SKIZOFRENIA
KELOMPOK 2 :
Aidil Fitrah Syah (1801043)
Cindy Patika Sari (1801049)
Ira Fazira (1801056)
Mutiara Septiani (1801062)
Resky Pertiwi (1801069)
Zamora Melindrawita (1801081)
Tengku Yuni Atika Sufi (1901123)
DOSEN PENGAMPU :
apt. Dra. Syilfia Hasti, M.Farm
Pokok Bahasan
Penatalaksanaa
Epidemiologi Skizofrenia Farmakologi dan Non
Farmakologi
Terapi Alternatif
Definisi Skizofrenia
Penyebab Skizofrenia jarang berdiri sendiri, biasanya terdiri dari penyebab fisik, jiwa dan
lingkungan serta kultural-spiritual yang sekaligus timbul bersamaan sehingga akhirnya
memunculkan gangguan pada jiwa (kaplan dan Saddock, 2009).
Menurut model diatesis-stress, Skizofrenia terjadi karena gangguan integrasi dari
faktor biologis, psikososial dan lingkungan. Seseorang yang rentan (diatesis), bila
diaktifkan oleh pengaruh yang penuh tekanan antara faktor biologis, psikososial dan
lingkungan, memungkinkan timbulnya Skizofrenia.
2. Hipotesis dopaminergik
Skizofrenia dapat disebabkan oleh hiperaktivitas atau hipoaktivitas dopaminergik pada area tertentu
di otak serta ketidaknormalan reseptor dopamin (DA). Hiperaktivitas reseptor dopamin (DA) pada area
mesocaudate berkaitan dengan munculnya gejala-gejala positif. Sementara hipoaktivitas reseptor dopamin
(DA) pada area korteks prefrontal berkaitan dengan munculnya gejala-gejala negatif (Guyton and Hall,
2011).
Dopamin disekresikan oleh neuron yang badan selnya terletak di bagian tegmentum ventral mesensefalon, medial dan
superior substansia nigra. Neuron-neuron ini menyebabkan kondisi hiperaktivitas dopaminergik pada sistem
mesolimbik. Dopamin tersebut disekresikan ke bagian Play!medial dan anterior sistem limbik, terutama hipokampus,
amygdala, anterior caudate, nukleus dan bagian lobus prefronta yang merupakan pusat pengendali perilaku (Guyton and
Hall, 2011).
Patofisiologi Skizofrenia
3. Disfungsi glutamatergik.
Pasien skizofrenia memiliki kadar serotonin 5- HT yang lebih tinggi. Hal ini juga
berkaitan dengan adanya peningkatan ukuran ventrikel (Wells et al., 2009).
Diagnosis skizofrenia Next
1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas):
• Thought echo yaitu isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya. Thought insertion or withdrawal yaitu isi
pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari/luar dirinya (withdrawal).
Thought broadcasting yaitu isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang
lain atau umum mengetahuinya.
• Delusion of Control adalah waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu. Delusion of influence adalah waham tentang
dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar. Delusion of
passivity adalah waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar. Delusion of perception yaitu
pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi
dirinya biasanya bersifat mistik atau mujizat.
Halusinasi auditorik, yaitu suara halusinasi yang
berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku
pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara
mereka sendiri (diantara berbagai suara yang
berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal
dari salah satu bagian tubuh
• Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja apabila disertai baik oleh waham yang mengambang
maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun ide-ide berlebihan yang
menetap, atau terjadi selama setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
• Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
• Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
• Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respon emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi
atau medikasi neuroleptika.
3. Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih.
4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality)
dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup
tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan
diri secara sosial.
Menurut PNPK (Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan) Psikiatri 2012 (Amir, et al.,
2012) gejala Skizofrenia terdiri dari:
Sementara kriteria Skizofrenia diambil Menurut Diagnostic And Statistical Manual Of Mental Disorder,
Fifth Edition (DSM-5), yaitu dijelaskan bahwa untuk menegakkan diagnosis Skizofrenia harus
memenuhi kriteria :
Jika ada dua atau lebih gejala dibawah ini, dimana gejala ini tampak secara signifikan selama
periode 1 bulan (atau kurang jika dilakukan terapi yang berhasil) dan sedikitnya satu dari gejala
nomor 1,2, atau 3 :
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara yang kacau
4. Perilaku katatonik atau aneh
5. Simptom negatif (emosi yang hilang, atau penarikan diri)
b. Adanya gangguan secara fungsi satu atau lebih fungsi penting, seperti bekerja, hubungan
interpersonal, atau perawatan diri.
c. Gejalanya berlangsung persisten minimal 6 bulan. Periode 6 bulan ini harus mencakup sedikitnya 1
bulan dari gejala (atau berkurang karena efek pengobatan) yang dijumpai pada kriteria A dan juga
termasuk gejala prodromal atau gejala sisa. Selama gejala prodromal atau gejala sisa, keluhan yang
nampak berupa gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang ada pada kriteria A.
Tujuan utama dari terapi skizofrenia adalah Ada tiga fase pengobatan dan
mengembalikan fungsi normal pasien dan pemulihan skizofrenia (Ikawati,
mencegah kekambuhan penyakitnya. Tidak ada 2011):
pengobatan yang spesifik untuk masing-masing 1. Terapi fase akut
subtipe skizofrenia. Pengobatan hanya dibedakan 2. Terapi fase stabilisasi
berdasarkan gejala apa yang menonjol pada pasien. 3. Terapi fase pemeliharaan
Cara utama pengobatan skizofrenia adalah
menggunakan obat-obat antipsikotik. Obat
antipsikotik bekerja dengan menginterfensi
transmisi dopaminergic pada otak dengan
menghambat reseptor dopamine D2 yang dapat
meningkatkan efek ekstrapiramidal dan efek
hiperprolaktinemia (IONI,2017).
Secara umum, terapi penderita skizofrenia dibagi Pengobatan pada tahap ini dilakukan
menjadi tiga tahap yakni terapi akut, terapi stabilisasi dengan obat-obat antipsikotik. Terapi
dan terapi pemeliharaan. Terapi akut dilakukan pada pemeliharaan bertujuan untuk mencegah
tujuh hari pertama dengan tujuan mengurangiagitasi, kekambuhan. Dosis pada terapi
agresi, ansietas, dan lain-lain. Benzodiazepin biasanya pemeliharaan dapat diberikan setengah
digunakan dalam terapi akut. Penggunaan dosis akut. Klozapin merupakan
benzodiazepin akan mengurangi dosis penggunaan antipsikotik yang hanya digunakan
obat antipsikotik. Terapi stabilisasi dimulai pada apabila pasien mengalami resistensi
minggu kedua atau ketiga. Terapi stabilisasi bertujuan terhadap antipsikotik yang lain (Dipiro,
untuk meningkatkan sosialisasi serta perbaikan 2008).
kebiasaaan dan perasaan.
Antipsikotik dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : (Ikawati, 2011).
• Biasanya timbul bila penderita berhenti minum obat, untuk itu, sangat penting
untuk mengetahui alasan mengapa penderita berhenti minum obat. Terkadang
penderita berhenti minum obat karena efek samping yang ditimbulkan oleh
obat tersebut. Apabila hal ini terjadi, dokter dapat menurunkan dosis
menambah obat untuk efek sampingnya, atau mengganti dengan obat lain
yang efek sampingnya lebih rendah.
• Apabila penderita berhenti minum obat karena alasan lain, dokter dapat
mengganti obat oral dengan injeksi yang bersifat long acting, diberikan tiap 2- 4
minggu. Pemberian obat dengan injeksi lebih simpel dalam penerapannya.
• Terkadang pasien dapat kambuh walaupun sudah mengkonsumsi obat sesuai
anjuran. Hal ini merupakan alasan yang tepat untuk menggantinya dengan
obat obatan yang lain, misalnya antipsikotik konvensional dapat diganti dengan
newer atipycal antipsycotic atau newer atipycal antipsycotic diganti dengan
antipsikotik atipikal lainnya. Clozapine dapat menjadi cadangan yang dapat
bekerja bila terapi dengan obat-obatan diatas gagal.
Pengobatan Selama Fase Penyembuhan