studi biofarmasetika memberikan informasi bahwa metode
fabrikasi dan formulasi dengan nyata mempengaruhi
bioavailibilitas obat. Perbedaan metode fabrikasi dan formulasi
dapat menyebabkan perbedaan kualitas tablet yang dihasilkan.
Banyak pabrik farmasi yang memproduksi obat dengan zat aktif
yang sama sehingga dapat ditemui berbagai merek dagang
dengan kemasan dan harga yang bervariasi.
Fase biofarmasi melibatkan seluruh unsur yang berkaitan
mulai dari saat pemberian obat hingga terjadinya penyerapan
zat aktif. Fase biofarmasi dapat diuraikan dalam tiga tahap
utama yaitu LDA yang berarti Liberasi (pelepasan), Disolusi
(pelarutan), dan absorpsi (penyerapan).
LIBERASI
Liberasi merupakan proses pelepasan zat aktif dari bentuk
sediaan yang terjadi secara cepat dan lengkap. Tahap
pelepasan ini dapat dibagi dalam dua tahap yaitu tahap
pemecahan dan peluruhan misalnya untuk sebuah tablet. Dari
tahap pertama ini diperoleh suatu dispersi halus padatan zat
aktif dalam cairan di tempat obat masuk ke dalam tubuh.
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang
mengandung partikel obat yang terbagi secara halus
disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat
menunjukkan kelarutan yang sangat minimum (Ansel, 2008).
Dalam membuat suspensi diperlukan formulasi dari bahan
yang dapat membentuk sebuah larutan stabil yaitu zat
tambahan seperti pembasah, pemanis, pelarut, suspending
agent dan zat aktif.
Apabila seorang penderita menerima obat berarti ia mendapatkan
zat aktif yang diformula dalam bentuk sediaan dan dengan dosis
tertentu. Obat pada mulanya merupakan depot zat aktif yang jika
mencapai tempat penyerapan akan segera diserap (Drug delivery
system dalam istilah anglo-sakson). Proses pelepasan zat aktif
dari bentuk sediaan cukup rumit dan tergantung pada jalur
pemberian dan bentuk sediaan, serta dapat terjadi secara cepat dan
lengkap. Pelepasan zat aktif dipengruhi oleh keadaaan lingkungan
biologis dan mekanis pada tempat pemasukan obat, misalnya
gerak peristaltik usus, dan hal ini penting untuk bentuk sediaan
yang keras atau kenyal (tablet, suppositoria dll) (Ansel, 1989).
Sebagaimana diketahui, tahap pelepasan ini dapat dibagi dalam
dua tahap yaitu tahap pemecahan dan peluruhan misalnya untuk
sebuah tablet. Dari tahap pertama ini diperoleh suatu disperse
halus padatan zat aktif dalam cairan di tempat obat masuk ke
dalam tubuh (Ansel, 1989).
TINJAUAN TENTANG LIBERASI
Ketersediaan biologis obat pada tempat aksinya
bergantung pada kecepatan pelepasan obat dari pembawa
dan permeabilitas obat melewati kulit. Mekanisme
transpor obat dari bentuk sediaan terjadi dalam dua
tahap. Tahap pertama adalah pelepasan obat dari
pembawa dan tahap kedua adalah penetrasi melalui
barier. Proses transpor terutama terjadi karena adanya
gradien konsentrasi.
Pelepasan obat dapat dijelaskan menggunakan sistem
difusi pasif. Difusi pasif merupakan proses perpindahan
molekul obat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Menurut hukum difusi Fick, molekul obat
berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke
daerah dengan konsentrasi obat rendah
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PELEPASAN OBAT
1. Sifat fisika kimia obat
Sifat fisika kimia yang mempengaruhi laju disolusi
meliputi: kelarutan, bentuk kristal, hidrat solvasi,
ukuran partikel
2. Faktor formulasi sediaan
Berkaitan dengan bentuk sediaan bahan pembantu
dan pengolahan pengaruh bentuk sediaan pada
disolusi obat tergantung pada kecepatan pelepasan zat
aktif yang terkandung didalamnya.
Faktor alat uji yang digunakan meliputi: wadah, suhu,
lama penyimpanan, bentuk sediaan dll
BIOFARMASETIKA SEDIAAN SUSPENSI
ASSALAMU’ALAIKUM WR WB