Anda di halaman 1dari 21

BELANJA DAERAH Kelas D5 dan D6

10/3/2021
PRINSIP MANAJEMEN
BELANJA DAERAH
A. Perencanaan Belanja
B. Pengendalian Belanja
C. Akuntabilitas Belanja
D. Auditabilitas Belanja
A PERENCANAAN BELANJA
Perencanaan belanja yang baik ditandai dengan:
1. Adanya kesesuaian antara perencanaan belanja dlm APBD dgn dokumen
perencanaan daerah
2. Adanya Standar Satuan Harga (SSH) yg merupakan standar biaya per
unit input sbg acuan dlm perencanaan anggaran
3. Adanya Analisa Standar Belanja (ASB) untuk menentukan kewajaran
belanja suatu program atau kegiatan
4. Adanya Harga Perkiraan Sendiri (Owner Estimate) utk menentukan
kewajaran belanja modal yang pengadaannya ditenderkan
5. Rendahnya tingkat senjangan anggaran belanja (budgetary slack)
PENGENDALIAN BELANJA
B DAERAH
1) Verifikasi
2) Validasi
3) Otorisasi
4) Audit Internal
AKUNTABILITAS BELANJA
C DAERAH
1)Akuntabilitas Hukum
Belanja daerah harus ada dasar hukumnya, misalnya Perda APBD

2)Akuntabilitas Finansial
Setiap rupiah yg dibelanjakan harus dilaporkan dlm laporan keuangan Pemda

3)Akuntabilitas Program
Program yg dibiayai APBD harus dipertanggungjawabkan melalui
laporan kinerja program
4)Akuntabilitas Manajerial
Pengelola yg terlibat dlm proses pengeluaran belanja daerah harus bertanggung
jawab atas pengeluara atau belanja daerah
AUDITABILITAS BELANJA
D DAERAH
Audit belanja daerah mencakup:
 Kelengkapan dokumen anggaran, seperti DPA-
SKPD, SPD, SPP, SPM, SPJ dan dokumen
pendukung lainnya
 Adanya dokumen transaksi yang valid
 Dilakukannya pencatatan yang memadai
 Dapat diuji silang antara catatan dgn dokumen
dan laporan keuangan
AUDITABILITAS BELANJA
D DAERAH
Aspek audit belanja daerah antara lain utk memeriksa:
 Ada/tdk mark up dlm pengadaan barang/jasa
 Ada/tdk bukti belanja yg tidak sah (fiktif)
 Ada/tdk penitipan anggaran ke satuan kerja lain
 Ada/tdk kesalahan pembebanan belanja ke rekening yg
tidak sesuai
 Ada/tdk ketidakwajaran dlm Belanja Modal, Belanja
Pegawai, Belanja Barang dan Jasa
 Ada/tdk ketidakwajaran dlm proses pengadaan barang/jasa
PENGERTIAN BIAYA,
BELANJA, & PENGELUARAN
PENGERTIAN BIAYA (BEBAN)
 Dalam akuntansi biaya didefinisikan sebagai
“pengorbanan sumber daya ekonomi yg dilakukan utk
memperoleh manfaat di masa sekarang dan yg akan
datang.”
 KSAP dlm PSAP menggunakan istilah BEBAN (expense)
untuk elemen Laporan Operasional
 Apa perbedaan antara cost dan expense?
PENGERTIAN BIAYA,
BELANJA, &
PENGERTIAN BELANJA
PENGELUARAN
 Istilah “belanja” umumnya digunakan di sektor publik. Belanja di
sektor publik terkait dgn pelaksanaan anggaran, yaitu menunjukkan
jumlah uang yang telah dikeluarkan selama satu tahun anggaran.
 Belanja (expenditure) memiliki arti yang lebih luas karena mencakup
biaya (expense) dan sekaligus cost.
 Belanja dapat berbentuk belanja operasi yg pada hakekatnya
merupakan biaya/beban (expense) maupun belanja modal (capital
expenditure) yg merupakan belanja investasi dan nantinya akan diakui
di neraca.
 Pada sektor publik setiap biaya merupakan belanja, namun tidak
semua belanja merupakan biaya.
PENGERTIAN BIAYA,
BELANJA, & PENGELUARAN
PENGERTIAN PENGELUARAN
 Setiap pengeluaran kas dari rekening kas umum daerah merupakan
belanja, tetapi boleh jadi merupakan pengeluaran pembiayaan.
Pengeluaran merupakan komponen pos pembiayaan dlm struktur
APBD yg dimaksudkan utk memanfaatkan surplus anggaran.
 Pengeluaran anggaran dapat berupa: 1) pembentukan dana
cadangan, 2) penyertaan modal (misal pada BUMD), 3) pembelian
surat berharga (misal surat utang negara atau obligasi pemda), 4)
pelunasan utang, dan 5) pemberian pinjaman.
KLASIFIKASI BIAYA /BELANJA

A. Berdasarkan Reaksinya thd Perubahan


Tingkat Aktivitas
B. Berdasarkan Hubungannya dengan
Aktivitas
C. Berdasarkan Masa Manfaat
A BERDASARKAN REAKSINYA THD PERUBAHAN TINGKAT AKTIVITAS

1) BIAYA TETAP (FIXED COST) 2) BIAYA VARIABEL (VARIABLE


COST)
 Biaya tetap adalah biaya yang tetap
harus dikeluarkan meskipun tidak  Biaya variabel adalah biaya yang
ada kegiatan yang dilakukan. jumlahnya berubah secara
proporsional dgn volume kegiatan.
 Contoh: biaya gaji dan tunjangan
PNS, biaya abodemen telepon, air,  Contoh: biaya bahan/material, biaya
listrik. Dalam kondisi apapun honor dan upah tenaga kerja
pemerintah harus membayar gaji langsung. Sebagai ilustrasi, biaya
dan tunjangan PNS tanpa cetak dan penggandaan modul
memperhatikan apakah PNS tsb dengan perubahan volume kegiatan
sedang cuti atau aktif bekerja. pelatihan, yaitu berdasarkan jumlah
peserta pelatihan.
B BERDASARKAN HUBUNGANNYA DGN AKTIVITAS

1) BIAYA LANGSUNG (DIRECT COST) 2) BIAYA TDK LANGSUNG (INDIRECT COST)


 Biaya langsung adalah biaya yang  Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak
langsung terkait dengan kegiatan. terkait scr langsung dgn suatu kegiatan yang
dilaksanakan.
 Biaya langsung meliputi:
 Contoh biaya tidak langsung:
1) biaya tenaga kerja langsung (honor dan
upah, lembur, asuransi kesehatan dan 1) Biaya tenaga kerja tidak langsung
asuransi jiwa, dll) 2) Biaya Pendidikan, pelatihan, dan pindah tugas
2) biaya barang dan jasa (ATK, biaya pegawai
material, biaya sewa Gedung, biaya 3) Biaya riset dan pengembangan
cetak, biaya notaris, dll)
4) Biaya administrasi & umum
3) belanja modal (tanah, Gedung, mesin
dan kendaraan, furniture, dll) 5) Biaya penyusutan
C BERDASARKAN MASA MANFAAT

1) BIAYA OPERASI 2) BIAYA MODAL


(OPERATION COST) (CAPITAL/INVESTMENT COST)
 Biaya operasi adalah biaya yang  Biaya modal adalah biaya yang masa
masa manfaat pengeluaran manfaatnya lebih dari satu tahun.
biayanya kurang dari satu tahun
 Contoh belanja modal meliputi
anggaran dan sifatnya rutin.
belanja aset tetap dan belanja aset
 Contoh: biaya pegawai, biaya lainnya.
administrasi & umum, biaya
 Klasifikasi Belanja Berdasarkan
pemasaran, biaya bunga, biaya
subsidi, biaya hibah & bansos, PP 12/2019
biaya bantuan keuangan (transfer).
KLASIFIKASI
BELANJA
KLASIFIKASI
BELANJA
BERDASARK
AN
PP 71/2010
JENIS STANDAR
BIAYA
1) Standar Satuan Harga (SSH)
2) Analisa Standar Belanja (ASB)
3) Standar Biaya/Tarif Nasional
4) Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau

4) Owners Estimate (OE)


STANDAR SATUAN HARGA
1 (SSH)
 SSH yaitu standar biaya per unit input yag digunakan sbg standar biaya dlm penyusunan
dan pelaksanaan anggaran.
 SSH dapat digunakan unntuk penetapan standar biaya:
 Belanja sewa peralatan, kendaraan dan Gedung
 Belanja bahan pakai habis
 Belanja gaji, honorarium, upah, uang lembur, dan tunjangan
 Bealnja bahan/material
 Belanja cetak dan penggandaan
 Belanja makan dan minum
 Belanja perjalanan dinas
 Belanja seragam kerja
 Belanja beasiswa Pendidikan PNS
ANALISA STANDAR BELANJA
2 (ASB)
 ASB yaitu standar belanja untuk setiap jenis kegiatan,
misalnya standar belanja penyelenggaraan kegiatan
workshop, sosialisasi, bimbingan teknis, penyusunan
laporan keuangan, penyediaan atau pengadaan barang
dan jasa, dsb.
 Tujuan ASB adalah untuk menilai kewajaran belanja
suatu kegiatan.
 ASB dihitung dengan cara mengalikan standar volume
perincian objek belanja suatu kegiatan dgn Standar
Satuan Harga yg ditetapkan.
STANDAR BIAYA/TARIF
3 NASIONAL
 Standar biaya/tarif nasional yaitu standar biaya yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui peraturan perundangan
yg harus diikuti daerah.
 Contoh standar biaya/tarif nasional:
 Standar gaji dan tunjangan PNS
 Belanja perjalanan dinas luar daerah atau luar negeri
 Standar harga satuan bangunan gedung negara
 Standar harga satuan bangunan jalan dan jembatan, dsb
HARGA PERKIRAAN SENDIRI
4 (HPS)
 HPS yaitu perkiraan biaya atau harga yg
wajar dan dapat dipertanggungjawabkan
atas kegiatan pengadaan barang/jasa pada
instansi pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai