Anda di halaman 1dari 21

Tugas Ringkasan Etika Bisnis

“Ekonomi dan Keadilan”

Disusun oleh:
Handy Kurniawan (2007-011-450)
Seksi A
Dosen:
Andre Ata Ujan, Phd.
BAB 3
Ekonomi dan Keadilan
Disusun oleh:
Handy Kurniawan
2007-011-450
Antara ekonomi dan keadilan terjalin
hubungan erat, karena dua-duanya berasal
dari sumber yang sama.
Sumber itu tidak lain adalah masalah
kelangkaan.
•Ekonomi adalah studi tentang cara
bagaimana masyarakat menggunakan limited
resources untuk memproduksikan komoditas-
komoditas yang berharga dan
mendistribusikannya di antara orang-orang
yang berbeda
1. Hakikat Keadilan
• Celcius menggambarkan keadilan sebagai
“tribuere cuique suum”
• Dalam bahasa Inggris “to give everybody his
own”, atau dalam bahasa Indonesia
“memberikan kepada setiap orang yang dia
empunya”
• Penjelasan hukum Roma tentang keadilan:
Memberikan kepada setiap orang apa yang
menjadi haknya.
Tiga unsur hakiki keadilan
• Pertama, keadilan selalu tertuju pada orang lain atau
keadilan selalu ditandai oleh other-directedness
(J.Finnis).
• Kedua, keadilan harus ditegakkan atau dilaksanakan dan
tidak hanya sekedar dianjurkan saja.
• Ketiga, keadilan menuntut persamaan (equality). Atas
dasar keadilan, kita harus memberikan kepada setiap
orang apa yang menjadi haknya, tanpa kecuali
2. Pembagian Keadilan
2.1 Pembagian Klasik
a. Keadilan umum (general justice)
b. Keadilan distributif (distributive justice)
c. Keadilan komutatif (commutative justice)
2.2 Pembagian pengarang modern
a. Keadilan distributif
b. Keadilan retributif
c. Keadilan kompensatoris
2.3 Keadilan individual dan keadilan sosial
2.1 Pembagian Klasik
a. Keadilan umum (general justice), berdasarkan keadilan ini para
anggota masyarakat diwajibkan untuk memberi kepada
masyarakat ( secara konkret ) apa yang menjadi haknya.
b. Keadilan distributif (distributive justice), Berdasarkan keadilan
ini negara harus membagi segalanya dengan cara yang sama
kepada para anggota masyarakat. Diantara hal – hal yang dibagi
negara kepada warga negara ada hal – hal yang enak untuk
didapat ada juga hal – hal yang tidak enak didapat.
c. Keadilan Komutatif ( Commutative Justice ) Berdasarkan
keadilan ini setiap orang harus memberikan kepada orang lain
apa yang menjadi haknya. Bukan hanya individu yang harus
memberikannya kepada individu lain melainkan juga kelompok
satu kepada kelompok lain.
2.2 Pembagian Pengarang
Modern
a. Keadilan Distribusi ( Distributive Justice ) Dimengerti dengan
cara yang sama seperti dalam pembagian klasik tadi. Benefits
and burdens hal – hal yang enak untuk didapat maupun hal –
hal yang menuntut pengorbanan
b. Keadilan Retributif ( Retributive Justice ) Berkaitan dengan
terjadinya kesalahan. Hukuman yang diberikan kepada orang
yang bersalah haruslah adil. Jika seorang karyawan bersalah
maka diberikan hukuman mungkin sanksi.
c. Keadilan Kompensatoris ( Compensatory Justice ) Menyangkut
kesalahan juga yang dilakukan tetapi menuntut aspek lain.
Berdasarkan keadilan ini orang mempunya kewajiban moral
untuk memberi tanggung jawab moral untuk memberikan
kompensasi kepada orang lain
3.3 Keadilan Individu dan Keadilan
Sosial
Cara yang paling baik untuk menguraikan keadilan sosial
adalah membedakannya dengan keadilan individu. Kedua
macam keadilan ini berbeda karena pelaksanaannya berbeda.
Pelaksanaan keadilan individual tergantung pada kemauan
atau keputusan satu orang ( atau bisa beberapa orang ) saja.
Dalam pelaksanaan keadilan sosial, satu orang atau
beberapa orang saja tidak berdaya. Keadilan sosial tergantung
pada struktur-struktur masyarakat dibidang sosial-ekonomi,
politik, budaya dan sebagaimananya. Keadilan sosial tidak
akan terlaksana kalau struktur-struktur masyarakat tidak
memungkinkan.
3.4 Keadilan Distributif pada
khususnya
Dalam teori etika modern sering disebut dua macam prinsip
untuk keadilan distribusi : prinsip Formal dan prinsip Material.
Prinsip formal hanya ada satu. Prinsip formal ini mempunyai
tradisi yang lama sekali karena sudah ditemukan oleh
Aristoteles. Jadi prinsip Formal menyatakan bahwa kasus – kasus
yang sama harus diperlakukan dengan cara yang sama
sedangkan kasus – kasus yang tidak sama boleh saja
diperlakukan tidak sama. Prinsip – prinsip material keadilan
disributif melengkapi prinsip formal.
Prinsip – prinsip material menunjuk kepada salah satu
aspek relevan yang bisa menjadi dasar untuk membagi
dengan adil hal – hal yang dicari oleh berbagai orang. Kalau
prinsip formal hanya ada satu, prinsip material ada
beberapa. Keadilan distributif terwujud kalau diberikan :
•Kepada setiap orang bagian yang sama
•Kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhan
individualnya
•Kepada setiap orang sesuai dengan haknya
•Kepada setiap orang sesuai dengan usaha individualnya
•Kepada setiap orang sesuai dengan kontribusinya kepada
masyarakat
•Kepada setiap orang sesuai dengan jasanya ( Merit )
Prinsip material keadilan distributif
1. Bagian yang sama, adil apabila membagi sama rata
2. Kebutuhan, adil jika membagi sesuai kebutuhan
3. Hak, adil jika sesuai dengan perjanjian
4. Usaha, adil jika membagi hasil sesuai kerja keras
5. Kontribusi kepada masyarakat
6. Jasa, adil jika pemberian bonus dilakukan sesuai dengan
prestasi
Teori Egalitarianisme
Teori Egalitarianisme didasarkan atas prinsip pertama. Mereka
berpendapat bahwa kita baru membagi dengan adil bila
semua orang yang mendapat bagian yang sama ( Equal ).
Membagi dengan adil berarti sama rata. Jika karena alas an
apa saja tidak semua orang mendapat bagian yang sama
menurut egalitarianisme pembagian itu tidak adil betul.
Teori Sosialistis
Teori Sosialistis tentang keadilan distributive memilih prinsip
kebutuhan sebagai dasarnya. Menurut mereka masyarakat
diatur dengan adil, jika kebutuhan semua warga terpenuhi,
seperti kebutuhan akan sandang, pangan, papan. Secara
konkret, sosialisme terutama memikirkan masalah – masalah
perkerjaan bagi kaum buruh dalam konteks industrialisasi.
Teori Liberalistis
Liberalisme justru menolak pembagian atas dasar kebutuhan
sebagai tidak adil. Karena manusia adalah makhluk bebas,
kita harus membagi menurut usaha – usaha bebas dari
individu – individu bersangkutan. Yang tidak berusaha tak
mempunyai hak pula untuk memperoleh sesuatu. Liberalisme
menolak sebagai sangat tidak etis sikap Free Rider benalu
yang menumpang hidup pada usaha lain tanpa mengeluarkan
air keringat sendiri.
John Rawls tentang Keadilan
Distributif
Menurut Rawls yang termasuk nilai-nilai sosial primer adalah
1.Kebebasan-kebebasan dasar seperti kebebasan
mengemukakan pendapat, kebebasan hati nurani dan
kebebasan berkumpul, integritas pribadi, dan kebebasan
politik
2.Kebebasan bergerak dan kebebasan memilih profesi
3.Kuasa dan keuntungan yang berkaitan dengan jabatan-
jabatan dan posisi-posisi penuh tanggung jawab
4.Pendapatan dan milik
5.Dasar-dasar sosial dari harga diri
“Original Position”
Menurut Rawls sambil berada dalam posisi asali kita dapat
menyetujui prinsip-prinsip keadilan berikut
•Prinsip Pertama : Setiap orang mempunyai hak yang sama atas
kebebasan-kebebasan dasar yang paling luas yang dapat
dicocokan dengan kebebasan-kebebasan yang sejenis untuk
semua orang.
•Prinsip Kedua : Ketidaksamaan sosial dan ekonomis diatur
demikian rupa sehingga menguntungkan terutama orang-orang
yang minimal beruntung dan serentak juga melekat pada
jabatan-jabatan dan posisi-posisi yang terbuka bagi semua orang
dalam keadaan yang menjamin persamaan peluang yang Fair.
Robert Nozick tentang Keadilan
Distributif (Entitlement theory)
Teorinya tentang keadilan distributif disebutnya
“Entitlement theory” kata “Entitlement” yang mudah
dialihbahasakan dengan tepat, barangkali bisa kita
terjemahkan sebagai “Landasan hak” menurut Nozick
kita akan memiliki sesuatu dengan adil, jika pemilikan
itu berasal dari keputusan bebas yang mempunyai
landasan hak.
Disini ada tiga kemungkinan yang akan mengeluarkan
tiga prinsip:
Pertama prinsip “Original acquisitions” kita akan
memperoleh sesuatu untuk pertama kali dengan
misalnya memproduksi hal itu.
Kedua prinsip “Transfer” kita akan memiliki
sesuatu karena diberikan oleh orang lain.
Ketiga prinsip “rectifications of injustice” kita
mendapatkan kembali seuatu yang seharusnya milik
kita dengan adil karena adanya landasan hak, misalnya
kita akan membeli sebidang tanah atau kita
dihadiahkan oleh orang lain kita akan menjadi pemilik
yang sah dan terserah pada kita saja mau diapakan
milik kita itu.
Kesimpulan Nozick adalah bahwa keadilan ditegakkan, jika
diakui bakat-bakat dan sifat-sifat pribadi beserta segala
konsekuensinya (Seperti hasil kerja) sebagai satu-satunya
landasan hak (entitlement) jika kita ingin merumuskan prinsip
menurut bentuk tradisionalnya, hanya bisa kita katakan :
“Dari sikap orang yang sesuai dengan apa yang akan
dipilihnya, kepada setiap orang sesuai dengan apa yang
dihasilkan sendiri (barangkali dengan bantuan orang lain
berdasarkan kontrak) apa yang akan dipilih orang lain untuk
melakukan bagi dia dan akan memberikan kepada dia dari apa
yang sebelumnya (berdasarkan prinsip ini juga) diberikan
kepada mereka sendiri dan belum mereka habiskan atau
alihkan kepada orang lain.” Atau dirumuskan dengan lebih
singkat: “Dari setiap orang sebagaimana mereka akan pilih
kepada orang sebagaimana mereka pilihkan.”
Keadilan Ekonomis
Keadilan harus berperan pada tahap sosial maupun individual.
Juga dalam konteks ekonomi dan bisnis. Keadilan ekonomis
harus diwujudkan dalam masyarakat tetapi keadilan merupakan
juga keutamaan yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis secara
pribadi. Dan dalam konteks ekonomi dan bisnis salah satu nilai
norma terpenting adalah keadilan.

Anda mungkin juga menyukai