Anda di halaman 1dari 31

HUKUM PENGOBATAN

MEMPERGUNAkAN BAHAN
YANG HARAM

OLEH :
Drs. D. Syahidin, SKM
1. Presepsi Islam
Islam adlh agama wahyu yg terakhir diturunkan
oleh Allah u/ umat manusia & bersifat smpurna.
Sbg agama pamungkas & sempurna, Islam
mmbawa ajaran lengkap.

Mencakup seluruh aspek kehidupan. Tdk satu


aspekpun dr permasalahan hidup & kehidupan
umat manusia yg lepas dr perhatian Islam
Islam telah menetapkan dasar- dasar
konsepsional sbg pedoman bagi umatnya u/
meningkatkan, memelihara & memulihkan
kesehatan.
Kenyataanya menunjukan bhwa perkembangan &
kemajuan ilmu medis mmbawa penemuan2 baru
terutama dlm sistem pengobatan, baik mengenai
cara maupun jenis obat- obatan yg dipergunakan.

Khusus mengenai mslh jenis obat2an yg


digunakan, dunia medis mmbuktikan bahwa di
anatara benda2 yg diharamkan o/ Islam tdk jarang
justru sangat efektif/ manjur u/ menyembuhkan
suatu penyakit. Hal ini tentu menjadi masalah bagi
umat Islam.
Di satu pihak, Islam mmerintahkn umatnya
agar berupaya maksimal u/ meningkatkn &
mmelihara kesehatan., serta berobat demi
kesembuhan penyakit yg diderita. Di lain
pihak, obat yg bs digunakan u/ penyembuhan
tsb mungkin sekali terbuat/ trdiri dr benda2 yg
haram.
Islam sbg agama yg sempurna & sesuai u/
segala zaman, sudah barang tentu hrs mampu
mengantisipasi perkembangan dunia medis.
2. Islam & Kesehatan

Untuk mengetahui sejauh mana urgensi


kesehatan dlm Islam, perlu dilihat trlebih dahulu
ajaran Islam ttg kesehatan. Islam menaruh
perhatian yg sgt serius thdp kesehatan, baik
kesehatan fisik maupun mental.
Org yg sehat tdk sama kedudukannya dgn org
yg sakit. Org yg sehat & kuat lebih utama dimata
islam. Ia tdk menjadi beban bagi org lain, & dpt
melaksanakn kewajiban dgn sempurna & bisa
berbuat banyak demi kepentingan masyarakat.
Sebaliknya, org yg sakit & lemah mungkin
sekali menjadi beban org lain & tdk bisa
menjalankan kewajibannya dgn baik, baik
kewajiban kpd Allah maupun sesama manusia.
Bahwa Islam mengutamakan org yg sehat &
kuat , sebagaimana firman Allah :
Salah seorang di antara kedua wanita itu berkata : hai ayahku ambillah ia sbg
org yg bekerja pd kita, sesungguhnya org yg paling baik yg kamu ambil sbg
pekerja adlh org yg kuat lg dpt dipercaya.”
Karena kesehatan, kekuatan fisik & kejujuranlah
Nabi Musa mendapt tempat istimewa di mata
Nabi Syu’aib. Selain itu, ayat ini scara implisit
menyampaikan ajaran bahwa kesehatan – yg
menyebabkan kuatnya fisik sseorang- itu sangat
penting.
Dlm sebuah hadis yg diriwayatkan o/ Muslim &
Abu Hurairah, Rasulullah bersabda :

“Org mu’min yg kuat itu lebih baik & lebih


dicintai di sisi Allah dr pd org mu’min yg lemah,
walaupun pd keduanya itu ada kebaikan.”
Salah satu konotasi dr istilah kuat dlm hadits ini adlh
kesehatan yg prima, sebab tanpa kesehatan sudah barang
tentu fisik ssorg tdk akan kuat.
Mengapa kesehatan itu penting dlm Islam? Kesehatan mrpkn
sarana yg paling utama bagi manusia dlm melaksanakan tgs
kehambaan & kekhalifahannya di bumi. Seorg muslim yg sehat
akan mudah melaksanakan kewajibannya, baik secra vertikal
maupun horizontal.
Ia tentu bisa beribadah semaksimal mungkin. Berbeda dg
org yg tdk sehat, mungkin niat beribadah sangat kuat, tapi
kondisi fisiknya tdk memungkinkan. Org yg sehat bs
memperoleh kebajikan yg lebih banyak dibanding org yg
lemah.
Ia bs beribadah shalat & puasa dgn sempurna, serta
mencari rezeki. Dgn rezki yg ada ia bs melaksanakan kewajiban
yg lain, yakni zakat & haji.
Adapun bukti konkret bahwa Islam mengutamakan
kesehatan dpt dilihat dr karakter ajaran Islam itu
sendiri, baik yg eksplisit maupun implisit. Ajaran Islam
banyak berhubungan erat dgn kesehatan.

Islam menghubungkn umatnya scara akrab dgn


air, mengutamakan makanan & minuman yg baik,
menganjurkan olahraga dsb. Semua ini mrpkn gerbang
menuju kehidupan yg sehat.

Ada ibadah pokok yg membawa dampak positif


bagi kesehatan. Puasa umpanya, salah satu hikmahnya
adalah u/ kesehatan, sebagaimana sabda Rasulullah.

“Berpuasalah kamu sekalian, niscaya kalian sehat”.


Dlm soal makanan & minuman, Islam
memerintahkan yg baik2 & menjauhi yg jelek. Maksud
perintah & larangan ini tdk lain demi kesehatan.
Makanan & minuman yg baik tentu baik pula bagi
kesehatan. Sbg Allah berfirman :

“Hai org2 yg beriman, makanlah di antara rezki yg


baik2 yg Kami berikan kpdmu & bersyukurlah kpd
Allah, jika bnr2 hanya kpd-Nya kamu menyembah.
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, & binatang yg ketika
disembelih disebut nama selain nama Allah …”
( QS.Al- Baqarah : 172-173)
Islam melarang minuman tertentu karena
dianggap merusak kesehatan seperti khamr
(arak), Allah berfirman :

“Mereka akan bertanya kpdmu ttg arak &


judi. Katakanlah bahwa di dlm kedua hal ini
ada dosa besar & manfaat bagi manusia, akan
tetapi dosanya lebih besar dari manfaatnya…”
(QS.Al-baqarah: 219)
Islam tdk hanya memperhatikan
kesehatan individu, melainkan juga msyarakt
luas. Hal ini terlihat dlm sabda Rasulullah :
“Apabila kamu mendengar suatu berita ttg
wabah penyakit yg tengah melanda suatu
negeri, jgnlah kamu memasuki negeri tsb.
Dan apabila kamu sedang berada dlm negeri
yg sedang dilanda wabah, jgnlah kamu
keluar dr negeri tsb.”
3. Perintah Menjaga Kesehatan dan
Berobat Dalam Islam
Kemudian Rasulullah berkata bahwa
Allah tdk menimpakan suatu pnyakit
melainkn juga menciptakan obatnya.
Org yg ahli akan mngetahui & org yg
awam tdk mngetahuinya.
Dlm hadits lain, yg diriwayatkan o/
Ahmad, Bukhari, & Ibnu Majah,
Rasulullah bersabda :
“Allah tdk mendatangkan suatu penyakit
kecuali juga menurunkan obatnya.”
Bgmn anjuran Islam kpd org yg sedang
ditimpa suatu penyakit? Rasulullah
bersabda yg diriwayatkan o/ Abu Daud
dr Abu Darda’:

“Sesungguhnya Allah mendatangkn


penyakit &
obat. Ia mengadakan obat bagi setiap
penyakit. o/ sebab itu berobatlah kalian
& jgnlah kalian berobat dgn sesuatu yg
haram.”
Hadits ini memerintahkan agar umat Islam
senantiasa berobat dgn yg halal. Perintah
berobat dlm hadits ini mrpkn amr bila merujuk
kpd kaidah usul fikih, shighat amr mmbawa arti
wajib.

Ketentuan u/ berobat didukung pula o/


ketentuan kaidah usul: Al- Dhararu yuzalu (hal
yg mudharat itu dihilangkan). Hukum berobat
mrpkn suatu perintah yg mmpunyai kekuatan
hukum wajib. (Pendapat T.M.Hasbi al-shiddiqy &
dr. H. Ali Akbar) wajib bahwa berobat dr
penyakit, & haram meninggalkan berobat itu.
4. Hukum Berobat dgn Benda2 Haram

Islam sangat mengutamakan kesehatan &


pengobatan namun dgn etika yg benar. Islam
menghendaki agar obat yg dipergunakan jelas
halal/ haramnya secara syar’i

Telah disinggung di muka bhwa dlm dunia medis


sering ditemukn benda2 haram menurut Islam,
tetapi ternyata ada manfaatnya, misalnya dpt
menyembuhkan suatu penyakit. Kenyataan ini
menimbulkan masalah dlm dunia fikih Islam bgm
hukumnya berobat dgn benda yg haram.
Para fuqaha dahulu, terutama imam
mazhab yg empat sepakat mengharamkan
berobat dgn benda yg haram. Kesepakatan
pendapat para imam mazhab ini berlaku dlm
keadaan yg memungkinkan “ikhtiar” (usaha)
bukan “dharurah” (keterpaksaan).

Alasan yg mereka pegang dlm menetapkan


hukum yg demikian adalah bbrp sabda
Rasululloh secara eksplisit melarang
sebagaimana (HR. Abu Daud & Abu Darda’ :
Dan hadits lain Rasulullah bersabda :
Sesungguhnya Allah tdk menjadikn obat
u/ kamu pd benda2 yg diharamkan.

Dan di hadits lain pula yg diriwayatkan


o/ Ahmad, Muslim, Ibnu Majah, &
Turmizi dr Abu hurairah:
Rasulullah melarang penggunaan obat dr
hal yg jelek.
Namun, kenyataan mmperlihatkn tdk selamanya ssorg bs
berobat sesuai dgn ketentuan syara’ tsb. Dlm keadaan
tertentu ada peluang bagi ssorg u/ menggunakan benda
haram sbg obat.
Haramnya penggunaan obat dr benda2 haram adlh u/
keadaan normal yg memungkinkan ikhtiar. Sementara
dlm keadaaan darurat, Islam mmpunyai kebijaksanaan
lain.
Hukum ‘azimah & rukhsah (keringanan) dlm fikih Islam
bagaikn 2 sisi dr 1 mata uang yg tdk bs dipisahkan satu
dgn yg lain, dlm keadaan normal hukum ‘azimah mutlak
tdk boleh dilakukan, ttp apabila terpaksa, rukhsah sangat
dibutuhkan, misalnya tdk ditemukn obat lain yg halal.
Dlm pemanfaatan benda2 yg haram sebagai
obat para ulama sepakat membolehkan hal itu
dgn 2 syarat :

1. Harus didasarkan keterangan dr dokter


muslim yg dpt dipercaya.

2. Karena memang tdk ada obat lain, cara


memperolehnya tdk melanggar syara’ & tdk
melebihi keperluan.
Pendapat para ulama ini didukung o/ dalil naqli antara lain:
 QS. Al- Anam : 145

“Katakanlah tiada-ku peroleh dlm apa yg diwahyukan kpdku


(suatu makan) yg diharamkan atas memakannya, kecuali mayat
(bangkai), darah yg mengalir / daging babi krn demikian itu keji/
fasiq ( yaitu hewan) yg di sembelih bukan dgn nama Allah
Barang siapa terpaksa bukan pula berlebihan sesungguhnya
Tuhanmu pengampun lagi penyayang.”
 QS. Al- maidah : 3

“Diharamkan atas kamu ( memakan ) bangkai,


darah, daging babi, & (hewan) yg disembelih bukan
dgn nama Allah & (hewan) yg mati krn tercekik, krn
terpukul, krn jatuh, krn ditanduk, …. Barabg siapa
terpaksa dlm keadaan kelaparan tanpa cenderung
kpd dosa, maka sengguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Penyayang (boleh memakan atau
di jadikan obat)
 QS.Al-Baqarah: 173

“Sesungguhnya yg diharamkn atas kamu, ialah


bangkai, darah, daging babi & (hewan) yg di
sembelih bukan dgn nama Allah (melainkn
dgn nama berhala) tetapi barang siapa yg
terpaksa (memakannya), sedang ia tiada
aniaya & tiada pula melampaui batas maka
tak ada dosa thdpnya. Sungguh Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dlm keadaan terpaksa Islam memberi rukhshah kpd
umatnya. Ini tentu sesuai dgn watak ajaran Islam itu
sendiri yg mmberikan kemudahan bagi umatnya.
Namun tentu saja kemudahan itu tdk gampang
diberikan melaikan hrs ada ‘illah (alasan) yg konkret
& dpt diterima o/ akal.
Berobat dgn benda haram pada asalnya dilarang
kemudian diperbolehkan krn ada ‘illah yg konkret
yaitu dlarurah (terpaksa). Keadaan dlarurah
berlakulah kaedah seperti : “al-dlaruratu tubihu al-
mahzhurat” (keadaan dlarurah membolehkan yg
terlarang) atau “al-masyaqqatu tajlibu al-taisir”
(kesukaran itu akan melahirkan kemudahan)
Menurut penyelidikan & pandangan Ashshiddieqy &
Sayyid Sabiq, kasus mengenai pengobatan dlm
keadaan dlarurah boleh kita berobat dgn khamr/
benda haram bila tak ada obat lain yg halal.
Pemanfaatan khamr/ benda haram u/ kesehatan
mestilah “diniatkn” u/ pengobatan semata, bukan u/
bersenang2 atau memenuhi keinginan hawa nafsu &
kadarnya tdk boleh melebihi batas yg ditentukan o/
dokter.

Benda haram yg dijadikan obat menjadi sorotan para


ulama dgn perkembangan dunia medis dewasa ini yg
semakin banyak ditemukan jenis obat yg termasuk
dlm kategori haram menurut Islam.
Pendapat para ulama diatas sangat
sesuai dgn semangat syariat Islam. Islam
senantiasa tanggap dlm setiap situasi, Islam
selalu mmberikan jln keluar yg dpt diterima
manusia. Ruh Islam berorientasi pd
kebahagiaan, kemudahan & keselamatan
bagi umatnya (QS.Al-Baqarah:185)
“…. Allah menginginkan kemudahan bagimu
& tdk mengiginkan bagimu kesukaran.”
Dan QS. Al-Hajj:78
“…. Dan Dia sekali-sekali tdk menjadikan u/
kamu dlm agama suatu kesempitan.”
Diantaranya beberapa ayat al-quran yang
berkaitan dengan pengobatan. Diantaranya :

• QS. Yunus : 57
َ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َم ْو ِع‬
ِ ‫ظةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء لِ َما فِي الصُّ ُد‬
‫ور‬
َ ِ‫َوهُ ًدى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمن‬
‫ين‬
• Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman.
• QS. An-Nahl : 69

ٌ‫ت فَا ْسلُ ِكي ُسبُ َل َربِّ ِك ُذلُاًل ۚ يَ ْخ ُر ُج ِم ْن بُطُونِهَا َش َراب‬ ِ ‫ثُ َّم ُكلِي ِم ْن ُك ِّل الثَّ َم َرا‬
َ ِ‫اس ۗ إِ َّن فِي ٰ َذل‬
َ ‫ك آَل يَةً لِقَ ْو ٍم يَتَفَ َّكر‬
‫ُون‬ ِ َّ‫ف أَ ْل َوانُهُ فِي ِه ِشفَا ٌء لِلن‬
ٌ ِ‫ُم ْختَل‬

• Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-


buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah
dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi
orang-orang yang memikirkan.
• QS. Al-Isra : 82

‫ين ۙ َواَل يَ ِزي ُد‬َ ِ‫آن َما هُ َو ِشفَا ٌء َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمن‬
ِ ْ‫َونُنَ ِّز ُل ِم َن ْالقُر‬
َ ‫الظَّالِ ِم‬
‫ين إِاَّل َخ َسا ًرا‬

• Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang


menjadi penawar dan rahmat bagi orang-
orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian.
• QS. Fussilat : 44

َ ‫قُلْ هُ َو لِلَّ ِذ‬


‫ين آ َمنُوا هُ ًدى َو ِشفَا ٌء‬

• Katakanlah: "Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar


bagi orang-orang mukmin.

------------------------------------------------------------------------
• QS. Asy-Syu'ara‘ : 80

ِ ِ‫ت فَهُ َو يَ ْشف‬


‫ين‬ ُ ْ‫َوإِ َذا َم ِرض‬

• Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai