Anda di halaman 1dari 39

Cephalgia

Pembimbing:
dr. Hexanto, sp.S

Disusun oleh:
Melisa Citra Ika M
112016366
Definisi
• Rasa nyeri atau rasa tidak nyaman pada daerah atas kepala,
memanjang dari orbita sampai ke arah belakang kepala yaitu area
oksipital dan sebagian daerah tengkuk

Primer

Nyeri
Kepala
Sekunder
Etiologi
• Kelainan vaskular
• Kontraksi otot
• Keadaan ekstrakranial / intrakranial, struktural / inflamasi
Klasifikasi

• International Headache Society (IHS):

• Primer : nyeri kepala tanpa disertai


adanya penyebab struktural organik /
bukan disebabkan karena adanya
penyakit lain

• Sekunder : sakit kepala disebabkan


karena adanya penyakit lain
Berdasarkan lokasi
Berdasarkan perjalanan penyakit
Karakteristik sakit kepala yang menjadi tanda serius (Red Flag) :

• “worst headache ever”

• Sakit kepala yang bertambah berat dalam beberapa hari / minggu

• Gangguan saraf (kelumpuhan, kebutaan, dll)

• Sakit kepala disertai demam

• Muntah yang terjadi sebelum sakit kepala

• Sakit kepala timbul segera setelah bangun tidur

• Usia > 55 tahun

• Sakit kepala pada anak


Tension Type Headache

• Sensasi nyeri pada daerah kepala akibat kontraksi terus menerus otot-
otot kepala & tengkuk (M. splenius kapitis, M. temporalis, M.
masseter, M. trapezius, M. sternokleidomastoideus, M. servikalis
posterior, M. levator skapula)
Etiologi
• Stress

• Depresi

• Bekerja dalam posisi menetap dalam jangka waktu lama

• Kelelahan mata

• Kontraksi otot yang berlebihan

• Berkurangnya aliran darah

• Ketidakseimbangan neurotransmitter (dopamin, serotonin, norepinefrin, enkephalin)


Klasifikasi

Tension Type Headache


Episodik Tension Type Headache
Kronik
• Frekuensi serangan tidak
mencapai 15 hari setiap • Frekuensi serangan > 15
bulan hari / bulan
• Berlangsung 30 menit – 7 • Berlangsung > 6 bulan
hari
Diagnosa
Memenuhi 2 dari 4 dibawah ini:

Adanya sensasi tertekan / terjepit

Intensitas ringan – sedang

Lokasi bilateral

Tidak diperburuk aktivitas, tidak ada mual muntah, tida ada salah satu
dari fotofobia & fonofobia
Gambaran Klinis
Nyeri ringan, sedang, berat

Nyeri tumpul seperti ditekan / diikat, tidk berdenyut, menyeluruh

Nyeri lebih hebat pada daerah kulit kepala, oksipital, belakang leher

Spontan

Memburuk oleh stress, insomnia, kelelahan kronis, iritabilitas, gangguan konsentrasi, & vertigo

Rasa tidak nyaman pada leher, rahang, serta temporomandibular


Penatalaksanaan
Antidepresan :
Amitriptilin 10 mg – 25 mg sebelum tidur selama 4 – 6 minggu

SSRI (fluoxetine, paroxetine, citalopram)

Muscle relaxant :
Cyclobenzapine 10 mg sebelum tidur

Tizanidine dosis dititrasi dari 2 mg – 20 mg / hari dibagi menjadi 3 dosis


• Anti konvulsi :
GABA

Asam valproat

• NSAID :
Terapi tambahan

Profilaksis migrain

• Toksin botulinum

• Sumaptriptan
Komplikasi
• Rebound headache (nyeri kepala karena obat anelgesia berlebihan
spt aspirin, asetaminofen, dll)

Pencegahan
• Olahraga teratur

• Istirahat cukup

• Relaksasi otot

• Meditasi

• Behavioral therapy

• Ganti bantal & ubah posisi tidur

• Konsumsi makanan sehat


Migraine

• Nyeri kepala dengan serangan nyeri yang berlangsung 4 – 72 jam

• Nyeri unilateral, berdenyut, intensitas nyerinya sedang sampai berat


& diperhebat oleh aktivitas, dan dapat disertai mual muntah,
fotofobia dan fonofobia
Etiologi & faktor resiko
• Riwayat anggota keluarga migraine

• Mitochondrial myopathy

• Encephalopathy

• Lactic acidosis

• Strokelike episodes

• Cerebral autosomal dominant arteriopathy with subcortical infarcts

• Leukoencephalopathy
Faktor Pencetus

Faktor ekstrinsik : kegngan jiwa / stress, diet (alkohol & bir), lingkungan, obat-obatan
(vasofilator, antihipertensi, histamin-2 bloker, antibiotik, selective serotonin reuptake
inhibitor, vit A dosis tinggi, dll

Faktor intrinsik : hormonal, menopause

*Riwayat migraine dalam keluarga, wanita, usia muda


Klasifikasi
Migraine tanpa aura
Nyeri kepala berulang dengan manifestasi serangan 4 - 72 jam
Unilateral, berdenyut, intensitas sedang-berat, tambah berat dengan
aktifitas fisik, mual muntah, fotofobia & fonofobia
Kriteria diagnosis :
A. min 5x serangan yang termasuk kriteria B-D
B. nyeri kepala berlangsung 4 - 72 jam
C. nyeri kepala yang terjadi minimal 2 dari karakteristik (lokasi unilateral, sifat
mendenyut, intensitas sedang - berat, diperberat oleh kegiatan)
D. selama serangan minimal ada 1 yaitu mual dan/ muntah, fotofobia &
fonofobia
E. tidak berkaitan dengan kelainan lain
Migraine dengan aura
Aura visual yang muncul secara gradual mendahului nyeri kepala &
berlangsung 15-30 menit
Kriteria diagnosis
A. minimal terdapat 2 serangan seperti kriteria B - D
B. adanya aura minimal 1 tetapi tidak ada kelemahan motorik
• gangguan visual reversibel
• gangguan sensoris reversibel
• gangguan bicara yang reversibel sempurna
C. minimal 2 dibawah ini
• gejala visual homonim dan/ gejala sensoris unilateral
• timbul 1 macam aura secara gradual >= 5 menit dan/ jenis aura lainnya >= 5 menit
• masing-masing gejala berlangsung 5 - 60 menit
D. nyeri kepala memenuhi kriteria migraine tanpa aura
E. tidak berkaitan dengan kelainan lain
Manifestasi Klinis
• 4 fase pada migraine dengan aura :

• Fase I prodromal -> berkembang secara perlahan 24 jam sebelum serangan. kepala terasa
ringan, tidak nyaman, memburuk bila makan makanan tertentu, mengunyah terlalu kuat,
sulit/malas berbicara

• Fase II aura -> berlangsung +- 30 menit, fotofobia, kesemutan, perasaan gatal pada wajah
& tangan, lemah pada ekstremitas, pusing

• Fase III sakit kepala -> sakit kepala berdenyut yang berat, fotofobia, mual muntah

• Fase IV pemulihan -> periode kontraksi otot leher & kulit kepala yang berhubungan
dengan sakit otot & ketegangan lokal, terjadi kelelahan & tidur untuk waktu yang panjang
Pemeriksaan Penunjang
pasien baru pertama kali mengalami sakit kepala, ada perubahan
• CT scan dalam frekuensi serta derajat keparahan sakit kepala, sakit kepala
hebat, persistesn, pem neurologis abnormal, tidak respon dengan
• MRI terapi, sakit kepala unilateral disertai gejala neurologis kontralateral

• Punksi lumbal
• pertama kali sakit kepala & teburuk

• rekuren

• onset cepat

• progresif, kroni & sulit sembuh

• Laboratorium
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Sumatriptan
• subkutan dengan dosis 4-6 mg
NSAID
• dosis maksimum 12 mg / 24 jam
• aspirin
Zolmitriptan
• ibuprofen
• dosis 5 mg peroral
• naproxen sodium
• dosis max 10 mg / 24 jam
• ketorolac
• serangan migraine akut dengan /
Antiemetik
tanpa aura
• domperidone
Eletriptan
• metoklopramide
• 20 - 40 mg peroral
• dosis max 80 mg / 24 jam
Terapi preventif
• Beta blocker

• propanolol dosis 10-20 mg 2-3x, ditingkatkan secara gradual sampai 240 mg/hari

• atenolol 40-160 mg/hari

• timolol 20-40 mg/hari

• metoprolol 100-200 mg/hari

• Ca channel blocker

• Serotonin reseptor antagonis (pizotifen)

• Metisergid

• Antidepresan
• amitriptilin 25-125 mg tiap malam

• Antikonvulsan
• asam valproat 250 mg 3-4x sehari
Non medikamentosa

Terapi abortif

• Istirahat / tidur di tempat yang tenang & gelap

Terapi profilaktif

• Mangetahui & menghindari faktor pencetus

• Olah raga teratur (yoga & senam)


Komplikasi

Rebound headache -> nyeri kepala karena penggunaan obat analgesia


yang berlebihan (aspirin, asetaminofen, dll)

Pencegahan
Cegah kelelahan fisik, tidur cukup, atasi hipertensi, penggunaan
kacamata hitam, makan teratur, hindari stress
Cluster Headache

• Nyeri kepala atau muka unilateral yang hebat selama 15 menit-3 jam
yang disertai injeksi konjungtiva, lakrimasi, penyumbatan hidung
ipsilateral beberapa kali dalam sehari dalam kurun waktu beberapa
minggu hingga bulan
• Tipe episodik, paling sering (80%)
• 1-3x serangan singkat periorbital/hari selama 2-12 minggu diikuti masa bebas
serangan selama 3 bulan - 3 tahun

• Tipe kronik (20%)


• tidak ada remisi selama lebih dari 1 tahun atau remisi singkat kurang dari 14
hari (NKK tipe primer), sedangkan yang berkembang dari tipe episodik disebut
sebagai NKK tipe sekunder
Manifestasi Klinis
• Nyeri timbul mendadak, eksplosif, unilateral

• Mencapai puncak dalam 10-15 menit & berlangsung hingga 2 jam

• Nyeri seperti dibor disekitar & belakang mata

• Bola mata seperti mau keluar

• Nyeri seperti dibakar

• Menetap tidak berdenyut, tanpa disertai aura

• Frekuensi 4-6 serangan/hari

• Nyeri menjalar ke daerah supraorbita, pelipis, maksila, & gusi atas

• Nyeri tumpul yg menetap di mata, pelipis, rahang atas diluar serangan


Gejala Penyerta
• Gejala otonom
• penyumbatan hidung ipsilateral

• pembengkakan jaringan lunak

• dahi berkeringat

• lakrimasi & injeksi konjungtiva

• Paralisis parsial simpatis sindroma horner ringan (ptosis, miosis, anhidrosis), bradikardia,
muka merah / pucat, nyeri di muka & daerah arteri karotis ipsilateral

• Gejala migraine -> ggn GI, fotofobia, fonofobia

• Perubahan perilaku selama serangan -> kegelisahan, berteriak kesakitan

• Gejala neurologik -> hiperalgesia pada muka & kepala


Faktor Pencetus

• Injeksi subkutan histamine

• Stres, alergi, perubahan musiman, atau nitrogliserin.

• Perokok berat

• Gangguan pola tidur normal

• Keabnormalan kadar hormon tertentu

• Alkohol
Penatalaksanaan

Pengobatan serangan akut

• Oksigen -> inhalasi oksigen sebanyak 10-12 liter/menit selama 15 menit

• Sumatriptan -> 6 mg subkutan, 20 mg intranasal

• Dihidroergotamin -> 0,5 - 1,5 mg IV atau 1 mg IM untuk serangan akut

• Anestesi lokal: 1% lidokain intranasal 4%

• Indometasine

• Gabapentin / topiramat
Pengobatan profilaksis

Ditentukan oleh lamanya serangan

• Verapamil dosis 120 - 160 mg/hari

• Kortikosteroid -> 50 - 75 mg tiap pagi, dikurangi 10% pada hari ketiga

• Lithium karbonat dosis 600 - 900 mg/hari dalam dosis terbagi

• Ergotamin tartat 2 mg 2-3x/hari, 2 mg oral / 1 mg rektal 2 jam


sebelum serangan terutama malam hari
Cephalgia Sekunder
• Nyeri kepala yang disebabkan karena adanya suatu penyakit tertentu

• Kriteria diagnosis nyeri kepala sekunder menurut IHS

A Nyeri kepala dengan satu / lebih memenuhi kriteria C dan D

Penyakit lain diketahui dapat menimbulkan nyeri kepala telah diketahui


B sebelumnya

C Nyeri kepala yang timbul berhubungan dengan penyakit lain

Nyeri kepala berkurang dengan hebat atau sembuh dalam waktu 3 bulan
D setelah pengobatan yang baik / remisi spontan dari penyakit penyebabnya
Nyeri kepala sekunder yang sering terjadi:

• Nyeri kepala karena sakit gigi

• Nyeri kepala karena sinusitis

• Nyeri kepala pada kelainan mata

• Nyeri kepala pada hipertensi

• Nyeri kepala akibat putus zat (withdrawal headache)


Trigeminal Neuralgia

• Nyeri unilateral mengikuti distribusi sensorik dari saraf kranial V

• Nyeri tajam seperti ditusuk /disetrum listrik

• Berlangsung beberapa detik - 2 menit diikuti masa penyembuhan dan serangan


berikutnya

• Dapat disertai lakrimasi & kontraksi otot-otot

• Dicetuskan oleh rangsangan ringan (meraba, menguap, berbicara, mengunyah)


Penatalaksanaan

• Carbamazepin 3 x 100 - 200 mg

• Difenihidantoin 3 x 100 mg

• Jika diperlukan dapat diberikan obat penenang


Cephalgia Sifat Lokasi Lama nyeri Intensitas & Frekuensi nyeri Gejala ikutan

Migren tanpa Berdenyut Unilateral 4-72 jam Sedang-berat<5 serangan nyeriDiperberat Mual muntah,
aura aktivitas fotofobia,fonofobia

Migren dengan Berdenyut Unilateral 4-72 jamAura < Sedang-beratMinimal 2x serangan didahului Gangguan neurologi: visual,
aura 60 menit gejala neurologi fokal 5-20 menitDiperberat sensorik, bicara
aktivitas

Cluster Headache Tajam, menusuk Unilateral orbita, 15-180 menit Berat1x tiap 2 hari – 8x perhari Lakrimasi ipsilateral.,
supraorbital rhinorrhea ipsilateral,
miosis/ptosis ipsilateral ,dahi
& wajah berkeringat
ipsilateral
Tension Type Tumpul, tekan Bilateral 30 menit -7 Ringan-sedangTerus menerusTidak Depresi, ansietas, stress
Headache (TTH) diikat hari diperberat aktivitas

Neuralgia Ditusuk-tusuk, Unilateral, jarang Beberapa Ringan-sedangBeberapa kali sehari Spasme otot pada sisi wajah
trigeminus seperti tersengat bilateral detik-2 menit yang terkena (Dermatom
listrik saraf V)

sekunder Berdenyut tergantung lokasi > 3 bulan Tergantung derajat penyakit dasar Gejala penyakit dasar
Thank You

Anda mungkin juga menyukai