Anda di halaman 1dari 17

GEJALA KLINIS DAN TATALAKSANA LESI

INFEKSI HERPES SIMPLEKS VIRUS 1 & 2,


COXACKIE VIRUS, VARICELLA ZOSTER VIRUS
KELAS A
KELOMPOK 3
1. Herpes Simpleks Virus (tipe 1)

• Infeksi Herpes Simplex Virus (HSV) tipe 1 sering menyebabkan lesi mulut. Infeksi ini
dapat berulang karena reaktivasi virus yang distimulasi oleh beberapa pemicu seperti
trauma pada akson, demam, stres fisik atau emosional, dan paparan sinar ultraviolet.
• Infeksi HSV tipe 1 merupakan salah satu infeksi yang sering bermanifestasi pada
mukosa mulut dan orofaring.
• Gambaran klinis lesi mukosa mulut akibat infeksi HSV tipe 1 dapat berupa lesi
vesikobulosa dan erosi-ulseratif, seperti tampak pada gingivostomatitis primer
(stomatitis herpetik), herpes labialis rekuren, infeksi HSV intraoral rekuren, atau
sebagai eritema multiform, dan Bell’s Palsy.
Gingivostomatitis Herpetika Primer

Gejala klinis
• Gingivostomatitis herpetika primer adalah bentuk tersering dari infeksi HSV tipe 1 pada rongga
mulut yang ditandai dengan lesi ulserasi pada lidah, bibir, mukosa gingiva, palatum durum dan
molle. Gingivostomatitis herpetika primer umumnya terjadi pada anak kecil.
• Onset gingivostomatitis herpetika primer dilaporkan memiliki 2 puncak. Terutama terjadi pada
masa anak, biasanya pada usia 6 bulan sampai 5 tahun, puncak kedua terjadi pada usia awal 20
tahun. Kebanyakan infeksi HSV tipe 1 pada anak bersifat asimtomatik atau ringan.
• Periode inkubasi hingga 2 minggu. Fase prodromal ditandai malaise dan kelelahan, sakit otot dan
kadang sakit tenggorokan. Pada tahap awal nodus limfe submandibular sering membesar dan
sakit. Fase prodromal ini berlangsung 1-2 hari dan diikuti dengan timbulnya lesi oral dan kadang
sirkumoral
• Faktor predisposisi ialah sistem imun yang buruk, seringkali menyertai kondisi infeksi akut seperti
pneumonia, meningitis, influenza, tifus, infeksi mononukleusis dan kondisi stress. Cara penularan
melalui dropplet infection dan kontak langsung

(a) ulser pada gingiva rahang bawah dengan


(a) & (b) ulser pada lidah dengan diameter 1 mm dan
diameter lebih kurang 3 mm, (b) ulser pada lidah sudah sembuh. (c)
(c) ulser pada gingiva rahang bawah dengan diameter 3 mm.
ulser pada rahang atas
regio molar satu susu dengan diameter lebih kurang 1 mm
a. Diagnosis Banding : Diagnosis banding gingivostomatitis herpetika primer adalah penyakit
ulseratif oral yaitu candidiasis oral, hand foot and mouth disease dan stomatitis apthosa

b. Tatalaksana :
• Pengobatan spesifik yang efektif belum diketahui. Terapi anti virus sistemik diberikan pada
pasien imunokompeten. Pengobatan profilaksis acyclovir diberikan untuk pencegahan dan
kekambuhan infeksi pada pasien imunokompeten.
• Pengobatan suportif berupa istirahat, rehidrasi, antipiretik dan analgesik.
• Untuk infeksi oral, penggunaan antiseptik misalnya chlorhexidine gluconate atau obat kumur
tetrasiklin dapat menurunkan infeksi sekunder.
c. Faktor Pencetus :
• Kebanyakan infeksi primer HSV-1 bersifat asimtomatik atau ringan sehingga kadang tidak
dikenali.
• Infeksi ini terjadi pada 25-30% anak.
• Gingivostomatitis herpetika primer merupakan penyakit yang mudah menular melalui
kontak langsung dengan membrane mukosa atau lesi kulit. Infeksi HSV- 1 tinggi pada
anak kecil, dimana resiko pertukaran sekresi oral dan virus.
• Terdapat kebiasaan anak yang potensial beresiko seperti memegang mulut, cangkir,
botol, mainan dan menghisap jari.
Herpes Labialis Rekuren

a. Gejala Klinis
• Herpes simpleklabialis (cold sore/ fever blisters) adalah bentuk herpes orofasial rekuren
yang paling sering terjadi, tampak berupa vesikel vesikel pada batas luar vermilion dan
kulit sekitarnya.
• Gejala dimulai dengan rasa perih diikuti oleh timbulnya vesikel berkelompok dalam
waktu 24 jam,pecah. Terjadi erosi superfisial, kemudian ditutupi krusta. Nyeri dan rasa
tidak nyaman terjadi pada beberapa hari pertama, kemudian lesi sembuh dalam waktu
kurang dari 2 minggu tanpa jaringan parut. Pelepasan virus terus berlangsung 3–5 hari.
• Herpes intra oral rekuren merupakan bentuk rekuren berupa lesi pada intra mukosa yang berkeratin.
Predileksi pada palatum durumregio premolar dan molar, dapat juga timbul pada bagian fasial dan bukal
pecah, terletak unilateral, dan tengah.
• Umumnya VHS pada anak tidak bergejala atau bergejala sangat ringan, sehingga baik anak maupun orang
tuanya tidak menyadarinya sebuah penelitian menyatakan bahwa hanya 10-12% anak yang pernah
terinfeksi. Infeksi primer lebih berat sebab adanya limfadenopati, meriang, dan demam. Oleh karena itu
penting untuk membedakan infeksi primer dan infeksi sekunder.
Hiperemi pada s eluruh daerah marginal gingiva, khususnya
Krusta pada bibir bawah regio kiri masing-masing
di regio gigi 12, B tampak ada krusta pada bibir regio kanan
berdiameter 5 mm dan 4 mm yang bertepi eritematous
atas serta bibir regio kanan bawah dengan diameter ma sing-
masing 3 mm dan 4 mm

Tatalaksana :
• Acyclovir diberikan karena merupakan terapi efektif terhadap herpes simplek.
Acyclovir adalah analog nukleosida purin asiklik yang efektif terhadap VHS, virus Vari
cella zoster, Epstein barr dan Cytomegalovirus.
2. Herpes Simpleks Virus Tipe 2
• HSV-1 dan HSV-2 adalah virus double-stranded DNA yang termasuk dalam
Alphaherpesvirinae, subfamily dari Herpes viridae. Kedua virus, bertransmisi melalui sel
epitel mukosa, serta melalui gangguan kulit, bermigrasi ke jaringan saraf, di mana mereka
tetap dalam keadaan laten.
• HSV-1 lebih dominan pada lesi orofacial dan biasanya ditemukan di ganglia trigeminal,
sedangkan HSV-2 lebih dominan pada lesi genital dan paling sering ditemukan di
ganglia lumbosakral. Namun virus ini dapat menginfeksi kedua daerah orofacial dan
saluran genital melalui infeksi silang HSV-1 dan HSV-2 melalui kontak oral-genital.
a. Diagnosa banding : diagnosa banding HSV tipe II yaitu chancroid, sifilis, dan erupsi oleh
obat-obatan.
b. Penatalaksanaan Herpes Simpleks :
• Pada lesi yang dini dapat digunakan obat topikal berupa salap/krim yang mengandung
preparat idoksuridin (stoxil, viruguent, virunguent-P) atau preparat asiklovir
(zovirax).Pengobatan oral preparat asiklovir dengan dosis 5x200mg per hari selama 5 hari
mempersingkat kelangsungan penyakit dan memperpanjang masa rekuren
• Untuk terapi sistemik digunakan asiklovir, valasiklovir, atau famsiklovir
• Untuk obat oles digunakan lotion zinc oxide atau calamine.
3. Coxsackie Virus
• Virus mereplikasi pertama kali di mulut dan kemudian secara ekstensif di saluran pencernaan
• penularannya terutama melalui jalur fekal-oral, beberapa pelepasan terjadi di saluran
pernapasan
• Infeksi berimplikasi pada penyakit paralitik, penyakit seperti flu, dan infeksi saluran pernapasan 
demam, dan pleurodynia
• Di rongga mulut, infeksi KV menyebabkan tiga penyakit: penyakit HFM, herpangina, dan faringitis
limfonodular
a. Gambaran klinis

• fase inkubasi 3 hingga 6 hari penderita


mengeluh panas badan (38°C hingga 39°C), • Lesi kulit terdapat pada dua pertiga
malaise, nyeri perut, dan gejala traktus penderita dan muncul beberapa saat
respiratorius  batuk dan nyeri setelah lesi oral
tenggorokkan • Lesi paling banyak pada telapak tangan
• Lesi dimulai dengan makula dan papula dan telapak kaki
berwarna merah muda cerah berukuran 5–10 • Lesi pada kulit dapat bersifat
mm yang berubah menjadi vesikel dengan asimtomatik atau nyeri
eritema di sekelilingnya • Setelah menjadi krusta, lesi sembuh
• Lesi cepat mengalami erosi dan berwarna dalam waktu 7 hingga 10 hari tanpa
kuning hingga abu-abu dikelilingi oleh halo meninggalkan jaringan parut
eritema
b. Tatalaksana

• Perawatan utama adalah istirahat yang cukup


• tambahan vitamin dan mineral jika perlu
• Jika didapati terjadinya gejala superinfeksi akibat bakteri  antibiotika
• gejala dan rasa sakit akibat timbulnya luka di mulut dan untuk menurunkan panas dan demam 
obat golongan analgetika dan antipiretika
4. Varicella Herpes Zoster

• bersifat sitopatik terhadap sel epitel kulit dan mukosa, menyebabkan lecet dan bisul
• Penularannya melalui jalur pernapasan
• masa inkubasi dua hingga tiga minggu
a. Gambaran klinis

• Dimulai dengan demam ringan, malaise, dan


berkembangnya ruam makulopapular yang sangat gatal,
diikuti oleh vesikula yang digambarkan sebagai "mirip
titik embun“
• Makula kemudian berubah menjadi papula, vesikel,
pustula, dan krusta
• Penyebarannya bersifat sentrifugal (dari pusat)
• Erupsi disertai rasa gatal
• Infeksi VZV primer muncul sebagai ulserasi onset akut di
mulut yang seringkali pucat secara klinis jika
dibandingkan dengan lesi kulit

Burket’s Oral Medicine


b. Tatalaksana

Antiviral oral berikut Pengobatan primer untuk nyeri akut

direkomendasikan (Elston dkk., 2010) : herpes zoster:

1) Acyclovir 800 mg PO 5 kali sehari 1) Neuroaktif agen (ex :

selama 7-10 hari antidepresan tricyclic [TCAs]

2) Famciclovir 500 mg PO 3 kali sehari Amytriptiline)

selama 7 hari 2) NSAIDs

3) Valacyclovir 1000 mg PO 3 kali 3) Opioid Analgesic

sehari selama 7 hari 4) Antikonvulsan

terapi dimulai dalam jangka waktu 72 jam setelah


onset, selama 7-10 hari

Anda mungkin juga menyukai