Anda di halaman 1dari 12

LIBERASI SEDIAAN SUSPENSI

Disusun oleh :

RIKA FEBRIANI ( 001112032022 )


NUR RAHMI HM ( 000412032022 )

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
PENDAHULUAN
Studi biofarmasetika memberikan informasi bahwa metode
fabrikasi dan formulasi dengan nyata mempengaruhi
bioavailibilitas obat. Perbedaan metode fabrikasi dan formulasi
dapat menyebabkan perbedaan kualitas tablet yang dihasilkan.
Banyak pabrik farmasi yang memproduksi obat dengan zat aktif
yang sama sehingga dapat ditemui berbagai merek dagang
dengan kemasan dan harga yang bervariasi.
Fase biofarmasi melibatkan seluruh unsur yang berkaitan
mulai dari saat pemberian obat hingga terjadinya penyerapan
zat aktif. Fase biofarmasi dapat diuraikan dalam tiga tahap
utama yaitu LDA yang berarti Liberasi (pelepasan), Disolusi
(pelarutan), dan absorpsi (penyerapan).
LIBERASI
Liberasi merupakan proses pelepasan zat aktif dari bentuk
sediaan yang terjadi secara cepat dan lengkap. Tahap
pelepasan ini dapat dibagi dalam dua tahap yaitu tahap
pemecahan dan peluruhan misalnya untuk sebuah tablet. Dari
tahap pertama ini diperoleh suatu dispersi halus padatan zat
aktif dalam cairan di tempat obat masuk ke dalam tubuh.
Suspensi dapat didefinisikan sebagai preparat yang
mengandung partikel obat yang terbagi secara halus
disebarkan secara merata dalam pembawa dimana obat
menunjukkan kelarutan yang sangat minimum (Ansel, 2008).
Dalam membuat suspensi diperlukan formulasi dari bahan
yang dapat membentuk sebuah larutan stabil yaitu zat
tambahan seperti pembasah, pemanis, pelarut, suspending
agent dan zat aktif.
Apabila seorang penderita menerima obat berarti ia mendapatkan
zat aktif yang diformula dalam bentuk sediaan dan dengan dosis
tertentu. Obat pada mulanya merupakan depot zat aktif yang jika
mencapai tempat penyerapan akan segera diserap (Drug delivery
system  dalam istilah anglo-sakson). Proses pelepasan zat aktif
dari bentuk sediaan cukup rumit dan tergantung pada jalur
pemberian dan bentuk sediaan, serta dapat terjadi secara cepat dan
lengkap. Pelepasan zat aktif dipengruhi oleh keadaaan lingkungan
biologis dan mekanis pada tempat pemasukan obat, misalnya
gerak peristaltik usus, dan hal ini penting untuk bentuk sediaan
yang keras atau kenyal (tablet, suppositoria dll) (Ansel, 1989).
Sebagaimana diketahui, tahap pelepasan ini dapat dibagi dalam
dua tahap yaitu tahap pemecahan dan peluruhan misalnya untuk
sebuah tablet. Dari tahap pertama ini diperoleh suatu disperse
halus padatan zat aktif dalam cairan di tempat obat masuk ke
dalam tubuh (Ansel, 1989).
TINJAUAN TENTANG LIBERASI
Ketersediaan biologis obat pada tempat aksinya
bergantung pada kecepatan pelepasan obat dari pembawa
dan permeabilitas obat melewati kulit. Mekanisme
transpor obat dari bentuk sediaan terjadi dalam dua
tahap. Tahap pertama adalah pelepasan obat dari
pembawa dan tahap kedua adalah penetrasi melalui
barier. Proses transpor terutama terjadi karena adanya
gradien konsentrasi.
Pelepasan obat dapat dijelaskan menggunakan sistem
difusi pasif. Difusi pasif merupakan proses perpindahan
molekul obat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah. Menurut hukum difusi Fick, molekul obat
berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke
daerah dengan konsentrasi obat rendah
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PELEPASAN OBAT
1. Sifat fisika kimia obat
Sifat fisika kimia yang mempengaruhi laju disolusi
meliputi: kelarutan, bentuk kristal, hidrat solvasi,
ukuran partikel
2. Faktor formulasi sediaan
Berkaitan dengan bentuk sediaan bahan pembantu
dan pengolahan pengaruh bentuk sediaan pada
disolusi obat tergantung pada kecepatan pelepasan zat
aktif yang terkandung didalamnya.
Faktor alat uji yang digunakan meliputi: wadah, suhu,
lama penyimpanan, bentuk sediaan dll
BIOFARMASETIKA SEDIAAN SUSPENSI

Suspensi merupakan sediaan yang mengandung


bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak
larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat
yang terdispersi harus halus dan tidak boleh
cepat mengendap. Jika dikocok perlahan-lahan
endapan harus segera terdispersi kembali.
Suspensi dapat mengandung zat tambahan
untuk menjamin stabilitas suspensi. Kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan
mudah dikocok dan dituang. Partikel-partikelnya
mempunyai diameter yang sebagian besar lebih
dari 0,1 mikron
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROSES BIOFARMASETIK SEDIAAN
SUSPENSI
a. Faktor Fisiko-kimia senyawa obat
Jika suatu senyawa memiliki beberapa bentuk
garamnya, maka untuk suspensi digunakan garam
yang menunjukkan kelarutan terendah dalam fase
cair. Bahan obat larut air hanya dapat diracik menjadi
suspensi dengan pelarut lipoid. Oleh karena itu bahan
obat tak larut atau sukar larut diracik menjadi sediaan
obat suspensi untuk memudahkan dalam penggunaan
secara per oral.
b. Faktor Formulasi Dipengaruhi jenis dan konsentrasi
zat tambahan seperti :
1. Bahan pensuspensi/suspending agent, fungsinya
adalah untuk memperlambat pengendapan,mencegah
penurunan partikel dan mencegah penggumpalan resin
dan bahan berlemak.
2. Bahan pembasah, fungsinya untuk menurunkan
tegangan permukaan bahan dengan air (sudut kontak)
dan meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut.
3. Pendapar, fungsinya untuk mengatur pH,
meningkatkan kela tur pH, meningkatkan kelarutan.
Adapun alasan obat dibuat dalam sediaan suspensi adalah:
a.Obat tidak larut tetapi masih dikehendaki dalam bentuk
cair, misalnya untuk pasien yang tidak bisa menelan tablet
atau kapsul atau untuk sediaan parentral.
b. Untuk menutupi rasa pahit obat. Untuk obat tertentu, rasa
dalam bentuk suspensi lebih enak daripada larutan,
misalnya: chloramphenicol dalam bentuk larutan rasanya
pahit, sedangkan chloramphenicol palmitat/ stearat dalam
bentuk suspensi rasanya lebih enak.
c. Untuk meningkatkan stabilitas obat. Obat tertentu, dalam
bentuk suspensi lebih stabil daripada larutan, misalnya
tetracyclin HCl yang dibuat dalam bentuk larutan akan cepat
rusak, sedangkan tetracyclin base yang dibuat dalam bentuk
suspensi akan lebih stabil.
d. Untuk mencapai pelepasan obat yang
terkontrol/berkelanjutan.
KESIMPULAN
Fase biofarmasi melibatkan seluruh unsur yang
berkaitan mulai dari saat pemberian obat hingga
terjadinya penyerapan zat aktif. Fase biofarmasi dapat
diuraikan dalam tiga tahap utama yaitu LDA yang
berarti Liberasi (pelepasan), Disolusi (pelarutan), dan
absorpsi (penyerapan). Liberasi merupakan proses
pelepasan zat aktif dari bentuk sediaan yang terjadi
secara cepat dan lengkap. Tahap pelepasan ini dapat
dibagi dalam dua tahap yaitu tahap pemecahan dan
peluruhan misalnya untuk sebuah tablet. Dari tahap
pertama ini diperoleh suatu dispersi halus padatan zat
aktif dalam cairan di tempat obat masuk ke dalam tubuh
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

ASSALAMU’ALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai