adalah infeksi saluran pernapasan berat disertai dengan gejala saluran pencernaan yang disebabkan oleh coronavirus. MERS (Middle East Respiratory Syndrome) adalah penyakit yang menyerang pernapasan yang terjadi akibat virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yang ringan sampai berat. Epidemiologi SARS pertama kali ditemukan di Guangdong, China, pada tahun 2002 dan baru teridentifikasi di awal tahun 2003. Penyakit ini kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai negara.Menurut laporan yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, ada sebanyak 8.098 orang di seluruh dunia yang terkena SARS dan 774 orang di antaranya meninggal dunia. SARS merupakan penyakit menular. Penyakit MERS atau Middle East Respiratory Syndrome coronavirus (umumnya disebut sindrom pernapasan Timur Tengah, MERS, atau MERS-CoV) adalah infeksi virus pada paru-paru karena coronavirus. Penyakit ini pertama kali teridentifikasi di Arab Saudi pada 2012. Terdapat lebih dari 1.600 kasus MERS dengan tingkat kematian 36%. Wabah penyakit ini terbaru terjadi di Korea Selatan pada tahun 2015, di mana terdapat lebih dari 180 kasus dan lebih dari 35 kematian. Walaupun merupakan kondisi yang mematikan dan membunuh 36% orang yang terinfeksi dengan virus ini, ilmuwan mengatakan bahwa tidak perlu panik. Pasalnya, infeksi tidak bisa menyebar tanpa adanya kontak langsung dengan sumber. Penyakit MERS coronavirus sangat umum. Penyakit ini dapat memengaruhi pasien dalam segala usia. Gejala Klinis Gejala Umumnya : Demam Batuk Sesak napas Nafsu makan menurun Tubuh mudah lelah Menggigil Sakit kepala Nyeri otot Diare Mual Muntah Cara Penularan SARS MERS SARS bisa ditularkan dari orang ke orang Penularan dari hewan ke manusia. Mengingat melalui bersin, batuk, ataupun kontak strain Mers-Cov yang sesuai dengan strain langsung dengan pengidapnya. manusia telah dapat diisolasi dari unta di Seseorang juga bisa tertular SARS beberapa negara (Mesir, Oman, Qatar dan dengan menyentuh permukaan yang Arab Saudi). Hal tersebut diyakini bahwa terkontaminasi oleh tetesan pernapasan manusia dapat terinfeksi melalui kontak dari orang yang terinfeksi dan kemudian langsung atau tidak langsung dengan unta menyentuh mata, mulut, ataupun yang terinfeksi di Timur Tengah. hidung individu normal. Penyakit ini juga Penularan dari manusia ke manusia Virus ini diduga dapat menyebar melalui udara, dapat menular antar manusia secara terbatas, tapi para peneliti belum mengkonfirmasi dan tidak terdapat transmisi penularan antar hal ini. Faktor lain yang meningkatkan manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan risiko tertular penyakit ini, yakni penularannya dapat melalui : a. Langsung : melakukan perjalanan ke negara lain melalui percikan dahak (droplet) pada saat yang sedang marak terjadinya penyakit pasien batu atau bersin. b. Tidak Langsung : SARS. melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus. Pemeriksaan Laboratorium Tes darah Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk diteliti di laboratorium. Tes darah bertujuan mengetahui jumlah sel-sel darah secara umum, mengukur kadar elektrolit, dan mengukur kadar oksigen dan karbondioksida di dalam darah (analisa gas darah). Tes darah juga dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi sebagai respons tubuh terhadap masuknya virus penyebab SARS. Kultur dahak Kultur dahak dilakukan dengan mengambil sampel dahak atau lendir dari hidung atau tenggorokan pasien. Di laboratorium, pengujian akan dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus penyebab SARS pada sampel tersebut. Tes RT-PCR Reverse polymerase chain reaction (RT-PCR) dilakukan untuk mendeteksi RNA virus SARS pada sampel darah, dahak, urine, atau feses/tinja pasien. Tes ini dilakukan dua kali untuk memastikan pasien terinfeksi SARS. Sedangkan pada MERS tidak jauh berbeda untuk penanganan diagnosisnya. Dokter akan melakukan pemeriksaan pada pasien dan menanyakan gejala yang dirasakan. Dokter mungkin juga akan menanyakan aktivitas terkini yang Anda lakukan, termasuk bepergian. Dokter akan menggunakan tes reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk mengidentifikasi jejak virus DNA. Sampel akan diambil dari saluran pernapasan atau dari darah Anda untuk menemukan antibodi untuk virus itu. Tes tersebut akan mendeteksi antibodi, 10 hari setelah sakit dimulai. Jika tes negatif 28 hari setelah timbulnya gejala, seseorang itu dianggap tidak mengidap penyakit MERS. Tes darah mungkin dilakukan jika Anda sudah pernah terinfeksi, dengan mengecek antibodi ke virus tersebut. Cara Pencegahan Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah SARS, yaitu: Jangan bepergian ke daerah endemik SARS. Jika terpaksa bepergian ke daerah tersebut, jaga kesehatan, hindari pusat keramaian, gunakan masker, dan ikuti protokol atau aturan yang diberlakukan di negara tersebut. Terapkan hand hygiene. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Jika tidak ada, gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol sebanyak 60–95%. Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut sebelum mencuci tangan. Bila Anda mengalami gejala mirip SARS, lakukan beberapa langkah berikut untuk mencegah penyebaran SARS ke orang lain: Segera ke IGD rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan. Hindari kontak jarak dekat dengan orang lain. Beri tahu keluarga atau teman untuk tidak menjenguk dulu sampai 10 hari setelah gejala hilang. Kenakan masker dan sarung tangan, terutama bila ada orang lain di sekitar, untuk menurunkan risiko penularan ke orang lain. Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah. Bila tidak ada tisu, tutup mulut dan hidung dengan lipat siku, lalu segera cuci lipat siku dan lengan dengan air dan sabun. Jangan berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain, serta cuci pakaian terpisah dari pakaian orang lain. Rutin cuci tangan, terutama setelah menutup mulut dengan tangan saat bersin atau batuk dan setelah dari toilet. Cara Pencegahan Sedangkan pada MERS upaya pencegahan tidak jauh berbeda dengan SARS. Gaya hidup dan pengobatan rumahan dapat membantu mengatasi penyakit MERS, serta mencegah penyebarannya. Berikut adalah cara umum yang bisa Anda lakukan untuk menghindari penyakit MERS: Mencuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik. Jika Anda bersin atau batuk, tutup mulut dan hidung dengan selembar tisu dan buang tisu di tempat sampah secepatnya dan cuci tangan Anda. Menaruh tisu sembarangan mungkin menyebarkan virus ke benda lainnya. Jangan menginfeksi benda yang dipakai oleh Anda dan orang lain, misalnya gagang pintu atau permukaan meja. Hindari menyentuh wajah, mulut, dan hidung dengan tangan yang belum dicuci. Jangan berbagi gelas, peralatan, atau benda lainnya dengan orang lain. Jangan menjelajahi tempat yang dijangkiti wabah. Pengobatan Pengobatan SARS/MERS pada prinsip nya sama yaitu bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah penularan SARS/MERS ke orang lain. Sampai saat ini, penelitian untuk menemukan vaksin SARS/MERS masih terus dilakukan karena menurut WHO belum ada vaksin yang spesifik untuk pengobatan SARS/MERS. Penderita SARS/MERS harus dirawat di rumah sakit dan diisolasi dari pasien lain. Selama dirawat di rumah sakit, pasien akan diberikan obat-obatan berupa: Obat untuk meredakan gejala, seperti obat analgetik-antipiretik, obat batuk, dan obat untuk meredakan sesak napas Obat antivirus untuk menghambat perkembangan virus, seperti lopinavir, ritonavir, atau remdesivir Obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri yang terjadi saat penderita SARS mengalami pneumonia Obat kortikosteroid dosis tinggi untuk mengurangi pembengkakan di paru- paru TERIMA KASIH