Anda di halaman 1dari 32

USAHA KESEHATAN GIGI

SEKOLAH

Subdit Bina Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga


Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
DEPKES RI
I. PENDAHULUAN :
Untuk mencapai tujuan nasional dan dalam menghadapi
ketatnya persaingan bebas pada era globalisasi
dibutuhkan :
SUMBER DAYA MANUSIA YANG TANGGUH, MANDIRI SERTA
BERKUALITAS.
Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari
kesehatan manusia seutuhnya juga tidah boleh
diabaikan.

Hasil Susenas 1998 menunjukkan 62,4 % penduduk


terganggu pekerjaan/sekolahnya karena sakit gigi ,
maka sakit gigi dapat menurunkan produktifitas kerja.

Untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan


masyarakat dalam pemeliharaan kes.gigi dilaksanakan
Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sebagai bagian
integral dari UKS.
II.ANALISA SITUASI :

A. Survei Kesehatan Gigi dan Mulut di


Indonesia tahun 2001
 Prevalensi karies aktif pada
penduduk umur 10 tahun ke atas
adalah 52,3%
 Pengalaman karies gigi sebesar
71,20 %, prevalensi karies lebih
tinggi pada umur lebih tinggi.
 Index DMF-T pada penduduk umur
10 tahun keatas sebesar 5,3
Perbandingan nilai DMF-T
dari tahun ke tahun?

Bagaimana def-t?
Performance Treatment Index atau
motivasi untuk menumpatkan gigi yang
karies pada umur 12 – 18 tahun sangat
rendah sekitar 4 – 5%

Besarnya kerusakan yang belum


ditangani dan memerlukan penumpatan
dan atau pencabutan (Required
Treatment Index) pada usia ini sebesar
72,4% - 82,5 %.
Di SD Kalimantan Barat : Kegiatan Menyikat Gigi
Massal memakai pasta gigi ber Fluor setiap hari
dengan cara yang tepat terbukti dapat
menurunkanprevalensi penyakit karies secara
bermakna 40 % selama 3 thn.
Program Tooth Brushing Campaign ini
merupakan program utama dalam
menurunkan penyakit karies di negara
Jepang, Malaysia, Thailand dan Filipina.

Kegiatan ini tidak memerlukan teknologi


yang canggih, dilaksanakan dibawah
bimbingan guru atau dokter kecil.
B. Perilaku Masyarakat Dalam Pemeliharaan
Kesehatan Gigi.

Perilaku sikat gigi hasil


survei (2001) menunjukkan
hanya 9,3% penduduk
umur 5 tahun ke atas
menyikat gigi dengan
sangat sesuai anjuran
program.
C. Cakupan Program
 Jumlah murid yang diperiksa pada usaha
kesehatan gigi sekolah diseluruh
Indonesia baru mencapai 38,65%
Jumlah yang sudah mendapatkan
perawatan 50,39%.( Health Profil
Indonesia, 2003)

 Jumlah murid yang diperiksa pada usaha


kesehatan gigi sekolah diseluruh Indonesia
baru mencapai 37,52%
Jumlah yang sudah mendapatkan
perawatan 47,18%.( Profil Kesehatan
Indonesia,2004)
 Cakupan SD UKGS 1998 Yan. Paripurna masih rendah
(24,24%), target thn. 2000 30%.

 Sikat gigi massal 53,83% lebih rendah dari target


nasional 80%.

 Untuk meningkatkan cakupan UKGS (Upaya Promotif


Preventif) perlu kerja sama antara Depkes dan
Depdiknas.

 Di Kab. Tanggerang cakupan UKGS 100% tapi


penyakit karies gigi paling tinggi prevalensinya ???
USAHA KESEHATAN GIGI
SEKOLAH
Upaya kes. Masy. Yg ditujukan utk
memelihara, meningkatkan kes. Gigi
dan mulut seluruh peserta didik di
sekolah binaan yang ditunjang dgn
upaya kes perorangan berupa upaya
kuratif bagi individu (peserta didik) yg
memerlukan perawatan kes. gilut
Upaya Kes masy. Kegiatan:
Intervensi perilaku:
- Penggerakan guru, dokter kecil,
orang tua murid melalui
lokakarya/pelatihan
- Pendidikan kes gigi oleh guru, sikat
gigi masal, penilaian kebersihan
mulut oleh guru/dokter kecil
- Pembinaan oleh tenaga kesehatan
Tingkat Keberhasilan
Target atau Cakupan ?
 Di Jepang, indikator keberhasilan
pelayanan kesehatan gigi adalah
bebas karies gigi molar pertama
pada usia 12 tahun

 Indonesia ?
PROGRAM UKGS
 TK
 SD
 SMP
 SMA
Intervensi Lingkungan

- Fluoridasi air
minum (bila
diperlukan)
- Pembinaan
kerjasama lintas
program/lintas
sektor melalui TP
UKS
Upaya Kes Perorangan:
 Intervensi individu pada peserta
didik yang membutuhkan per.
Kesgilut meliputi kegiatan : skaling,
penambalan, pencabutan fissure
sealant, aplikasi fluor,
Dilaksanakan di sekolah, klinik gigi
puskesmas atau praktek dokter gigi
perorangan/dokter gigi keluarga
Tujuan
Tujuan Umum:
Tercapainya derajat kesgilut peserta didik
yang optimal.
Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan pengetahuan kesadaran,
perilaku peserta didik dalam
memerlihara kesgilut.
b. Meningkatkan peran serta guru,
dokter kecil, orang tua dalam upaya
prom-prev
c. Terpenuhinya kebutuhan pelayanan
gigi dan mulut bagi peserta didik
yang memerlukan
Sasaran Pelaksanaan dan
Pembinaan UKGS
 Sasaran primer: peserta didik
 Sasaran sekunder: guru, petugas
kesehatan, pengelola pendidikan, orang
tua murid serta TP UKS disetiap jenjang.
 Sasaran tertier
1) Lembaga pendidikan mulai dari tingkat
pra sekolah sampai pada sekolah
lanjutan, termasuk perguruan agama
serta pondok pesantren beserta lingk.
2)Sarana dan prasarana
pendidikan kesehatan
dan pelayanan
kesehatan.
3) Lingkungan, yg
meliputi:
 Lingk. Sekolah
 Lingk. Keluarga
 Lingk. Masy.
Ruang Lingkup: Trias UKS
(Pendidikan Kesehatan,Pelayanan
Kesehatan, dan Pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat)
1. Penyelenggaraan Pendidikan kesgilut
meliputi:
 Pemberian pengetahuan tentang kesgilut
 Latihan atau demonstrasi memelihara
kebersihan dan kes gilut
 Penanaman Kebiasaan pola hidup sehat
dan bersih (PHBS)
2.Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan gigi dan mulut:
Pemeriksaan dan penjaringan
kesehatan gigi dan mulut peserta
didik.
Strategi
a. UKGS Tahap I/Paket Minimal UKS
b. UKGS Tahap II/ Paket Standar UKS
c. UKGS Tahap III/Paket Optimal
Langkah-Langkah
1. Persiapan :
a. Pengarahan dan forum komunikasi
berjenjang, dg unit-unit lintas
program dan lintas sektor dibawah
koordinasi atau koordinator
kesgilut di Tk. Pusat, Dinkes Prop,
Dinkes Kab/Kota.
b. Pada Tk. Puskesmas

1) Penjelasan dan pengarahan kpd pimpinan


puskes serta staf pelaksana teknis, oleh
koordinator kes gilut Dinkes Kab/Kota
2) Penjelasan kpd unit Diknas dan unit Komite
Sekolah Kecamatan oleh Pimpinan
Puskes/Pelaksana Teknis
3) Perencanaan bersama menentukan SD dan
MI sasaran operasional.
4) Pendekatan kpd guru
5) Penjelasan kpd org tua murid/komite
sekolah/ guru kelas
2. Pelaksanaan Lapangan
a. Pengumpulan data: data dasar, data
untuk evaluasi dampak program thd
profil kesgilut.
b. Intervensi prilaku: penggerakan peran
serta guru/ 0rtu mel lokakarya
/pelatihan, Penyuluhan kpd murid
c. Intervensi medis teknis/perorangan:
skaling, pemeriksaan dan pengobatan
serta aplikasi fluor.
d. Manajemen
1) Supervisi dan bimbingan teknis
 Kunjungan pembinaan ke SD dan
MI minimal 1x sebulan
 Kunj. Supervisi dan pembinaan ke
puskes oleh koordinator kesgi
Dinkes Kota/Propinsi min 1 x dlm
triwulan.
2) Pelaporan
3) Penilaian
Penilaian (evaluasi)
a. Komponen kegiatan (proses)
Frek. Pelaks. Intervensi perilaku, frek pelak
supervisi dan bimtek per minggu(bulan)
b. Komponen karya cipta(out put)
Jumlah murid yang diberi pel gilut, jumlah
murid yg diberi penyuluhan per
minggu(bulan)
c. Komponen hasil antara (outcome)
Jumlah murid yang melakukan sikat gigi dg
benar, jumlah murid memanfaatkan fasilitas
pelkesgilut
d. Komponen dampak (impact)
Penilaian survei kesgilut murid, OHIS, DMFT,
kondisi gusi
Pembinaan
a. Pembinaan utk mempertahankan
perbaikan dlm status kesgilut :
penjaringan, menggosok gigi,
perawatan kesgi
b. Pembinaan peran serta melalui
forum komunikasi tatap muka,
latihan ketrampilan guru dsb.
Sistim Pembiayaan
1. Dana Sehat: ortu
murid, sponsor
pasta gigi & sikat
gigi atau pihak
swasta lainnya.
2. Sistim Asuransi
VI. PENUTUP :
Anak usia pra-sekolah dan sekolah dasar
merupakan sasaran potensial dalam
menanamkan perilaku self care.

Program UKGS dengan melibatkan unsur-


unsur ( key person ) di lingkungan sekolah
(guru, dokter kecil ) berdaya ungkit tinggi
terhadap tercapainya status kesehatan gigi
yang optimal.

Anda mungkin juga menyukai