Anda di halaman 1dari 24

ASMA

A L AT K E S E H ATA N D A N S P E S I A L I T E
D o s e n : P r o f . D r. a p t . S h i r l y K u m a l a , M . B i o m e d

KELOMPOK 6

1. FARAH ILYASADHIBA 2020001141


2. FELICIA JESSICA 2020001142
3. FRIDA ROMAULI 2020001143
4. GALUH ARINI 2020001144
5. GEMALA HIKMATUSSALAM 2020001201
Asma?
Add a footer 3
Patofisiologi j a l u r te r j a d i nya re a ks i
h i p e rs e n s i ti v i ta s
Asma merupakan proses inflamasi dan hipersensitivitas
saluran napas yang akan mempermudah terjadinya
obstruksi jalan napas. Peningkatan reaktivitas saluran
nafas terjadi karena adanya inflamasi kronik yang khas
dan melibatkan dinding saluran nafas, sehingga aliran - Jalur imunologis yang
-Jalur saraf otonom
udara menjadi sangat terbatas tetapi dapat kembali diominasi oleh peran IgE
secara spontan atau setelah pengobatan.
Hipereaktivitas tersebut terjadi sebagai respon
terhadap berbagai macam rangsang.

Add a footer 4
Jalur Imunologis
Pada jalur yang didominasi oleh IgE, masuknya alergen ke dalam
tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cells), kemudian
akan dikomunikasikan dengan sel Th, terutama Th2. Sel Th akan
memberi sinyal melalui interleukin atau sitokin agar sel-sel
plasma membentuk IgE dan sel-sel radang lain untuk
mengeluarkan mediator inflamasi seperti histamin dan
prostaglandin (PG). Sel-sel ini bekerja dengan mempengaruhi
organ target yang dapat menginduksi kontraksi otot polos
saluran pernapasan sehingga menyebabkan peningkatan
permeabilitas dinding vaskular, edema saluran napas, infiltrasi
sel-sel radang, hipersekresi mukus, keluarnya plasma protein
melalui mikrovaskuler bronkus dan fibrosis sub epitel sehingga
menimbulkan hipereaktivitas saluran napas. 5
Jalur Saraf Otonom
Masuknya alergen pada saluran napas akan mengaktifkan sel
mast intralumen, makrofag alveolar, nervus vagus yang
menyebabkan reflek bronkus akibat peregangan nervus vagus
dan pelepasan mediator inflamasi oleh sel mast dan makrofag,
sehingga membuat epitel saluran napas bersifat lebih
permeabel dan memudahkan alergen masuk. Ujung saraf vagal
mukosa yang terangsang menyebabkan dilepasnya neuropeptid
sensorik senyawa P, neurokinin A, dan CGRP. Neuropeptida ini
yang menyebabkan terjadinya bronkokonstriksi, edema
bronkus, eksudasi plasma, hipersekresi lendir, dan aktivasi sel-
sel inflamasi
6
Diagnosis
Asma
KLASIFIKASI DERAJAT BERAT
ASMA
JENIS OBAT ASMA

11
TERAPI PENGOBATAN
1. Golongan Metyl Xanthine
a. Teophylline / Teofilin

12
TERAPI PENGOBATAN
1. Golongan Metyl Xanthine
b. Aminophylline / Aminofilin

13
TERAPI PENGOBATAN
2. Golongan Anti Muskarinik
a. Ipratropium Bromida

14
TERAPI PENGOBATAN
2. Golongan Anti Muskarinik
b. Tiotropium Bromida

15
TERAPI PENGOBATAN
3. Golongan beta 2 agonis
a. Salbutamol / Albuterol
KERJA SINGKAT

16
TERAPI PENGOBATAN
3. Golongan beta 2 agonis
b. Fenoterol HBr
KERJA SINGKAT

17
TERAPI PENGOBATAN
3. Golongan beta 2 agonis
c. Terbutaline Sulfate
KERJA SINGKAT

18
TERAPI PENGOBATAN
3. Golongan beta 2 agonis
a. Formoterol Fumarat Dihidrat + Budesonide
KERJA LAMA

19
TERAPI PENGOBATAN
3. Golongan beta 2 agonis
b. Salmeterol + Fluticasone Propionat
KERJA LAMA

20
TERAPI PENGOBATAN
4. Kortikosteroid

a. Budesonide

21
TERAPI PENGOBATAN
4. Kortikosteroid
b. Fluticasone Propionat

22
Cara pencegahan penyakit asma

Menghindari
Penghentian Menghindari
obat-obatan
merokok dan kontak
Olahraga yang dapat
menghindari dengan
memperburu
asap rokok alergen
k asma

Penurunan
berat badan Latihan Menghindari Menghindari
bagi pasien pernapasan stress polusi udara
obesitas

Anda mungkin juga menyukai