Infeksi virus:
Respon imun seluler berperan setelah virus
masuk ke dalam sel.
Infeksi virus dicegah dengan pemberian
imunisasi pembentukan antibodi.
Antibodi yang dibentuk bisa berupa IgG dan IgA
IgA terutama pada lapisan mukosa yang
mencegah perlekatan virus pada epitel
mukosa awal dari proses infeksi virus
Pembuatan vaksin
Infeksi bakteri:
Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai
jalur harus menghadapi sel fagositik.
Bila jumlah bakteri sedikitdiatasi secara non spesifik pada
tingkat lokal
Bila jumlah banyak menginduksi respon imun spesifik.
Infeksi bakteri ekstraseluler menginduksi produksi antibodi.
Infeksi bakteri intraseluler reaksi hipersensitivitas tipe
lambat berperan.
Pembuatan vaksin
Infeksi bakteri:
Respon antibodi terhadap bakteri:
- Antibodi menetralisir toksin bakteri
- Antibodi menetralisir enzim bakteri yang membantu
penyebarannya (mis hyaluronidase)
- Opsonisasi
- Memulai reaksi berantai komplemen yang merusak dinding
sel bakteri
- Reaksi aktivasi komplemen menghasilkan anafilatoksin C3a
dan C5a yang merupakan kemoatraktan
- sIgA melindungi permukaan mukosa dari perlekatan bakteri
- Reaksi radang akut yang ditimbulkan oleh IgE-sel mast
menghalangi infeksi bakteri lanjutan.
Pembuatan vaksin
Target vaksin untuk infeksi bakteri adalah menghasilkan
antibodi yang mempunyai mekanisme kerja di atas, tapi
terutama untuk antibodi yang bersifat menetralisir.
Infeksi jamur:
Infeksi jamur dimorfik sering disebabkan masuknya spora,
terutama pada saluran napas
Infeksi jamur lainnya sering bersifat oportunistik.
Respon imun terhadap jamur meliputi respon spesifik dan non
spesifik.
Respon humoral belum dibuktikan efektif untuk mengatasi
infeksibanyak dikembangkan untuk diagnostik
Pembuatan vaksin
Infeksi parasit:
Infeksi parasit menyerang 1/5 penduduk dunia.
Masalah utama: jenis cacing darah dan protozoa.
Plasmodium masalah endemik di berbagai
belahan duniacenderung untuk menyebar dan
persisten
Respon imun terhadap infeksi plasmodium:
Respon antibodi lemah terhadap sporozoit dan
kadang terhadap merozoit
Pembuatan vaksin
Vaksin hidup:
Vaksin hidup virus atau bakteri selalu yang
telah dilemahkan (attenuated)
Cara melemahkan organisme untuk vaksin:
1. Metode klasik:
Menggunakan mikroba yang virulen untuk
spesies lain tapi avirulen untuk manusia atau
spesies yang dituju. Contoh: vaccinia untuk
mencegah variola pada manusia
Pembuatan vaksin
1. Metode klasik (lanjutan):
Konsep melemahkan diperkenalkan Pasteur
dengan mengkultivasi Pasteurella aviseptica
dengan Anthrax pada suhu tinggi dan anaerobik.
1908 Calmette dan Guerin melemahkan
Mycobacterium tuberculosis dengan menambahkan
empedu dalam media.
Virus polio dilemahkan dengan menumbuhkan
pada sel epitel ginjal monyet.
Virus Rubella dilemahkan dengan menumbuhkan
pada sel embryo bebek, baru pada sel manusia
untuk membentuk vaksin campak.
Pembuatan vaksin
3. Secara in silico:
Sekuens DNA ditranslasikan menjadi protein,
diprediksi struktur 3Dnya, kemudian dilihat
bagian yang menjadi epitop dengan sifat
antigenik yang kuat.
Pembuatan vaksin
Vaksin toksoid:
Pada beberapa bakteri, eksotoksin atau
enterotoksin menyebabkan patogenisitas dan
gejala penyakit.vaksin untuk membentuk
antitoksin.
Eksotoksin terhadap difteri dan tetanus merupakan
vaksin jenis ini yang sukses dibuat; toksin
diinaktivasi dengan menambahkan
formaldehide disebut toksoid
Kadang menambahkan protein lain lebih efektif,
contoh: toksin kolera subunit B yang
ditambahkan kepada vibrio yang telah dibunuh.
Pembuatan vaksin
Vaksin antigen yang dimurnikan:
Pemurnian Ag sebagai vaksin lebih disenangi daripada
keseluruhan patogen karena beberapa Ag
tambahan sering menekan respon imun terhadap
Ag protektif atau reaksi hipersensitivitas.
Vaksin polisakarida:
Kapsul polisakarida beberapa bakteri menyebabkan
fagositosisnya terhambat. Opsonisasi kapsul bakteri
ini menyebabkan proses fagositosis dapat
berlangsung pembuatan vaksin terhadap kapsul
polisakarida, contoh : Streptococcus pneumoniae;
Neisseria meningitidis
Pembuatan vaksin
Vaksin DNA:
1990: JA Wolff melakukan transfer langsung
plasmid ke dalam otot mencit dan menghasilkan
ekspresi gen.
Yang sudah diujicobakan: plasmid yang
mengkoding antigen hemaglutinin dari virus
influenza A.
Penting adanya elemen promoter yang sesuai
untuk ekspresi gen pada sel mamalia diikutkan
dalam melakukan konstruksi gen. Konstuksi gen
juga harus melibatkan sekuens poly-A yang
cukup untuk terminasi transkrip mRNA
Pembuatan vaksin
Antibodi anti-idiotipe sebagai vaksin:
Setiap antibodi dapat beraksi sebagai antigen dan
menimbulkan antibodi terhadapnya. Anti-Ab ini mengenali
molekul karakteristik dari Ab pertama terutama sekuens AA
pada tempat pengikatan Ag di regio variabel (idiotipe).
Interaksi antara kedua Ab ini dikenal sebagai reaksi idiotipe-
anti idiotipe.
Kombinasi tempat pengikatan anti-idiotipe secara struktur
mirip dengan bantuk epitop Ag, contoh: anti-idiotipe akan
berkompetisi dengan HBsAg untuk mengikat Anti-HBs.
Keuntungan pemakaian vaksin ini mengatasi keengganan
memakai patogen langsung atau bagian dari patogennya.
Pembuatan vaksin