Anda di halaman 1dari 10

SASR & MERS

Alvindo Rizky Vigiantara


Julian Jasa Pratama
Definisi

 SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)


adalah infeksi saluran pernapasan berat
disertai dengan gejala saluran pencernaan
yang disebabkan oleh coronavirus.
 MERS (Middle East Respiratory Syndrome)
adalah penyakit yang menyerang pernapasan
yang terjadi akibat virus Corona yang
menyerang saluran pernapasan mulai dari
yang ringan sampai berat.
Epidemiologi
 SARS pertama kali ditemukan di Guangdong, China, pada tahun 2002 dan baru
teridentifikasi di awal tahun 2003. Penyakit ini kemudian menyebar dengan cepat ke
berbagai negara.Menurut laporan yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
pada tahun 2003, ada sebanyak 8.098 orang di seluruh dunia yang terkena SARS dan
774 orang di antaranya meninggal dunia. SARS merupakan penyakit menular.
 Penyakit MERS atau Middle East Respiratory Syndrome coronavirus (umumnya
disebut sindrom pernapasan Timur Tengah, MERS, atau MERS-CoV) adalah infeksi
virus pada paru-paru karena coronavirus. Penyakit ini pertama kali teridentifikasi di
Arab Saudi pada 2012. Terdapat lebih dari 1.600 kasus MERS dengan tingkat
kematian 36%.  Wabah penyakit ini terbaru terjadi di Korea Selatan pada tahun 2015,
di mana terdapat lebih dari 180 kasus dan lebih dari 35 kematian. Walaupun
merupakan kondisi yang mematikan dan membunuh 36% orang yang terinfeksi
dengan virus ini, ilmuwan mengatakan bahwa tidak perlu panik. Pasalnya, infeksi
tidak bisa menyebar tanpa adanya kontak langsung dengan sumber. Penyakit MERS
coronavirus sangat umum. Penyakit ini dapat memengaruhi pasien dalam segala
usia.
Gejala Klinis
 Gejala Umumnya :
 Demam
 Batuk
 Sesak napas
 Nafsu makan menurun
 Tubuh mudah lelah
 Menggigil
 Sakit kepala
 Nyeri otot
 Diare
 Mual
 Muntah
Cara Penularan
 SARS  MERS
 SARS bisa ditularkan dari orang ke orang  Penularan dari hewan ke manusia. Mengingat
melalui bersin, batuk, ataupun kontak strain Mers-Cov yang sesuai dengan strain
langsung dengan pengidapnya.  manusia telah dapat diisolasi dari unta di
 Seseorang juga bisa tertular SARS beberapa negara (Mesir, Oman, Qatar dan
dengan menyentuh permukaan yang Arab Saudi). Hal tersebut diyakini bahwa
terkontaminasi oleh tetesan pernapasan manusia dapat terinfeksi melalui kontak
dari orang yang terinfeksi dan kemudian langsung atau tidak langsung dengan unta
menyentuh mata, mulut, ataupun yang terinfeksi di Timur Tengah.
hidung individu normal. Penyakit ini juga  Penularan dari manusia ke manusia Virus ini
diduga dapat menyebar melalui udara, dapat menular antar manusia secara terbatas,
tapi para peneliti belum mengkonfirmasi dan tidak terdapat transmisi penularan antar
hal ini. Faktor lain yang meningkatkan manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan
risiko tertular penyakit ini, yakni penularannya dapat melalui : a. Langsung :
melakukan perjalanan ke negara lain melalui percikan dahak (droplet) pada saat
yang sedang marak terjadinya penyakit pasien batu atau bersin. b. Tidak Langsung :
SARS. melalui kontak dengan benda yang
terkontaminasi virus.
Pemeriksaan Laboratorium
 Tes darah
 Dokter akan mengambil sampel darah pasien untuk diteliti di laboratorium. Tes darah bertujuan
mengetahui jumlah sel-sel darah secara umum, mengukur kadar elektrolit, dan mengukur kadar oksigen
dan karbondioksida di dalam darah (analisa gas darah). Tes darah juga dilakukan untuk mendeteksi
keberadaan antibodi sebagai respons tubuh terhadap masuknya virus penyebab SARS.
 Kultur dahak
 Kultur dahak dilakukan dengan mengambil sampel dahak atau lendir dari hidung atau tenggorokan pasien.
Di laboratorium, pengujian akan dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus penyebab SARS  pada
sampel tersebut.
 Tes RT-PCR
 Reverse polymerase chain reaction (RT-PCR) dilakukan untuk mendeteksi RNA virus SARS pada sampel
darah, dahak, urine, atau feses/tinja pasien. Tes ini dilakukan dua kali untuk memastikan pasien terinfeksi
SARS. Sedangkan pada MERS tidak jauh berbeda untuk penanganan diagnosisnya. Dokter akan melakukan
pemeriksaan pada pasien dan menanyakan gejala yang dirasakan. Dokter mungkin juga akan menanyakan
aktivitas terkini yang Anda lakukan, termasuk bepergian.  Dokter akan menggunakan tes reverse
transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) untuk mengidentifikasi jejak virus DNA. Sampel akan
diambil dari saluran pernapasan atau dari darah Anda untuk menemukan antibodi untuk virus itu. Tes
tersebut akan mendeteksi antibodi, 10 hari setelah sakit dimulai. Jika tes negatif 28 hari setelah timbulnya
gejala, seseorang itu dianggap tidak mengidap penyakit MERS. Tes darah mungkin dilakukan jika Anda
sudah pernah terinfeksi, dengan mengecek antibodi ke virus tersebut.
Cara Pencegahan
 Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah SARS, yaitu:
 Jangan bepergian ke daerah endemik SARS. Jika terpaksa bepergian ke daerah tersebut, jaga kesehatan,
hindari pusat keramaian, gunakan masker, dan ikuti protokol atau aturan yang diberlakukan di negara
tersebut.
 Terapkan hand hygiene. Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Jika tidak ada, gunakan
hand sanitizer yang mengandung alkohol sebanyak 60–95%.
 Jangan menyentuh mata, hidung, atau mulut sebelum mencuci tangan.
 Bila Anda mengalami gejala mirip SARS, lakukan beberapa langkah berikut untuk mencegah penyebaran
SARS ke orang lain:
 Segera ke IGD rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan.
 Hindari kontak jarak dekat dengan orang lain. Beri tahu keluarga atau teman untuk tidak menjenguk dulu
sampai 10 hari setelah gejala hilang.
 Kenakan masker dan sarung tangan, terutama bila ada orang lain di sekitar, untuk menurunkan risiko
penularan ke orang lain.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat sampah.
Bila tidak ada tisu, tutup mulut dan hidung dengan lipat siku, lalu segera cuci lipat siku dan lengan
dengan air dan sabun.
 Jangan berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan orang lain, serta cuci pakaian terpisah dari
pakaian orang lain.
 Rutin cuci tangan, terutama setelah menutup mulut dengan tangan saat bersin atau batuk dan setelah
dari toilet.
Cara Pencegahan
Sedangkan pada MERS upaya pencegahan tidak jauh berbeda dengan
SARS. Gaya hidup dan pengobatan rumahan dapat membantu mengatasi
penyakit MERS, serta mencegah penyebarannya. Berikut adalah cara
umum yang bisa Anda lakukan untuk menghindari penyakit MERS: 
 Mencuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik.
 Jika Anda bersin atau batuk, tutup mulut dan hidung dengan selembar
tisu dan buang tisu di tempat sampah secepatnya dan cuci tangan Anda.
Menaruh tisu sembarangan mungkin menyebarkan virus ke benda
lainnya.
 Jangan menginfeksi benda yang dipakai oleh Anda dan orang lain,
misalnya gagang pintu atau permukaan meja.
 Hindari menyentuh wajah, mulut, dan hidung dengan tangan yang
belum dicuci.
 Jangan berbagi gelas, peralatan, atau benda lainnya dengan orang lain.
 Jangan menjelajahi tempat yang dijangkiti wabah.
Pengobatan
 Pengobatan SARS/MERS pada prinsip nya sama yaitu bertujuan untuk
meredakan gejala dan mencegah penularan SARS/MERS ke orang lain.
Sampai saat ini, penelitian untuk menemukan vaksin SARS/MERS masih
terus dilakukan karena menurut WHO belum ada vaksin yang spesifik untuk
pengobatan SARS/MERS. Penderita SARS/MERS harus dirawat di rumah
sakit dan diisolasi dari pasien lain. Selama dirawat di rumah sakit, pasien
akan diberikan obat-obatan berupa:
 Obat untuk meredakan gejala, seperti obat analgetik-antipiretik, obat
batuk, dan obat untuk meredakan sesak napas
 Obat antivirus untuk menghambat perkembangan virus, seperti lopinavir,
ritonavir, atau remdesivir
 Obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri yang terjadi saat penderita
SARS mengalami pneumonia
 Obat kortikosteroid dosis tinggi untuk mengurangi pembengkakan di paru-
paru
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai