Anda di halaman 1dari 42

Soegianto Ali

Tujuan kuliah

- Mengetahui dan memahami berbagai fungsi


limfosit
- Mengetahui dan memahami proses interaksi
limfosit dengan berbagai sel
- Mengetahui dan memahami fungsi limfosit
dalam respon imun spesifik.
- Memahami proses seleksi dan maturasi dari
limfosit
Limfosit

Penggolongan limfosit:
Limfosit T : Th1, Th2, Tc
Limfosit B
LGL
Fungsi limfosit dalam respon
imun
Limfosit

Secara morfologi sediaan darah tepi, 2 jenis


limfosit:
1. N:C ~ 1, termasuk sebagian besar Th dan
sebagian Tc
2. N:C < 1, LGL (Large Granular Lymphocytes),
<5% Th dan 30-50% Tc menunjukan
morfologi LGL
Limfosit T

Sel limfosit T digolongkan menjadi 2 bagian besar:


1. Sel T sitotoksik (Tc)
2. Sel T helper (Th) dibagi menjadi Th1 dan Th2

Sel T karena maturasinya membutuhkan Thymus


 Kadang disebut sebagai Thymocytes (Thymus
dependent lymphocytes)
Timus adalah organ pada mamalia berlobus 2,
terletak di rongga dada dan menutupi sebagian
jantung dan pembuluh darah besar
Sel T sitotoksik

= T-cytotoxic cells= Tc = Cytotoxic T-


Lymphocytes = CTL
Terlibat dalam destruksi sel yang
mempresentasikan antigen asing pada
permukaannya
Tc mengenali Ag yang tertanam pada MHC
kelas I
Kontak antara Tc dengan sel terjadi melalui T-
cell receptor (TCR)-Ag/MHC
Sel T sitotoksik
Sel T sitotoksik

Kontak TCR-Ag/MHC  degranulasi Tc


Granul pada Tc al: Perforin, granzymes  pori-
pori dan apoptosis
Tc tidak terpengaruh walau sel target yang
berikatan mengalami apoptosis
Major histocompatibility
complex
Major histocompatibility complex (MHC) adalah
protein yang berperan pada sistem respon
imun
Berfungsi mengikat potongan Ag dan
mempresentasikan kepada sel T
Ada 2 jenis:
1. MHC Kelas I : Pada semua sel berinti
2. MHC Kelas II: Pada Antigen presenting Cells
(APC) spt: Sel B, Makrofag dll.
Natural killer cells

Natural Killer cells (NK) adalah kelas tambahan


limfosit
NK tidak termasuk sel B atau sel T, tidak
mempunyai memori dan tidak bertambah
dengan rangsangan berulang
NK mirip Tc dalam membunuh sel asing,
dengan porfirin dan granzymes
NK mampu membunuh sel asing/kanker/sel
terinfeksi virus tanpa mengenali Ag spesifik
Natural killer cells

Target molekul NK  Hilangnya MHC kelas I


yang sesuai.
MHC dikenali melalui reseptor khusus,
interaksinya menekan mekanisme
pembunuhannya
Target utama NK : Sel tumor atau sel yang
terinfeksi virus tertentu sehingga MHC kelas I
nya berubah
Sel T helper

Sel T helper (Th) berfungsi memproduksi sitokin


yang akan membantu pembentukan respon
imun
Ada 2 jenis Th:
1. Th 1, berperan pada aktivasi makrofag
2. Th 2, berinteraksi dengan sel B dan
merangsang produksi Ab
Sel T helper

Makrofag berperan sentral: APC pada sistem


imun humoral dan seluler
Makrofag mempresentasikan Ag kepada Th1.
Kemampuan memfagositosis dan membunuh
benda asing dibantu oleh Th1
Aktivasi makrofag terutama dibutuhkan untuk
membunuh bakteri yang dapat bereplikasi
intraseluler
Sel T helper

Bakteri yang multiplikasi intraseluler al: Salmonella


typhi, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium
leprae, Listeria monocytogenes dll.
Mamalia yang mendapat M. tuberculosis dosis
rendah biasanya dapat mengatasi infeksinya dan
membentuk kekebalan yang disebabkan adanya
respon imun seluler.
Sel yang berperan: T-inflammatory, subset Th1,
memproduksi IFN-γ, GM-CSF, TNF-α
mengaktivasi makrofag dan fagosit lainnya
Sel T helper

Makrofag yang sudah diaktivasi mampu


membunuh patogen intraseluler lain spt
Listeria
Makrofag juga terlibat dalam membunuh sel
asing seperti yang terjadi pada proses
transplantasi.
Pada keadaan tertentu, sel sasaran=sel tumor
Sel tumor sering mengekspresikan protein
asing tertentu pada permukaannya mirip
sel/jar. transplantbenda asingdirusak
makrofag yang telah teraktivasi oleh Th.
Sel T helper

Th2 berperan pada aktivasi sel B dan produksi


Ab
Sel B matur dilapisi oleh Ab sebagai reseptor
Agberlaku sebagai APC dan presentasikan
ke Th2
Ag pertamaendositosisproses pengikatan
degradan Ag dengan MHC IITh2produksi
IL4 dan IL5Sel B membuat Ab terlarut.
Seleksi klonal

Pada manusia dewasa  2X1012 Limfosit


beredar
Jaringan limfoid ~ 2% BB
Limfosit ~ 20% leukosit yang bersirkulasi
Jumlah besar limfosit dihasilkan oleh organ
primer (timus, sumsum tulang) limfoid
sekunder (nodus limfe, lien, MALT)
Maturasi limfosit
Seleksi klonal sel T

Timus berasal dari kantong faring 3 berasal dari


rudimen epitelial yang diisi stem cells berasal
dari darah
Setiap lobus Timuslobulus-lobulus dipisahkan
oleh trabekula.
Lobulus korteks dan medula
Korteks  sel T immatur, medula matur
Seleksi klonal sel T

Untuk proses maturasi  peran epitelial :


Epithelial nurse cells, cortical epithelial,
medullary epithelial dan interdigitating
dendritic cells.
Timus akan atrofi dimulai pada fase pubertas.
Yang atrofi terutama korteks, medula
dipertahankan.  dipengaruhi kortikosteroid
Seleksi klonal sel T

Sel T harus membedakan Ag diri dan non-diri


(self dan non-self) toleransi terhadap Ag
diri
Seleksi klonal: Setiap sel B atau sel T
mempunyai reseptor untuk Ag tunggal 
distimulasi bereplikasi dan berdiferensiasi
 sekelompok sel yang mengekspresikan
reseptor Ag yang sama  klon
Sejumlah besar sel diperlukan untuk
mengantisipasi jumlah besar Ag.
Seleksi klonal sel T

Seleksi pertama: Seleksi positif sel T yang


mampu mengenali MHC akan bertahan hidup
Seleksi kedua: Seleksi negatif  sel T yang
tumbuh dan terikat kuat dengan MHC/Ag diri
akan terikat kuat dan berbahaya terikat
terus dan akan mati.
Sel T lainnya akan meninggalkan timus.
Seleksi klonal sel T

Kedua tahapan seleksi ini akan menyebabkan


>99% sel T akan mati (clonal deletion)
Seleksi klonal sel B

Banyak sel B mengalami clonal deletion selama


pematangannya di sumsum tulang
Untuk menimbulkan Ab, sel B perlu berinteraksi
dengan sel T. Sel T reaktif tidak dijumpai di
sumsum tulang  sel B dalam keadaan
anergi
Sejumlah kecil Ag diri tidak dijumpai di timus 
sel T tidak reaktif setelah kontak dengan
organ limfoid sekunder clonal anergy
Seleksi klonal

Sinyal kedua:
Sel T maturmeninggalkan timusorgan limfoid
sekundersel T naif/innocenceharus
diaktifkan APC.
Sinyal pertamaikatan dengan MHC peptida APC
Sinyal kedua: ikatan B7(APC) dengan CD28(sel T)
mengaktivasi sel T sel efektor aktif
Sinyal kedua penting untuk mempertahankan
klonal anergy karena sel non-APC tidak punya B7
Marker sel limfosit

Limfosit mempunyai marker khusus pada


permukaannya  subset sel
Sel marker dikenali oleh Ab monoklonal.
Disusun CD (Cluster designation)
Didasarkan analisa mAb mencit terhadap HLA.
mAb dengan karakteristik sama  1 gol  CD
yang sama.
Saat ini istilah CD=molekul yang dikenali oleh
mAb tersebut
Marker sel limfosit

Kadang suatu marker hanya diekspresikan pada


saat tertentu perkembangan: CD1 hanya ada
pada sel T yang sedang berkembang.
Marker ini berasal dari beberapa gen:
1. Immunoglobulin superfamily: CD2, CD3, CD4,
CD8, CD28, MHC kelas I, MHC kelas II dll
2. Integrin, terdiri dari 2 rantai, β yang mirip dan α
yang unik. CD18 sebagai β berasosiasi dengan
CD11a, CD11b, CD11c sebagai α membentuk
LFA-1, Mac-1, p150 dll
Marker sel limfosit

3. Selectin: CD62 E, L, P diekspresikan pada


endothelial, leukocytes dan platelets.
4. Proteoglikans: CD44
5. Kelompok lain spt TNF, NGF dll
Molekul CD pada permukaan sel
B
Molekul CD pada permukaan sel
T
Marker sel T

Marker definitif sel T adalah T cell antigen


receptor (TCR)
Terdapat 2 jenis TCR:
1. Heterodimer α dan β terkait dengan
disulfida
2. Heterodimer γ dan δ
Keduanya berasosiasi dengan 5 set polipeptida
yang disebut CD3 dan bersama membentuk
TCR
Marker sel T

90-95% sel T adalah αβ dan sisanya adalah γδ.


Sel T αβ dibagi menjadi 2 subset berbeda:
1. Membawa marker CD4, membantu respon
imun Th
2. Membawa marker CD8  Tc
Sel T dengan CD4 terutama mengenali Ag
spesifik terasosiasi dengan MHC II
CD8 terutama mengenali Ag spesifik terasosiasi
dengan MHC I
Marker sel T

Sebagian kecil sel T αβ tidak mempunyai


marker CD4 atau CD8  mungkin
mempunyai fungsi pengatur.
Sebagian besar sel T γδ tidak mengekspresikan
marker tertentu, walau sebagian kecil yang
berada di jaringan mengekspresikan CD8.
Marker sel T

Sel T juga dapat dibagi menjadi subset


fungsional berdasarkan ekspresi fenotip
CD28 dan CTLA-4 (CD152).
Sebagian sel T αβ mengekspresikan CD45 
diduga merupakan marker sel memori
Marker sel T

Sel T αβ juga dapat diklasifikasikan berdasarkan


produksi sitokin.
Th1 memproduksi IL-2 dan IFNγ, berperan
dalam sitotoksisitas dan peradangan lokal
melawan patogen intraseluler
Th2 memproduksi IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10
menstimulasi sel B berproliferasi dan
membentuk Ab.
Marker sel T

Sel T γδ lebih sering dijumpai pada epitel mukosa


(MALT) dan sebagian besar mengekspresikan
CD8
Beberapa marker dijumpai pada seluruh sel T (pan
T cell marker): CD2, CD5.
Secara fungsi dijumpai T cell suppressor (Ts), tapi
secara marker bukan subset tersendiri. Baik sel T
dengan CD4 maupun CD8 mampu menekan
respon imun dan mampu membunuh APC
melalui sitokin tertentu

Anda mungkin juga menyukai