Anda di halaman 1dari 7

Keluarga Sakinah

Disusun oleh:
1. Chika Dwi Adha Yanti (1150019003)
2. Farika Wahyu Koirun Nisa (1150019024)
3. Faidatul Rohmah (1150019035)
4. Khasan Haqqul Amin (1150019052)
Keluarga Sakinah

 Pernikahan adalah hubungan dua anak manusia yang dipersatukan atas dasar cinta.
Dengan prinsip ajaran Islam, manusia dianjurkan untuk menikah demi
melangsungkan keturunan dan menjaga undang-undang Allah bagi makhluk-Nya
 “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.”(Qs. Ar-Ruum (30): 21)
Rukun Pernikahan dalam islam

 Menurut pendapat Imam Malik mengatakan bahwa rukun nikah ada 5 macam, yaitu
:
 ·Wali dari pihak perempuan
 ·Mahar (mas kawin)
 ·Calon pengantin laki-laki
 ·Calon pengantin perempuan
 ·Sighat akad nikah
Tujuan dan Hikmah Pernikahan

 Tujuan pernikahan menurut agama Islam ialah untuk memenuhi petunjuk agama
dalam rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia.
 Tujuan pernikahan dapat dikembangkan menjadi 5 yaitu :
 1.Untuk mendapatkan dan melangsungkan keturunan
 2.Memenuhi hajat manusia untukmenyalurkan syahwatnya dan menumpahkan
kasih sayangnya
 3.Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan kerusakan
 4.Untuk menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak serta
kewajiban, juga bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta kekayaan yang halal
Syarat Sahnya Pernikahan

 Syarat-syarat pernikahan merupakan dasar bagi sahnya


pernikahan. Apabila syarat-syaratnya terpenuhi, maka
pernikahan itu sah dan menimbulkan adanya segala hak dan
kewajiban sebagai suami istri.
 Calon mempelai laki harus beragama islam
 Calon mempelai perempuannya halal dinikahi oleh laki-laki
yang ingin menjadikannya istri
 Akad nikahnya dihadiri wali
 Akad nikahnya dihadiri para saksi
 Adanya ijab qobul
Pernikahan beda agama dalam konteks hukum dan negara

 Dalam konteks hukum dan negara, Undang-undang (UU) Nomor 1 Tahun 1974


tentang Perkawinan tidak menyebutkan secara gamblang mengenai pelarangan
menikah beda agama.

 “Sampai di sini sebetulnya jelas bahwa tidak ada pelarangan pernikahan beda agama.
Dan itu diperkuat oleh Ketetapan Majelis Mahkamah Agung (TAP MA) Nomor 1400
Tahun 1986/1989. Namun, persoalannya ada di aparat negara kita,”

 ada dua kemungkinan: pertama, petugas pencatatan sipil bias ideologi keagamaan.
Artinya, secara agama dia meyakini bahwa menikah beda agama itu tidak boleh, maka
itulah yang diterjemahkan olehnya dalam menjalankan tugasnya sebagai aparat negara

Pelaksanaan pernikahan beda agama


 Menurut Nurcholish, pernikahan beda agama sebetulnya bisa dilakukan dengan dua
upacara sekaligus. Misalnya, jika pasangan merupakan pemeluk Islam dan
Kristen, maka akan ada akad nikah dan pemberkatan pernikahan yang dilakukan di
satu tempat, entah itu gereja, masjid, atau di rumah. Namun tidak bisa melalui KUA.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai