ASSALAMU’ALAIKUM
WARAHMATULLAHI
WARAHMATULLAHI
WABARAKATUH
WABARAKATUH
TUGAS KELOMPOK
PELAJARAN
AGAMA ISLAM
“RIBA”
XI MIA 5
SMA NEGERI 9 BEKASI
TAHUN AJARAN 2016/2017
NAMA ANGGOTA
Catatan Kaki:
Yang dimaksud riba di sini ialah riba nasi’ah. Menurut sebagian besar ulama
bahwa riba nasi’ah itu selamanya haram, walaupun tidak berlipat ganda (Riba itu ada
dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan
oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan
barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan
mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan
sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang
umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.).
الشيْ َطا ُنـ ِم َنـ ال َْم ِ ّس َّ خبَّ ُط ُهـ َ َنـال َّ ك ََمـا يَ ُقو ُمـال ّ َ ِذي يَت ومو َ ِإ ق
ُ ي َ ال ا
ـ ب الر
ِ ـ
ن َ ُو لُ كْ ال ّ َ ِذي َنـ يأ
ُ َ َّ َ
َ َ
اءه
ُ الربَـا َف َمـن َج ّ ِ الربَـا َوأ َح َّـل الل ّ ُهـ ال ْبَي ْ َعـ َو َح َّر َمـ ّ ِ َذلِ َكـ ِبأن ّ َُه ْمـ َقال ُوا ْ ِإن ّ ََمـا ال ْبَيْ ُعـ ِمثْ ُلـ
اب ح
َ صْ َ اد َفأ ُ ْول َـ ِئ َك أ َ ع
َ ـ
ن ْ م و
َ ـ
ه ِ ّ ل ال ى ـ
َ لإِ ـ
ه ُ ر م َ م ْو ِع َظ ٌةـ ِمـن َر ِب ِهـ َفانتَ َهىـ َفل َ ُهـ مـا سـل ََف َوأ
ُ َ ُْ َ َ َ ّّ ّ َ
ون َ يها َخالِ ُد َ الن ّ َِار ُه ْم ِف
[2:275] Orang-orang yang makan (mengambil) riba(1) tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila(2). Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(3) (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
Catatan Kaki:
1. Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang
disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan
barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan
mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan
sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat ganda yang umum
terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.
2. Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang
kemasukan syaitan.
3. Riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
ح ُقـالل ّ ُهـال ِ ّْربَا
َ يَ ْم
يم
ٍ ثِ َ أ َار
ٍ ف
ّ َ ك َ
ُلّ ك ب
ُ ِ
ح ي َ ال ه
ُ ّ لال و
َ ِ
ات ق
َ د
َ الص
َ ّ ي ب
ِ ر ي و
ّ ُ ْ َ
ُ
[2:276] Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah(1). Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa(2).
Catatan Kaki:
1. Yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau
meniadakan berkahnya. Dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah
ialah memperkembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya atau
melipat gandakan berkahnya.
2. Maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap
melakukannya.
آمنُوا ْ اتَّ ُقوا ْ الل ّ َهـ َو َذ ُروا ْ َما
ـن ي ِ
ذ َ ّ لا ـا
ه َ
َ ُّ يَـا أ
ي
َ َ
َ الربَا ِإن ك ُنتُم ُّم ْؤ ِم ِن
ين ِّ بَ ِق َي ِم َن
Hai orang-orang yang beriman,
[2:278]
g. Selain cara-cara yang telah diterapkan pada Bank Syariah, riba juga dapat
dihindari dengan cara berpuasa. Mengapa demikian? Karena seseorang yang
berpuasa secara benar pasti terpanggil untuk hijrah dari sistem ekonomi
yang penuh dengan riba ke sistem ekonomi syariah yang penuh ridho Allah.
Puasa bertujuan untuk mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah
swt dimana mereka yang bertaqwa bukan hanya mereka yang rajin shalat,
zakat, atau haji, tapi juga mereka yang meninggalkan larangan Allah swt.
Puasa bukan saja membina dan mendidik kita agar semakin taat
beribadah, namun juga agar aklhak kita semakin baik. Seperti dalam
muamalah akhlak dalam muamalah mengajarkan agar kita dalam kegiatan
bisnis menghindari judi, penipuan, dan riba. Sangat aneh bila ada orang yang
berpuasa dengan taat dan bersungguh-sungguh namun masih
mempraktekan riba.
ü Allah SWT tidak mengharamkan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi
manusia, tetapi hanya mengharamkan apa yang sekiranya dapat membawa
kerusakan baik individu maupun masyarakat.
ü Cara riba merupakan jalan usaha yang tidak sehat, karena keuntungan yang
di peroleh si pemilik dana bukan merupakan hasil pekerjaan atau jerih
payahnya. Keuntungannya diperoleh dengan cara memeras tenaga orang
lain yang pada dasarnya lebih lemah dari padanya.
Ü Riba dapat menyebabkan krisis akhlak dan rohani. Orang yang meribakan
uang atau barang akan kehilangan rasa sosialnya, egois.