Anda di halaman 1dari 36

PROBLEMS BASED LEARNING

SKENARIO III
Blok Gangguan Sistem Endokrin, Metabolik &
Nutrisi
MEMBER OF GROUP

TUTOR: dr. Elisa

KETUA : Imam Hnafi

SEKRETARIS : Muhammad Rizal Dinyo Lausian The

ANGGOTA : - Agatha Aibesa - Asiante Wenda

- Ismail Wandikbo - Ronaldo Yustus Warnares

- Ruth Novi Msiren - Norsi Patiung

- Roni R. Yogi - Tania Marpaung


"Rifa seperti orang tua" 
Seorang ibu yang membawa anaknya, by.Rifa, laki-laki usia 11 bulan ke RS dengan keluhan
bahwa anaknya tidak tumbuh dengan baik.  Ibu berkata sejak 6 bulan anak tidak mau lagi
meminum ASI, dan hanya mau minum susu formula 5-6 kali sehari dan makan bubur bayi beras
merah fortifikasi 3 x 1 sachet sehari (kalori kira-kira 80 kkal setiap makan).  Menurut ibu pasien,
ibu telah membuat susu dengan takaran yang sesuai dan lebih senang memakai fortifikasi karena
tidak sempat membuat bubur rumahan.  Rifa juga malas mengunyah makanan saat diberi makan. 
Rifa sering mengalami diare dan pada usia 9 bulan menderita campak dan sejak itu anak tersebut
sering mengalami demam namun sembuh dengan sendirinya.  Pada saat ibu menunjukkan KMS
tampak ada penurunan berat badan pada anak 3 bulan terakhir.  Riwayat imunisasi Rifa mendapat
imunisasi BCG, DPT 2x, Hep.B 2x, dan polio 2x.  Ayah Rifa 35 tahun bekerja sebagai supir taksi
di SMP, ibu Rifa 32 tahun IRT tamatan SMP, Rifa memiliki 2 saudara (usia 3 dan 5 tahun). 
Rumah masih menyewa, ventilasi jendela cukup 5x10m, lantai semen, sumber air sumur dan
jarak antara sumur dan MCK adalah 6 meter.  Pada pemeriksaan fisik ditemukan;  tampak kurus,
kesadaran compos mentis, nadi 112x / m, pernafasan 30x / m, suhu badan 36,9 ° C. 
Antopometri;  berat badan 5200gr, panjang 70cm, lingkar kepala 45cm, wajah tampak seperti
orang tua, tidak ada dismorfik, mata tidak tampak sclera ikterik dan conj.  Anemis, tidak ada
edema, namun iga tampak gambang, perut cekung dan tungkai kurus, tampak baggy pants.
KLASIFIKASI KATA SULIT

Fortifikasi KMS BCG Compos mentis


• Sebuah upaya yang sengaja dilakukan untuk • Kartu Menuju Sehat (KMS) • Vaksin BCG atau Bacillus • Yaitu kesadaran normal,
menambahkan mikronutrien yang penting, adalah catatan grafik Calmette–Guérin adalah sadar sepenuhnya, dapat
yaitu vitamin dan mineral ke dalam makanan,
sehingga dapat meningkatkan kualitas nutrisi
perkembangan anak yang diukur vaksin untuk mencegah menjawab semua
dari pasokan makanan dan bermanfaat bagi berdasarkan umur, berat badan,
kesehatan masyarakat dengan risiko yang dan jenis kelamin TBC atau tuberkulosis. pertanyaan tentang keadaan
minimal untuk kesehatan sekelilingnya

DPT Antropometri Iga Tampak Gambang DISMORFIK


• pertusis & tetanus adalah • Adalah sebuah studi tentang • Tulang iga tampak jelas • malformasi atau cacat
vaksin kombinasi yang pengukuran tubuh dimensi
diberikan untuk mencegah manusia dari tulang, otot
penyakit, yakni difteri, dan jaringan adiposa atau
pertusis dan tetanus lemak

Baggy Pants
• Kulit terlihat turun seperti
celana kedodoran
ANAMNESIS

• Identitas pasien : IBU


Nama : Ibu rifa
Nama :By Rifa Umur : 32 thn
Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : Tamatan SMP
Umur : 11 bulan
• Identitas orangtua
• AYAH
Nama : Ayah rifa
Umur : 35 thn
Pekerjan : Supir taksi
Pendidikan : Tamatan SMP
• Keluhan Utama
Anaknya tidak tumbuh dengan baik

• Riwayat Penyakit Sekarang


Seorang ibu membawa anaknya ke RS dengan keluhan bahwa anaknya tidak tumbuh
dengan baik. Ibu mengatakan sejak 6 bulan anaknya tidak mau lagi minum ASI, dan hanya
mau minum susu formula 5-6 kali sehari dan makan bubur bayi beras merah fortifikasi 3x1
sachet sehari (kalori kira-kira 80 kkal tiap makan). Menurut ibu pasien, ibu telah membuat
susu dengan takaran yang sesuai dan lebih sering makan bubur fortifikasi karena tidak
sempat membuat bubur rumahan. Rifa juga malas mengunyah makanan saat diberi makan,
dan rifa sering mengalami diare. Pada saat Ibu menunjukan KMS tampak ada penurunan
berat badan anak 3 bulan terakhir.
• Riwayat Penyakit Dahulu
- Campak (+)
• Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada riwayat penyakit DM, Gagal Jantung, Paru (TB), Hipertensi.dll.
• Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan Keluarga
- Tempat tinggal rumah sewa 5x10m memiliki ventilasi jendela yang cukup
- Sumber air dari air sumur
• Riwayat Imunisasi
- Imunisasi BCG, DPT 2x, Hep. B 2x, dan Polio 2x
Pemeriksaan Fisik

Antropometri
Keadaan umum : Tampak kurus
Kesadaran : Compos mentis BB : 5200gr
TB : 70cm
Vital sing Linkar kepala : 45cm
Wajah tampak : seperti orang tua
Diasmorfik :-
Nadi : 112x/m Mata : tidak ada icterus conj
Respirasi : 30x/m Anemis : tidak ada
Suhu : 36,9 c Edema : tidak ada
Perut cekung dan tungkai kurus, tampak baggy pants
Tes Antropomentri
CURVA ANTROPOMENTRI WHO
CDC AMERICA
KMS
5 Garis Pertumbuhan Ada 2 Kelompok
 Kelompok N yang berarti kelompok naik lebih atau naik sesuai
 Kelompok T yang berarti kelompok turun, tetap naik tapi tidak
sesuai

KE 5 GARIS PERTUMBUHAN

1. N1 atau tumbuh kejar, jika garis pertumbuhan anak melebihi arah garis dalam KMS
2. N2 tumbuh normal sesuai dengan arah garis baku dalam KMS
3. T1 atau tubuh kurang sesuai, jika BB saat ini lebih dari BB bulan yang lalu tetapi peningkatan BB tidak
sesuai sehingga arah garis dalam KMS kurang seharusnya.
4. T2 tumbuh datar jika tidak terjadi penigkatan BB dalam 2 periode penimbangan
5. T3 atau turun jika penimbangan terjadi penurunan BB
Menentukan status gizi

Pemeriksaan Nilai normal 11 bln Hasil yang didapatkan Interpretasi

Penimbangan BB 8,9-10,9 / 9,900-7,900 kg 5200 gr Gizi Buruk

Penggukuran PB 69,9- 79,2 cm 70cm Normal

Penggukuran LK 44,4-47,1 cm 45cm Tidak normal

Pengukuran LD 42,5-49 cm - -
DIAGNOSIS

Gizi Buruk tipe Marasmus


DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis Banding Gejala Yang Muncul


Gangguan Pertumbuhan
-Terjadinya Edema, yang biasanya
Gizi buruk tipe Kwasiorkor diawali dengan edema pada punggung
kaki dan dapat menyebar ke seluruh
tubuh
 
- Susah minum susu atau makan
Intoleransi Laktosa (untuk bayi yang sudah menerima
MPASI)
- Berat badan tidak kunjung bertambah
- Kulit dan mata menguning
Gangguan Hormon - Rambut kering dan rapuh
- Otot lesu dan lemah
ETIOLOGI
• Malnutrisi primer : keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
asupan protein maupun energi yang tidak adekuat.
• Malnutrisi sekunder : malnutrisi yang terjadi karena kebutuhan
yang meningkat, menurunnya absorpsi dan atau peningkatan
kehilangan protein maupun energi dari tubuh.
EPIDEMIOLOGI
FAKTOR RESIKO
 Asupan makanan
 Status sosial ekonomi
 ASI
 Pendidikan ibu
 Pengetahuan ibu
 Penyakit penyerta
 BBLR
 Kelengkapan imunisasi
KLASIFIKASI GIZI BURUK

Terdapat 3 tipe gizi buruk yaitu :


 Marasmus
 Kwashiorkor
 Marasmus-kwashiorkoe
Perbedaan tipe tersebut didasarkan pada ciri-ciri dan tanda klinis dari masing-
masing tipe yang berbeda.
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS GIZI
BURUK
KOMPLIKASI

• 1. Terganggunya organ system tubuh


• 2. Menurunkan tingkat kecerdasan anak
• 3. Stunting
• 4. Infeksi dengan resiko mortalitas
4 FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK.

• 1. Fase stalibisasi
• 2. Fase Transisi
• 3. Fasa Rehabilitasi
• 4. Fase Tindaklanjut
( Buku 1 : Buku Bagan Tata Laksana Gizi Buruk, tahun 2006,hal 3 )
NON MEDIKAMENTOSA
M E M B E R I K A N M A K A N A N U N T U K S TA B I L I S A S I D A N T R A N S I S I
&
MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK TUMBUH KEJAR

1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2 (Fe diberikan pada fase


rehabilitasi)
2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok atau dehidrasi berat
3. Jangan berikan protein terlalu tinggi
4. Jangan berikan diuretik pada penderita kwashiorkor

Tingkat Rumah Tangga


• Makanan beraneka ragam, porsi kecil, frekuensi sering
• Suapi anak dengan sabar dan tekun
• ASI diberikan sampai usia 2 tahun
Anak Gizi buruk/ KEP berat: keterlambatan perkembangan mental dan perilaku
harus diberikan:
• Kasih sayang
• Lingkungan yang ceria
• Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/ hari
• Aktifitas fisik segera setelah sembuh
• Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dan sebagainya)

Tingkat Posyandu
• Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) dengan komposisi energi 350
Kkal, protein 15 g
• Bentuk PMT-P: kudapan dari bahan makanan setempat
• Lama pemberian: 3 bulan (90 hari)
• Cara penyelenggaraan: setiap hari di pusat pemulihan gizi, demonstrasi pembuatan
makanan seminggu sekali di posyandu, penimbangan dan pemantauan peningkatan
berat badan dengan KMS
PROGNOSIS
Pudjiadi Solihin. Penyakit KEP (Kurang Energi dan Protein) dari Ilmu Gizi Klinis pada Anak edisi keempat, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2005 : 95-
137

Ad Ad
Ad Vitam
Fungtionam Sanationam
Bonam Dubia ad Bonam Dubia ad Bonam

Prognosis pada Malnutrisi biasanya buruk karena banyak menyebabkan


kematian dari penderitanya akibat infeksi, tapi prognosisnya dapat
dikatakan baik apabila malnutrisi tipe marasmus ini dapat ditangani secara
cepat dan tepat. Prognosis tergantung dari stadium saat pengobatan mulai
dilaksanakan
EDUKASI

Konseling tentang gizi terbaik Daftar Bahan Makanan Penukar untuk


Dampak Gizi Buruk untuk 1000 hari pertama melengkapi jenis bahan makanan
kehidupan. bervariasi.

Gangguan Menyusun Menu


kesehatan mental kebutuhan fisis-biomedis
Seimbang Ibu Hamil dan
(asuh)
dan emosional Menyusui

Tingkat IQ yang kebutuhan kasih Menyusun Menu-Menu


rendah sayang/emosi (asih) Untuk Bayi dan Balita.

Penyakit infeksi kebutuhan stimulasi


(asuh.)

Anak pendek dan


tidak tumbuh * Pritasari et al, 2017. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan. Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Edisi Edisi
optimal Tahun 2017. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Cetakan pertama, Oktober 2017; 204
CONTOH POLA MENU IBU MENYUSUI
CONTOH POLA MENU BAYI DAN BALITA
KESIMPULAN
SEKIAN DARI KAMI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai