Anda di halaman 1dari 72

Berfikir Kritis (Critical Thinking) OLEH

RISA NURHAYATI,
Dalam Keperawatan S.Kep.,Ns.,M.Kes.
Tujuan Umum

Mengetahui bagaimana berfikir kritis dalam


pendidikan keperawatan

Mampu melakuan dan mengimplementasikan


proses berpikir dengan proses berpikir secara
baik dan benar
Keperawatan dihadapkan pada isu:
Berfikir
Proses tidak statis
Dapat berubah-ubah
Bersifat dinamis

Pengertian:
Critical  bertanya, diskusi, memilih, menilai,
membuat keputusan
Kritein  to choose, to decide
Krites  judge
Criterion  standar, aturan, metoda
Mengapa Berpikir Kritis?

• Berpikir kritis memungkinkan anda memanfaatkan


potensi anda dalam melihat masalah, memecahkan
masalah, menciptakan, dan menyadari diri
Mengapa Berpikir Kritis Penting, Sehingga Perlu
Dipelajari?

• Berpikir kritis merupakan keterampilan universal. Kemampuan


berpikir jernih dan rasional diperlukan pada pekerjaan apapun, ketika
mempelajari bidang ilmu apapun, untuk memecahkan masalah apapun,
jadi merupakan aset berharga bagi karir seorang
• Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan
era informasi dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan
dengan cepat dan efektif, sehingga memerlukan keterampilan
intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan
mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan
masalah.
Mengapa Berpikir Kritis Penting, Sehingga Perlu
Dipelajari?

• Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan


analitik. Berpikir jernih dan sistematis dapat
meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna
dalam mempelajari cara menganalisis struktur teks
dengan logis, meningkatkan kemampuan untuk
memahami
• Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk
menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak
hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus
berguna dan relevan dengan tugas yang harus
diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi
ide baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa
perlu
Mengapa Berpikir Kritis Penting, Sehingga
Perlu Dipelajari?
• Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi struktur
kehidupan sehingga hidup menjadi lebih berarti (meaningful life), maka
diperlukan kemampuan untuk mencari kebenaran dan merefleksikan
nilai dan keputusan diri sendiri. Berpikir kritis merupakan meta-
thinking skill, ketrampilan untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri
terhadap nilai dan keputusan yang diambil, lalu – dalam konteks
membuat hidup lebih berarti - melakukan upaya sadar untuk
menginternalisasi hasil refleksi itu ke dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat Berpikir Kritis bagi Mahasiswa

1. Membantu memperoleh pengetahuan,


memperbaiki teori, memperkuat argumen
2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan
dengan jelas
3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan
informasi dengan efektif
4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi
masalah berdasarkan alasan yang kuat
5. Membiasakan berpikiran terbuka
6. Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan
solusi dengan jelas kepada lainnya
DEFINISI

Berfikir Kritis (Brunner & Suddarth, 1997)


 Proses kognitif/mental yg mencakup penilaian dan
analisis rasional thd info/ide serta merumuskan
kesimpulan dan keputusan

Keputusan  berdasarkan pengetahuan/kemampuan


mensintesa info.
Critical Thinking
 Ditujukan pada situasi, rencana dan bahkan aturan-
aturan yang terstandar dan mendahului dalam pembuatan
keputusan (Mz.Kenzie)
 Investigasi terhadap tujuan guna mengeksplorasi situasi
phenomena, pertanyaan atau masalah untuk menuju pada
hipotesa atau keputusan secara terintegrasi

Bandman, 1988
 Pengujian secara rasional terhadap ide-ide, pengaruh,
asumsi, prinsip-prinsip, argumen,kesimpulan, pendapat,
pemikiran, masalah, kepercayaan dan tindakan. Pengujian
berdasarkan alasan ilmiah, pengambilan keputusan dan
kreatifitas
Critical Thinking

Perry & Potter (2005)


 Proses dimana seseorang dituntut mengevaluasi informasi utk
membuat penilaian/keputusan berdasarkan kemampuan,
menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman
Miller & Malcolm
 befikir reflektif, berfikir beralasan yang ditujukan dalam
memutuskan apa yang diyakini atau apa yg dilakukan.

Berfikir kritis  mengandung sikap dan pendekatan  keinginan


untuk memberikan pertimbangan yg tegas pada berbagai ide,
berfikir secara hati-hati saat menerima ide

.
Kreatifitas dan berfikir kritis:

Kreatif  jika memandang berbagai alternatif pemecahan


atau ide-ide baru disaat
menghadapi situasi

Berfikir kreatif melibatkan aspek fisiologis, sosiologi dan


psikologis menjadi satu dalam menjelaskan fenomena.
Mengapa berfikir kritis diperlukan

Mengikuti pendidikan ke jenjang > tinggi


Penerapan profesionalisme
Pengetahuan dan keterampilan tehnis dlm
memberikan askep.
Diperlukan perawat karena:
o Perawat setiap hari mengambil keputusan
o Perawat menggunakan keterampilan berfikir;
a. Menggunakan pengetahuan dari bbg subyek dan
lingkungan
b. Menangani perubahan yg berasal dari stresor lingkungan
c. Penting membuat keputusan
Lanjutan…
Freely  berfikir kritis diperlukan untuk
mengembangkan kemampuan:
Analisa, Kritis, Ide advokasi

Freely  berfikir kritis menggunakan


kemampuan deduktif dan induktif.
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta
dan keputusan.
• Induksi merupakan cara berpikir untuk menarik
suatu kesimpulan yang bersifat umum dari
kasus-kasus yang bersifat individual.
• Sementara deduktif merupakan cara berpikir
yang berpangkal dari pernyataan umum, dan
dari sini ditarik kesimpulan yang bersifat
khusus.
Karakteristik Berpikir Kritis

Sedangkan menurut Beyer terdapat 6 karakteristik dalam kemampuan berpikir kritis, yaitu:
• Watak (dispositions)
Seseorang yang memiliki keterampilan berpikir kritis memiliki sikap skeptis (tidak mudah
percaya), sangat terbuka, menghargai kejujuran, respek terhadap berbagai data dan
pendapat, respek terhadap kejelasan dan ketelitian, mencari pandangan lain yang berbeda,
dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
• Kriteria (criteria)
Dalam berpikir kritis harus memiliki sebuah kriteria atau patokan. Untuk sampai ke arah sana
maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau dipercayai. Meskipun suatu argumen
bisa disusun dari beberapa sumber pelajaran, namun akan memiliki kriteria yang berbeda.
Jika kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan pada relevansi,
keakuratan fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika
yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang.
• Argumen (argument)
Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data-
data. Tapi, secara umum argumen diartikan sebagai alasan yang
bisa digunakan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian atau gagasan. Keterampilan berpikir kritis meliputi
kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen.
• Pertimbangan atau pemikiran (reasoning)
Ini merupakan kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu
atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan menguji
hubungan antara beberapa pernyataan atau data.
• Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang atau landasan yang
digunakan untuk menafsirkan sesuatu dan yang akan menentukan
konstruksi makna. Seseorang yang berpikir kritis akan memandang
atau menafsirkan fenomena dari berbagai sudut pandang yang
berbeda.
• Prosedur penerapan kriteria (procedures for applying criteria)
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan
prosedural. Prosedur ini meliputi merumuskan masalah,
menentukan keputusan yang akan diambil, dan
mengindentifikasikan asumsi atau perkiraan.
Lanjutan…..

Sedangkan menurut Paul 1988 terdapat 7 karakteristik dalam


kemampuan berpikir kritis, yaitu :
1.Intelektual humanity, kesadaran terhadap keterbatasan
pengetahuan diri dan kepekaan diri terhadap kemungkinan bisa
dan prasangka.
2.Intellectual courage, keinginan dan keterbukaan untuk mendengar
dan secara jujur mengkaji ide orang lain.
3.Intellectual emphaty, kemampuan untuk membayangkan diri
sendiri di posisi orang lain. Emphathy membuat seseorang
memahami pandangna dan jalur pemikiran orang lain.
4. Intellectual integrity, keinginan untuk menerapkan standard
bukti intelektual yang kaku dan sama terhadap pengetahuan
yang kita miliki yang kita terapkan terhadap pengetahuan orang
lain. Hal ini membutuhkan kejujuran menelaah dan mengakui
kesalahan diri sendiri.
5. Intellectual perseverence, keinginan untuk mencarai wawasan
dan kebenaran lebih lanjut meskipun sulit dna frustasi.
6. Faith in reason, percaya pada diri sendiri dan keinginan untuk
mencari pemikiran rasional. Percaya bahwa orang  lain juga
mampu melakukan hal yang sama.
7. Intellectual sense of justice, keinginan untuk menelaah sudut
pandang orang lain dengan standart intelektual yang sama, tidak
dipengaruhi oleh kepentingan atau keuntungan diri sendiri atau
orang lain.
Sikap Yang Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis

• Kemandirian berpikir : berpikir kritis mengharuskan indifidu berpikir untuk diri


mereka sendiri dengan demikian seorang perawat dapat berpikir terbuka dalam
memperimbangkan suatu metode saat melakukan keterampilan teknis dan tidak
sekedar satu cara yang mereka pelajari di sekolah.
• Berorientasi keadilan : orang yang berpikir kritis adalah orang yang
berorientasi keadilan memahami semua sudut pandang dengan standar yang
sama tidak berdasarkan pada pribadi ataupun kelompok . oleh karena itu
seorang perawat mampu mendengarkan opini dari semua anggota keluarga baik
muda ataupun tua. 
• Pemahaman terhadap : egosentrisitas dan sosiosentrisitas orang yang berpikir
kritis terbuka terhadap kemungkinan bahwa pribadi mereka atau tekanan social
dan kebiasaan mereka itu sangat mempengaruhi pemikiran mereka.
• Kerendahan hati intelektual dan penundaan penilaian : kerendahan hati
intelektual berarti memiliki kesadaran atas keterbatasan kemampuannya
sendiri. Orang yang berpikir kritis adalah orang yang mau mengakui apa yang
belum mereka ketahui dan mencari informasi baru serta memikirkan kembali
sebuah kesimpulan dari pengetahuan barunya.
• Keberanian intelektual : dengan sikap berani seseorang mau
mempertimbangkan dan mengkaji sebuah gagasan atau pandangan yang
menimbulkan sebuah reaksi yang negatif.
• Integritas : integritas mengaharuskan seorang individu memerapkan
standar bukti yang sama terhadap pengetahuan dan kepercayaan mereka
seperti yang mereka terapkan pengetahuan dan keyakinan orang lain.
Orang yang berpikir kritis mempertanyakan pengetahuan dan
kepercayaan mereka secepat mungkin dan seksama mungkin
sebagaimana mereka melakukannya terhadap pengetahuan dan
kepercayaan orang lain.
• Ketekunan : perawat yang berpikir kritis menunjukan ketekunan dalam
menemukan solusi yang efektif terhadap masalah klien dan masalah
keperawatan.
• Percaya terhadap logika : orang yang berpikir kritis percaya bahwa
pemikiran yang logis akan menghasilkan kesimpulan yang dapat di
percaya.
• Berminat menggali minat dan perasaan : orang yang berpikir
kritis tahu bahwa emosi dapat mempengaruhi pikiran dan bahwa
sering kali perasaan melandasi pikiran. Orang yang berpikir kritis
dan rasional mengadopsi sikap bahwa perasaan nyata dan perlu di
kenali.
• Keingintahuan : percakapan internal yang berlangsung dalam
pikiran orang yang berpikir positif di penuhi dengan pertanyaan.
Perawat  yang ingin tahu dapat menghargai tradisi, tetapi tidak
takut mengkaji tradisi guna meyakinkan tradisi tersebut masih
valid. 
Unsur-unsur Berfikir Kritis

• Relevancen / Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang


dikemukakan

• Importance / Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang


dikemukakan

• Novelty / Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide


atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide
baru orang lain
• Outside / Material Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-
bahan yang diterimanya dariperkuliahan (refrence)
• Ambiguity clarified / Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika
dirasakan ada ketidak jelasan
• Linking ideas / Senantiasa menghubungkan fakta, idea tau pandangan
serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan
• Justification Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap
suatu solusi atau kesimpulanyang diambilnya. Termasuk di dalalmnya
senantiasa member penjelasan mengenaikeuntungan (kelebihan) dan
kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi
• Critical assessment / Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukan yang
datang dari dalamdirinya maupun dari orang lain
• Practical utility / Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut
keperaktisan/kegunaanya dalam penerapan
• Width of understanding / Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat muluaskan isi
atau materi diskusi.Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat
dibedakan dalam beberapakegiatan:a.
a.Berpusat pada pertanyaan (focus on question)
b.Analisa argument (analysis arguments)
c.Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions
of clarification and/or challenge)
d.Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources
of information)
Menurut Ennis terdapat 5 kelompok indikator
kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:

a. Klarifikasi Dasar (Elementary Clarification). Klarifikasi dasar terbagi


menjadi tiga indikator yaitu (1) mengidentifikasi atau merumuskan
pertanyaan, (2) menganalisis argumen, dan (3) bertanya dan menjawab
pertanyaan klarifikasi dan atau pertanyaan yang menantang. 
b. Memberikan Alasan untuk Suatu Keputusan (The Basis for The
Decision). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator yaitu (1)
mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan (2) mengobservasi
dan mempertimbangkan hasil observasi. 
c. Menyimpulkan (Inference). Tahap menyimpulkan terdiri dari tiga
indikator (1) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi,
(2) membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan (3)
membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. 
d. Klarifikasi Lebih Lanjut (Advanced Clarification). Tahap ini terbagi
menjadi dua indikator yaitu (1) mengidentifikasikan istilah dan
mempertimbangkan definisi dan (2) mengacu pada asumsi yang tidak
dinyatakan. Dugaan dan Keterpaduan
e. (Supposition and Integration). Tahap ini terbagi menjadi dua indikator
(1) mempertimbangkan dan memikirkan secara logis premis, alasan,
asumsi, posisi, dan usulan lain yang tidak disetujui oleh mereka atau
yang membuat mereka merasa ragu-ragu tanpa membuat
ketidaksepakatan atau keraguan itu mengganggu pikiran mereka, dan
(2) menggabungkan kemampuan kemampuan lain dan disposisi-disposisi
dalam membuat dan mempertahankan sebuah keputusan.
Menurut Seifert dan Hoffnung, terdapat 4
komponen berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:

Basic operations of reasoning. Untuk berpikir secara kritis,


seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan,
menggeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif dan merumuskan
langkah-langkah logis lainnya secara mental. 
Domain-specific knowledge. Dalam menghadapi suatu problem,
seseorang harus mengetahui tentang topik atau kontennya. Untuk
memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki
pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki
konflik tersebut. 
Metakognitive knowledge. Pemikiran kritis yang efektif
mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba
untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia
memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia dapat
dengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi
tersebut. 
Values, beliefs and dispositions. Berpikir secara kritis berarti
melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada
semacam keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah
pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten
dan reflektif ketika berpikir.
Metoda Berfikir Kritis
1. Debate  perdebatan/argumentasi
2. Individual decision  individu berdebat dengan
dirinya dlm proses pengambilan keputusan
3. Group discussion
4. Persuasi  mempengaruhi
perbuatan/keyakinan/sikap dan nilai2 dg berbagai
alasan/argumen/bujukan
5. Propaganda  sengaja untuk mempengaruhi, dapat
baik/buruk
6. Coercion  mengancam/menggunakan kekuatan
untuk memaksakan kehendak
7. Kombinasi
Proses Berfikir Kritis

1. Memahami tulisan
2. Mengevaluasi isi dan bagian isi
3. Mempertanyakan-menjawab-bertanya-
menjawab-dst
4. Membangun pertanyaan  mencari jawaban
5. Titik awal upaya pencarian
Aktifitas mental dalam berfikir
kritis
a. Mengajukan pertanyaan
b. Mengumpulkan info yg relevan
c. Memvalidasi info yg tersedia
d. Menggunakan pengalaman dan pengetahuan yg lalu
untuk menjelaskan
e. Mempertahankan suatu sikap fleksibel
f. Mempertimbangkan pilihan yg tersedia
g. Merumuskan suatu keputusan
Elemen Berfikir kritis

1. Menentukan tujuan
2. Menyusun pertanyaan atau membuat kerangka
masalah
3. Menunjukkan bukti
4. Menganalisis konsep
5. Asumsi

Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan


kesesuaian
Kriteria elemen terdiri dari kejelasan, ketepatan,
ketelitian dan keterkaitan
Berfikir kritis dalam
keperawatan
 Perawat setiap hari mengambil keputusan

 Perawat hrs menggunakan keterampilan


kritis, yaitu:
 Menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek
dan lingkungan
 Perawat menangani perubahan
 Perawat penting membuat keputusan

 Berfikir kritis dlm keperawtan  komponen


dasar dlm pertanggunggugatan profesional
dan kualitas askep
Ciri perawat berfikir kritis
Percaya diri
Kontektual perspektif
Kreatifitas
Fleksibilitas
Ingin tahu
Intuisi
Keterbukaan
Tekun
Refleksi
Perbedaan antara Pemikir Kritis dan Bukan
Pemikir Kritis
• Pemikir kritis
 Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan,
memisahkannya dari informasi yang irelevan
 Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan
solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika
perlu mencari informasi tambahan yang relevan
• Bukan pemikir kritis
 Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang
semua informasi sama pentingnya
 Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan
masalah inti
Menurut Costa and Colleagues klasifikasi berpikir
dikenal sebagai “The Six Rs” yaitu :
1. Remembering (Mengingat)
2. Repeating (Mengulang)
3. Reasoning (Memberi Alasan/rasional)
4. Reorganizing (Reorganisasi)
5. Relating (Berhubungan)
6. Reflecting (Memantulkan/merenungkan)
Lima Model Berfikir Kritis

• Kemudian Perkumpulan Keperawatan mencoba mengembangkan


gambaran berpikir dan mengklasifikasikan menjadi 5 model
disebut T.H.I.N.K.
1.Total Recall,
2.Habits,
3.Inquiry,
4.New Ideas and Creativity,
5.Knowing How You Think
5 bentuk berfikir ( T H I N K )
Total Recall :
Kemampuan mengkaji pengetahuan, dengan pengetahuan itu seseorang belajar dan
menanamkan
Ada yg. sangat luas wawasannya-sangat mengetahui.
Kurang wawasan perawat pemula yang sedikit pengetahuannya tentang keperawatan.
Total recall :
- mengingat fakta-fakta
- mengingat dimana dan mengapa menemukan sesuatu yang diperlukan
- Fakta dalam keperawatan diperoleh dari berbagai sumber termasuk pasien dan
keluarganya.
Habits :
Apabila tindakan kebiasaan tidak ada, maka sama dengan berbuat tanpa
berfikir.diterima untuk mengerjakan sesuatu pada waktu yg. tepat atau keharusan
mengerjakan.
Cardiopulmonary resuscitation (CPR)  sering digunakan dalam keperawatan.
• Inquiry :
- menguji isue secara mendalam.
- Pertanyaan yang segera menjadi kenyataan
- Cara berfikir yang utama dalam keputusan
- Keputusan akan lebih akurat bila menggunakan pendekatan inquiry
- Pengumpulan dan analisa info untuk keputusan akan lebih baik.
News ideas and creativity :
- Akar yang perlu dikembangkan dalam keperawatan
- Keperawatan memiliki banyak standar yang dapat menjamin pekerjaan lebih baik.
tetapi tidak selalu dapat dilakukan. OKI perawat harus belajar lebih banyak guna
memperoleh informasi baru askep lebih berkualitas.
Knowing how you think :
- Jika perawat berada dalam suatu proses mengetahui, maka peraswat akan dapat
mengetahui apa yang difikirkan.
Contoh pertanyaan Total Recall:

1. Berapa nomor telepon STIKes?


2. Dimana alamat STIKes?
3. Berapa Hemoglobin Tn A 2 jam post operasi?
4. Berapa Trombosit Tn. B dengan DHF?
Yang perlu dipelajari :

1. Bagaimana menjawab pertanyaan tersebut dengan tepat dan


cepat?
2. Bagaimana data tersebut dapat kita ungkapkan setiap saat?
3. Berapa banyak data yang bisa kita simpan?
4. Bagaimana rumus/kunci menghafal untuk meningkatkan memori?
Contoh Habit

Cardipulmonary Resuscitation (CPR) adalah suatu kebiasaan yang sangat


penting dalam keperawatan. Ketika seseorang menjelang ajal, sebuah solusi
yang cepat yang dibutuhkan disini adalah melakukan pijat jantung (CPR),
memberikan injeksi, mempertahankan suhu tubuh, memasang kateter, dan
aktivitas lainnya. Hal tersebut merupakan suatu kebiasaan yang alami
terjadi dan dilakukan oleh perawat.
Yang perlu dipelajari :
1. Bagaimana sesuatu menjadi sesuatu kebiasaan?
2. Mengapa suatu aktivitas berguna?
3. Cara apa yang terbaik untuk mengembangkan kebiasaan?
Inquiry bisa diwujudkan melalui

1. Melihat sesuatu (menerima informasi)


2. Mendapatkan kesimpulan awal
3. Mengakui keterbatasan pengetahuan yang dimiliki
4. Mengumpulkan data atau informasi mendekati masalah utama
5. Membandingkan informasi baru dengan yang sudah diketahui
6. Menggunakan pertanyaan netral
7. Menemukan satu atau lebih kesimpulan
8. Memvalidasi kesimpulan utama dan alternative untuk mendapatkan
informasi lebih banyak lagi.
Contoh :
• Pukul 3 pagi, perawat melihat lampu kamar Tn. X masih menyala.
Kemudian perawat mendekati pasien dan menanyakan “Selamat
pagi Tn.X, saya melihat lampu kamar anda masih menyala, apa
yang anda lakukan? ada yang bisa saya bantu?” Tn. X tersenyum
dan menjawab “saya baik-baik saja.” Perawat mengobservasi dan
menemukan tissue di lantai dan melihat bahwa mata Tn. X merah
dan bengkak.
Dari kasus tersebut bisa kita dapatkan kesimpulan
sementara (sedikitnya 4 kesimpulan), yaitu

Dari kasus tersebut bisa kita dapatkan kesimpulan sementara (sedikitnya


4 kesimpulan), yaitu
1. Klien baik-baik saja, memang normal klien bangun pada jam tersebut
dan mata klien merah mungkin karena klien menggosok matanya
akibat alergi
2. Klien baik-baik saja tetapi tidak bisa tidur siang sebentar karena rasa
bosan. Sehingga mata terlihat merah dan bengkak
3. Klien tidak dalam keadaan baik tetapi tidak ingin berbicara kepada
siapapun tentang masalahnya
4. Klien dalam keadaan tidak baik tetapi tidak tahu bagaimana untuk
minta bantuan kepada orang lain
• Disini peran perawat adalah memvalidasi : “Anda bicara kalau anda baik-
baik saja, tetapi saya melihat mata anda merah dan bengkak” Kemudian
bandingkan dengan informasi yang diperoleh teman kita. Yang perlu
dipelajari
• Apakah kita mendapat jawaban yang sebenarnya dari pertanyaan kita?
Kapan kita membandingkan jawaban yang kita peroleh dengan jawaban
teman kita apakah ada perbedaan?
New Ideas and Creativity (N)

• Contoh : Desta yang tinggal di rumah perawatan menghabiskan sisa harinya


di atas kursi roda, keluar-masuk ke ruangan yang sama tiap harinya. Dia
tidak pernah berkata kepada seorangpun meskipun perawat mengulangi
kata-kata yang sama dan sudah memahami cara berkomunikasi.
Ketika dalam komunikasi kita berpikir, kebanyakan orang berpikiran bahwa
berbicara kepada orang lain merupakan cara standar untuk membesarkan
hati melalui komunikasi.

Jadi hal tersebut yang sebagian perawat lakukan, kecuali Nisa (contoh).
Suatu hari Nisa berlutut di depan kursi roda Yudi dan merangkulnya.
Memandang Yudi dan dengan senyum yang lebar mengajaknya bernyanyi.
Apa yang terjadi? Desta menyanyi. Tidak hanya menyanyi tetapi juga
mempunyai suara seperti penyanyi bangsa Irlandia.
Sekarang apa yang dapat kita pikirkan dari cerita tersebut? Kebanyakan
perawat memahami komunikasi terapeutik yang mereka pelajari dari buku.
Pendekatan verbal untuk komunikasi terapeutik bisa dilakukan dengan
kebanyakan klien.
Nisa, meskipun mengembangkan komunikasi dengan cara sentuhan dan
menyanyi hal tersebut kreativitas yang dimiliki yang tidak disebutkan dalam
literature.
Yang perlu dipelajari :
1.Bagaimana perasaan anda jika mempunyai ide baru atau
kreativitas baru?
2. Berapa lama dalam sehari anda berkreativitas?
3. Berapa lama dalam seminggu?
4. Apa yang membuat berbahaya dari bertindak kreatif?
Knowing How You Think /Mengetahui apa
yang kamu fikirkan? (K)

Yang perlu dipelajari :


• Apakah hal ini sulit dilakukan? (untuk semua orang)
• Mengapa hal ini sulit untuk dikerjakan?
• Satu alasan mengapa hal ini sulit dilakukan adalah karena ada
kosakata special dari akhir analisis yang perlu menggambarkan
BAGAIMANA berpikir.
Pemikir kritis dalam
keperawatan
Menganalisa keterampilan kognitif
Menerapkan standar
Memilah/mengorganisir permasalahan
Mencari info/mengidentifikasi fakta
Alasan yang logis
Memperkirakan
Transformasi
Pengetahuan/menggunakan pengetahuan yg
telah dimiliki dlm mendekati fenomena
Penerapan konsep berfikir kritis
dlm keperawatan
1. Penggunaan bahasa dalam keperawatan
2. Argumentasi dalam keperawatan
3. Pengambilan keputusan
4. Penerapan dalam proses keperawatan
G.      Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan

fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan :


1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-
hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi,
penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan
kesimpulan yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai
keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan
keperawatan
H.      Pemecahan Masalah Dalam Berfikir Kritis

Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan


keputusan, yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah
secepatnya. Masalah dapat digambarkan sebagai kesenjangan
diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya ada”. 
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif
diprediksi bahwa individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis
dan mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan dan role
model di lingkungan kerjanya
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan mendefinisikan
masalah yang dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7. Evaluasi.
1. Penggunaan bahasa dlm
keperawatan
Perawat menggunakan bahasa verbal dan non
verbal  mengekspresikan
ide/fikiran/info/fakta/perasaan/ keyakin-an dan
sikap  terhadap klien dan sesama perawat/profesi
lain
Penggunaan bahasa:
1.Memberikan info yg dapat diklarifikasi, mis: info
pentingnya kompres pada klien
2.Mengekspresikan perasaan dan sikap, mis:
pengumuman jam besuk efektif memberikan
kesempatan klien istirahat
3.Melaksanakan perencanaan keperawatan/ide dlm
tindakan keperawatan, mis: info diet rendah
kolesterol, info makanan yg dianjurkan/dihindari
1. Penggunaan bahasa dlm
keperawatan
Penggunaan bahasa:
4.Mengajukan pertanyaan dalam rangka mencari info,
mengekspresikan keraguan dan keheranan, mis:
mengapa Tn.A tiba-tiba syok??
5.Mengekspresikan pengandaian, mis: bila diberikan
digitalis, gejala serangan jantung tidak muncul
2. Argumentasi dlm keperawatan

Perawat diperhadapkan untuk beradu argumentasi


bersama anggota timnya
 menemukan, menjelaskan kebenaran,
mengklarifikasi isu, memberi penjelasan,
mempertahankan terhadap tuntutan/tuduhan
Argumen diperlukan dalam pengajuan
proposal/perencanaan program
Badman&Badman (1988)  argumentasi terkait
berfikir dlm keperawatan:
a.Berhubungan dg situasi perdebatan/pertengkaran
b.Debat tentang suatu isu  Karu dg pimpinan RS ttg
kebijakan pelayanan keperawatan yg bermutu
Lanjutan….

Badman&Badman (1988)  argumentasi terkait


berfikir dlm keperawatan:

c. Upaya mempengaruhi individu/kelompok untuk


berbuat sesuatu dlm rangka merubah perilaku
sehat, mis: iklan layanan kesehatan tentang
pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah
demam berdarah

d.Berhubungan dg bentuk penjelasan yg rasional yg


memerlukan serangkaian alasan perlunya keyakinan
dan pengambilan keputusan, mis:Monitor kadar gula
darah setiap hari pada Tn. A
3. Pengambilan keputusan dlm
keperawatan
 Setiap hari perawat mengambil keputusan yg tepat.
Pengetahuan umum  dilema  info situasi khusus apa
yg kita putuskan

Kemungkinan  Tujuan  pentingnya kontekstual


dan pengalaman

Hasil apa yg kita ingin dicapai


Membandingkan  alternatif tindakan  urgensi ketersediaan

Secara efektif pilihan yg kita lakukan/keputusan yg kita lakukan

Diadopsi dari Bainbrige (1992) dalam Tapopen (1995)


4. Penerapan proses
keperawatan
Berfikir kritis pd semua langkah proses keperawatan:
1. Pengkajian
 kumpul data, validasi data, kategori data 
berfikir kritis  menggunakan teori dalam mensintesa
2. Perumusan diagnosa keperawatan
 Tahap pengambilan keputusan yg paling kritikal 
menetapkan masalah klien yg tepat  perlu
argumentasi secara rasional
3. Perencanaan
 Menggunakan pengetahuan dan alasan. Diperlukan
pengetahuan perawat untuk mensintesa keyakinan
bahwa tindakan keperawatan yg ditetapkan mampu
menyelesaikan masalah
Lanjutan
4. Penerapan proses
keperawatan
Berfikir kritis pd semua langkah proses keperawatan:
4. Pelaksanaan keperawatan
 Mengimplementasikan ilmu dlm situasi nyata
5. Evaluasi keperawatan
 Perawat mengkaji efektifitas tindakan 
terpenuhinya kebutuhan dasar
Membentuk sikap dan keterampilan berpikir
kritis mencakup berbagai  aspek.

• Pengkajian diri : perawat harus merefleksikan beberapa sikap


yang dibahas sebelumnya. Perawat juga perlu mengenal situasi
saat ia mengambil keputusan yang di sesali kemudian menganalisis
proses berpikir dan sikap atau meminta sebuah kepercayaan untuk
mengkaji mereka. Mengidentifikasi ketrampilan dan sikap yang
lemah atau rapuh juga penting dilakukan.
• Menoleransi ketidaksesuaian dan ambiguitas: perwat perlu
melakukan upaya terencana untuk menumbuhkan sikap berpikir
kritis.
• Mencari situasi untuk mempraktikkan pemikiran yang rasional: Perawat akan
mendapatkan banyak manfaat dengan menghadiri konferensi baik ditatanan
klinis maupun pendidikan yang mendukung penilaian terhadap semua sisi isu dan
menghargai pandangan yang berlainan. Menumbuhkan sikap ingin tau baik
dengan pertyaan .Perwat perlu meninjau standart evaluasi pemikiran dan
menerapkannya dalam pemikiran mereka. Bila perawat menyadari pemikiran
sendiri saat mereka tengah befikir mereka dapat mendeteksi bila ada kesalahan
pemikiran.
• Menciptakan lingkungan yang mendukung berfikir kritis: Perawat tidak dapat
mengembangkan atau memelihara sikap berfikir kritis dalam kefakuman.
Perawat yang jadi pimpinan harus sangat menyadari suasana pemikiran yang
mereka berlakukan dan mereka harus menciptakan secara kreatif lingkungan
yang mestimulasi yang mendorong perbedaan pendapat pemilihan gagasan dan
pilihan yang adil. Perawat perlu menerima eksplorasi persprektif seseorang dari
usia,budaya,agama,tingkat sosio ekonomi,dan struktur keluarga yang berbeda.
Sebagai pemimpin,perawat sebaiknya mendorong para kolega untuk meneliti
bukti dengan seksama sebelum mereka mengambil kesimpulan dan menghindari
“pemikiran kelompok”, kecendurungan untuk mengakui keinginan kelompok
tanpa berfikir.

Anda mungkin juga menyukai