Anda di halaman 1dari 52

( Pembetulan Dan Ketetapan

Pajak
Oleh : Juliannes Cadith
SPT
Pasal 1 Angka (10), (11), dan (12)

Merupakan surat yang digunakan WP untuk melaporkan


penghitungan dan pembayaran pajak, objek pajak dan atau
bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban.

Untuk suatu masa pajak. Untuk suatu tahun pajak


atau bagian tahun pajak.

SPT Masa SPT Tahunan


3
Fungsi SPT PPh
Penjelasan Pasal 3 Ayat (1)
Sarana pelaporan dan pertanggungjawaban
penghitungan PPh terutang.

Sarana melaporkan tentang:

• Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan


sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak
lain.
• Penghasilan yang merupakan objek dan bukan Objek Pajak.
• Harta dan kewajiban.
• Pembayaran dari pemotong atau pemungut.

4
Tanggal Jatuh Tempo Pelaporan (1)
a

Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2007 Jo.


PMK No. 80/ PMK.03/ 2010

Tanggal 20 bulan Akhir bulan berikut,


berikut, untuk SPT Masa untuk SPT Masa PPN
PPh terkait: terkait:

PPN atas
PPN atas pemanfaatan
PPh Pasal 4 PPh Pasal 22 PPh Pasal 22
kegiatan BKP-TB atau
Ayat (2), 15, atas BBM, dipungut WP
membangun JKP dari luar
21, 23, 25, gas, dan Badan
sendiri oleh daerah
dan 26. pelumas. tertentu.
PKP. pabean oleh
PKP.

Jika bertepatan hari libur, dimundurkan satu hari kerja.


5
Tanggal Jatuh Tempo Pelaporan (2)
a

Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2007 Jo.


PMK No. 80/ PMK.03/ 2010

Akhir bulan berikut, untuk lembar ketiga SSP terkait:


• PPN atas kegiatan membangun sendiri oleh WP non PKP.
• PPN atas pemanfaatan BKP-TB atau JKP dari luar daerah pabean oleh WP non
PKP.
Hari kerja terakhir minggu berikut, untuk:
• PPh Pasal 22, PPN, dan PPnBM atas impor dipungut Ditjen Bea Cukai.

Akhir bulan berikut, untuk:


• PPh Pasal 22 dipungut bendaharawan negara.
• PPN dan PPnBM dipungut bendaharawan pemerintah dan selain bendaharawan
pemerintah.
20 hari setelah masa pajak terakhir, untuk SPT Masa terkait:
• PPh Pasal 25 dan pembayaran masa lain bagi WP dengan kriteria tertentu.
Jika bertepatan hari libur, dimundurkan satu hari kerja. 6
Pembetulan SPT
Pasal 8 Ayat (1), (1a), dan (2)
WP dapat melakukan pembetulan SPT yg pengisiannya
terdapat kekeliruan berdasar kemauan sendiri, dengan syarat:

Disampaikan
Dikenakan
paling lama 2
sanksi bunga
tahun sebelum
2% per bulan
Melampirkan daluarsa Belum
apabila
pernyataan penetapan, dilakukan
pembetulan
tertulis. untuk SPT yang pemeriksaan.
menyebabkan
menyatakan
pajak kurang
rugi atau lebih
bayar.
bayar.

7
Ilustrasi
Pembetulan SPT sebelum Pemeriksaan

PT. Liberte melaporkan SPT PPh Tahun 2019 yang menyatakan


keterangan berikut.
Penghasilan netto 495.000.000
Rugi fiskal berdasar SPT 2018 (130.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 365.000.000

Atas inisiatif sendiri pada bulan juni 2020 PT Liberte


mengungkapkan Ketidak beneran rugi fiskal berdasarkan SPT 2018
seharusnya sebesar Rp 90.000.000,00. Hitung Penghasilan Kena
Pajak PT Liberte. Berapa denda yang dikenakana terhadap PT
Liberte

8
Perhitungan PPh Tahunan Badan sebelum Pembetulan    

Penghasilan Netto 495,000,000


Rugi fiskal berdasar SPT 2018 130,000,000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) 365,000,000
   
PPh terutang 25% X RP 365.000.000 91,250,000
   

Perhitungan PPh Tahunan Badan setelah Pembetulan  

Perhitungan PPh Tahunan Badan sebelum Pembetulan    

Penghasilan Netto 495,000,000


Rugi fiskal berdasar SPT 2018 90,000,000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) 405,000,000
   
PPh terutang (25% X RP 405.000.000) 101,250,000
   
   

PPh Kurang bayar  


  (Rp. 101.250.000- Rp 91.250.000) 10,000,000
   

PPh yg Harus di bayar (Plus denda) 2 % X 2 X Rp. 10.000.000 400,000


         
Ilustrasi
Pembetulan SPT sebelum Pemeriksaan
• Atas SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dari Tn.
Bambang (K/3) tahun pajak 2019 dengan
penghasilan neto sebesar Rp410.000.000 akan
dilakukan pembetulan pada tanggal 5 Juli
2020 dengan pembetulan atas penghasilan
neto yang seharusnya Rp475.000.000 dan
status K/1. Tn. Bambang sudah melunasi atas
kekurangannya tersebut. Berapa sanksi yang
dikenakan atas peristiwa tersebut
Perhitungan PPh Tahunan OP Sebelum Pembetulan    
Penghasilan Netto
410,000,000
     

PTKP K(3)      

WP = 54,000,000    
Kawin = 4,500,000    

(3 Tanggungan) = 13,500,000    

        72,000,000

PKP       338,000,000

PPh terutang        

5%  50,000,000.00 2,500,000.00  

15%  250,000,000.00 37,500,000.00  


25%  38,000,000.00 9,500,000.00  

        49,500,000.00

Perhitungan PPh Tahunan OP Pembetulan    

Penghasilan Netto       475,000,000

PTKP K(1)      

WP = 54,000,000    
Kawin = 4,500,000    

Tanggungan (1) = 4,500,000    

        63,000,000

PKP       412,000,000

PPh terutang        

5%  50,000,000.00 2,500,000.00  

15%  250,000,000.00 37,500,000.00  


25%  112,000,000.00 28,000,000.00  

        68,000,000.00

         

PPh Kurang bayar = Rp. 68.000.000 - 49..500.000 = 18,500,000.00


Denda = 2 % X 4 X Rp. 18.575.000 = 1,480,000.00

PPh yg Harus di bayar (Plus denda)     19,980,000.00


Pengungkapan Ketidakbenaran SPT
Pasal 8 Ayat (3)

Penyidikan
Petugas telah tidak dilakukan
melakukan apabila:
WP telah pemeriksaan, • WP
mengungkapkan
menyampaikan tetapi belum ketidakbenaran
SPT. melakukan atas kemauan
penyidikan sendiri.
• WP melunasi pajak
tindak pidana.
kurang bayar
ditambah denda
150%.

12
Ilustrasi
Pembetulan SPT setelah ada Pemeriksaan sebelum ada penyedikan

PT. Anugrah melaporkan SPT PPh Tahun 2018 yang menyatakan


keterangan berikut.
Penghasilan Netto 850.000.000,00
Atas PT Anugrah Telah dipotong/dipunggut :
PPh Pasal 22 18.000.000,00
PPh Pasal 23 25.000.000,00
PPh Pasal 24 35.500.000,00
PPh Pasal 25 134.000.000,00
Atas inisiatif sendiri pada bulan juni 2020 PT anugrah
mengungkapkan Ketidak beneran PKP 950.000.000 pemotongan
PPh 23 Rp. 10.000.000 dan PPh 24 sebesar Rp 15.000.000,00.
Hitung Penghasilan Kena Pajak PT Anugrah. Berapa denda yang
dikenakana terhadap PT Anugrah
13
SPT Sebelum Perbaikan  

PKP PT Anugrah   850,000,000.00

Tarif Pajak (25%*850.000.000) 212,500,000.00

Kredit Pajak    

PPH Pasal 22 18,000,000.00  

PPH Pasal 23 25,500,000.00  

PPH Pasal 24 35,000,000.00  

PPH Pasal 25 134,500,000.00 213,000,000.00


  Pajak Terutang -500,000.00
SPT setelah Perbaikan  

PKP PT Anugrah   950,000,000.00

Tarif Pajak (25%*850.000.000) 237,500,000.00

Kredit Pajak    

PPH Pasal 22 18,000,000.00  

PPH Pasal 23 10,000,000.00  

PPH Pasal 24 15,000,000.00  

PPH Pasal 25 134,500,000.00 177,500,000.00


    60,000,000.00
Pajak Terutang Kurang bayar (60.000.000 - 50.000)

59,500,000.00
Sanksi Administrasi  

(150% X 59.500.000) 89,250,000.00


Pengungkapan Ketidakbenaran SPT
dengan Laporan Tersendiri
Pasal 8 Ayat (4), dan (5)

Pemeriksaan telah dilakukan,


namun belum diterbitkan SKP.  Pajak yang harus
dibayar menjadi lebih
besar atau lebih kecil.
WP dapat mengungkap
ketidakbenaran dalam laporan  Rugi fiskal menjadi lebih
tersendiri. kecil atau lebih besar.
 Jumlah harta menjadi
lebih besar atau lebih
WP wajib melunasi pajak kecil.
kurang bayar ditambah sanksi
 Jumlah modal menjadi
kenaikan 50%.
lebih besar atau lebih
kecil.
Pemeriksaan tetap dilanjutkan.
15
Pembetulan SPT Akibat Surat Keputusan Keberatan
atau Putusan Banding
Pasal 8 Ayat (6)
WP menerima SKP, Surat Keputusan Keberatan,
Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding,
atau Putusan Peninjauan Kembali yang menyatakan
rugi fiskal yang berbeda dari yang diajukan.

Pembetulan SPT dapat disampaikan, sekalipun


jangka waktu 2 tahun telah terlampaui.

Selama belum dilakukan tindakan pemeriksaan


dan disampaikan dalam jangka waktu 3 bulan setelah
surat atau putusan diterima.
16
Tanggal Jatuh Tempo Penyetoran (1)
a

Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2007 Jo.


PMK No. 80/ PMK.03/ 2010

Tanggal 10 bulan berikut, untuk:


• PPh Pasal 4 Ayat (2), 15, 21, 23, 26 dipotong Pemotong Pajak.
• PPh Pasal 22 atas BBM, gas, dan pelumas.
• PPh Pasal 22 dipungut WP Badan tertentu. Jika bertepatan
hari libur,
Tanggal 15 bulan berikut, untuk: dimundurkan
satu hari kerja.
• PPh Pasal 4 Ayat (2), Pasal 15 diselesaikan sendiri.
• PPh Pasal 25.
• PPN atas kegiatan membangun sendiri.
• PPN atas pemanfaatan BKP atau JKP dari luar daerah pabean.
• PPN dan PPnBM dipungut selain bendaharawan pemerintah.
17
Tanggal Jatuh Tempo PPh 29
Pasal 9 Ayat (2)

PPh terutang melebihi


kredit pajak dan
kompensasi rugi fiskal. PPh 29 harus
disetorkan
sebelum
pelaporan SPT
WP memiliki PPh kurang Tahunan.
bayar (PPh 29).

18
Sanksi Administrasi Keterlambatan Pembayaran
Pasal 9 Ayat (2a)

Pembayaran atau penyetoran melewati tanggal jatuh


tempo.

Dikenakan sanksi administrasi.

Bunga 2% per bulan, sejak tanggal jatuh tempo


hingga dibayarkan.
Bagian bulan dihitung satu bulan penuh.
19
Tanggal Jatuh Tempo Penyetoran (2)
a

Pasal 9 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2007 Jo.


PMK No. 80/ PMK.03/ 2010

Satu hari kerja setelah PPh Pasal 22, PPN, dan PPnBM atas
pemungutan, untuk: impor dipungut Ditjen Bea Cukai.

PPh Pasal 22 dipungut bendaharawan


negara.
Saat hari pemungutan,
untuk:
PPn dan PPnBM dipungut Pejabat
Penandatangan SPM.

Tanggal 7 bulan berikut, PPN dan PPnBM dipungut


untuk: bendaharawan pemerintah.

