Anda di halaman 1dari 12

TEST TRACE

PEMERINTAH

Strategi ISOLATE TREAT

Pencegahan
dan
Pengendalian MENGGUNAKA
N MASKER
MASYARAKAT

MENJAGA MENCUCI
JARAK TANGAN
Karantina dan Isolasi
(UU no.6/2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan)
Karantina adalah proses mengurangi risiko penularan dan identifikasi dini
COVID-19 melalui upaya memisahkan individu yang sehat atau belum memiliki
gejala COVID-19 tetapi memiliki riwayat kontak dengan pasien konfirmasi
COVID-19 atau memiliki riwayat bepergian ke wilayah yang sudah terjadi
transmisi lokal.

Isolasi adalah proses mengurangi risiko penularan melalui upaya


memisahkan individu yang sakit baik yang sudah dikonfirmasi laboratorium
atau memiliki gejala COVID-19 dengan masyarakat luas
Karantina dan Isolasi

Tanpa Karantina/Isolasi Penularan akan terus berlanjut

Karantina dan Isolasi adalah


upaya yang SANGAT
Isolasi PENTING dalam memutus
penularan COVID-19

Karantina

Dengan Karantina/Isolasi Penularan akan berhenti


Tempat Karantina dan Isolasi
• Rumah masing-masing
• Fasilitas khusus (tempat yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah/satgas percepatan
penanganan COVID-19, seperti wisma, hotel, apartemen, balai pelatihan, dll) dengan tetap
berkoordinasi dengan petugas puskesmas di wilayah
• RS non rujukan dan RS rujukan

GEJALA TEMPAT KARANTINA/ISOLASI

Tidak bergejala atau Gejala ringan - di rumah masing2 jika memenuhi syarat
- Di fasilitas khusus jika rumah tidak
memenuhi syarat

Gejala sedang Di RS non rujukan

Gejala berat Di RS rujukan


Karantina Mandiri
• Kamar tidur terpisah dari penghuni lain
• Sebaiknya tersedia ruang terbuka dengan sinar matahari cukup
• Terdapat jendela yang cukup dan bisa dibuka dengan aliran udara
yang baik dan lancar, dan pencahayaan yang cukup
• Tersedia masker dan sarana cuci tangan atau hand sanitizer
• Sampah dan cucian terpisah dari anggota keluarga lain
• Alat makan dan alat mandi tersendiri
• Selalu menjaga jarak
• Menjaga kebersihan ruangan
• Anggota keluarga yang merawat/melayani memperhatikan protokol
kesehatan
Pemantauan selama Masa Karantina (1)
• Pemantauan dilakukan setiap hari selama masa karantina
• Pemantauan dapat dilakukan dengan mengunjungi kontak erat
(minimal 2x selama masa karantina, untuk memastikan bahwa
karantina memang benar-benar dilakukan) atau melalui
telepon
• Saat mengunjungi kontak erat, gunakan APD yang sesuai
(masker bedah dan sarung tangan) dan dilakukan di ruangan
terbuka untuk meminimalkan potensi penularan
• Tim contact tracing berkoordinasi dengan pemerintah dan
masyarakat setempat (RT/RW) untuk memantau kebutuhan
sehari-hari kontak erat dan keluarganya
Yang perlu diperhatikan dalam
penyiapan Fasilitas Isolasi/Karantina

• Jaga jarak
• Ventilasi (aliran • Jarak antar tempat
udara) yang baik tidur min 1 meter
• Pencahayaan
yang baik dan
cukup

• Cuci tangan
• Disinfektan/
• Alat makan sendiri bersihkan permukaan
• Atur penggunaan dg disinfektan
fasilitas MCK – berkala
physical distancing,
menggunakan alat
mandi sendiri • Bantu lakukan pemantauan harian gejala
• Selalu berkoordinasi dengan fasilitas layanan
kesehatan setempat
Pemantauan selama Masa Karantina (2)
• Petugas tracer memantau dan mencatat:
• Gejala yang muncul, seperti demam ( 380C), batuk, kelelahan, sakit
kepala, nyeri pada otot, nyeri tenggorokan, pilek/hidung tersumbat, sesak
nafas, anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan kesadaran, gejala akut
anosmia (hilangnya kemampuan indra penciuman) atau ageusia
(hilangnya kemampuan indra perasa)
• Keluhan-keluhan lain seperti kebutuhan dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial, dsb
• Jika muncul gejala atau kebutuhan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
segera laporkan ke puskesmas atau RS
• Saat pergi untuk mencari perawatan, kontak erat menggunakan masker medis
dan hindari menggunakan transportasi umum. Ambulans dapat dipanggil, atau
kontak yang sakit dapat diangkut dalam kendaraan pribadi dengan semua
jendela terbuka
Peran Masyarakat

Tim contact tracing puskesmas melibatkan pemerintah setempat dan masyarakat dalam pelaksanaan karantina/isolasi
mandiri, agar tidak muncul stigma

Warga bergotong royong membentuk RT-RW/desa/kelurahan siaga COVID-19 yang berpartisipasi melalui kegiatan
seperti bergiliran menyediakan kebutuhan makanan atau membantu menyiapkan kebutuhan logistik makanan untuk
anggota warganya yang harus menjalani karantina/isolasi jika diperlukan dengan tetap melakukan upaya pencegahan
penularan

Masyarakat diharapkan dapat turut berperan dalam upaya deteksi dini kasus COVID-19 sehingga setiap kasus dapat
ditangani segera, tidak terjadi penularan di lingkungan masyarakat dan bagi yang sakit dapat segera mendapatkan
perawatan dengan benar sampai sembuh
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai