Anda di halaman 1dari 112

Diagnostic Horizons

Surface

Subsurface
Soil Sampling Unit
HORIZON PENCIRI (DIAGNOSTIC HORIZON)

SURFACE (Epipedon) SUB-SURFACE (Endopedon)

Histik (Histic) Argilik (Argillic)

Molik (Mollic) Kandik (Kandic)

Natrik (Natrik)
Umbrik (Umbric)
Kalsik (Calsic)
Melanik (Melanic)
Kambik (Cambic)
Okrik (Ochric)
Oksik (Oxic)
Antropic (Anthropic)
Spodik (Spodic)

Plagen (Plaggen) Albik (Albik)

Sulfurik, gipsik, agrik dll.


Buku referensi ttg
Deskripsi Profil 
tersedia online (pdf)
Tip pengamatan Horizon Penciri
Amati secara terintegrasi lingkungan fisik dan profil/horizon
Lingkungan Fisik
Bahan induk : Batukapur  molik? BO  histik ? Kalsik?
Landform/topografi/lereng : aluvial  okrik? Molik? No horz?
Volkan  melanik? Okrik? Umbrik?
Ps Surut  spodik? Sulfuric? Albik?
Iklim : Kering  natrik? Basah panas  argilik? Kandik?
Land use : Padang rumput  molik? Argilik?
Pertanian intensif  okrik? Antropik?

Horizon/profil
Tebal, warna, pH, stuktur, tekstur, konsistensi, bo, penciri lain
(argilan, fragipan, mottles/karatan, slickenside, kontak litik dll)

PERHATIAN –> Tip Ini hanya sekedar panduan


kasar (simplifikasi)
Horizon Penciri Permukaan

Epipedons
Mollic
Umbric Very common
Ochric
Histic “specialized”
Melanic
Plaggen
Anthropic Human-derived
HORISON PENCIRI PERMUKAAN

Epipedon Histik

Tebal > 20 cm
C organik > 18 % (bila clay > 60%)
> 12 % (bila clay > 0%)
(Lihat tabel ! )
BV < 0.1 g/cm3
Jenuh air > 30 hari

Organic C = SOM x 0.58


SOM = 1.72 x C organik
Bahan tanah organik (organic soil
material) vs bahan organik (organic
matter) vs tanah organik (organic soil)

60

Bahan tnh
% clay mineral

Bahan tnh
organik
0

18 12
% c-organic
HORISON PENCIRI PERMUKAAN

Epipedon Molik

Tebal > 18-25 cm


Warna value < 3.5 moist
chroma < 3.5 moist
 cukup gelap
C organik > 0.6 % (SOM > 1%)
KB > 50 %
Struktur strongly developed

Organic C = SOM x 0.58


SOM = 1.72 x C organik
Tipikal - Epipedon Molik dan
landscape –> Tanah Molisol
HORISON PENCIRI PERMUKAAN

Epipedon Umbrik

Memenuhi syarat sebagai epipedon


Molik kecuali KB< 50%
HORISON PENCIRI PERMUKAAN
Ochric Epipedon

Terlalu tipis
Mollic
terang
Ochric = pucat O.M rendah
Umbric
 Hor. Buangan
Extremely common

Tebal < 18-20 cm


Warna value > 3.5 lembab
> 5.5 kering
C organik < 0.6 % (SOM < 1%)
Struktur Keras (kering)
HORISON PENCIRI PERMUKAAN
Epipedon Melanik  Andisol

Seperti molik
Terbentuk dr volcanic ash (abu volkan)
Ringan, fluffy, smeary, mineral alofan

Tebal > 30 cm
Warna value ≤ 2 moist
chroma ≤ 2 moist
 gelap
C organik 6 % atau lebih
BV < 0.9 g/cm3
Memp Sifat andik (andic properties)
HORISON PENCIRI PERMUKAAN
Sifat andik

Kand Al + 0.5 Fe ≥ 2%
Retensi fosfat > 25 %
BV < 0.9 g/cm3

Di lapang
pH NaF > 10
HORISON PENCIRI PERMUKAAN

Epipedon Umbrik

Memenuhi syarat sebagai epipedon


Molik kecuali KB< 50%
HORISON PENCIRI PERMUKAAN

Epipedon Antropik

Memenuhi syarat sebagai epipedon


Molik kecuali
Kandungan P2O5 (1% asam sitrat) >
250 ppm

Tidak ditemukan di Ind


HORISON PENCIRI PERMUKAAN

Epipedon Plaggen

Terbentuk dr aplikasi pupuk kandang


yg sangat lama (> 100 thn)

Tidak ditemukan di Ind


Plaggen Epipedon

Produced by long-term (100s yrs.) manuring

Old, human-made surface horizon

Absent in U.S.

> 50 cm thick
Horizon Penciri Bawah Permukaan
Diagnostic Sub-surface Horizons
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Formation
Translocation
Transformation

Clays Organic Matter Oxides


HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN
Pembentukan
Translokasi
Transformasi

BO Liat Oksida Garam


Karbonat
Warna gelap Monmorilonit Fe Sulfida
Asosiasi dg Kaolinit Al
logam (Fe, Al)
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Albik Natrik
Argilik Agrik
Kalsik
Spodik Dibagi mjd
Gipsik
Oksik Salik
Sub-Horizon
Cambk Duripan
Kandik Fragipan
Sombrik Plakik
sulfurik
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Argillic Horizon  Bt
Mrpk Iluviasi (penumpukan) hasil pencucian liat
cukup lanjut  argilik ada pada bentang lahan
cukup tua

Ciri-ciri
Peningkatan liat silikat yang nyata  1,2 x
kandungan liat di atasnya (hor. E), disertai
kenampakan selaput liat(clay skin atau clay film
atau argilan).
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Hor. Oksik (Oxic)  Bo


Tanah sangat tua –pelapukan lanjut
Liat aktiitas rendah (Kaolinitik  KTK << )
Ketebalan ≥ 30 cm
Kandungan Liat > 15 %
KTKE liat ≤ 12 cmol(+)/kg,
KTK NH4OAsetat, pH 7,0 ≤ 16
cmol(+)/kg,
Mineral mudah lapuk rendah (< 10 %)
Tidak memenuhi syarat sebagai
argilik
Warna homogen dari lapisan atas ke
bawah (kemerahan)
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN
KTK NH4OAsetat, pH 7,0
 ekstraksi dg NH4OAc 1N disangga dengan pH 7. NH4+ pada kompleks
jerapan di ukur (melalui destilasi pd pH tinggi  NH4+ diubah mjd NH3
gas ). NH3 yg tertangkap asam ditritasi.

KTK E (KTK efektif) = Jml Basa terekstrak + Aldd per 100g tnh
Ekstraksi dg NH4OAc 1N disangga dengan pH 7 atu dg KCl 1N.
Basa-basa terekstrak dianalisis dg Flame photometer atau AAS.
Al-dd diukur dari ekstrak KCl 1 N

KTK total = Kation terekstrak KCl 1N + Kemasaman terekstrak (extractable


acidity) dg BaCl2 TEA pH 8,2 per 100 g tnh

KTK total > KTK NH4OAsetat, pH 7,0 > KTK E (KTK efektif)
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Hor. Kandik (Kandic)  Bt


 Sifatnya di antara hor oksik dan argilik
 Liat aktiitas rendah (Kaolinitik  KTK << )
Peningkatan liat silikat yang nyata  1,2 x
kandungan liat di atasnya (hor. E),
Ketebalan ≥ 15 cm
KTKE liat ≤ 12 cmol(+)/kg,
KTK liat NH4OAsetat, pH 7,0 ≤ 16 cmol(+)/kg
Kand. BO menurun scr teratur ke bawah
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Hor. Natrik (Natric)  Bt


 Umumnya terbentuk pd daerah kering
 Mrpk hor argilik (peningkatan liat silikat
1,2 x dengan Nilai Persentase Na dapat tukar
(Exchangeable Sodium Percentage = ESP) >
15% atau,
Nilai Rasio Adsorpsi Sodium (Sodium
adsorption ratio = SAR ) > 13
Struktur tipe tiang (kolumner)
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Hor. Natrik (Natric)


Nilai Persentase Na dapat tukar (Exchangeable
Sodium Percentage = ESP)

Na+ dd
= X 100 %
KTK

Nilai Rasio Adsorpsi Sodium (Sodium adsorption


ratio = SAR ) =
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Hor. Albik (albic)  E


 Hor. Eluviasi (warna pucat keputihan)  liat
atau oksida besi dan bo tercuci, tebal > 1 cm
 biasanya berpasir, warna value lembab ≥ 3
dan kering ≥ 6
 Bila kroma ≤ 3, maka Value ≥ 6
 Umumnya terdapat di bawah hor A, atau di
atas hor, spodik, argilik, kandik, atau natrik
 Bisa di antara spodik dan fragipan, atau
spodik dan argilik
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Hor. Spodik (spodic)  Bh (biasanya gelap)


Hor. Iluviasi  penimbunan bo + Al dan atau Fe,
tebal > 2,5 cm, pH < 5.9
 Nilai ODOE (densitas optik ekstraks oksalat ≥ 0.25
dan ≥ 2 x hor. di atasnya
Sementasi bo dan Al ≥ 50%
Atau Al + Fe ≥ 50%
 warna 5YR atau lebih merah, value ≤ 5 dan
keringdan kroma ≤ 4
Bila 10YR 3/1
Umumnya terdapat di bawah hor A, Ap, O atau E
Elluviation and Illuviation
Elluviation (E horizon)

Organic matter Clays


A A
E
E Bh horizon Bt horizon

Bh Bt

Spodic horizon Argillic horizon


HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Hor. Kambik (cambic)  Bw


Hor dg perkembangan belum kuat
(penimbunan liat, bo, Ca dst)
 Hasil alterasi scr fisik, transformasi scr kimia
dan pemindahan bahan atau kombinasinya
Tebal ≥ 15 cm
Hor buangan (apabila tidak memenuhi
kriteria horison yg lain)
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN
Hor. Agrik
Hor illuvial yang terbentuk langsung di bawah lapisan
olah mengandung akumulasi debu, klei dan humus.

Kalsik
mengandung > 15 % CaCO3 equivalen (CCE) dan tebal
> 15 cm

Gipsik
mengandung minimum 5 % gipsum daripada horizon di
bawahnya dan tebalnya > 15 cm.

.
Gipsik
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN
Petrokalsik
: Hor kalsik yang memadas

Petrogipsik
Hor gypsik yang memadas

Placik
Horizon tipis dan padat , coklat kemerahan sampai hitam, padas tipis dari besi dan
mangan terletak pada kedalalaman < 50 cm.

Salik:
banyak mengandung garam mudah larut air (garam Na, Ca, Mg, K dari anion Cl-,
SO4=, dan CO3= )
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Salik
banyak mengandung garam mudah larut air (garam Na, Ca, Mg, K
dari anion Cl-, SO4=, dan CO3= )

Sombrik
berwarna gelap, hasil illuviasi humus, memenuhi KB horison Umbrik
tidak ada horison albik di atasnya,

Sulfurik
Hor B pada tanah mineral atau organik dengan pH < 3,5 dengan
karatan kuning Jarosit, bersifat racun bagi tanaman.
Hor. Penciri tanah Organik

Bahan Fibrik (mentah) : kandungan bahan organik kasar > 2/3


Bahan Hemik (setengah matang): kandungan bahan organik kasar
1/3 – 2/3
Bahan Saprik (matang): kandungan bahan organik kasar < 1/3

Bahan Limnik: bahan organik maupun anorganik (mineral) yang


diendapkan dalam air, atau berasal dari organisme dalam air, marl,
diatomaeceous earth, coprogenous earth.

Bahan Hemilluvik: akumulasi humus oleh illuviasi akibat penggunaan


tanah organikmasam untuk bercocok tanam dalam waktu yang lama.
Hor. Penciri lainya
Durinode: padas dengan perekat (penyemen) SiO2
Duripan: hor bawah permukaan yang memadas setidaknya separohnya oleh
penyemen SiO2, tidak hancur dengan air dan HCl
Fragipan: horison bawah permukaan dengan Bji tinggi, rapuh (bila basah), sangat
keras (bila kering), tetapi mudah dipecah dengan tangan
Interfingering: penyusupan hor albik ke dalam horison argilik atau natrik.
Karatan Dengan Chroma Rendah (gley): Warna tanah kondisi lembab dengan
Chroma < 2, value 4 atau lebih
Permafrost: lapisan tanah dengan suhu selalu 0 oC atau di bawahnya
Plinthite: horison dengan sesquioxida tinggi, kandungan humus rendah, mengeras
(irreversibel), berwarna merah dan terdapat bercak kuning abu-abu atau putih
Tonguing: penyusupan albik ke dalam argilik di bawahnya, lebar > 5 cm dan
dalamnya minimal 5 cm.
Penciri lainya
Sifat tanah Andik: sifat tanah yang banyak ditemukan pada andisol. Sifat ini
terdiri atas sifat kimia dan sifat fisik tanah yang memerlukan
analisis lab. (kuantitatif), tetapi di lapangan sifat ini didekati
dengan sifat smiri (kualitatif).

n- Value: tingkat kematangan tanah


n = (A-0,2 R)/(L+3 H).
A = kadar air kondisi lapangan
R = persentase pasir
L = persentase klei
H = persentase BOT (% C-organik x 1,72)

n≥1  keadaan mentah, cair, mudah lewat sela-sela jari tangan bila diperas,
tanah selalu jenuh air, daya dukung sangat lemah, subsidence besar
n 0,7-1,0  agak matang, sebagian tanah berada di tangan bila diperas,
n < 0,7  keadaan matang, tanah tidak dapat lewat sela-sela jari tangan bila
diperas, kadar air di bawah Kap Lapangan
Penciri lainya
Cole (coefficien of linear extensibility): salah satu sifat yang akan menentukan
tanah masuk ke Vertisol. Beda panjang keping tanah
pada keadaan lembab dan kering tanah

Lithologic discontinueity (ketidak sambungan litologi): Tekstur, warna, liat dsb


kontras

Litik kontak (Contact Lithic): lapisan di bawah tanah (solum) yang kekerasannya >
3 skala Mohs, dan menyambung (koheren)

Paralitik kontak (Contact paralithic) : lapisan di bawah tanah (solum) yang lunak
(kekerasannya <3 skala Mohs, dan menyambung (koheren)

Petroferik kontak (contact petroferic): lapisan padat di bawah tanah (solum) yang
tersusun dari besi.
Rejim Suhu tanah (pada lk 50 cm)
Pergelik (pergelic): suhu tanah rata-rata tahunan < 0 oC (Permafrost)

Kriik (Cryic): suhu tanah rata-rata tahunan 0-8 oC


suhu tanah musim panas rata-rata < 15 oC

Frigid: suhu tanah rata-rata tahunan 0-8 oC


suhu tanah musim panas rata-rata > 15 oC

Mesik (mesic): suhu tanah rata-rata tahunan 8-15 oC

Termik (thermic): suhu tanah rata-rata tahunan 15-22 oC

Hipertermik (hyperthermic): suhu tanah rata-rata tahunan > 22 oC

Iso (frigid, mesik, hiperthermik): selisih suhu tanah rata-rata musim panas dan dingin
< 5 oC
Tropik: suhu tanah rata-rata tahunan > 8 oC dengan sifat Iso
Rejim Kelembaban tanah (0-90 cm)
Akuik (aquiq): tanah sering jenuh air, terjadi reduksi, warna karatan chroma
rendah (Gley)
Aridik atau torrik (aridic or torric): sangat kering, tidak pernah lembab 90 hari
berturutan di setiap tahun.

Perudik (perudic): CH setiap bulan selalu melebihi evapotranspirasi

Udik (udic): tanah tidak pernah kering 90 hari (kumulatif) setiap tahun

Ustik (ustic): tanah pada setiap tahun kering > 80 hari, tetapi < 180 hari

Xerik (xeric): [hanya terdapat di wilayah beriklim mediteran]. Setiap tahun di


musim panas, kering lebih dari 45 hari berturutan, lembab > 45 hari
berturutan di musim dingin.
Elluviation and Illuviation
Elluviation (E horizon)

Organic matter Clays


A A
E
E Bh horizon Bt horizon

Bh Bt

Spodic horizon Argillic horizon


HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN

Oxic horizon
• Highly weathered (high temperatures, high rainfall)
- High in Fe, Al oxides activity
- High in low-activity clays (kaolinite < smectite < vermiculite)
Sub-horizon designations
Simbol Tambahan Horizon
Perbedaan subordinat (huruf kecil) setelah
horison utama (huruf besar)

Diberi tanda dg huruf kecil dari a sampai z,


sesuai sifat spesifiknya

Contoh :
p – plowing/disturbance
t – clay accumulation
g – gleying
h – illuvial organic matter
w – development of color/structure
o – oxic
HORISON PENCIRI BAWAH PERMUKAAN
p = plowed
Horizon permukaan yg diolah/terganggu (pertanian
pasture, kegutanan)
Digunakan bersama hor, A  horizon Ap

Ap horizon
t = akumulasi liat  Bt

Translokasi liat ke hor. B  kandungan liat 1.2 x


atau lebih
Selaput liat, clay film  argilan
Jika tereduksi bisa kombinasi dengan horizon g 
Btg

Btg
g = gley  Bg, Eg, Cg

• Kekurangan oksigen atau zona reduksi 


tergenang atau sering tergenang
• Reduksi besi (Fe III to Fe II)
• Kroma rendah (abu2 gelap)

Fe3+
oxidized
material
oxidized

Fe2+ gleyed
material
h = hor.iluvial (akumulasi) bahan organik  Bh

• Hor iluvial kompleks bo dan Al / Fe


• Selaput pada fraksi pasir
• h = “humic”
• value and chroma 3 atau kurang

Bh horizon
“spodic horizon”
Subordinate distinction (w = color or stucture)

Horizon Non-illuvial dengan


pengembangan
Warna atau struktur

“w”  “weak” Bw
Digunakan utk hor. B  Bw
o = horizon oksik  Bo

- Liat aktivitas rendah (Low


activity clays)  KTK rendah
- Few weatherable materials
- Little rock structure
- Fe and Al oxides
- Hor. tebal
Subordinate distinction (a, e, i)
Denotes the degree of organic matter decomposition
in the O horizon.

Oa – highly decomposed (sapric)


Oe – moderately decomposed (hemic)
Oi – slightly decomposed (fibric)

Sapric –most decomposed, low plant fiber, low water content


Hemic – intermediate decompostion
Fibric – least decomposed, recognizable fibers
Summary
Master: O, A, E, B, C, R

Sub horizon symbols: g, h, p, t, w and a,e,i

Examples: Oa, Oe, Oi


Bt
Bg
Btg
Bw
Ap
Pembagian simbol Vertikal
Horizon utama yang sama tetapi dengan “tingkat”
yang berbeda dan tidak disisipi horizon lain

Bt horizons
Bt1

Bt2

Bt3
Horizon Transisi

AE
EB
BE

Sifat lebih menonjol


(Huruf didepan menunjukkan
horizon yg lebih dominan)
Contoh Penamaan horison
Ap

AE

Bh

Btg1

Btg2
Why soil profile descriptions
?
In surveys: as typical example of soil
mapping unit or of one of its components

For research: as baseline record to


illustrate the environmental setting and
relationships between the soil attributes

For land resource development: as


base for building geo-referenced land
information systems
Tip pengamatan Horizon Penciri

Sebelum mengamati profil secara langsung, amati


terlebih dulu lingkungan fisik secara terintegrasi

Lingkungan Fisik
Bahan induk
Landform/topografi/lereng
Iklim
Vegetasi / Land use
Contoh bahan induk yg biasanya menghasilkan
horizon yg khas

Batukapur  pH > (KB >) - molik ?  Molisol ?


 dangkal ?  subgroup litik ?
 kalkareus (famili) ? Berbatu ?

Tuf volkan  Mineral ordo pendek (alofan, imogolit)?


 pH NaF >> ?
 tebal (>60 cm) --> melanik, andik  Andisol ?

Batu Mafik / ultra mafik  SiO2 rendah mudah lapuk,


 Liat aktifitas rendah atau seskui oksida KTK
rendah  bila di lereng kandik ? Oksik ?
 warna kemerahan

Napal (marl)  Batuan sedimen kaya Ca dan Mg


 di lereng bawah (low land)  Monmorilonitik ?
 Nilai COLE, bidang kilir (slicken side)?  Vertisol
Contoh Landform / relief yg biasanya menghasilkan
horizon / tanah yg khas

Aluvial  Ciri : BO tidak teratur, BO tinggi di lapisan bawah


 Bila hor. Belum berkembang (mis: sering kena
banjir)  gley (g)  Entisol (Aquent)
 mulai berkembang  Okrik (A), Kambik (B)

Fluvio marin (lahan pasang surut)  pH rendah


 bahan sulfidik? Sulfurik (pH < 3,5) ? Mineral
jarosit?
 Entisol

Perbukitan tektonik  argilik, kandik (lereng tengah), kambik


(lereng bawah)  Ultisol, Alfisol, Inseptisol
 di lereng bawah (low land) bila bahan induknya
kaya Ca dan Mg Monmorilonitik ?  Vertisol ?

Karstik dan pegunungan volkan  lihat bi batu kapur dan tuf


volkan)
Contoh land use yg biasanya menghasilkan horizon
yg khas

Padang rumput  molik ?

Pertanian semusim  Okrik ?

Hutan jati  Molik ?

Hutan Pinus  pH rendah  berpasir -spodik ?


 kambik ?  Distrudept ?
Contoh pengaruh Iklim thd horizon yg khas

T dan CH tinggi  Argilik, kandik, oksik  Jika


pelapukan tidak terhambat (genangan)
atau adanya bahan baru (volkanik atau
aluvium)

Kering (arid)  Hor Natrik ? Salik ?

Lembab dingin  Molik ?


PROSES PEMBENTUKAN TANAH (PEDOGENIK) YG
DIASUMSIKAN TERJADI PADA KATEGORI ORDO TANAH
PEDOMAN PENGAMATAN (SANGAT DISEDERHANAKAN)
UTK TANAH DI INDONESIA DG REJIM KELEMBABAN UDIK
ATAU AQUIK (JAWA, SUMATERA, KALIMANTAN)

Info ttg lingkungan fisik (iklim, Landform/topografi, BI dan


landuse) sangat membantu identifikasi profil / horizon

Pedoman ini bertujuan utk memudahkan identifikasi


secara kasar horizon / tanah tipikal yang umumnya
dijumpai
Penentuan klasifikasi yg sebenarnya tanah harus
menggunakan buku Keys to Soil Taxonomy
Perhatikan bila ada sifat khusus (penciri lain) dalam profil.
Misal : Bercak2 (mottles)/ warna deplesi redoks, Plintit,
duripan, fragipan, kontak lithik, dll
Note !! Istilah fraksi tanah halus (fine earth) adl fraksi < 2 mm
PENENTUAN KLASIFIKASI TANAH  DENGAN
MENJAWAB PERTANYAAN SCR BERURUTAN

yes yes
Hor Histik?  Sifat andik ? Andisol

No No Histosol

yes
Hor Spodik atau Spodosol
bahan spodik

No
yes
Melanik, + Sifat andik Andisol
molik,
histik

No
yes
Andisol  Aquik ? Aquand

No Udand  Hapludand

Dangkal < 50 cm  Lithic Hapludand


Akuik  Aquic Hapludand
Basa tertukat > 25  Eutric Hapludand
cmol(+)/kg
Argilik or kandik +  Ultic Hapludand
KB < 35 %
Argilik or kandik +  Ultic Hapludand
KB > 35 %
Selain itu  Typic Hapludand
yes
Okrik + Oksik Oxisol
Kandik

No

Okrik, +Slickenside yes Vertisol  Udert


molik + Liat > 30%
+ Rekahan

No KB < 60 % (pH < 6)  Dystrudert

Selain itu  Hapludert


yes
Okrik + Argilik + KB < 35 % Ultisol
Kandik

yes
Ultisol  Aquik ? Aquult

No Udult
No

Kandik (KTKE < 12)  Kandiudult

Sangat dalam > 150cm,  Paleudult


Kemerahan ( V <3 H< 2,5 YR)  Rhodudult
Selain itu  Hapludult
yes
Molik  Molisol  Aquic  Aquoll
CaCO3 >40%  Rendoll
Udic  Udoll

Udoll  Argilik  S. Dalam, yes


No kmerahan  Paleudoll
No Argiudoll

Kambik  Hapludoll

Subgrup: Lithic, Vertic, Andic,


aquic, fluventic, Typic
Okrik + Argilik + KB > 35 % Alfisol
Kandik
Natrik

yes yes
No Alfisol  Aquik ? Aqualf

No
udalf

 Natrudalf
Natrik (SAR > 13)
 Kandiudalf
Kandik (KTKE < 12)
 Paleudalf
Kemerahan ( V <3 H< 2,5 YR)
 Hcapludalf
Selain itu
Okrik + Kambik Inceptisol

yes Aquept
Aquik ?  Epiquept
No  Endoquept
No Udept

Sulfidik, sulfurik  Sulfic Endoaquept


Slickenside  Vertic Endoaquept
Aluvium, redoks  Fluvaquentic
Endoaquept
Molik  Molic Endoaquept
Entisol
Selain itu  Typic Endoaquept
yes
Udept  KB < 60 % Dystrudept
pH< 6
No Eutrudept

Subgruoup  Lithic
 Aquic
 Vertic
 Andic

 Fluventic
 Typic
Uji sederhana (lapang) bbrp sifat tanah

Mineral Alofan  pH NaF pH > 10 (2 menit)


pH > 11 (60 mnt)

Kapur  Larutan HCl Membuih

Besi tereduksi α α dipiridil dlm Merah


(rejim aquik)  1 N NH4OAc

Fragipan  Direndam dlm Hancur


air
Duripan  Direndam dlm Tidak hancur
air, HCl Hancur dg KOH
Sulfidik (sulfat H2O2 (Hidrogen Membuih
masam potensial)  Peroksida)
pH H2O2
(30%) < 2.5

pH (H2O) > 3,5


Turun > 0.5 poin
setelah dioksidasi

Sulfuric  pH (H2O) ≤ 3,5

Adanya mineral Jarosit


KATEGORI FAMILY
Tanah diberi nama secara deskriptif, umumnya
menerangkan:

a.Susunan besar butir


b.Susunan mineral liat
c.Regim suhu tanah, atau
d.Sifat-sifat lain spesifik yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman seperti : reaksi tanah (kelas
kalkareus), kedalaman tanah dan kelas rekahan
Kelas Besar Butir (particle size class)
Menunjukkan komposisi butir-butir dari keseluruhan
tanah termasuk butir > 2 mm, kerikil dan fragmen
batuan.
Ket : Berbeda dg tekstur yg hanya menunjukkan
perbandingan fraksi tanah halus (< 2mm)

Pengelompokkan kelas besar butir bervariasi tgt jenis


bahan dan jenis batuan
Kandungan fragmen batuan ( > 2 mm) 35 % atau lebih
- Fragmental (batuan > 90%)
- Skeletal berpasir
- Skeletal berlempung
- Skeletela berliat

Kandungan fragmen batuan < 35%


- Berpasir (tekstur pasir atau pasir berlempung)
- Berlempung (liat 18 – 35%) - berlempung kasar
- berlempung halus
- Berdebu - berdebu kasar (liat < 18% , pasir halus < 15%)
- berdebu halus (liat 18 – 35%, pasir halus < 15%)

- Berliat (liat > 35%) - halus


- sangat halus (liat > 60%)
Kelas besar butir (paraticle size class)  utk Famili
Susunan mineral liat
Contoh nama tanah sampai famili:
Typic Distrudepts, halus, campuran,
isohipertermik
Susunan besar butir

Contoh famili tanah dengan penulisan khusus


Sulfic Endoaquents, halus, campuran,
masam isohipertermik
Rekasi tanah khusus utk
Entisol dan Inceptisol
dengan rejim kelembaban
aquik
Susunan mineral liat
Contoh lain :
Lithic Kandiudults, berliat, kaolinitik,
isohipertermik
Susunan besar butir
(khusus utk subgrup
Litic dan Ultisol)

Vertic Haplustolls, halus, campuran,


kalkareus, isohipertermik
Reaksi tanah apabila
bereaksi keras dg HCl
Pasukan Tanah siap ke lapang
5 Des 2015
Deskripsi profil (Pengamatan 1)

- Landform : Lereng volkan


- Bahan induk : Tuf volkan
- Land use : Tanaman pakan ternak
- Rejim kelembaban : Udik
- Rejim temperatur : isohipertermik
- Epipedon : Okrik atau molik
- Endopedon : kambik
- Pengamatan khusus : ph NaF 8, BV (mengapung di air) <
1 g/cm3  sifat andik
- Nama Tanah (Taksonomi Tanah sd famili): Andic
Eutrudepts, berlempung, campuran, isohipertermik
Deskripsi profil (Pengamatan 2)

- Landform : perbukitan angkatan


- Bahan induk : Sandstone dan breksi
- Land use : Aneka
- Rejim kelembaban : Udic
- Rejim temperatur : isohiperttemik
- Epipedon : Okrik (Ap)
- Endopedon : Kambik (Bw)
- Pengamatan khusus : pH (5)  KB <50%
- Nama Tanah (Taksonomi Tanah sd famili): Typic
Dystrudepts, halus, campuran, isohipertermik
Glei Reaksi dg H2O2
Deskripsi profil (Pengamatan 3)

- Landform : pasang surut (marin)


- Bahan induk : endapan marin
- Land use : Sawah
- Rejim kelembaban : aquic
- Rejim temperatur : isohipertermik
- Epipedon : Okrik (Ap)
- Endopedon : -- (Cp)
- Pengamatan khusus : pH H2O 8, pH H2O2 (5,5)  sedikit
bahan sulfidik, warna glei
- Nama Tanah (Taksonomi Tanah sd famili) : Typic
Endoaquents, halus, campuran, tidak masam,
isohipertermik
Deskripsi profil (Pengamatan 4)

- Landform : pesisir pantai


- Bahan induk : endapan marin (sandsone)
- Land use : Sawah
- Rejim kelembaban : aquic
- Rejim temperatur : isohiperttemik
- Epipedon : okrik (sangat tipis – 12 cm) (Ap)
- Endopedon : C
- Pengamatan khusus : pH air 6, warna glei
- Nama Tanah (Taksonomi Tanah sd famili): Typic
Psammaquents, berpasir, campuran, tidak masam,
isohipertermic
epipedon Selaput liat / argilan  hor
Argilik
Deskripsi profil (Pengamatan 5)

- Landform : Perbukitan angkatan


- Bahan induk : Breksi, sandstone
- Land use : Karet
- Rejim kelembaban : Udic
- Rejim temperatur : isohipertermik
- Epipedon : Okrik
- Endopedon : Argilik
- Pengamatan khusus : pH (5), selaput liat pd hor B (argilik),
larutan tanah bening (KTK rendah)
- Nama Tanah (Taksonomi Tanah sd famili): Typic
Kandiudults, berliat, kaolinitik, isohipertermik
CONTOH DESKRIPSI PROFIL

Anda mungkin juga menyukai