Akhir masa pajak PPh Pasal 25 bagi WP dengan kriteria


terakhir, untuk: tertentu.
Jika bertepatan hari libur, dimundurkan satu hari kerja.
20
Ilustrasi
Sanksi Bunga
Keterlambatan Penyetoran Pajak

CV. Metropolitan melaporkan SPT PPh Tahun 2019 dan


menetapkan kesanggupan pembayaran angsuran PPh 25 sebesar
Rp 2.750.000,00 untuk tahun berjalan (2020). Di samping itu, SPT
2019 menyatakan perusahaan memiliki utang PPh 29 sebesar Rp
35.000.000,00. CV. Metropolitan baru melaksanakan penyetoran
PPh 25 masa Mei 2020 di tanggal 25 Juli 2020, bersamaan dengan
pelunasan utang PPh 29. Hitung Sanksi bunga yang di kenakan
pada CV Metropolitan

21
Tanggal Jatuh Tempo
Pembayaran Surat Keputusan
Pasal 9 Ayat (3), (3a) dan PMK No.187/ PMK.03/ 2007

Penerbitan Harus dilunasi


Sebab

Kewajiban
Akibat
Surat maksimal 1 bulan
sejak penerbitan.
Keputusan:
• STP
Menyebabkan Khusus bagi WP
• SKPKB pajak yang Usaha Kecil dan
• SKPKB Tambahan harus dibayar WP di daerah
tertentu, dapat
• SK Pembetulan bertambah. diperpanjang
• SK Keberatan
• Putusan Banding hingga maksimal
2 bulan.

22
Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran
Pasal 9 Ayat (4), dan PER No. 38/ PJ./ Tahun 2008
Dirjen Pajak dapat menyetujui permohonan WP untuk
mengangsur atau menunda pembayaran selama:
• Maksimal 12 bulan, untuk utang akibat STP atau Surat Keputusan.
• Hingga bulan terakhir tahun berikut, untuk utang PPh 29.

Merupakan pembayaran pajak terutang akibat:


• STP
• SKPKB dan SKPKBT
• SK Pembetulan dan Keberatan
• Putusan Banding
• PPh Pasal 29

WP dikenai sanksi bunga 2% per bulan.


23
Syarat Pengajuan Permohonan
Pengangsuran atau Penundaan Pembayaran
PMK No. 184/ PMK.03/ 2010

Diajukan secara tertulis kepada Dirjen Pajak.

Diajukan maksimal 9 hari sebelum tanggal jatuh


tempo pembayaran, kecuali WP mengalami
keadaan di luar kekuasaannya.

Disertai alasan dan jumlah pembayaran yang


dimohonkan angsuran atau penundaan.

Keputusan diberikan maksimal 7 hari sejak permohonan diterima lengkap.


Jika jangka waktu terlewati, permohonan dianggap diterima. 24
Tempat Pembayaran atau Penyetoran
Pasal 10 Ayat (1), PMK No. 184/ PMK.03/ 2010

Pembayaran atau Penyetoran

Bank yang ditunjuk oleh


Menkeu. Kantor Pos
25
Sarana Pembayaran atau Penyetoran
PMK No. 184/ PMK.03/ 2010

Pembayaran atau
Penyetoran Pajak

Menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana


administrasi lain yang ditentukan Dirjen Pajak dan telah
divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Pajak
(NTPN).
26
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pasal 11, PMK No. 16/ PMK.03/ 2011
• Pengembalian kelebihan pembayaran pajak diberikan atas permohonan
WP, setelah diperhitungkan dengan utang pajak tersisa. Kelebihan
tersebut dapat berasal akibat:
• SKPLB (Pasal 17 dan 17B)
• SKPPKP (Pasal 17C dan 17D)
• Berbagai Surat Keputusan dan Putusan lain (Pasal 9, 16, dan 36)

• Pengembalian diberikan maksimal 1 bulan sejak saat berikut:


• Diterimanya permohonan (terkait SKPLB Pasal 17).
• Penerbitan SKPLB (terkait SKPLN Pasal 17B).
• Penerbitan SKPPKP (terkait SKPPKP Pasal 17C dan 17D).
• Penerbitan berbagai Surat Keputusan lain (terkait Surat Keputusan Pasal 9, 16, dan 36).
• Diterimanya Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali terkait Putusan Pasal
27A).

• Apabila pengembalian diberikan dalam jangka melebihi 1 bulan, WP


berhak atas imbalan bunga 2% per bulan hingga saat pengembalian.

27
Penetapan dan
Ketetapan Pajak

Landasan Hukum:
Pasal 12 s/ d Pasal 17E UU KUP

28
Surat Ketetapan Pajak (SKP)
Pasal 1 Angka (14), dan Pasal 12 Ayat (1)

Surat Ketetapan Surat Ketetapan


Pajak Kurang Bayar Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) Tambahan (SKPKBT)
• Pasal 13 • Pasal 15

Surat Ketetapan Surat Ketetapan


Pajak Nihil (SKPN) Pajak Lebih Bayar
• Pasal 17A (SKPLB)
• Pasal 17 dan 17B

WP wajib membayar pajak terutang tanpa


menggantungkan diri terhadap keberadaan SKP.
29
Jumlah Pajak Terutang
Pasal 12 Ayat (2), dan (3)

Jumlah pajak yang terutang menurut SPT yang


disampaikan WP dianggap telah sesuai dengan
peraturan perundangan
Kecuali Apabila

Dirjen Pajak mendapatkan bukti ketidakbenaran SPT.

Sedemikian Hingga

Dirjen Pajak menetapkan jumlah pajak terutang yang


semestinya.
30
Sebab Penerbitan dan Sanksi SKPKB (1)
Pasal 13 Ayat (1), dan (2)

SKPKB dapat diterbitkan dalam angka waktu 5 tahun, apabila:

Pajak terutang tidak atau


WP memperoleh NPWP atau
kurang dibayar, berdasar hasil
Pengukuhan PKP secara
pemeriksaan atau keterangan
Jabatan.
lain.
Pajak kurang bayar dikenai tambahan sanksi bunga 2% per bulan,
maksimal selama 24 bulan sejak saat terutang hingga penerbitan
SKPKB.

31
Ilustrasi
Sanksi Bunga
Akibat SKPKB

CV. Fraternite memperoleh Pengukuhan sebagai PKP


secara jabatan pada November 2012. Perusahaan dikenai
Pemeriksaan dan ditetapkan bahwa nilai penyerahan BKP
di Mei 2009 adalah Rp 2.350.000.000,00. SKPKB
diterbitkan di bulan Desember 2012 untuk menagih PPN
kurang bayar.

32
Sebab Penerbitan dan Sanksi SKPKB (2)
Pasal 13 Ayat (1), dan (3)
SPT disampaikan melebihi tanggal jatuh tempo umum dan
dispensasi sesuai Surat Teguran.
SKPKB dapat
diterbitkan
Diketemukan kesalahan kompensasi selisih lebih pajak dan
dalam angka
pengenaan tarif 0% untuk PPN dan PPnBM.
waktu 5 tahun,
apabila:
Pajak terutang tidak diketahui akibat WP tidak memenuhi
kewajiban terkait pembukuan dan pemeriksaan.

50% atas PPh yang kurang atau tidak dibayar.


Sanksi
administrasi
100% atas PPh yang kurang atau tidak dipotong, dipungut,
dapat berupa
atau disetor.
kenaikan
sebesar:
100% atas PPN atau PPnBM yang kurang atau tidak dibayar.

33
Ilustrasi

Akibat SKPKB

PT Awan Biru menyampaikan SPT Tahunan Pajak


Penghasilan Tahun 2018 yang menyatakan Penghasilan
Netto sebesar Rp. 200.000.000, kompensasi kerugian
berdasarkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun
2017 sebesar Rp. 150.000.000. Terhadap SPT Tahunan
Pajak Penghasil an Tahun 2007 dilakukan pemeriksaan,
dan pada tanggal 6 januari 2020 diterbitkan surat
ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp.
70.000.000, dengan demikian berapa jumlah pajak
terutang yang harus di bayar PT Awan Biru
34
Ilustrasi

Akibat SKPKB

PT Samosir menyampaikan SPT Tahunan Pajak


Penghasilan Tahun 2008 yang menyatakan penghasilan
Netto sebesar Rp. 350.000.000, kompensasi kerugian
berdasarkan SPT Tahunan Tahun 2007 sebesar Rp.
200.000.000. Terhadap SPT tahunan 2007 dilakukan
pemeriksaan dan pada tanggal 6 Januari 2010 diterbitkan
surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal
sebesar Rp. 250.000.000, berapa jumlah pajak terutang
yang harus di bayar PT Samosir

35
Jangka Waktu Penerbitan SKPKB
Pasal 13 Ayat (4), dan (5)

Ketika jangka waktu 5 tahun terlampaui.

Apabila WP tidak Apabila WP dikenai sanksi pidana


dikenai sanksi pidana perpajakan.
perpajakan dan
SKPKB tidak Sanksi
diterbitkan admnistrasi
SKPKB
dikenakan
Maka pajak dapat
sebesar 48%
terutang dalam SPT diterbitkan.
dari pajak kurang
bersifat pasti. bayar.
36
Dasar Penerbitan SKPKB
a

Pasal 13, dan PMK No. 23/ PMK.03/ 2008 Jo.


PMK No. 83/ PMK.03/ 2010

Dasar
Penerbitan

Hasil
Hasil
Hasil Pemeriksaan
Penelitian
Pemeriksaan bukti
keterangan
terhadap: permulaan
lain.
terhadap:

Kewajiban WP Badan
WP yang alpa
perpajakan tidak
tidak atau salah
SPT WP, jika SPT memenuhi
menyampaikan
tidak kewajiban
SPT.
disampaikan. Pemeriksaan.
37
Sanksi Administrasi Kealpaan
Pasal 13A
Apabila WP akibat kealpaannya melakukan tindakan yang merugikan
keuangan negara berikut:
 Tidak menyampaikan SPT.
 Menyampaikan SPT secara tidak benar atau tidak lengkap.
 Melampirkan keterangan yang isinya tidak benar.

Tidak dikenai sanksi pidana, apabila kealpaan terjadi untuk pertama


kalinya.

WP wajib melunasi pajak kurang bayar, ditambah kenaikan 200% yang


ditetapkan melalui SKPKB. 38
Sebab Penerbitan dan Sanksi STP (1)
Pasal 14 Ayat (1), (2) dan (3)

WP wajib melunasi
pajak kurang bayar
Dirjen Pajak dapat menerbitkan STP dalam ditambah sanksi
kondisi: bunga 2% per
bulan selama
maksimal 24
bulan, sejak saat
terutang hingga
Penelitian penerbitan STP.
menemukan pajak
PPh tidak atau
kurang bayar
kurang dibayar. STP berkedudukan
akibat salah tulis
atau salah hitung. setara dengan
SKPKB.
39
Sebab Penerbitan dan Sanksi STP (2)
a

Pasal 14 Ayat (1), (4), (5), dan PMK No. 189/ PMK.03/ 2007 Jo.
PMK No. 84/ PMK.03/ 2010

Dirjen Pajak dapat STP dapat pula diterbitkan atas


menerbitkan STP dalam PKP penerima restitusi PPN
kondisi: Masukan yang gagal berpoduksi.
PKP dikenai sanksi denda 2% per
bulan dari pajak yang ditagih
WP wajib melunasi kembali, sejak penerbitan Surat
pajak terutang ditambah Keputusan terkait restitusi hingga
sanksi denda 2% dari penerbitan STP.
DPP.

PKP tidak mengisi faktur pajak


secara lengkap, kecuali untuk PKP melaporkan faktur
PKP terlambat atau
unsur identitas pembeli. pajak dalam masa yang
tidak membuat faktur
Dikecualikan pula unsur nama, berbeda dengan masa
pajak.
dan tanda tangan untuk PKP penerbitan.
Pedagang Eceran.

STP dapat diterbitkan atas WP yang dikenai sanksi denda atau bunga. 40
Ilustrasi
Sanksi Denda
Akibat STP

Koperasi Revolusi melakukan penyerahan JKP dengan nilai


penggantian Rp 682.500.000,00 di masa Februari 2012 dan tidak
melaporkannya dalam SPT Masa Februari. STP diterbitkan di bulan
Agustus 2012 untuk menagih pajak berdasar faktur yang belum
dilaporkan.

41
Sebab Penerbitan dan Sanksi SKPKBT
Pasal 15 Ayat (1), (2), (3), dan (4)

SKPKBT • Disebabkan penemuan data baru atau data yang


diterbitkan semula belum terungkap, hingga menambah pajak
dalam terutang.
jangka 5 • WP dikenai kenaikan 100% dari pajak terutang jika
tahun sejak data ditemukan melalui pemeriksaan.
saat • WP tidak dikenai kenaikan jika data dilaporkan sendiri
sebelum pemeriksaan,
terutang.

SKPKBT
dapat • Disebabkan akibat WP dikenai pidana
diterbitkan perpajakan.
setelah • WP dikenai sanksi bunga 48% dari pajak kurang
lewat jangka bayar.
5 tahun.
42
Dasar Penerbitan SKPKBT
a

Pasal 15, dan PMK No. 23/ PMK.03/ 2008 Jo.


PMK No. 83/ PMK.03/ 2010

Hasil Pemeriksaan atau Pemeriksaan Ulang


data baru.
Hasil Penelitian atas keterangan
Hasiltertulis WP. atas
Penelitian
vonis pidana
perpajakan.

43
Pembetulan Ketetapan Pajak
Pasal 16
Dirjen Pajak dapat membetulkan SKP, STP, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, Surat
Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan Pengurangan
Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat Keputusan
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan Pemberian
Imbalan Bunga.

Diakibatkan salah tulis, salah hitung, atau kesalahan penerapan peraturan.

Diinisaisi oleh:
• Dirjen Pajak secara jabatan, atau
• Permohonan WP yang harus diputuskan dalam jangka 6 bulan, atau dianggap
dikabulkan jika melewati 6 bulan. Penjelasan dapat diberikan atas penolakan
permohonan seluruhnya atau sebagian.
44
Penerbitan SKPLB
Pasal 17
Awal Inisiasi
• SKPLB mensyaratkan adanya surat pemberitahuan oleh WP yang menyatakan
adanya pajak lebih bayar, tanpa permohonan restitusi.

Langkah Verifikasi
• Dirjen Pajak melakukan pemeriksaan atau penelitian kebenaran pembayaran.

Penerbitan SKPLB
• Apabila diketemukan kredit pajak atau pajak yang telah dibayar melebihi pajak
terutang, atau terdapat pajak yang seharusnya tidak terutang, seperti:
• Kredit PPh melebihi PPh terutang.
• PPN Masukan melebihi PPN Keluaran.
• PPnBM yang dibayar melebihi PPnBM terutang.
• SKPLB dapat diterbitkan lebih dari satu kali.
45
Dasar Penerbitan SKPLB
a

Pasal 17, dan PMK No. 23/ PMK.03/ 2008 Jo.


PMK No. 83/ PMK.03/ 2010

Hasil Pemeriksaan SPT.

Hasil Penelitian atas kebenaran


pembayaran pajak.
Hasil Pemeriksaan atas
permohonan pengembalian
kelebihan pembayaran pajak.

46
Penerbitan SKPN
a

Pasal 17A, dan PMK No. 23/ PMK.03/ 2008 Jo.


PMK No. 83/ PMK.03/ 2010
SKPN diterbitkan Kredit pajak atau pajak
setelah pemeriksaan yang dibayar sama dengan
SPT apabila: pajak terutang.

Secara riil meliputi:


Atau kredit pajak, • Kredit PPh sama dengan PPh
pajak yang dibayar, terutang.
dan pajak terutang • PPn Masukan sama dengan PPN
bernilai nol. Keluaran.
• PPnBM yang dibayar sama dengan
PPnBM terutang.
47
Ketentuan Umum Restitusi
Pasal 17B, dan PMK No. 191/ PMK 03/ 2007
Ketentuan tidak berlaku bagi Jika pemeriksaan
WP mengajukan
WP yang dikenai pemeriksaan bukti permulaan
permohonan
bukti permulaan pidana tidak berlanjut ke
restitusi.
perpajakan. penyidikan atau
penuntutan, atau
Keterlambatan penerbitan WP divonis
Dirjen Pajak
SKPLB menyebabkan WP bebas, WP
melakukan
memperoleh imbalan bunga 2% memperoleh
pemeriksaan.
per bulan imbalan bunga
Keputusan 2% per bulan
diterbitkan dalam selama maksimal
Jika melebihi jangka 12 bulan, 24 bulan sejak 12
jangka maksimal
permohonan dianggap diterima bulan paska
12 bulan, dalam
dan SKPLB diterbitkan permohonan
bentuk SKPKB,
maksimal 1 bulan setelahnya. hingga penerbitan
SKPN, atau
SKPLB. SKPLB.

48
Penerbitan SKPPKP (Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran)
Pasal 17C Ayat (1), (4), dan (5)

Alur Umum Kondisi Khusus

WP dengan kriteria tertentu Paska pengembalian


mengajukan permohonan. pendahuluan, pemeriksaan
dapat dilakukan dalam jangka 5
Dirjen Pajak melakukan tahun.
penelitian.
Jika diketemukan pajak kurang
SKPPKP diterbitkan maksimal bayar, diterbitkan SKPKB.
3 bulan untuk PPh dan 1 bulan
untuk PPN, sejak permohonan WP wajib melunasi, ditambah
diterima. sanksi kenaikan 100%.

49
Ilustrasi
Sanksi Kenaikan
Paska SKPPKP

PT. Proklamasi telah memperoleh pengembalian pendahuluan


Rp 110.000.000,00. WP dikenai Pemeriksaan dan dilakukan
penerbitan SKPB dengan penghitungan berikut.

PPh Terutang 315.000.000


Kredit PPh 22 (100.250.000)
Kredit PPh 23 (101.500.000)
Kredit PPh 24 (101.000.000)
Kredit PPh 25 (102.250.000)
PPh Lebih Bayar 20.000.000
Pajak yang harus dibayar = 20.000.000 + 20.000.000
= Rp 40.000.000,00berdasar SKPKB 90.000.000
Sanksi Kenaikan = 100% x (110.000.000 - 90.000.000)
= 50
Ilustrasi
Sanksi Kenaikan
Paska SKPPKP

SKPKP = 110.000.00
PPh SKPKB = 90.000.000
Sanksi Kenaikan = 100% x (110.000.000 - 90.000.000)
= 20.000.000
Pajak yang harus dibayar = 20.000.000 + 20.000.000
= Rp 40.000.000,00

51
WP Kriteria Tertentu Berhak Atas SKPPKP
Pasal 17C Ayat (2), (6), dan PMK No. 74/ PMK. 03/ 2012

Merupakan WP yang memenuhi Kecuali apabila WP


syarat berikut: menemui kondisi
• Tepat waktu menyampaikan SPT Tahunan berikut:
3 tahun terakhir. • WP dikenai penyidikan
• Tidak terlambat melaporkan SPT Masa pidana perpajakan.
lebih dari 3 kali dalam setahun terakhir. • WP terlambat melaporkan
Keterlambatan tidak melampaui batas SPT Masa pajak tertentu
penyampaian SPT Masa berikutnya dan selama 2 kali berturutan
tidak berturut - turut. atau 3 kali tidak berturutan
• Tidak memiliki tunggakan pajak, kecuali dalam 1 tahun.
angsuran atau penundaan yang diizinkan. • WP terlambat melaporkan
• Laporan keuangan diaudit, predikat WTP SPT Tahunan.
selama 3 tahun terakhir.
• Tidak pernah divonis atas pidana
perpajakan selama 5 tahun terakhir.
52
WP Persyaratan Tertentu Berhak Atas SKPPKP
a

Pasal 17D, dan PMK No. 193/ PMK. 03/ 2007 Jo.
PMK No. 54/ PMK. 03/ 2009

WP OP yang tidak melaksanakan usaha atau kegiatan bebas.

WP OP dengan peredaran usaha dan pajak lebih bayar tertentu.


• Peredaran usaha maksimal Rp 4.800.000.000,00.
• Pajak lebih bayar maksimal Rp 1.000.000,00.
• Pajak lebih bayar maksimal 0,5% peredaran usaha.
WP Badan dengan peredaran usaha dan pajak lebih bayar tertentu.
• Peredaran usaha maksimal Rp 5.000.000.000,00.
• Pajak lebih bayar maksimal Rp 10.000.000,00.

WP OP dengan jumlah penyerahan dan PPN lebih bayar tertentu.


• Penyerahan maksimal Rp 400.000.000,00.
• PPN lebih bayar maksimal Rp 28.000.000,00.
Jika pemeriksaan berujung pada SKPKB, WP dikenai kenaikan 100%.
53

Anda mungkin juga menyukai