Anda di halaman 1dari 13

KOPERASI & UMKM

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM


PEMBANGUNAN KOPERASI DI INDONESIA

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Akuntansi F Malam 2019
Ni Wayan Sari Oktaviani (12 /
1902622010336)
Ni Putu Desy Darmayanti (33 /
1902622010357)
PEMBAHASAN
MATERI
1 Pembangunan Koperasi
dan Perundang-
2 Tantangan, kendala,
dan peluang dalam
undangan pembangunan dan
Koperasi

3 Arahan, Sasaran, dan


Kebijaksanaan
Pembangunan Koperasi
Pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah
menunjukkan berbagai keberhasilan, baik ditinjau dari jumlah koperasi, jumlah anggota
koperasi, maupun nilai usaha koperasi. Sesuai dengan tahapan pembangunan nasional
dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama, peranan pemerintah dalam pembangunan
koperasi pada masa itu masih besar, terutama ada kegiatan yang bersifat perintis dan
kegiatan perekonomian lainnya yang belum sepenuhnya mampu dilaksanakan sendiri oleh
gerakan koperasi. Kebijaksanaan pembinaan usaha koperasi sejak Rencana Pembangunan
Lima Tahun Pertama, yang diprioritaskan untuk mendukung keberhasilan program
pengadaan pangan nasional melalui Koperasi Unit Desa, didukung dengan pemberian kredit
pengadaan pangan beserta penyediaan jaminan kreditnya yang kemudian telah memberikan
sumbangan besar bagi tercapainya swasembada beras sejak tahun 1984.
Pembangunan Koperasi dan
Perundang-undangan

Dewan Perwakilan Rakyat mengadakan sidang paripurna  untuk membahas


pergantian UU Koperasi No.25 tahun 1992 menjadi UU No.17  tahun 2012. Dalam rapat
tersebut Mentri koperasi dan UKM  Syarifuddin hasan mendorong percepatan  realisasi
atau revisi Undang – Undang No.25 tahun 1992 dengan dasar pengembangan dan
pemberdayaan koperasi nasional dalam kebiakan pemerintah selayaknya
mencerminkan  nilai dan prinsip perkoperasian sebagai wadah  usaha bersama untuk
memenuhi aspirasi dan kebutuhan para anggotanya.

Ada enam substansi penting yang harus disosialisasikan kepada masyarakat dan
gerakan koperasi yang dirumuskan bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM,
Kementerian Hukum Dan HAM serta Dewan Perwakilan Rakyat, yaitu :
a. Nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, menjadi dasar penyelarasan bagi rumusan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi, sesuai dengan
hasil kongres International Cooperative Alliance (ICA).
b. Untuk mempertegas legalitas koperasi sebagai badan hukum, maka pendirian koperasi harus melalui akta
otentik. Pemberian status dan pengesahan perubahan anggaran dasar merupakan wewenang dan
tanggungjawab Menteri.
c. Dalam hal permodalan dan selisih hasil usaha, telah disepakati rumusan modal awal Koperasi, serta
penyisihan dan pembagian cadangan modal.
d. Ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) mencakup pengelolaan maupun penjaminannya. KSP ke
depan hanya dapat menghimpun simpanan dan menyalurkan pinjaman kepada anggota. 
e. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi akan lebih diintensifkan.
f. Dalam rangka pemberdayaan koperasi, gerakan koperasi didorong membentuk suatu lembaga yang mandiri
dengan menghimpun iuran dari anggota serta membentuk dana pembangunan
Tantangan, kendala, dan peluang dalam
pembangunan dan Koperasi

a. Tantangan dalam Pembangunan Koperasi


Tantangan dalam pembangunan koperasi adalah mengembangkan koperasi menjadi badan usaha yang sehat,
kuat, maju, mandiri, dan memiliki daya saing sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan anggotanya
yang berujung pada meningkatnya perekonomian nasional. Koperasi masih menghadapi beberapa
hambatan struktural dan sistem untuk dapat berfungsi dan berperan sebagaimana yang diharapkan, antara
lain dalam memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional. Inti kekuatan koperasi terletak pada anggota yang berpartisipasi aktif dalam organisasi koperasi
dan kesadaran masyarakat untuk bergabung dalam wadah koperasi. Sebenarnya, kepercayaan masyarakat
terhadap koperasi sudah semakin meningkat, tetapi belum cukup memadai, antara lain disebabkan oleh
adanya berbagai hambatan untuk meningkatkan manfaat koperasi bagi anggotanya.
Hal ini telah menyebabkan lambatnya koperasi mengakar dalam masyarakat. Sebagai
gerakan ekonomi rakyat, koperasi masih harus meningkatkan kemampuannya dalam
menggerakkan dan menampung peran serta masyarakat secara luas. Oleh karena itu,
mewujudkan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berakar dalam
masyarakat juga merupakan tantangan dalam pembangunan koperasi di Indonesia.
b. Kendala dalam Pembangunan Koperasi
Pengalaman pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah
memberikan petunjuk bahwa untuk menjawab berbagai tantangan dalam Pembangunan Jangka
Panjang Kedua, masih terdapat beberapa kendala yang membutuhkan perhatian dalam rangka
menggariskan kebijaksanaan dan menyusun program untuk mencapai sasaran yang dikehendaki,
yaitu :
1. Tingkat kemampuan dan profesionalisme sumber daya manusia koperasi yang pada umumnya
belum memadai
2. Lemahnya struktur permodalan koperasi dan terbatasnya akses koperasi ke sumber permodalan
dari luar
3. Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi, yang
berpengaruh pada rendahnya kemampuan koperasi untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas usahanya sehingga menyebabkan pula terbatasnya daya saing koperasi.
4. Mekanisme kelembagaan dan sistem koperasi yang belum berjalan dengan baik.
5. Masih kurangnya kepercayaan dalam bekerja sama bagi terwujudnya jaringan usaha antara
koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya.
6. Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program pembinaan koperasi
antarsektor dan antardaerah.
c. Peluang dalam Pembangunan Koperasi

Pembangunan nasional dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua khususnya Rencana Pembangunan Lima
Tahun Keenam yang mendahulukan aspek pemerataan akan membuka peluang yang lebih besar bagi
pembangunan koperasi. Peluang usaha yang diharapkan, yaitu :
1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian sebagai landasan hukum baru, juga memberikan
peluang yang diharapkan akan mampu mendorong koperasi agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi
lebih kuat dan mandiri
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai hasil pembangunan yang berkelanjutan akan menciptakan
peluang bagi berkembangnya usaha koperasi di masa depan.
3. Makin terbukanya perekonomian dunia turut pula menciptakan berbagai peluang baru bagi koperasi,
diantaranya adalah makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi koperasi Indonesia serta makin
terbukanya kesempatan kerja sama internasional antargerakan koperasi di berbagai bidang.
4. Perubahan struktur perekonomian nasional menciptakan peluang untuk lebih berkembangnya koperasi
pedesaan atau Koperasi Unit Desa (KUD) yang berusaha di bidang agrobisnis, agroindustri, dan industri
pedesaan lainnya.
5. Akan diperkirakan pula terjadi pertumbuhan yang pesat di sektor industri yang akan meningkatkan jumlah
dan jenis perusahaan. Keadaan ini menciptakan peluang bagi tumbuhnya peluang kerja bagi calon karyawan
baru.
Arahan, Sasaran, dan Kebijaksanaan
Pembangunan Koperasi
a. Arahan Pembangunan Koperasi
Pembangunan koperasi sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat diarahkan agar makin
memiliki kemampuan menjadi badan usaha yang efisien serta menjadi gerakan rakyat yang
tangguh dan berakar dalam masyarakat agar mampu memajukan kesejahteraan ekonomi
anggotanya. Pembangunan koperasi juga diarahkan menjadi gerakan ekonomi rakyat yang
didukung oleh jiwa dan semangat yang tinggi dalam mewujudkan demokrasi ekonomi
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan hal tersebut,
koperasi di pedesaan, khususnya, perlu dikembangkan mutu dan kemampuannya serta
ditingkatkan peranannya dalam kehidupan ekonomi di pedesaan.
Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi ditingkatkan melalui upaya peningkatan
semangat kebersamaan dan manajemen yang lebih profesional. Selain itu, peran aktif
masyarakat dalam menumbuhkembangkan koperasi juga perlu terus ditingkatkan dengan
meningkatkan kesadaran, kegairahan, dan kemampuan berkoperasi di seluruh lapisan
masyarakat melalui upaya penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan.
b. Sasaran Pembangunan Koperasi
Garis-garis Besar Haluan Negara 1993 menetapkan bahwa sasaran koperasi dalam
Pembangunan Jangka Panjang Kedua adalah terwujudnya koperasi sebagai badan
usaha dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang sehat, tangguh, kuat dan
mandiri serta sebagai soko guru perekonomian nasional yang merupakan wadah
untuk menggalang kemampuan ekonomi rakyat di semua kegiatan perekonomian
nasional, sehingga mampu berperan utama dalam meningkatkan kondisi ekonomi dan
kesejahteraan rakyat. Sasaran pembangunan di bidang ekonomi dalam Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keenam di antaranya adalah tertata serta mantapnya
kelembagaan dan sistem koperasi agar koperasi makin efisien serta berperan utama
dalam perekonomian rakyat dan berakar dalam masyarakat.
Sesuai dengan sasaran tersebut di atas, maka pemerintah kemudian menetapkan
sasaran operasional pembangunan koperasi dalam Rencana Pembangunan Lima
Tahun Keenam, diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Makin meningkatnya kualitas sumber daya manusia koperasi yang berdampak pada
makin meningkatnya kemampuan organisasi dan manajemen koperasi.
2) Makin meningkatnya pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan teknologi tepat
guna.
3) Makin kukuhnya struktur permodalan dan jaringan usaha koperasi secara horizontal
dan vertikal.
4) Makin berfungsi dan berperannya lembaga gerakan koperasi.
c. Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi

Secara umum, kebijaksanaan umum pembangunan koperasi dalam Rencana


Pembangunan Lima Tahun Keenam adalah meningkatnya prakarsa, kemampuan,
dan peran gerakan koperasi melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia,
pemanfaatan, pengembangan, serta penguasaan ilmu pcngetahuan dan teknologi
dalam rangka mengembangkan dan memantapkan kelembagaan, usaha, dan sistem
koperasi untuk mewujudkan peran utamanya di segala bidang kehidupan ekonomi
rakyat. Secara khusus, kebijaksanaan pembangunan koperasi dalam Rencana
Pembangunan Lima Tahun Keenam adalah meningkatkan akses dan pangsa pasar
yang dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keterkaitan usaha, kesempatan usaha dan kepastian usaha, memperluas
akses terhadap informasi usaha, mengadakan pencadangan usaha, membantu
penyediaan sarana dan prasarana usaha yang memadai, serta menyederhanakan
perizinan.
2. Memperluas akses terhadap sumber permodalan, memperkukuh struktur permodalan
dan meningkatkan kemampuan pemanfaatan modal koperasi
3. Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen
4. Mendorong koperasi agar benar-benar menerapkan prinsip koperasi dan kaidah usaha
ekonomi, mendorong proses pengembangan karier karyawan koperasi, mendorong
terwujudnya tertib organisasi dan tata hubungan kerja yang efektif, mendorong
berfungsinya perangkat organisasi koperasi, meningkatkan partisipasi anggota,
mendorong terwujudnya keterkaitan antar koperasi, baik secara vertikal maupun
horizontal dalam bidang informasi, usaha dan manajemen
5. Meningkatkan kemampuan memperjuangkan kepentingan dan membawa aspirasi
koperasi dan meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai dan semangat koperasi
melalui peningkatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perkoperasian, baik bagi
anggota koperasi, pengelola koperasi maupun masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai