Anda di halaman 1dari 23

Metode Konstruksi

Jembatan Pelengkung
(Arch Bridge)
Disusun Oleh:

Eka Apriyanti
4204171155

Dosen Pengampu:
Juli Ardita Pribadi, S.T., M.Eng
Definisi Jembatan Pelengkung
( Arch bridge)
Jembatan pelengkung adalah jembatan dengan
struktur setengah lingkaran dimana kedua ujungnya
bertumpu pada abutmen. Desain pelengkung (setengah
lingkaran) pada umumnya secara alami akan
mengalihkan beban yang diterima lantai kendaraan
jembatan menuju ke abutmen yang menjaga kedua sisi
jembatan agar tidak bergerak ke samping, sehingga
desain jembatan pelengkung membutuhkan penahan
yang kuat (abutmen) pada kedua sisinya.

Komponen Jembatan
Pelengkung dan Fungsinya
1. Komponen Utama
Struktur Atas
Struktur Bawah

2. Komponen Sekunder
 Ikatan Angin (Bracing)
Struktur Atas
1. Arch
Lengkungan atau the arches
atau ribs- elemen melengkung yang
menyerupai busur atau setengah
lingkaran yang berfungsi sebagai
penghubung utama bentang
jembatan. Ada dalam jembatan
lengkung karena sesuai
perencanaan desainnya.

2. Hanger
Hanger yang berfungsi
sebagai komponen penghubung
dek jembatan ke lengkungan atau
arch atau ribs. Harus ada dalam
jembatan lengkung karena
sebagai penahan tarik.
3. Stiffening girder
Stiffening girder atau
sistem plat lantai berfungsi
tempat melintasnya beban lalu
lintas. Harus ada dalam jembatan
lengkung karena sebagai
menerima beban lalu lintas
langsung dari jembatan.

4. Bearing
Bearing atau perletakan
berfungsi mengatur beban bagian
atas jembatan ke pondasi dan
mengatur deformasi tumpuan
jembatan sesuai dengan
perencanaan.Bearing harus ada
dalam jembatan karena sebagai
tempat berpusatnya beban dari
struktur atas.
Struktur Bawah
Abutmen (kepala
jembatan) merupakan bagian
struktur jembatan bagian bawah
yang berfungsi memikul reaksi
beban pada ujung jembatan dan
dapat juga berfungsi sebagai
dinding penahan tanah. Harus
ada dalam jembatan karena
sebagai tempat penerima beban.
Komponen Sekunder
Bracing (ikatan angin)
yaitu komponen diagonal
yang menghubungkan bagian
dalam dari lengkungan atau
arch atau ribs yang berfungsi
menyalurkan beban lateral dan
geser sehingga jembatan
menjadi lebih stabil.
Kekurangan Jembatan Kelebihan Jembatan
Pelengkung Pelengkung
Konstruksi jembatan pelengkung 1. Keseluruhan bagian pelengkung
lebih sulit daripada jembatan balok menerima tekan, dan gaya tekan ini
karena pembangunan jembatan ini ditransfer ke abutmen dan ditahan oleh
memerlukan metode pelaksanaan yang tegangan tanah dibawah pelengkung.
cukup rumit karena struktur belum Tanpa gaya tarik yang diterima oleh
dikatakan selesai sebelum kedua pelengkung memungkinkan jembatan
pelengkung bisa dibuat lebih panjang dari
bentang bertemu di tengah-tengah.
jembatan balok dan bisa menggunakan
Salah satu tekniknya dengan membuat material yang tidak mampu menerima
"scaffolding" dibawah bentang untuk tarik dengan baik seperti beton.
menopang struktur sampai bertemu 2. Bentuk jembatan pelengkung adalah
dipuncak. inovasi dari peradaban manusia yang
memiliki nilai estetika tinggi namun
memiliki struktur yang sangat kuat yang
terbukti jembatan pelengkung Romawi
kuno masih berdiri sampai sekarang.
Pelaksanaan Konstruksi Jembatan
Pelengkung ( Arch Bridge)

Peralatan yang digunakan, yaitu:


1. Mobil Crane ( Truck Crane)
Mobile Crane (Truck Crane) adalah crane yang
terdapat langsung pada mobile (Truck) sehingga dapat
dibawa langsung pada pada lokasi kerja tampa harus
menggunakan kendaraan (trailer). Crane ini memiliki kaki
(pondasi/tiang) yang dapat dipasangkan ketika beroperasi,
ini dimaksukkan agar ketika beroperasi crane menjadi
seimbang.
Pengoperasianya juga harus diperhitungkan dahulu,
meskipun beban barang yang akan di pindah sesuai dengan
kapasitasnya tpi belum tentu bisa dipindahkan, karena
berat beban bertumpu pada boomnya. Semakin condong
bomnya semakin kecil pula kapasitasnya. Sedangkan cara
pengoperasianya operator berada disamping boom.
2. Crawler Crane
Crawler crane merupakan pesawat pengangkat
material yang biasa digunakan pada lokasiproyek
pembangunan dengan jangkaun yang tidak terlalu
panjang. Jenis crane ini hampir sama dengan mobile
crane, hanya saja crawler crane tidak memiliki kaki
( pondasi/ tiang), tetapi di bagian belakang terdapat
beban sebagai penyeimbang saat beroperasi. Crane
ini memiliki roda-roda rantai (crawler) yang dapat
bergerak ketika digunakan diberbagai medan.
Untuk bisa sampai kelokasi crawler crane
diangkut menggunakan truck trailer ke tempat lokasi
dengan membongkar bagian 'Boom' menjadi
beberapa bagian kemudian dipasang kembali pada
lokasi proyek. Untuk cara mengoperasikanya sama
seperti mobile crane, hanya saja crawler crane ini
bisa bergerak ketika mengangkat beban
3. Truck Trailer
Truck ini adalah salah satu jenis truk angkut
yang masuk dalam golongan kelas berat. Jumlah ban
yang dimiliki oleh kendaraan ini minimal sebanyak
16 buah dan maksimal 26 buah. Dan untuk beban
maksimal yang bisa diangkut oleh kendaraan ini
seberat 26 ton. Ini adalah kendaraan angkut kelas
besar yang bisa mengangkut kendaraan lain
diatasnya. Biasanya terlihat untuk mengangkut alat
berat dan sejenisnya.

4. Concrete Mixer Truck


Concrete mixer truck adalah merupakan
kendaraan yang digunakan untuk mengangkut adukan
beton ready mix dari tempat pencampuran beton
kelokasi proyek dimana selama dalam pengangkutan
mixer terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran
permenit agar beton tetap homogen serta tidak
mengeras.
5. Concrete Pump
Concrete pump ini berfungdi untuk untuk
memompa beton readymix, dari molen atau mixer truck
ke lokasi, dimana pengecoran dilakukan. Fungsi ini
sangat membantu jika lokasi pengecoran berada di
gedung tinggi, maupun jalanan atau gang sempit, yang
tidak bisa dilalui oleh mobil. Dengan concrete pump ini,
maka tidak akan terjadinya segregasi butiran pada
campuran beton

6. Total station
Total station merupakan teodolit terintegrasi
dengan komponen pengukur jarak elektronik (electronic
distance meter (EDM)) untuk membaca jarak,dan
kemiringan dari instrumen ke titik tertentu. Selain untuk
mengukur jarak dan kemiringan total station juga bisa
digunakan untuk mengukur sudut dan koordinat yang
sudah diketahui nilainya.
Langkah-langkah Pelaksanaan konstruksi jembatan pelengkung
( Arch Bridge), yaitu:

1. Mobilisasi pelengkung, slab, dan alat


yang akan digunakan ke lokasi
konstruksi

2. Pengangkatan pelengkung 1 oleh 3


buah crane, yaitu dengan posisi crane
di bagian samping kanan kiri dan
tengah.
3. Setelah pelengkung tegak, kaitkan
pengait crawler crane pada bagian
kanan, kiri, dan tengah pelengkung.

4. Kemudian lepaskan pengait mobile


crane yang ada pada pelengkung

5. Lalu angkat pelengkung dengan


crawler crane untuk pemasangan
pelengkung pada pondasi jembatan
6. Selama pemasangan pelengkung ke
pondasi jembatan, dilakukan
pengecekan sudut, dan jarak
menggunakan Total station

7. Kemudian pelengkung di pasang sesuai


dengan ketentuan dan posisi yang telah
ditetapkan

3 2
8. Kemudian, dilanjutkan dengan pemasang pelengkung yang kedua
dengan cara yang sama seperti pelengkung 1

1 2

4 3
9. Setelah kedua pelengkung terpasang sempurna, kemudian tuangkan
beton ekspansi kedalam pelengkung 1 dengan bantuan Concrete pump

1 2

10. Lalu setelah selesai, tuangkan beton ekspansi kedalam pelengkung 2


dengan bantuan Concrete pump

1 2
11. Kemudian, dilakukan pemasangan balok lantai 1 segmen 4
menggunakan crawler crane

1 2

12. Dilanjutkan dengan pemasangan balok lantai 2 segmen 3


menggunakan crawler crane

1 2
13. Pemasangan balok lantai 4 segmen 1

1 2

14. Dan yang terakhir yaitu pemasangan balok lantai 3 segmen 2 yang
berada di tengah bentang sehingga memerlukan ketelitian dan
kecekatan operator crane dan di bantu dengan pemantauan
menggunakan Total Station
1 2
3 4

5 6
15. Dilanjutkan dengan penempatan lantai pada gelagar jembatan

1 2

16. Setelah semua pekerjaan


selesai, maka jembatan sudah
bisa digunakan

Anda mungkin juga menyukai