Anda di halaman 1dari 26

PENILAIAN SEKURITAS

1
MAT E R I
A. Tujuan Penilaian
B. Analisis Fundamental
• Penilaian Harga Saham
• Penilaian Obligasi

2
TUJUAN
PENILAIAN SEKURITAS

• Memperoleh gambaran terhadap


kemampuan emiten dalam menumbuh
kembangkan perusahaannya
• Menilai pengaruh internal & ekternal
terhadap perusahaan emiten
• Menilai kemampuan emiten dalam
menjamin kontinuitas pembayaran deviden
• Memprediksi perkembangan nilai dari suatu
sekuritas
3
ANALISA FUNDAMENTAL
• Yaitu penelitian dalam bentuk fundamental/ basic
dalam menentukan nilai sekuritas
• Menganalisa faktor-faktor ekonomi yang mempe-
ngaruhi perusahaan dan memprediksi perkembang
an perusahaan a.l dengan mempergunakan
Analisa Laporan Keuangan dan Analisa Rasio
• Menekankan penilaian kepada faktor fundamental
dari emiten, seperti kondisi keuangan, hasil
operasi dan juga faktor ekonomi makro yang akan
mempengaruhi secara signifikan prospek usaha
emiten.
4
ASPEK DALAM MENGANALISA
FAKTOR FUNDAMENTAL

1. Aspek Makro Ekonomi


2. Aspek Industri
3. Aspek Perusahaan

5
1. Aspek Ekonomi Makro
• a. Tingkat Inflasi
• b. Tingkat Pengangguran
• c. Tingkat Suku Bunga
• d. Gross Domestic Product (GDP)
• e. Defisit Anggaran

6
a. Tingkat Inflasi
Yaitu peningkatan harga barang/jasa pada suatu
periode tertentu, yang disebabkan oleh :
• Terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan
penawaran
• Penurunan nilai rupiah terhadap mata uang asing,
sehingga terjadi kenaikan biaya produksi yang
mendorong kenaikan harga jual
• Terjadi pertumbuhan uang yang beredar yang
melampaui kesediaan barang/jasa
Jika suatu negara mengalami tingkat inflasi yang
tinggi maka akan menurunkan pendapatan riil
dari investasi
7
b. Tingkat Pengangguran
Merupakan salah satu indikator untuk melihat
gambaran perekenomian suatu negara
• Dalam keadaan krisis ekonomi maka tingkat
pengganguran meningkat, sebaliknya jika
terjadipertumbuhan ekonomi maka akan terjadi
full capacity dalam produksi barang/jasa sehingga
banyak tanaga kerja yang terserap
• Tingkat pengangguran dapat digunakan sebagai
salah satu dasar untuk berinvestasi disuatu negara
apakah tersedia tenaga kerja yang cukup atau tidak
• Tingkat pengangguran secara tidak langsung
berhubungan dengan daya beli
8
c. Tingkat Suku Bunga
• Tingkat suku bunga yang tinggi merupakan faktor
negatif bagi Pasar Modal. Karena investor lebih
cenderung menginvestasikan dananya di Bank
dengan perhitungan akan memberikan return yang
tinggi dan dengan risiko yang relatif rendah
(riskless investment)
• Suku Bunga yang tinggi kurang menguntungkan
bagi dunia usaha, karena akan menaikan harga
pokok produksi dan harga jual. Akibatnya
konsumen akan menunda pembelian yang pada
akhirnya menurunkan penjualan /profit
perusahaan
9
d. Gross Domestic Product (GDP)

Yaitu jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasil –


kan oleh perusahaan domestik & asing pada suatu
negara dalam periode tertentu

• Merupakan indiktor pertumbuhan ekonomi


suatu negara
• Jika produksi barang/jasa meningkat, dapat
diasumsikan bahwa suatu negara sedang
mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan
dan ini dapat digunakan sebagai sinyal yang baik
untuk berinvestasi di negara tersebut

10
e. Defisit Anggaran
• Defisit anggaran didasarkan oleh Neraca Pemba-
yaran suatu negara terhadap aktivitas ekonomi
internasional, baik yang bersifat komersial maupun
finansial
• Kemampuan suatu negara untuk membiayai ang-
garan belanjanya merupakan salah satu indikator
perkembangan perkekonomian negara tersebut.
• Apabila untuk membiayai kebutuhan rutinnya saja
sudah sulit, tentu dapat diduga kemampuannya
dalam perdagangan internasional.
• Hal ini menjadi suatu pertimbangan bagi investor
untuk menginvestasikan dananya pada suatu
negara baik dalam rangka Direct Foreign Invest-
ment (DIF) maupun Undirect Foreign Investment
11
2. Aspek Industri
Penilaian ini sangat terkait dengan kinerja suatu
perusahaan dalam kelompok industrinya.
Sebagai contoh :
• Pada saat terjadi peristiwa WTC 1 September 2001
industri penerbangan dan asuransi di USA
mengalami pukulan, karena banyak orang takut
bepergian dengan pesawat dan asuransi harus
membayar klaim atas hancurnya gedung WTC
• Pada saat permulaaan krisis moneter hampir semua
industri dalam negeri mengalami dampaknya dan
yang paling parah adalah sektor keuangan dan
perbankan. Sebaliknya perusahaan costumer goods
dan sektor pertanian yang berorientasi ekspor justru
meraih keuntungan
12
3. Aspek Perusahaan
• Yaitu penilaian terhadap kinerja dan prospek
suatu perusahaan, sehingga diketahui apakah layak
untuk wadah berinvestasi atau tidak
• Salah satu alat untuk menilai kinerja dan prospek
perusahaan adalah melalu Laporan Keuangan
yang terdiri dari Neraca dan Laporan R/L
• Perusahaan yang telah listing di Bursa wajib
menyampaikan dan memberikan Laporan
Keuangannya kepada publik dan dipublikasikan
melalui media cetak

13
Analisa Laporan Keuangan & Analisa Rasio
Dari Analisa Laporan Keuangan dan Analisa Rasio
akan diketahui tentang kondisi perusahaan sbb. :
a. Tingkat Keuntungan (Profitabilitas)
b. Posisi Hutang (Solvabilitas)
c. Tingkat Likuiditas (Liquidity)
d. Penilaian Rasio Sekuritas (saham dan Obligasi)

14
a. Tingkat Keuntungan (Profability Ratio)
1. Return on Asset (ROA) :
EBT/Assets x 100 % =
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aset
perusahaan dapat dapat diberdayakan untuk
menghasilkan laba
Contoh Soal : ROA 6,3% artinya dari setiap Rp 1 aset
perusahaan mampu menghasilkan laba Rp 0,063.
• ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen
aset
• Laba bersih yang menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dinyatakan dalam
rumus laba bersih + biaya bunga (1-tarif pajak).
15
2. Return on Equity (ROE)
EAT/Equity x 100% =
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari modal sendiri (ekuitas)
ROA 6,3% artinya dari setiap Rp 1 aset perusahaan mampu
menghasilkan laba Rp 0,063.
ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset.
3. Net Profit Margin (NPM)
EAT / Sals x 100% =
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari total penjualan
Net PM 0,049 atau 4,9% artinya dari setiap Rp 1 penjualan
perusahaan mampu menghasilkan laba Rp 0,049.
Atau laba perusahaan adalah 4,9% dari penjualan
16
b. Posisi Hutang (Solvability Ratio)
1. Debt to Equity Ratio :
Total Liability/Equity x 100 % =
Rasio ini menunjukkan porsi sumber dana perusahaan apakah
lebih banyak dari ekuitas (modal sendiri) atau dari pinjaman/hutang

Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh


hutang. Misalnya, rasio hutang 30 % artinya bahwa 30% dari aset
dibiayai oleh hutang. Rasio hutang bisa berarti buruk pada situasi
ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang
memiliki debt rasio yang tinggi dapat mengalami masalah
keuangan, namun selama ekonomi baik dan suku bunga rendah
maka dapat meningkatkan keuntungan.

2. Debt to Total Asset :


Total Liability/Asset x 100 % =
Rasio ini menunjukkan berapa besar Asset perusahaan yang telah
dibiayai dari dana pinjaman/ hutang atau berapa besar hutang
perusahaan dapat dijamin dengan assetnya
17
CONTOH SOAL :

2014 2015
37.500 43.750
Debt to Asset = ---------- = 0,38 ------------ = 0,40
98.000 110.000

2014 2015
37.500 43.750
Debt to Equity = --------- = 0,62 ----------- = 0,66
60.500 66.250

2014 2015
7.000 7.450
Interest Cov = ---------- = 4,67 ----------- = 4,97
1.500 1.500
18
c. Tingkat Likuiditas (Liquidity Ratio)
1. Curent Ratio :
Current Asset/Current Liabilities x 100% =
Menunjukkan kemampuan emiten untuk melunasi
hutang/kewajiban jangka pendeknya dari sumber dana
jangka pendek. Semakin tinggi rasio ini semakin baik
2. Quick Ratio :
(Current Asset-Inventory) / Current Liabilies x
100% =
Menunjukkan kemampuan emiten untuk melunasi
hutang/kewajiban jangka pendeknya dari sumber dana
jangka pendek yang paling lancar (cash & equivalent)
. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi tingkat
likuiditas emiten.

19
CONTOH SOAL :

2014 2015
23.500 28.500
Current Ratio = ----------- = 2,24 ------------ = 1,70
10.500 16.750

2014 2015
13.500 16.000
Quick Ratio = ------------ = 1,29 ------------ = 0,96
10.500 16.750

20
d. Penilaian Rasio Sekuritas
Saham:
1. Earning Per Share (EPS) :
EPS : EAT/Total Share x Rp 1,- =
Merupakan keuntungan (return) yang diperoleh investor per
sahamnya
2. Price Earning Ratio (PER)
PER : Share Price/EPS x 1 kali =
Menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampu- an
emiten dalam menghasilkan laba, yang dihitung dalam
satuan kali. Bagi investor semakin kecil rasio ini semakin
baik, karena saham ydm termasuk murah
3. Net Asset Value/Book Value Ratio (BV)
BV : Equity/Total Share x Rp 1,- =
Menggambarkan perbandingan antara Total Modal (Ekuitas)
terhadap jumlah saham yang beredar
21
LATIHAN SOAL PER :

Berdasarkan ringkasan kinerja PT Astra Agro


Lestari, Tbk (AALI) per 31 Januari 2015, PRICE
EARNING RATIO AALI tahun 2011 – 2014
adalah sebagai berikut:
Keterangan 2011 2012 2013 2014
Stock Price 22,750 26,200 21,700 19,700
EPS 1,054.55 1,280.70 1,586.65 1,558.13
PER (X) 21,57 20,45 13,67 12,64

22
4. Price to Book Value (PBV)
PBV : Share Price /Book Value x 1 kali =
Menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai
saham emiten. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar
percaya akan prospek emiten tersebut.

5. Dividend Payout Ratio (DPR)


DPR : Dividend per share/EPS x 100%=
Menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepeda
investor dalam bentuk dividen

6. Dividend Yield (DY)


DY : Dividend per share/Share Price x 100% =
Menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang diperoleh
dari investasi saham. Semakin besar rasio ini semakin
menarik bagi investor.

23
• Semakin rendah PB/V rasionya berarti harga saham tersebut
murah atau berada dibawah harga sebenarnya, namun hal ini
juga dapat berarti ada sesuatu yang merupakan kesalahan
mendasar pada perusahaan tersebut.
• Misalnya perusahaan XXX memiliki harta sebesar Rp. 100
milyar dan hutangnya sebesar Rp. 70 milyar maka nilai buku
perusahan tersebut adalah Rp. 30 milyar dan apabila saham
yang beredar 500 juta maka berarti setiap saham mewakili Rp.
600 nilai buku, dengan harga perlembar saham sebesar Rp.
1.200
maka berarti PB/V rasio perusahaan tersebut adalah
1.200/600 = 2.
LATIHAN SOAL PBV :

Berdasarkan ringkasan kinerja PT Astra Agro


Lestari, Tbk (AALI) per 31 Januari 2015, PRICE
TO BOOK VALUE AALI tahun 2011 – 2014
adalah sebagai berikut:
Keterangan 2011 2012 2013 2014
Share Price 22,750 26,200 21,700 19,700
Book Value per Share 3,953.89 4,579.59 5,350.81 5,947.26
PBV (X) 5,75 5,72 4,05 3,31

25
Obligasi:
1. Current Yield (CY) :
CY : Annual Coupon/Bond Price x 100% =
Menggambarkan hasil kupon yang diperoleh dibandingkan
dengan Harga Pasar obligasi, dinilai dalam % tase
2. Convertion Ratio (Rasio Konversi) :
CR : Par Value Bond/ Convertion Share Price
x 1 kali =
Menggambarkan berapa kali obligasi konversi dihargai
dibandingkan dengan nilai saham yang diperoleh

26

Anda mungkin juga menyukai