Anda di halaman 1dari 8

QODA’ DAN

QODAR
Nama : Marcella cindi oktavia
Kelas : XII kecantikan 1
No absen : 17
1. PENGERTIAN QODA’ DAN QOD
 kata qada bermakna sesuatu yang ditetapkan Allah pada mahluk-Nya, baik berupa
penciptaan, peniadaan maupun perubahannya. Sedangkan qadar bermakna sesuatu
yang telah ditentukan Allah sejak zaman azali.
IMAN KEPADA QODA’ DAN
QODAR MELIPUTI EMPAT
PRINSIP
 A) Iman kepada ilmu Allah Swt. Yang Qadim (tidak berpermulaan),dan Dia mengetahui
perbuatan manusia sebelum mereka melakukannya.
 B) Imam bahwa semua Qadar Allah Swt. Telah tertulis di Lauh Mahfuzh.
 C) Iman kepada adanya kehendak Allah Swt. Yang berlaku dan kekuasaan Nya yang bersifat
menyeluruh
 D) Iman bahwa Allah Swt.adalah Zat yang mewujudkan makhluk. Allah Swt,adalah sang
pencipta dan yang lain adalah makhluk.
2. DALIL-DALIL TENTANG
QADA’ DAN QADAR
 Dalil-Dalil Dari Al-Qur-an Dalil-dalil dari al-Qur-an sangat banyak, di antaranya firman Allah Azza wa Jalla ‫رًا َم ْقدُورًا‬88‫ق‬ ‫ ْم ُر ِهَّللا َ َد‬8‫…“ َوك ََان َأ‬Dan adalah ketetapan Allah itu suatu
ketetapan yang pasti berlaku.” [Al-Ahzab/33 :38] Juga firman-Nya: ‫َر‬ ٍ 888‫ب‬
‫د‬ َ ‫ق‬ ِ 8‫َاه‬
ُ ‫ن‬ ‫ق‬ ْ َ ‫ل‬ َ‫خ‬ ‫ء‬
‫ي‬
ٍ 8 ‫ش‬
ْ َ ‫ل‬8 َّ
‫ك‬ ُ ‫ا‬َّ ‫ن‬
8
‫إ‬ ِ “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” [Al-Qamar/54 :
49] Dan juga firman-Nya yang lain:8‫َر َم ْعلُو ٍم‬
ٍ َ
888‫ب‬
‫د‬ ‫ق‬ ‫اَّل‬
88‫إ‬
ِ ِ 8
‫ه‬ ُ ُ ‫ل‬ ِّ
‫ز‬ 8َ ‫ن‬
‫ن‬ ُ ‫ا‬ ‫م‬
َ ‫و‬
َ 8
‫ه‬ ُ ُ ‫ن‬ِ ‫ئ‬ ‫َا‬
‫ز‬ 8
‫خ‬ َ ‫َا‬ ‫ن‬‫د‬َ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
ِ ‫اَّل‬
88‫إ‬ ِ ‫ء‬
‫ي‬
ٍ 8 ‫ش‬
ْ َ ‫ن‬ ْ ‫م‬
ِ ‫ن‬ 8
‫إ‬ْ ِ ‫و‬
َ “Dan tidak ada sesuatu pun melainkan pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak
menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.” [Al-Hijr/15 : 21] Juga firman-Nya:‫ُون‬ َ ‫ا ِدر‬88‫ ْلقَا‬8‫ع َم‬888‫ف‬
ْ ِ‫رْ نَا َ ن‬888‫ف‬ ‫ َ قَ َد‬8‫َر َم ْعلُوٍم‬ ٍ 88‫ق‬
‫ىد‬ َ 88‫“ ِ َٰلإ‬Sampai waktu yang ditentukan, lalu Kami tentukan
(bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan.” [Al-Mursalaat/77 : 22-23] Juga firman-Nya yang lain:‫ ُمو َسٰى‬88‫َر َ اي‬ ٍ 88‫ق‬‫ىد‬ َ َٰ‫ ِج ْئ َتعَ ل‬888‫ث‬8‫…“ ُ َّم‬Kemudian engkau datang
menurut waktu yang ditetapkan hai Musa.” [Thaahaa/20 : 40] Dan juga firman-Nya: ‫يرًا‬888‫ت‬ ْ َ َّ
‫ ق ِد‬8‫ َر ُه‬888‫ف‬ َ
‫يء قد‬ َ ٍ 8‫ش‬ َ َّ ُ َ َ‫خ‬
ْ ‫ل‬8‫…“ َو ل َق ك‬Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” [Al-Furqaan/25 : 2] Dan firman-Nya yang lain:‫َٰى‬888‫ف‬ ‫د‬8‫ َر َ َه‬88‫ق‬ ‫ي َ َّد‬88‫“ َو َّل ِذا‬Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan
memberi petunjuk.” [Al-A’laa/87 : 3] Firman-Nya yang lain: ‫واًل‬8‫ َان َم ْف ُع‬8‫ ْمرًا َك‬8‫ض َي ُهَّللا َأ‬ ِ ‫ ْق‬8َ‫( …“ ِ لي‬Allah mempertemukan kedua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang
mesti dilaksanakan…” [Al-Anfaal/8: 42] Serta firman-Nya yang lain :‫ض َم َّرتَي ِْن‬ ِ ْ‫ر‬88‫ أْلَا‬888‫ف‬ ‫ ْل ِك‬888‫ف‬
‫ ْف ِسد َُّن ِ ي‬8ُ‫ت َِاب َ لت‬88‫ا‬ ‫ئِ َيل ِ ي‬8‫ ْس َرا‬8‫ي ِإ‬888‫ى نِب‬ َ 88‫ض ْينَا ِ َٰلإ‬
َ َ‫“ َوق‬Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam
Kitab itu, ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali…” [Al-Israa’/17 : 4]

 Dalil-Dalil Dari As-Sunnah Sementara dari sunnah ialah seperti sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang terdapat dalam hadits Jibril Alaihissalam‫َوتُ ْؤ ِم َن‬
8‫ َو َش ِّر ِه‬8‫َر خَ يْر ِه‬ 88‫…“ ِ ْلقَا‬Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .” [1] Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahiih dari Thawus, dia mengatakan,
ِ ‫د‬888‫ب‬
“Saya mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Segala sesuatu dengan ketentuan takdir.’ Ia melanjutkan, “Dan
aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan, ‘Segala sesuatu itu dengan ketentuan takdir hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan kelemahan.’”[2]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:‫ل‬888‫ف‬ َ ‫ َء َ َع‬8‫هللاما َشا‬ ‫ل َ َد‬88‫ق‬:ْ ُ ‫ َولَ ِك ْن‬،‫ َذا َو َك َذا‬8‫ان َك‬8َ ‫ت َ ك‬
َ ‫ ُر ِ َو‬88‫ق‬ ‫نِّ ْيَ َع ْل‬8‫ َأ‬8ْ‫ْل َ لو‬:888‫ َ قُت‬888‫ف‬
، ُ 888‫ف‬ َ 8‫ن َأ‬8‫…“ َوِ ْإ‬Jika sesuatu menimpamu, maka janganlah mengatakan,
‫ْئ َ َال‬8ٌ ‫صابَ َك َشي‬
‘Se-andainya aku melakukannya, niscaya akan demikian dan demikian.’ Tetapi ucapkanlah, ‘Sudah menjadi ketentuan Allah, dan apa yang dikehendakinya pasti
terjadi… .’” [3] Demikianlah (dalil-dalil tersebut), dan akan kita temukan dalam kitab ini dalil-dalil yang banyak dari al-Qur-an dan as-Sunnah, sebagai tambahan atas apa
yang telah disebutkan
LANJUTAN DALIL QADA’
DAN QADAR
 Dalil-Dalil Dari Ijma’ Sedangkan menurut Ijma’, maka kaum muslimin telah bersepakat tentang kewajiban beriman kepada qadar, yang baik dan yang buruk, yang berasal dari
Allah. An-Nawawi Rahimahullah berkata, “Sudah jelas dalil-dalil yang qath’i dari al-Qur-an, as-Sunnah, ijma’ Sahabat, dan Ahlul Hil wal ‘Aqd dari kalangan salaf dan khalaf
tentang ketetapan qadar Allah Azza wa Jalla.” [4] Ibnu Hajar Rahimahullah berkata, “Sudah menjadi pendapat salaf seluruhnya bahwa seluruh perkara semuanya dengan takdir
Allah Ta’ala.” [5] Dalil-Dalil Dari Fitrah Adapun berdasarkan fitrah, bahwa iman kepada qadar adalah sesuatu yang telah dimaklumi secara fitrah, baik dahulu maupun sekarang,
dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali sejumlah kaum musyrikin. Kesalahannya tidak terletak dalam menafikan dan mengingkari qadar, tetapi terletak dalam memahaminya
menurut cara yang benar. Karena itu, Allah Azza wa Jalla berfirman tentang kaum musyrikin: ‫بَا ُؤنَا‬8‫ ْش َر ْكنَا َواَل آ‬8‫ َء ُهَّللا َما َأ‬8‫ َشا‬8ْ‫ ْش َر ُكوا َ لو‬8‫ َينَأ‬88‫ول َّل ِذا‬
ُ ُ‫ق‬8َ‫“ َسي‬Orang-orang yang mempersekutukan Allah,
akan mengatakan, ‘Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya… .’” [Al-An’aam/6 : 148] Mereka menetapkan kehendak (masyii-ah)
bagi Allah, tetapi mereka berargumen dengannya atas perbuatan syirik. Kemudian Dia menjelaskan bahwa ini merupakan keadaan umat sebelum mereka, dengan firman-Nya:‫ ِل َك‬8‫َ ٰك َذ‬
8‫ ِل ِه ْم‬88‫ َين ِمْن َ ْبق‬88‫ َب َّل ِذا‬8‫ …“ َ ك َّذ‬Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para Rasul)… .” [Al-An’aam/6 : 148]

 Dalil-Dalil Dari Akal Sedangkan dalil akal, maka akal yang sehat memastikan bahwa Allah-lah Pencipta alam semesta ini, Yang Mengaturnya dan Yang Menguasainya. Tidak
mungkin alam ini diadakan dengan sistim yang menakjubkan, saling menjalin, dan berkaitan erat antara sebab dan akibat sedemikian rupa ini adalah secara kebetulan. Sebab, wujud
itu sebenarnya tidak memiliki sistem pada asal wujud-nya, lalu bagaimana menjadi tersistem pada saat adanya dan perkembangannya? Jika ini terbukti secara akal bahwa Allah
adalah Pencipta, maka sudah pasti sesuatu tidak terjadi dalam kekuasaan-Nya melainkan apa yang dikehendaki dan ditakdirkan-Nya. Di antara yang menunjukkan pernyataan ini
ialah firman Allah Azza wa Jalla: ‫يء ِع ْل ًما‬ ِّ ‫ َحاطَ ِ ُك‬8‫ َأ‬88‫ق‬
ْ َ ‫ل‬888‫ب‬
ٍ 8‫ش‬ ‫ن َهَّللا َ ْد‬8‫ي ٌر َوَ َّأ‬8‫يء َ ق ِد‬
ٍ 8 ْ‫ل َش‬8‫ن َهَّللا عَ لَٰى ُ ِّك‬8‫ ْعلَ ُموا َ َّأ‬8َ‫ه َُّنِ لت‬888‫ب‬
َ‫ ْم ُر َ ْين‬88‫نَ َّز ُل أْل َا‬88‫ض ِم ْثلَه َُّن َ تَي‬
ِ ْ‫ر‬88‫ٍت َو ِم َن أْلَا‬8‫ا َوا‬8‫ َس َم‬8‫ َع‬8‫ي َخلَ َق َس ْب‬88‫“ ُهَّللا َّل ِذا‬Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan
seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu.” [Ath-Thalaaq/65 : 12]

 Dalil-Dalil Dari Panca Indera Adapun bukti secara inderawi, maka kita menyaksikan, mendengar, dan membaca bahwa manusia akan lurus berbagai urusan mereka dengan beriman
kepada qadha’ dan qadar -dan telah lewat penjelasan tentang hal ini pada pembahasan “Buah Keimanan kepada Qada’ dan Qadar”-. Orang-orang yang benar-benar beriman
kepadanya adalah manusia yang paling berbahagia, paling bersabar, paling berani, paling dermawan, paling sempurna, dan paling berakal.
3. KEWAJIBAN BERIMAN
KEPADA QODA’ DAN QODAR
 Kewajiban beriman kepada Qada' dan Qadar Diriwayatkan bahwa suatu hari
Rasulullah Saw. Tentang keimanan, Rasulullah Saw menjawab yang artinya:
“Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman pula kepada Qadar (takdir) yang baik ataupun
yang buruk”.
4. MACAM-MACAM TAKDIR
 Taqdir muallaq

Taqdir Mallaq yakni takdir yang masih digantungkan pada usaha atau daya ikhtiar
makhluk Seperti misalnya seseorang ingin kaya, dll itu artinya orang tersebut harus
melalui usaha/ikhtiar untuk mencapai apa yang menjadi keinginannya.
 Taqdir Mubrom

Taqdir Mubrom yakni takdir yang sudah tidak dapat dirubah oleh makhluk meskipun
makhluk itu berikhtiar dan tawakal. Misalnya seperti kematian manusia.
KAITAN ANTARA BERIMAN KEPADA QADA’ DAN
QADAR ALLAH SWT,DENGAN SIKAP
OPTIMIS,BERIKHTIAR,DAN BERTAWAKAL

 Jika kita percaya akan adanya takdir baik dan buruk atau yg sering disebut qada dan qadar
pasti kita akan selalu berfikir optimis terhadap ketentuan allah. kita berikhtiar dan tawakal
untuk tetap melakukan yang terbaik walaupun takdir berkata lain.

Anda mungkin juga menyukai