SYSTEM/ANGLO
SAXON
Sistem hukum
Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan
menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja. Hakim juga berperan besar
dalam menciptakan kaidah-kaidah hukum yang mengatur tata kehidupan
masyarakat.
Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan-
peraturan hukum dan menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang berguna
sebagai pegangan bagi hakim –hakim lain dalam memutuskan perkara sejenis.
Oleh karena itu, hakim terikat pada prinsip hukum dalam putusan pengadilan
yang sudah ada dari perkara-perkara sejenis (asas doctrine of precedent).
Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak ditemukan prinsip
hukum yang dicari, hakim berdasarkan prinsip kebenaran dan akal sehat
dapat memutuskan perkara dengan menggunakan metode penafsiran
hukum. Sistem hukum Anglo-Amerika sering disebut juga dengan istilah Case
Law.
Penggolongannya
Dalam perkembangannya, sistem hukum Anglo Amerika itu mengenal
pula pembagian ”hukum publik dan hukum privat”.
Pengertian yang diberikan kepada hukum publik hampir sama dengan
pengertian yang diberikan oleh sistem hukum eropa kontinental
Sementara bagi hukum privat pengertian yang diberikan oleh sistem
hukum Anglo Amerika (Saxon) agak berbeda dengan pengertian yang
diberikan oleh sistem Eropa kontinental.
Dalam sistem hukum Eropa kontonental ”hukum privat lebih
dimaksudkan sebagai kaidah-kaidah hukum perdata dan hukum
dagang yang dicantumkan dalam kodifikasi kedua hukum itu”.
Berbeda dengan itu, bagi sistem hukum Anglo Amerika pengertian
”hukum privat lebih ditujukan kepada kaidah-kaidah hukum tentang
1. hak milik (law of property),
2. hukum tentang orang (law of persons),
3. hukum perjanjian (law of contract) dan
4. hukum tentang perbuatan melawan hukum (law of tort).
Seluruhnya tersebar di dalam peraturan-peraturan tertulis, putusan-
putusan hakim dan kebiasaan.
Sistem anglo saxon berorientasi pada
Mazhab / Aliran Freie Rechtsbegung.
Aliran ini berpandangan secara bertolak belakang dengan aliran
legisme. Aliran ini beranggapan bahwa di dalam melaksanakan
tugasnya seorang hakim bebas untuk melakukan menurut UU atau
tidak.
Hal ini disebabkan karena pekerjaan hakim adalah melakukan
penciptaan hukum. Akibatnya adalah memahami yurisprudensi
merupakan hal yang primer di dalam mempelajari hukum,
sedangkan UU merupakan hal yang sekunder.
Pada aliran ini hakim benar-benar sebagai pencipta hukum (judge
made law) karena keputusan yang berdasar keyakinannya
merupakan hukum dan keputusannya ini lebih dinamis dan up to
date karena senantiasa memperlihatkan keadaan dan
perkembangan masyarakat.