Anda di halaman 1dari 20

Filariasis Oleh :

Kelompok 2

1. Bayzhola Ditya Putri


2. Mitha Hasanah
3. Natasya Astari
4. Qonita Nur Fadhila

S1-3B
Dosen Pengampu : Musyirna Rahmah Nasution, M.Si
Filariasis
Pengertian
01 Filariasis 04 Etiologi 07 Diagnosis

Epidemiologi
02 Filariasis 05 Patofisiologi 08 Komplikasi

Pencegahan dan
03 Jenis Filariasis 06 Tanda dan Gejala 09
Pengobatan
Filariasis atau Elephantiasis ( Penyakit Kaki

Filariasis Gajah) adalah penyakit menular ( Penyakit


Kaki Gajah ) yang disebabkan oleh larva
cacing Filaria (Wuchereria Brancrofti, Brugia
Malayi dan Brugia Timori) yang ditularkan
oleh berbagai jenis nyamuk, baik nyamuk
jenis culex, aedes, anopheles, dan jenis
nyamuk lainnya.
Epidemiologi
Filariasis
Filariasis ditemukan dinegara-negara tropis. Cacing
jenis W. Brancofti ditemukan di Amerika Latin,
Afrika, Asia dan Pulau-pulau Pasifik. Cacing jenis
B. Malayi ditemukan di Malaysia, Filipina, dan
Thailand dan cacing jenis B. Timori ditemukan di
Indonesia (Pulau Alr, Flores, Rote). Spesies
penyebab filaria limfatik (kaki gajah) lebih banyak
ditemukan pada negara-negara di Asia, termasuk
Indonesia, sedangkan Onchocerca, Loa loa, dan
Mansonella lebih sering ditemukan di negara-negara
Afrika dan Amerika.
Jenis Filariasis

Filariasis
Filariasis Subkutan
Limfatik Filariasis
Disebabkan oleh Loa loa
Disebabkan oleh banyak (cacing mata), Mansonella Rongga Serosa
cacing seperti Wuchereria streptocerca dan
bancrofti, Brugia malayi Onchocerca volvulus. Disebabkan oleh
dan Brugia timori. Cacing Cacing ini hidup di lapisan Mansonella perstans dan
ini menjajah sistem subkutan kulit, di lapisan cacing Mansonella
limfatik, termasuk kelenjar lemak. ozzardi yang hidup di
getah bening. rongga lambung serosa.
Etiologi Filariasis
Ada 3 jenis spesies cacing filariasis di Indonesia yaitu

Wuchereria
Brugia Malayi Brugia Timori
Bancrofti
Wuchereria bancrofti adalah salah satu nematoda jaringan
yang merupakan salah satu parasit manusia yang
01 menyebabkan penyakit filariasis limfatik (kaki gajah).
Wuchereria Bancrofti
Ciri-ciri Mikrofilaria Wuchereria bancrofti :
- Ukuran : panjang 230 – 300 μm dan lebar 7,5 – 10 μm
- Mempunyai sheath / bersarung pada tubuhnya
- Mempunyai inti yang halus, sama besar dan tersusun
teratur tanpa inti tambahan (nukleus terminalis) pada
ujung posterior
- Ujung anterior tumpul membulat, ujung posterior
meruncing
- Cephalic space → panjang : lebar = 1 : 1 lekukan badan
halus
Sifat Biologis Wuchereria bancrofti
- Habitat cacing dewasa berada di dalam pembuluh limfa dan kelenjar limfa.
- Mikrofilaria didapatkan dalam darah dan limfa.
- Predileksi cacing ini adalah jaringan limfa abdomen ke bawah.
- Mikrofilaria dikeluarkan dari nodule langsung ke aliran limfa dan melalui ductus
thoracicus masuk ke aliran darah.
- Mikrofilaria mempunyai periodisitas nocturna, yaitu berada dalam pembuluh darah
pada waktu malam hari (jam 22.00 – 04.00).
- Pada spesies Wuchereria Bancrofti, manusia merupakan satu-satunya host defenitif
dan nyamuk yang bertindak sebagai vektor dalah dari genus Culex, Aedes, dan
Anopheles.
Sumber : https://medlab.id/wuchereria-bancrofti/
02 Brugia malayi adalah salah satu nematoda jaringan yang

Brugia malayi menyebabkan penyakit filariasis limfatik (kaki gajah). Cacing ini


pertama kali ditemukan di Sulawesi oleh Brug sehingga disebut
Brugia.

Ciri-ciri Mikrofilaria Brugia malayi :


- Ukuran : panjang 170 – 260 μm dan lebar ± 6 μm
- Mempunyai sarung / sheath
- Ujung anterior membulat / tumpul dengan 2 buah stylet (alat
pengebor) , Ujung posterior runcing
- Cephalic space → panjang : lebar = 2 : 1
Brugia malayi disebut juga dengan Filaria
- Nyamuk yang menjadi vektor penularnya adalah Anopheles
malayi, dan Wuchereria malayi
(vektor brugiasis non zoonotik) atau Mansonia (vektor
brugiasis zoonotik).
3. Brugia Timori

Pada spesies Brugia Timori hanya terdapat di Nusa


Tenggara Timur, Maluku Tenggara dan beberapa
daerah lain. Umumnya bersifat periodik nokturnal
dan nyamuk yang menularkannya adalah
Anopheles Barbirostis.
Patofisiologi
            Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut
digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III
(L3).
Siklus penularan filariasis ini melalui dua tahap yaitu :
1. Mosquito satges atau tahap perkembangan dalam tubuh nyamuk (vektor) dan
2. Human stages atau tahap perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) atau
binatang (hospes reservoar).
Mikrofilaria masuk ke dalam tubuh
manusia dengan melalui gigitan nyamuk
(dari genus Mansonia, Culex, Aedes, dan
Anopheles). Mikrofilaria masuk ke dalam
saluran limfa dan menjadi dewasa →
cacing jantan dan betina melakukan
kopulasi → cacing gravid mengeluarkan
larva mikrofilaria → mikrofilaria hidup di
pembuluh darah dan pembuluh limfa →
mikrofilaria masuk ke dalam tubuh
nyamuk saat nyamuk menghisap darah
manusia → mikrofilaria berkembang
menjadi larva stadium 1 → larva stadium
2 → larva stadium 3 dan siap ditularkan.
Tanda dan Gejala
Gejala Awal

 Demam secara berulang 1-2 kali Nyeri dimulai dari pangkal paha
atau lebih setiap bulan selama 3-
4 hari. 01 02 atau ketiak ke arah ujung dari
kaki atau tangan

Timbul benjolan yang terasa panas Pembengkakan pada skrotum


dan nyeri pada lipat paha atau
ketiak tanpa adanya luka pada 03 04 (hidrokel) dan pembengkakan
anggota gerak badan seperti tangan
badan dan kaki (elephantiasis).
 

Gejala lanjut (kronis) ditandai dengan pembesaran pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara dan alat
kelamin wanita sehingga menimbulkan cacat yang menetap
Diagnosis
02 Diagnosis Parasitologi

01 Dengan ditemukannya mikrofilaria pada


pemeriksaan darah kapiler jari pada 04
Diagnosis
malam hari. Pemeriksaan dapat dilakukan Diagnosis
Klinik siang hari, 30 menit setelah diberi DEC immunology
Melalui anamnesis dan 100 mg.
pemeriksaan Adanya antibodi tidak
klinik.Diagnosis klinik menunjukkan korelasi
penting dalam
menentukan angka 03 Radiodiagnosis positif dengan
mikrofilaremia, tidak
kesakitan akut dan Pemeriksaan dengan ultrasonografi
(USG) pada skrotum dan kelenjar limfe membedakan infeksi dini
menahun (Acute and dan infeksi lama.
Chronic Disease Rate). inguinal penderita akan memberikan
gambaran cacing yang bergerak-gerak
(filarial dance sign).
Komplikasi
Limfedema : Infeksi Hidrokel (40-50% kasus),
Cacat permanen pada adenolimfangitis pada
Wuchereria mengenai kaki
bagian tubuh yang saluran limfe testis
dan lengan, skrotum,
terkena penis,vulva vagina dan berulang, pecahnya tunika
payudara, vaginalis.

Kiluria : kencing seperti susu karena


Elephantiasis Tungkai
bocornya atau pecahnya saluran
limfe oleh cacing dewasa yang
menyebabkan masuknya cairan
limfe ke dalam saluran kemih.
Faktor Resiko
Kaki gajah bisa menyerang semua orang di segala
rentang usia. Namun, beberapa hal yang membuat seseorang
lebih rentan terkena penyakit yang satu ini, yaitu:
● Sering digigit nyamuk
● Tinggal di daerah tropis atau subtropis, seperti Afrika, Asia
Tenggara, India, dan Amerika Selatan
● Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
● Tinggal di lingkungan dengan sanitasi yang buruk
Pencegahan
1. Berusaha menghindari diri dari gigitan nyamuk, dengan cara dengan cara :
○ Tidur memakai kelambu
○ Lubang-lubang/ ventilasi rumah ditutup dengan kawat kasa halus
○ Tidak membiarkan nyamuk-nyamuk bersarang didalam atau disekitar rumah
○ Membunuh nyamuk dengan obat semprot nyamuk
○ Membersihkan tanaman, air atau selokan untuk menghilangkan tempat
bersarangnya nyamuk.
○ Tidak memakai pakaian berwarna gelap karena dapat menarik nyamuk, dan
memberikan obat anti-filariasis.
Pencegahan
2. Membersihkan air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk.
3. Mengeringkan / genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk
4. Membakar sisa-sisa sampah (berupa kertas dan plastik)
5. Minimal melakukan penyemprotan sebulan sekali
● Pencegahan penyakit kaki gajah / filasiasis bagi penderita penyakit filariasis diharapkan untuk
memeriksakan kedokter agar mendapatkan penanganan obat – obatan sehingga tidak menyebabkan
penularan kepada masyarakat lainnya.
● Perlu adanya pendidikan dan pencegahan serta pengenalan penyakit kaki gajah / filariasis di wilayah
masing – masing sangatlah penting untuk memutus mata rantai penularan penyakit
ini.Membersihkan lingkinggan sekitar adalah hal terpenting untuk mencegah terjadinya
perkembangan nyamuk diwilayah tersebut.
Pengobatan
Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis dengan menggunakan
obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC). DEC dapat membunuh mikrofilaria dan cacing dewasa pada
pengobatan jangka panjang.
- Untuk filariasis akibat Wuchereria bankrofti, dosis yang dianjurkan 6 mg/kg berat badan/hari selama 12 hari.
- Sedangkan untuk filariasis akibat Brugia malayi dan Brugia timori, dosis yang dianjurkan 5 mg/kg berat
badan/hari selama 10 hari.
Efek samping dari DEC ini adalah demam, menggigil, sakit kepala, mual hingga muntah. Pada pengobatan
filariasis yang disebabkan oleh Brugia malayi dan Brugia timori, efek samping yang ditimbulkan lebih berat.
Obat lain yang juga dipakai adalah ivermektin. Ivermektin adalah antibiotik semisintetik dari golongan
makrolid yang mempunyai aktivitas luas terhadap nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh
mikrofilaria.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai