Anda di halaman 1dari 21

KREDIT PAJAK

LUAR NEGERI
(KPLN):
Metode Pengkreditan Pajak
yang dibayarkan di LN
Metode-metode penghilangan pajak berganda
1. Exemption Method (Metode Pembebasan/pengecualian)
penghilangan pajak berganda dengan tidak memperhitungkan
penghasilan dari luar negeri saat menghitung pajak terutang di dalam
negeri
a. Pembebasan Subjek ( subject Exemption Method)
b. Pembebasan Objek (Object Exemption Method)
c. Pembebasan Pajak (Tax exemption Method)
2. Pengurangan Pajak (Tax Credit Method) : penghilangan pajak
berganda dengan memperhitungkan pajak yang dikenakan di luar negeri
dengan pajak terutang di dalam negeri.
a. Metode Kredit penuh (Full Tax Credit Method)
b. Metode Kredit Terbatas (Ordinary Tax Credit Method)
c. Metode Kredit Fiktif (Tax Sparing Credit Method)
3. Metode Kredit Terbatas (PPh Psl 24)
1. Metode Pembebasan Pajak (Exemption Method)
a. Metode Pembebasan Subjek (Subject Exemption Method):
Diberlakukan terhadap anggota perwakilan diplomatik, konsulat, dan
organisasi internasional. Pembebasan ini mempertimbangkan asas timbal
balik (reprositas).

b. Pembebasan Objek (Object Exemption Method):


Dikenal juga dgn istilah full exemption atau exemption without
progression. Dalam metode ini, penghasilan luar negeri dikeluarkan dari
basis pemajakan atas wajib pajak DN.
Contoh : Mr.Smith WPDN negara X, penghasilan DN Rp.100.000.000. Selain itu
Mr.Smith memperoleh penghasilan LN dari negara Y Rp. 20.000.000.
Jika Negara X menganut metode ini, maka Basis pemajakan adalah hanya
penghasilan Rp.100.000.000.

c. Pembebasan Pajak (Tax Exemption/Exemption with progression):


Prinsipnya penghasilan LN tetap dibebaskan dari pengenaan
pajakdomestik, namun untuk keperluan penghitungan pajak dan
penerapan tarif pajak, maka pengaruh penghasilan luar negeri terhadap
pengenaan pajak atas penghasilan global dipertahankan.
1. Metode Pembebasan Pajak (Exemption Method)
c. Pembebasan Pajak (Tax Exemption/Exemption with progression):
Contoh: WP A berkedudukan di negara X mendapat :
a. Penghasilan LN dari negara Y sebesar Rp.100.000.000. Atas
penghasilan tsb telah dikenakan tarif di negara Y =30%.
b. Penghasilan dari DN Rp.200.000.000 dan tarif pajak di negara X =25%.
Berdasarkan metode pembebasan pajak ini, maka:
Penghasilan DN (negara X) Rp.200.000.000.
Penghasilan LN (negara Y) 100.000.000
Jumlah Penghasilan Global Rp. 300.000.000
Pajak terutang (tarif 25%) Rp. 75.000.000
Pembebasan Pajak: 100.000.000 x 75.000.000 25.000.000
300.000.000
Pajak Kurang Bayar Rp. 50.000.000
2. Metode Pengurangan/Kredit Pajak (Credit Method)

a. Metode Pengurangan Pajak Penuh (Full Tax Credit Method):


Seluruh pajak terutang di LN dikurangkan seluruhnya.

Wajib Pajak X merupakan penduduk (resident) negara Y, thn 2015


memperoleh penghasilan sbb:
a. Penghasilan Dalam Negeri 1.500.000.000
b. Penghasilan Luar Negeri 3.000.000.000
Tarif Pajak di LN 40%, tarif Pajak DN 30%
Penghitungan Full Tax Credit Method
a. Penghasilan Dalam Negeri 1.500.000.000
b. Penghasilan Luar Negeri 3.000.000.000
Penghasilan Kena Pajak 4.500.000.000
PPh Terutang: 30% 1.350.000.000
Kredit Pjk LN : 40% x Rp.3.000.000.000 1.200.000.000
Pajak Masih Harus Dibayar Dlm Negeri 150.000.000
2. Metode Pengurangan/Kredit Pajak (Credit Method)
b. Metode Kredit Terbatas (Ordinary Tax Credit Method)
Seluruh pajak terutang atas penghasilan di LN hanya dapat
dikurangkan maksimum sebesar jumlah pajak yang dihitung
dengan tarif pajak Dalam Negeri
Wajib Pajak X merupakan penduduk (resident) negara Y, thn 2015
memperoleh penghasilan sbb:
a. Penghasilan Dalam Negeri 1.500.000.000
b. Penghasilan Luar Negeri 3.000.000.000
Tarif Pajak di LN 40%, tarif Pajak DN 30%
Penghitungan Ordinary Tax Credit Method
a. Penghasilan Dalam Negeri 1.500.000.000
b. Penghasilan Luar Negeri 3.000.000.000
Penghasilan Kena Pajak 4.500.000.000
PPh Terutang: 30% 1.350.000.000
Kredit Pjk LN : 3.000.000.000 x Rp.1.350.000.000 =
4.500.000.000 900.000.000
Pajak Masih Harus Dibayar Dlm Negeri 450.000.000
2. Metode Pengurangan/Kredit Pajak (Credit Method)
c. Metode Kredit Fiktif (Tax Sparing Credit Method)
Pada saat menghitung kredit pajak luar negeri, pembebasan /keringanan yg diberikan
negara sumber penghasilan tsb akan dhitung dgn tarif normal, seolah-olah di negara
sumber tidak diberikan pembebasan/keringanan pajak.
Tujuan Tax Sparing Credit: agar pemberian insentif di negara sumber dapat dinikmati oleh
investor dengan berkurangnya beban pajak global.
Wajib Pajak X merupakan penduduk (resident) negara Y, thn 2015
memperoleh penghasilan sbb:
a. Penghasilan Dalam Negeri 1.500.000.000
b. Penghasilan Luar Negeri 3.000.000.000
Tarif Pajak di LN 40% tetapi penghasilan tsb
dibebaskan dari pajak, tarif Pajak DN 30%
Penghitungan Ordinary Tax Credit Method
a. Penghasilan Dalam Negeri 1.500.000.000
b. Penghasilan Luar Negeri 3.000.000.000
Penghasilan Kena Pajak 4.500.000.000
PPh Terutang: 30% 1.350.000.000
Kredit Pjk LN : Pajak yg dikenakan negara Y nihil,
tetapi seolah-olah dikenakan pajak sebesar:
40% x Rp.3.000.000.000 1.200.000.000
Pajak Masih Harus Dibayar Dlm Negeri 150.000.000
Perbandingan Tax Sparing Credit VS Yg Tdk Tax Sparing Credit

Sebelum ada Setelah ada kebijakan insentif


kebijakan insentif perpajakan
perpajakan Tax sparing credit: Tax sparing
tidak ada credit: ada

Negara B Negara A Negara B Negara A Negara Negara A


B

Penghasilan 1000 1000 1000 1000 1000 1000


Dividen
Pajak Dividen 200 -- --
Pajak terutang 300 300 300
(-) KPLN 200 -- 200
Pajak di B 100 300 100
Total Pajak 300 300 100
Kasus Menghilangkan Pajak Berganda
Ali memperoleh penghasilan neto dari dalam negeri sebesar Rp
50 miliar dan dari luar negeri sebesar Rp 30 miliar, yang telah
dikenakan pajak di luar negeri 40% (Rp 12 miliar).
Hitunglah:
1. Total pajak yang dibayar Ali secara global, dan
2. Tarif pajak efektif yang ditanggung Ali.

Apabila:
Di dalam negeri pengenaan pajak menganut prinsip worldwide
income dan tarif tunggal 30% dan (i) tidak ada penghilangan
pajak berganda, atau diterapkan: (ii) deduction method, (iii)
exemption method, atau (iv) full credit method.

© Subdit PKPI, 2008 Direktorat Jenderal Pajak 9


Contoh Penerapan Beberapa Metode
No DT Deduction Exemption Full Credit Method
Relief Method Method

Penghasilan Neto DN 50 M 50 M 50 M 50 M

Penghasilan Neto LN 30 M 18 M -- 30 M

Total Penghasilan Neto 80 M 68 M 50 M 80 M

PPh (30%) 24 M 20.4 M 15 M 24 M

(-) Kredit Pajak LN --- --- --- (12 M)

Pajak di dalam negeri 24 M 20.4 M 15 M 12 M

Total Pajak (dn & ln) 36 M 32.4 M 27 M 24 M

Tarif Pajak Efektif 45%(36/80) 40.5% 33.75% 30%


3. Metode Kredit Terbatas (PPh Psl 24)
Pengkreditan PPh
yg dibayar di Luar Negeri
Pasal 24 ayat (1) UU PPh

 Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas


penghasilan dari luar negeri yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan
terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undang-
undang PPh dalam tahun pajak yang sama
Kerugian Yang Diderita Di Luar Negeri

 Kerugian yang diderita di luar negeri


tidak boleh digabungkan dalam
menghitung Penghasilan Kena Pajak.
Pajak Penghasilan yang dapat
dikreditkan

 Pajak Penghasilan yang dapat dikreditkan terhadap


seluruh Pajak Penghasilan yang terutang adalah
 pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh di luar negeri
Pembatasan Pengkreditan
PPh yg dibayar di Luar Negeri
Psl 24 ayat (2) UU PPh
 Besarnya kredit pajak Pasal 24 adalah sebesar pajak
penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi
tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang
berdasarkan Undang-undang PPh.
Penghasilan Luar Negeri x PPh terutang
Penghasilan Kena Pajak

Per-Country Basis
Penentuan Sumber Penghasilan
Pasal 24 ayat (3) UU PPh

a. penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya


serta keuntungan dari pengalihan saham dan
sekuritas lainnya adalah negara tempat badan
yang menerbitkan saham atau sekuritas
tersebut didirikan atau bertempat kedudukan
b. penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa
sehubungan dengan penggunaan harta gerak
adalah negara tempat pihak yang membayar
atau dibebani bunga, royalti, atau sewa
tersebut bertempat kedudukan atau berada;
c. penghasilan berupa sewa sehubungan dengan
penggunaan harta tak gerak adalah negara
tempat harta tersebut terletak;
Penentuan Sumber Penghasilan
Pasal 24 ayat (3) UU PPh
d. penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan,
dan kegiatan adalah negara tempat pihak yang membayar atau
dibebani imbalan tersebut bertempat kedudukan atau berada;
e. penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk
usaha tetap tersebut menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan;
f. penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan atau tanda turut serta dalam pembiayaan atau
permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah negara
tempat lokasi penambangan berada;
g. keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat
harta tetap berada;
h. keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari
suatu bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha
tetap berada
Pengembalian Kredit Pajak LN
Pasal 24 ayat (5) UU PPh

 Apabila pajak atas penghasilan dari luar negeri


yang dikreditkan ternyata kemudian
dikurangkan atau dikembalikan, maka pajak
yang terutang menurut Undang-undang PPh
harus ditambah dengan jumlah tersebut pada
tahun pengurangan atau pengembalian itu
dilakukan
Saat Penggabungan Penghasilan
 untuk penghasilan dari usaha dilakukan dalam
tahun pajak diperolehnya penghasilan
tersebut;
 untuk penghasilan lainnya dilakukan dalam
tahun pajak diterimanya penghasilan tersebut;
 untuk penghasilan berupa dividen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat
(2) Undang-undang Pajak Penghasilan,
dilakukan dalam tahun pajak pada saat
perolehan deviden tersebut ditetapkan sesuai
dengan Keputusan Menteri Keuangan
(256/PMK.03/2008).
 Pengkreditan PPh yg dibayar di LN dilakukan
dalam tahun pajak digabungkannya
penghasilan dari luar negeri tersebut dengan
penghasilan di Indonesia

 Dalam hal jumlah Pajak Penghasilan yang


dibayar atau terutang di luar negeri melebihi
jumlah kredit pajak yang diperkenankan tsb,
maka kelebihan tersebut
 tidak dapat diperhitungkan dengan Pajak
Penghasilan yang terutang tahun
berikutnya,
 tidak boleh dibebankan sebagai biaya atau
pengurang penghasilan, dan
 tidak dapat dimintakan restitusi.
Permohonan
 Untuk melaksanakan pengkreditan pajak luar
negeri, Wajib Pajak wajib menyampaikan
permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak
dengan dilampiri:
 Laporan Keuangan dari penghasilan yang berasal dari
luar negeri;
 Foto Kopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan
di luar negeri; dan
 Dokumen pembayaran pajak di luar negeri.
 Penyampaian permohonan kredit pajak luar negeri
tsb dilakukan bersamaan dengan penyampaian
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.

Anda mungkin juga menyukai